B. Prestasi Belajar
5. Evaluasi Prestasi Belajar
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kondisional, artinya terkait benar dengan kondisi-kondisi tertentu. Oleh karena itu, pencapaian prestasi belajar juga terkait dengan kondisi-kondisi tertentu baik yang ada di dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa seperti yang telah diuraikan diatas.
Dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran siswa atau prestasi belajar siswa, hendaknya guru memperhatikan aspek-aspek psikologis siswa. Kondisi psikologis siswa sangat mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajarnya. Siswa yang pintar dalam kesehariannya, apabila disaat mengikuti ujian dalam kondisi yang tidak prima, bisa saja memperoleh hasil yang buruk (tidak memuaskan). Apabila guru hanya menilai berdasarkan perolehan siswa secara rill, maka akan menimbulkan dampak psikologis (kecewa dan kurang puas) terhadap siswa.
Kondisi psikologi siswa harus menjadi pertimbangan bagi para guru (terutama guru pendidikan agama islam) dalam memberikan penilaian prestasi belajar kepada siswa. Penilaan prestasi belajar yang meliputi aspek kognitif,
36Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,…, h. 52 37
afektif dan psikomotorik harus dijiwai psikologi, khususnya psikologi pembelajaran sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis yang buruk bagi siswa. Faktor-faktos psikologis seperti intelegensi (kecerdasan), kemampuan, minat belajar, motovasi belajar, bakat, sikap dan lain-lain sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu kondisi-kondisi diluar siswa juga turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kesemua faktor-faktor diatas hendaknya menjadi pertimbangan bagi guru dalam menilai prestasi belajar siswa.38
Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu :
a. Pre Test dan Post Test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan dimulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atau materi yang telah diajarkan.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi seperti ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuanya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan trujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapat kesulitan,
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
38
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI Berbasis Integrasi dan kompetensi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 158-159
e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
f. UAN
UAN (Ujian Akhir nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif. Dalam arti alat penentu kenaikan status siswa.Namun UAN yang mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu, yakni jenjang SD/MI, dan seterusnya.39
C. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN a. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an
Mata pelajaran Al-Qur’an dan hadist merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam dan mengamalkan isi kandunganya dalam kehidupan sehari-hari40
Atas dasar tersebut maka dimasukanlah materi khusus tentang Al-Qur’an pada program pengajaran dilembaga pendidikan formal yang memiliki ciri khas agama Islam. Bidang study Al-Qur’an menurut kurikulum departemen agama tahun 2004, merupakan mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’ansebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu, mata pelajaran Al-Qur’an tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan Al-Qur’an tetapi yang lebih terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya dalam proses belajar mengajar harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hal. 143-144 40
Ali Mudlofir, Aplikasi KTSP dan Bahan Ajar Dalam PAI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 46
afektif, kognitif dan psikomotorik.41
Mata pelajaran Al-Qur’an termasuk di dalam rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempunyai tujuan dan fungsi tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata pelajaran Al Qur’an merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam.Dengan demikian pengajaran Al-qur’an hadist adalah suatu pengajaran yang dilakukan oleh guru Al-qur’an dan membawa perubahan bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an dan hadist, dan dapat memahami isi dan kandungan ayat Al-Qur’an, dapat menafsirkan Al-Qur’an dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
b. Karakteristik Pembelajaran Al-Qur’an
1. Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid;
2. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual;
3. Menerapkan isi kandungan ayat atau hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
c. Fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an pada madrasah adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang cara membeca dan menulis Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an.
2. Sumber Nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagian hidup didunia maupun diakhirat.
3. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan beragama.
4. Pengembangan , yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal dan menterjemahkan
41
Departement Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Standar kompetensi Mts Pelajaran Al-ur’an Hadist, (Jakarta: 2004), hal. 1-2
Al-Qur’an, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
5. Perbaikan , yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6. Pencegahan , yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam mencegah segala hal yang datang dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan
7. Pembiasaan , yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari42
d. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Adalah :
Mata pelajaran Al-Qur’anbertujuan agar peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenaranya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.
1. Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid
2. Hafalan surat-surat tertentu terutama untuk keperluan shalat.
3. Memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an atau surat-surat tertentu.43 Sedangkan menurut Mahmud Yunus mengatakan bahwa, tujuan mempelajari Al-Qur’an selain ibadah dalam membacanya, adalah sebagai berikut : 1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan apa-apa isinya
untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan didunia.
2) Memengingat hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur’an, serta menguatkan keimanan dan mendorong berbuat baik dan menjauhi kejahatan. 3) Mengharapkan keridhoan Allah dengan menganut itikat yang sahdan
42
Ali Mudlofir, Aplikasi KTSP dan Bahan Ajar dalam PaI, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 47
43
mengikuti segala suruhanya dan menghentikan segala laranganNya.
4) Menanam akhlaq yang mulia dengan mengambil ibrah dan pengajaran, serta tiru tauladan yang baik dari riwayat-riwayat yang termaktub dalam Al-Qur’an 5) Menanam perasaan keagamaan dalam keagamaan dalam hati dan
menumbuhkanya, sehingga bertambah tetap keimananya dan bertambah dekat hati kepada Allah.44
Dari paparan diatas dapat disimpulkan, Pembelajaran Al-Qur’an bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenaranya dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Pembelajaran Al-Qur’an di SMP sebagai berikut :
a. Melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. b. Menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an
c. Menerapkan ilmu Al-Qur’an dan hadist dan manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.
d. Menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar.
e. Menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. f. Memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an
g. Menerapkan isi kandungan Al-Qur’an dan manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari
f. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an
Untuk mencapai kompetensi mata pelajaran Al-Qur’an sebagaimana disebutkan diatas, maka disusunlah ruang lingkup kajian/materi pelajaran Al-Qur’an sebagai berikut :
1. Ulum Al-Qur’an dan Ulum Al-Hadist secara garis besar yang disajikan secara singkat dan jelas meliputi :
44
Mahmud Yunus, Metodik Khusus pendidikan Agama, (Jakarta, PT Hidakarya Agung, 1992), h. 61
1) Pengertian Al-Qur’an dan wahyu 2) Al-Qur’an sebagai mukjizat rasul
3) Kedudukan fungsi dan tujuan Al-Qur’an 4) Cara-cara wahyu diturunkan
5) Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur 6) Tema-tema pokok Al-Qur’an
7) Cara mencari surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an, pengertian hadist, Sunnah, khabar, dan Athar
8) Kedudukan dan fungsi hadist
9) Unsur-unsur hadist pengenalan beberapa kitab kumpulan hadist; kitab Bulughul Al-Mahram, kitab Subulu Al-Salam, kitab Shahih Bukhari dan shahih Muslim
2. Ayat-ayat Al-Qur’an pilihan yang disajikan secara sistematis dan hadist-hadist pilihan yang mendukung ayat dengan topic-topik meliputi :
1) Kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an
2) Al-Qur’an sebagai sumber nilai dan pemikiran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
3) Al-Qur’an sebagai sumber nilai dasar kewajiban beribadah kepada Allah SWT
4) Nikmah Allah SWT berdasarkan ayat Al-Qur’an serta syukur nikmat 5) Ajaran Al-Qur’an tentang sumber alam dan pemanfaatannya
6) Ajaran Al-Qur’an tentang pola hidup sederhana dan mengamalkanya 7) Pokok-pokok kebajikan
8) Prinsip-prinsip amal ma’ruf nahi mungkar 9) Hukum dan metode dakwah
10)Tanggung jawab manusia
11)Kewajiban berlaku adil dan jujur 12)Larangan berbuat khianat
13)Pergaulan sesame manusia 14)Makanan yang baik dan halal
16)Ayat-ayat Al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan.45
g. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an
1) Langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an Guru memberikan contoh bacaan yang benar/fasih sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid, kemudian setelah selesai guru menyuruh beberapa siswa secara bergantian dan acak menirukan bacaan guru
2) Guru meminta siswa untuk mengulang-ulang bacaan ayat dan hadist bahkan sampai menghafalnya, dimulai dengan membaca bersama, kemudian diteruskan dengan membaca sendiri-sendiri secara bergantian.
3) Guru meminta siswa untuk menunjukkan kata-kata sulit dalam ayat dan hadis, kemudian bersama-sama siswa mengartikan kata tersebut.
4) Setelah semua kata sulit diartikan, guru meminta siswa untuk menerjemahkan ayat dan hadis dengan benar. Penerjemahan dilakukan secara lisan maupun tulisan
5) Guru nmeminta masing-masing siswa untuk menyakin ayat dan hadis dengan tulisan tangn sendiri, guna melatih kecakapan siswa menulis ayat dan hadis 6) Siswa diminta membuat kelompok sejumlah 5 kelompok (ABCDE) dengan
tugas masing-masing :
Kelompok A, membahas ciri-ciri Makiyyah dan Madaniyah dari ayat yang dibahas
Kelompok B, membahas asbabun nuzul yang akan dibahas Kelompok C, membahas kandungan ayat
Kelompok D, membahas kandungan hadis
Kelompok E, membahas problem-problem sosial dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan ayat/hadis serta penerapan ayat/hadis dalam kehidupan
45
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan KTSP dan bahan Ajar dalam PAI, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 48-49
1. Media dan Sumber yang Digunakan Al-Qur’an Al-Karim
Mu’jam fathurrahman (kamus untuk mencari ayat Al-Qur’an) Buku Ulum Al-Qur’an, Masyfuk Zuhdi
Buku tema-tema pokok Al-Qur’an, fazlurrahman Buku Hadis, Riyadu Al-Solihin (terjemahan) Buku teks bidang studi Al-Qur’an hadis
CD Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan, player, dan monitor. 2. Stategi dan metode Pembelajaran
Bidang studi Al-Qur’an Hadis diajarkan dengan menggunakan strategi Ekspositori, Kooperatif, dan Inkuiri dengan metode yang bervariasi sebagai berikut :
1) Pemberian contoh bacaan dan tulisan yang benar
2) Drill, untuk mengembangkan kompetensi membaca, dan menulis ayat dan hadis.
3) Ceramah, untuk memberikan orientasi dan gambaran secara global tentang tema yang sedang dibahas berdasarkan ayat dan hadist
4) Tanya-jawab tentang kandungan ayat dan hadis
5) Penugasan, misalnya merangkum kandungan ayat dan hadis
6) Diskusi kelompok dan diskusi kelas, untuk mengembangkan kompetensi kognitif berkenaan dengan pemahaman ayat dan hadis46.
Metode-metode tersebut tidak digunakan secara mandiri dalam setiap pertemuan, tetapi digunakan secara beriringan sesuai dengan kompetensi yang digunakan. Sebagai contoh metode drill selalu digunakan diawal pertemuan kira-kira 20 menit untuk mengembangkan kompetensi membaca, menulis dan menerjemah ayat dan hadis secara fasih, baik dan benar.
Setelah itu diteruskan dengan metode diskusi kelompok membahas kandungan ayat dan hadis, atau penugasan kelompok merangkum pokok-pokok
46
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar Dalam PAI, ?(Jakarta, Pt raja grafindo persada, 2011), h. 105-107
kandungan ayat dan hadis. Metode penugasan digunakan untuk merangkum hasil diskusi dan menyajikanya dihadapan kelompok lain.
h. Macam-Macam Metode pembelajaran Al-Qur’an
Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan meteri pelajaran Al-Qur’an adalah sebagai berikut :