• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Metode Drill Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Vii Smp Islam Al-Ikhlas Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Metode Drill Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Vii Smp Islam Al-Ikhlas Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011-2012"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh DINI INDRIASTUTI

207011000222

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta selatan Tahun Ajaran 2011-2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode drill terhadap prestasi Al-Qur’an siswa di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan sesuai dengan data yang diperoleh.

Teknik sampel yang digunakan adalah cara rendom sampling (secara acak), dengan demikian maka penulis memberi hak yang sama kepada siswa untuk memproleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel.

Sampel yang diambil sebanyak 25% dari 136 siswa. Sedangkan tenik yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu penulis terjun langsung ke lapangan dimana objek penelitian berada, yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun untuk memperoleh data-data lapangan, penulis tempuh dengan teknik angket yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengaruh metode drill terhadap prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan. Adapun angket yang digunakan adalah tipe pilihan (tertutup).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode dril melalui pembelajaran Al-Qur’an memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari r0 (yaitu : 0,440) adalah lebih besar dari rt (0,440>0,304) baik pada taraf signifikan 5 % maupun pada taraf signifikan 1 % (0,440>0,393), dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode dril memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi belajar Al-Qur’an siswa SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.

(6)

ii

ABSTRACT

This study aims to determine how much influence the drill method on the performance of students in Al-Qur'an Al-Ikhlas SMP Cipete South Jakarta . The method used in this research is descriptive quantitative research method that seeks to describe and interpret according to the data obtained.

Engineering samples are used is how rendom sampling (randomly), so the authors give the same rights to students to get opportunity to be elected to the sample.

Samples taken as much as 25% of 136 students. While technik used are research field (Field Research), the authors went directly to the field where the object of research is, which aims to get the required data. As to obtain field data, the travel writer with a questionnaire technique is a written statement that is used to obtain information from the respondents to know the things related to the effect of drill method on student achievement SMP Islam Al-Ikhlas Cipete South Jakarta. The questionnaire used is a type of option (closed).

The results showed that the use of drill-through learning the Qur'an gives a good influence on student achievement. It can be seen from r0 (ie: .440) is greater than rt (0.440> 0.304) both at significance level of 5% and at 1% significance level (0.440> 0.393), it can be concluded that the use of drill provides good leverage the achievement of the Qur'an SMP Islam Al-Ikhlas Cipete South Jakarta.

(7)

iii

Segala puji serta syukur, penulis panjatkan kepada Dzat yang maha mengetahui semua yang ada dibumi dan dilangit, baik yang zahir dan yang bathin. Dialah pemilik alam semesta ini Allah SWT. Yang mana berkat taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Metode Drill Terhadap Prestasi Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011-2012”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda alam, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya hingga akhir zaman nanti.

Banyak sekali rintangan serta hambatan yang penulis rasakan dalam penulisan skripsi ini, namun Alhamdulillah berkat pertolongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada Ayahanda Burhanuddin Tugiran dan Ibunda Daryanti tercinta yang telah membiayai kuliah, memberikan do’a, curahan kasih sayang, motivasi dan saran baik secara moril maupun materil sehingga Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Selanjutnya penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Bapak Prof. Dr. Rifa’at Syauqi, M.A. 2. KetuaJurusanPendidikanAgamaIslamFakultasIlmuTarbiyahdan

Keguruan,yakniBapakBahrissalim,M.Ag.,danSekretaris

JurusanPendidikanAgamaIslamFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan, yakniBapakDrs.SapiuddinShidiq,M.A.

3. Dosen Pembimbing skripsi, yakni Ibu Dra Manerah dan Bapak Abd. Ghofur. M. A.

(8)

iv

studi maupun dalam penulisan skripsi.

6. KepalasekolahSMP Islam Al-Ikhlas JakartaSelatan, yakni Bapak Drs. H. Prasetyo, dan Guru Al-Qur’an SMP Islam Al-Ikhlas Jakarta Ibu Hj. Ice Yunianti. S, Ag.Tidaklupakepadasiswa-siswi SMP Islam Al-Ikhlas JakartaSelatan Kelas VIIyangtelahbersediamenjadi responden.

7. Kakakku dan AdikkuTercinta , terima kasih atas do’a dan motivasinya.

8. Kawan-kawanmahasiswa di Jurusan PAI angkatan 2007 terutama kelas “A”terimakasih atas kebersamaan dan kecerian yang terjalin selama ini semoga Allah melanggengkan persahabatan kitadan kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini semoga Allah SWT senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya dan semoga aktifitas penulis selalu diberkahi-Nya dan diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulis skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, 15 Mei 2013

(9)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KAJIAN TEORI ... 6

A.Metode Drill ... 6

1. Pengertian Metode Drill ... 6

2. Prinsip-Prinsip Metode Drill ... 9

3. Tujuan dan Manfaat Metode Drill ... 10

4. Syarat-Syarat Metode Drill ... 11

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ... 12

6. Langkah-Langkah Metode Drill ... 15

7. Penilaian Metode Drill (Evaluasi) ... 16

8. Hal-Hal yang Perlu Di Perhatikan Guru Dalam Menggunakan Metode Drill ... 17

B. Prestasi Belajar ... 19

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 19

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 21

(10)

v

C.Pembelajaran Al-Qur’an ... 34

1. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an ... 34

2. Karakteristik Pembelajaran Al-Qur’an ... 35

3. Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an pada Madrasah ... 35

4. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ... 36

5. SK dan KD Pembelajaran Al-Qur’an ... 37

6. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an ... 37

7. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an ... 39

8. Macam-Macam Metode Pembelajaran Al-Qur’an ... 41

D.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 45

E. Kerangka Berfikir ... . 46

F. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

B. Variabel Penelitian ... 48

C.Populasi dan Sampel ... 49

D.Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Teknik Pengolahan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 52

G.Teknik Interpretasi Data ... 53

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 55

A.Gambaran Umum ... 55

1. Sejarah Singkat SMP Islam Al-Ikhlas ... 55

2. Visi Misi SMP Islam Al-Ikhlas ... 56

3. Keadaan Guru SMP Islam Al-Ikhlas ... 56

4. Keadaan Siswa SMP Islam Al-Ikhlas ... 56

5. Sarana dan Prasarana ... 57

(11)

vi

D.Analisis Data ... 70

E. Interpretasi Data ... 73

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A.Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

(12)

vii

Tabel 2.1 : Faktor yang mempengaruhi pembelajaran

Tabel 2.2 : Jenis dan indikator prestasi belajar

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Angket Pelaksanaan Metode Drill

Tabel 3.2 : Skor Angket Pada Pernyataan Positif

Tabel 3.3 : Skor Angket Pada Pernyataan Negatif

Tabel 3.4 : Klasifikasi Koefisien Korelasi

Tabel 4.1 : Keadaan Siswa SMP Islam Al-Ikhlas

Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Ikhlas

Tabel 4.3 : Alat Kegiatan

Tabel 4.4 : Guru Al-Qur’an Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Tabel 4.5 : Guru Al-Qur’an Mengontrol Keadaan Kelas

Tabel 4.6 : Guru Al-Qur’an Memberitahukan kompetensi yang Dipelajari

Tabel 4.7 : Guru Al-Qur’an Memberitahukan Bentuk Latihan yang Akan

dikerjakan

Tabel 4.8 : Guru Al’Qur’an Menayakan Tagihan hafalan yang ditugaskan

(13)

viii

di depan kelas

Tabel 4.11 : Guru Al-Qur’an Membagi Anda dalam beberapa Kelompok Pada

Materi hafalan

Tabel 4.12 : Guru Al-Qur’an Membimbing Siswa menghafal Al-Qur’an Ayat

Demi Ayat

Tabel 4.13 : Guru Al-Qur’an Menambahkan poin Apabila Anda Melaksanakan

Tugas Dengan Baik

Tabel 4.14 : Guru Al-Qur’an menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan

Tabel 4.15 : Guru Al-Qur’an Mengevaluasi Cara anda membaca al-Qur’an

Tabel 4.16 : Guru Al-Qur’an semangat dalam belajar

Tabel 4.17 : Guru Al-Qur’an Anda Termaksud Orang yang pasif dalam mengajar

Tabel 4.18 : Guru Al-Qur’an Memberikan Kesempatan kepada Siswa Untuk

Menyimpulkan Latihan yang telah dikerjakan

Tabel 4.19 : Guru al-Qur’an Anda memberikan Waktu Untuk menghafal

Al-Qur’an

(14)

ix

\ Al-Qur’an

Tabel 4.22 : Guru Al-Qur’an Menugaskan Anda Menulis catatan pada Setiap

Pertemuan

Tabel 4.23 : Guru Al-Qur’an Anda Memberikan Semangat dalam menyelesaikan

latihan hafalan Sesuai target yang ditentukan

Tabel 4.24 : Perhitungan Untuk mencari Indeks korelasi Antara Variable X dan

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan masalah pendidikan sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu.1

Menurut Undang-undang RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”2

Hal ini berarti pendidikan bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan atau

pembiasaan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik ke tingkat kedewasaan, Efektif dan lebih mampu mengelola kelas sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.3

Pembelajaran merupakan kombinasi aktifitas yang dilakukan peserta didik dan guru. Dalam pembelajaran diperlukan adanya rencana pembelajaran yang matang dan terinci, sehingga dapat memberi peluang tercapainya keberhasilan

1

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), Cet. II, h. 98

2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (jakarta : DEPDIKNAS RI, 2003), h. 5

3

Moh. Uzer Usman, Menjdi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. XIII, h. 9

(16)

guru yang diketahui dari hasil belajar peserta didik yang semakin baik dan

meningkat.

Atas dasar konsep pendidikan dan proses pembelajaran di atas, maka kemampuan guru merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam menyampaikan bahan sangatlah penting, karena dalam menyampaikan bahan guru harus cermat mencari tahu kelemahan siswa di dalam menerima materi pembelajaran. Sekiranya kemampuan guru baik, maka tentu hasil dari proses pembelajaran itu pun baik, dan sebaliknya jika guru tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya, maka tujuan yang harus dicapai oleh anak didik tidak dapat terwujud dengan maksimal.

Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki strategi pembelajaran yang didalamnya terdiri atas semua komponen materi pengajaran tertentu dan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Strategi pembelajaran terdiri dari metode yang akan menjamin siswa betul-betul akan mencapai tujuan. Metode adalah cara yang didalam fungsinya alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini berlaku bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai,

makin efektif pula pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan

Untuk merangsang minat belajar sekaligus mempermudah belajar

khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an diperlukan metode yang tepat, efektif, dan efisien. Penggunaan metode yang tepat dan efektif dalam proses belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal merupakan salah satu faktor pendukung tercapai tujuan pembelajaran yang optimal, disamping guru yang profesional dan adanya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar

(17)

Al-Qur’an. Pemilihan metode yang serasi dan seimbang dapat mempengaruhi

keberhasilan seorang guru dalam menyajikan pelajaran kepada anak didiknya. Dengan demikian jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tepat dan serasi maka keberhasilan proses pembelajaran akan tercapai. Salah satu indikator dari keberhasilan siswa adalah prestasi belajar yang memuaskan, dan dari kesemuanya itu tidak terlepas dari proses pembelajaran yang melibatkan dua faktor utama yang saling berinteraksi guna mencapai tujuan pendidikan yaitu guru dan siswa. Hal yang perlu diketahui dan dijalankan oleh guru dalam melaksanakan interaksi kegiatan pembelajaran, di samping memperhatikan adanya sarana, alat dan materi, kurikulum pembelajaran, lingkungan pembelajaran juga harus memperhatikan metode penyampaian materi pelajaran.

Dan yang menjadi perhatian penulis, mengapa penulis memilih tempat penelitian di SMP Al-Ikhlas Jakarta adalah walaupun sekolah ini adalah sekolah umum, tetapi tetap menerapkan Al-Qur’an sebagai muatan lokal tersendiri. Salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode drill, karena pembelajaran Al-Qur’an tidak hanya terpaku pada membaca dan menelaah, akan tetapi ada tetapi ada lajaran menghafal dengan mengulang-ulang ayat-ayat Al-Qur’an, untuk itu tidak hanya metode diskusi dan ceramah saja

yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an tetapi harus ada penerapan metode yang sesuai dengan metode yang sesuai dengan meteri pembelajaran yaitu metode drill.

Di SMPI Al-Ikhlas Jakarta dalam pembelajaran Al-Qur’an sudah menggunakan metode drill, namun dalam penggunaan metode drill tersebut kurang maksimal karena disaat kegiatan belajar mengajar terdapat kondisi siswa yang kurang teratur, dan meteri yang telah dipelajari kurang diperhatikan dan di serap secara baik. Untuk itu pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ikhlas Jakarta belum berjalan dengan baik karena belun dapat mencapai ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif siswa.

(18)

METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL-IKHLAS TAHUN AJARAN 2011-2012”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah mengenai penerapan metode drill, maka terdapat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang kurang lancar membaca Al-Qur’an, terutama pada penerapan ilmu tajwid.

2. Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode drill

3. Terdapat hambatan-hambatan dalam proses pembelajar Al-Qur’an dengan menggunakan metode drill

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Al-Quran siswa kelas VII SMP Islam Al-Ikhlas semester genapl Tahun Ajaran 2011/2012 setelah melakukan kegiatan pembelajaran, dalam hal ini dipengaruhi oleh pengunaan metode drill.

D. Rumusan Masalah

“Bagaimana pengaruh penggunaan metode drill terhadap prestasi belajar Al-Qur’an siswa kelas VII SMP Islam Al-Ikhlas Jakarta tahun ajaran 2011-2012.”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode drill terhadap hasil belajar Al-Qur’an siswa kelas VII SMP Islam Al-Ikhlas Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

(19)

2. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan agar lebih

meningkatkan minat dan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Al Qur’an dan mata pelajaran lain pada umumnya.

3. Bagi guru penelitian ini dapat dijadikan masukan agar lebih memperhatikan minat siswa serta diharapkan guru dapat menerapkan hasil penelitian ini di kelas sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas sehingga dapat mengurangi permasalahan yang dihadapi oleh siswa. 4. Bagi sekolah hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada

sekolah itu sendiri maupun sekolah lain pada umumnya dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.

(20)

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Drill

1. Pengertian Metode Drill

Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.1 Dalam bahasa arab disebut “toriqoh” yang artinya jalan, cara, sisterm atau ketertiban mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita.Dalam metodologi agama Islam pengertian metode adalah suatu cara “seni” dalam mengajar.2

Metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Untuk itu dalam memilih metode yang baik guru harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :

a. Sifat dari pelajaran. b. Alat-alat yang tersedia.

1

(21)

c. Besar atau kecilnya kelas. d. Tempat dan lingkungan. e. Kesanggupan guru. f. Banyak sedikitnya materi. g. Tujuan mata pelajaran.3

Metode pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan sceseorang khususnya proses belajar mengajar. Metode bisa juga diartikan sebagai prinsi-prinsip yang mendasari

kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya dalam proses belajar mengajar.

Metode sangatlah berperan didalam proses belajar mengajar, guna meraih tujuan yang hendak dicapai. Salah satu aspek keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan proses belajar mengajar guru dalam menguasai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam mengajar. Metode yang tepat akan menunjang kelancaran jalanya proses belajar mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat berproses secara efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan.

Metode pembelajaran merupakan instrumen penting dalam proses pembelajaran yang memiliki nilai teoritis dan praktis. Metode pembelajaran sekaligus juga menjadi variabel penting dalam proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil pembelajaran.

Sedangkan pengertian metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.4

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan

tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi

3

Roestiyah, NK, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bina Askara, 1982), cet-1, hal. 15-16 4

Ahmad Munjin dan Lilik Nur kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI,

(22)

belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.5

Sedangkan menurut zakiyah Derajat penggunaan istilah latihan sering disamakan dengan istilah ulangan padahal maksudnya berbeda, latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar mengukur sudah sejauh mana ia menyerap pelajaran tersebut.6

Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa pendapat

memiliki arti sebagai berikut :

a. Menurut Ahmad munjin dan Lilik Nur Kholidah metode latihan(drill) merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.7

b. Menurut Masnur Muslich metode latihan keterampilan(drill method) adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ketempat latihan keterampilan untuk melihat begaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya8

c. Menurut H. Tayar Yusuf metode latihan siap (drill) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan/cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan.9

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill (latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dengan terampi. Dari segi pelaksanaanya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

5

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik KurikulumPBM, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 1993), cet. 5, h. 41

6

Zakiah daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta:, PT Bumi Askara, 1995), h. 307.

7

Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah, Metodelogi dan Teknik Pembelajaran PAI, (Bandung: Refika Jaya, 2009), h. 91

8

Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan kontekstual, (Jakarta:, Sinar Grafika Offset, 2009), h. 203

9

(23)

2. Prinsip-Prinsip Metode Drill

Berikut ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode drill adalah sebagai berikut :

a. Waktu yang digunakan dalam latihan drill cukup tersedia

b. Latihan drill hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa anak didik

c. Latihan drill memiliki daya tarik dan merangsang siswa untuk belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh

d. Dalam latihan tersebut pertama diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, akhirnya kedua-duanya.

e. Pada waktu latihan yang diutamakan esensial

f. Latihan dapat memenuhi perbedaan kemampuan dan kecakapan individu siswa

g. Dapat menyelingi latihan, sehingga tidak membosankan

h. Diperlukan kesabaran dan ketelatenan dari pihak guru, terutama materi pelajaran agama.10

Sedangkan menurut Basyiruddin Usman dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama Islam mengatakan, prinsip-prinsip yang diperhatikan dalam menggunakan metode drill adalah :

a. Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis b. Latihan harus memiliki makna yang lebih luas, yakni :

1) Sebelum dilaksanakan latihan siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan tersebut

2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna bagi kehidupan mereka kelak

3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi pelajaran11

10

Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 67

11

(24)

3. Tujuan dan Manfaat Metode Drill

Metode drill atau latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar anak didik:

a. Memiliki keterampilan motorik atau gerak seperti menghafal kata-kata, menulis mempergunakan alat, membuat suatu bentuk atau melaksanakan gerak dalam olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalahkan, membagi, menjumlah, mengurangi, agar menarik dalam menghitung.

c. Dapat menggunakan daya pikirannya yang makin lama makin bertambah baik karena pengajaran yang baik, maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatanya.

d. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.12

Sedangkan menurut Roestiyah N.K, teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

a. Memiliki keterampilan motorik/gerak; seperti menghafak kata-kata, menulis mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung menongak.

c. Memiliki kemampun menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebap-akibat banyak hujan dan banjir, penggunaan lambang/simbol didalam peta dan lain-lain13

Manfaat metode Drill

a. Siswa akan dapat mempergunakan daya pikirnya yang makin lama makin

bertambah baik akan lebih teliti mendorong daya ingatnya.

b. Pengetahuan siswa bertambah dilihat dari berbagai segi dan siswa tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. Oleh

12

Armai Arief, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta; Ciputat Pers, 2002) Cet. 1, h. 174-175

13

(25)

karena itu, guru berkewajiban memantau samapai dimana kemajuan yang telah dicapai siwa khususnya dalam membaca Al-qur’an dengan salah satu caranya yaitu melalui tes tertulis atau lisan.14

Sedangkan menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah mengatakan keuntungan dalam pemanfaatan metode latihan adalah sebagai berikut :

a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa, karena seluruh pikiran,

perasaan, kemauan, dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.

b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya pikiranya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga siswa langsung mengetahui prestasinya.15

4. Syarat-syarat metode drill

Menurut Armai Arief, penggunaan metode drill dapat efektif maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengetahuan dasar.

b. Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.

c. Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat, hal ini dimungkinkan agar tidak membosankan siswa.

d. Maksud diadakan latihan ulang harus memiliki tujuan yang lebih luas.

14

Zakiah Daradjat, dkk, Metodik khusus Pengajaran agama Islam. (Jakarta; Bumi askara, 1995)

Cet. 2, h. 302-303 15

(26)

e. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi anak..16

Sedangkan Menurut Ahmad Munjin dan lilik Nur kholodah dalam buku Metode dan Teknik pembelajaran PAI mengatakan bahwa dalam pembelajaran metode drill diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :

a. Masa latihan harus menarik

1) Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinnsik diperlukan 2) Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas

3) Hasil latihan yang terbaik yang sedikit menggunakan emosi

b. Latihan-latihan hanyalah untuk keterampilan tindakan yang bersifat otomatik c. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan siswa,

baik segi jiwa maupun jasmani

d. Adanya pengarahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga siswa tidak perlu mengulang suatu respons yang salah

e. Latihan diberikan secara sistematis

f. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi

g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.17

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill

Kelebihan metode latihan siap (drill) ini antara lain :

a. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir, dan lancar. c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinu dan disiplin diri, melatih diri,

belajar mandiri.

d. Pada pelajaran agama dengan melalui metode drill ini abak didik menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beribadah kepada Allah.18

16

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta; Ciputat Pers, 2002) Cet. 1, h.175-176

17

(27)

Sedangkan menurut Basyiruddin usman keunggulan metode latihan siap (drill) antara lain :

a. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

b. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

c. Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang

disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang, dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.19

Kelemahan Metode Drill

Kelemahan metode latihan ini antara lain :

a. Dapat menghambat inisiatif siswa, dimana inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikan.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dalam kondisi belajar ini pertimbangan siswa selalu disorot dan tidak diberi keleluasaan. Siswa menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang dinginkan oleh guru.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah siswa melakukan segala sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.

d. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pelajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkanya bila ada pertanyaan-pertanyaan yang

berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.20

18

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1995) Cet. 1, h. 66. 19

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta, Ciputat pers, 2002), h. 57

20

(28)

Sedangkan menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah dalam buku Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, kelemahan metode latihan adalah :

a. Latihan yang dilakukan dibawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan

b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah siswa merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan

c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.

d. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.

e. Karena tujuan latihan adalah untuk mengokohkan asosiasi tertentu, maka siswa akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasaan tidak berdaya.

Kelemahan-kelemahan diatas dapat diatasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Guru mengarahkan anak didik untuk memberikan respon yang maksimal dan reaksi yang tepat

b. Jika terdapat kesulitan pada anak didik saat merespons, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut

c. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respons yang betul maupun yang salah. Hal ini diperlikan agar siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

d. Usahakan siswa memiliki ketepatan merenspon kemudian kecepatan

merenspon

(29)

6. Langkah-langkahMetode Drill

Dalam pelaksaannya, metode drill terkadang mengalami beberapa hambatan, terutama yang terkait dengan kesiapan guru dan pengkondisian kelas. Guru harus mempertimbangkan sejauh mana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat dalam penerapan metode ini Oleh karena itu, guruhendaknya memperhatikan bebrapa prinsip umum metode drill berikut ini :

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnostik : 1)Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna 2)Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul 3)Respon yang benar harus diperkuat

4)Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan, arti dan kontrol c. Masa latihan tidak perli terlalu lama, tetapi harus sering dilakukan d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses esensial

e. Didalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan, dan pada akhir kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan

f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas

1)Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu

2)Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutan

3)Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar

Selain itu, dalam pelaksanaan metode drill ini yang tak kalah pentingnya bagi seorang guru adalah memerhatikan petunjuk dibawah ini :

1) Sebelum latihan dimulai, siswa hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang dilatihkan

(30)

3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan

4) Latihan hendaknya disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa 5) Latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna Jadi dapat simpulkan pelaksanaan metode drill sebagai berikut :

1) Persiapan

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa

b. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan c. Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan

untuk menghindari kesalahan

d. Lakukan kegiatan pra-drill sebelum menerapkan metode ini secara penuh

2) Langkah Pembukaan

Dalam langkah pembukaan. Beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang harus dilakukan

3) Langkah Pelaksanaan

a. Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu b. Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan c. Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih

4) Langkah Mengakhiri

Apabila latihan telah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat. Terampil dan terbiasa.

7. Penilaian Metode Drill (Evaluasi)

(31)

untuk mengukur kemajuan dalam metode drill dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

a. Secara klasikal, yaitu murid menukar pelajaranyadengan pekerjaan teman-temannya yang lain.

b. Secara individual, yaitu guna membuat jawaban yang benar, selanjutnya anak didik mencocokanya dengan latihan mereka masing-masing.

c. Anak didik mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia terlebih dahulu.

Sedangkan manfaatnya adanya latihan/ulangan ini yang dilakukan guru terhadap anak didik, antara lain :

a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

b. Untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar masing-masing anak didik. c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat. d. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) anak didik

yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan tersebut.21

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi guru dalam menilai latihan dan ulangan terletak pada fungsi untuk memberikan umpan balik dan untuk menentukan angka kemajuan.

8. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan metode drill antara lain

Pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik

a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.

b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

21

(32)

d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.

e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

Sedangkan menurut Basyiruddin Usman mengatakan, beberapa hal-hal yang perlu dipertimbangkan/diperhatikan dalam penggunaan metode drill adalah:

Pertama, harus disadari bahwa pengertian belajar bukan berarti pengulangan yang persis sama dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya oleh

siswa, akan tetapi terjadinya suatu proses belajar dengan latihan siap adalah adannya situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga dan seterusnya akan lain sifatnya.

Kedua, situasi belajar itulah yang mula-mula harus diulangi untuk memperoleh respon dari siswa. Bilamana siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar, maka dalam diri siswa akan timbul alasan untuk memberi respon, sehingga menyebapkan dia melatih ketrampilanya. Bagaimana situasi tersebut dapat diubah ubah kondisinya sehingga menuntut adanya perubahan respons, maka keterampilan siswa akan lebih mudah disempurnakan. Suatu drill juga harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul betul mengerti apa yang telah dan akan dilakukanya agar diperoleh keterampilan yang diinginkan.22

Dari penjabaran diatas, maka guru pada saat memberikan latihan haruslah siap terlebih dahulu, tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga waktu mengadakan evaluasi terhadap hasil latihan segera guru dapat melihat perkembangan dan kemajuan anak didik, diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berfikir dari tiap-tiap anak didik yang di beri tugas latihan.

22

(33)

B. Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar.

Prestasi belajar merupakan kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar, dan setiap kata tersebut memiliki arti tersendiri.Berikut ini akan dibahas pengertian dari belajar dan prestasi.

Menurut Hintzman, yang dikutip oleh Masnur Muslich, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.23

Cronbach berpendapat, seperti yang dikutip oleh masnur Muslich dalam buku pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual, mengemukakan bahwa : “ Learning is shown by a change in behaviour as result of experience ” (belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan mengalami).24

Robert M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learningyang dikutip oleh Masnur Muslich dalam buku Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual mengemukakan bahwa:

Learning is a change in human disposition or capacity, which persists over a period time and which is not simply ascribable to process of growth (Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja). Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dari dalam diri, dan keduanya saling berinteraksi.25

Menurut Spears yang dikutip oleh Masnur Muslich bahwa “ Learning is to observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow

direction”, dimana pengalaman dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indera.26

Jadi, berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

23

Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2007), h. 195

24

Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2007), h. 195

25

Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi…, h. 196 26

(34)

belajar adalah suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, baik berupa penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oleh Karena itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif, dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan menurut kemampuan yang dimilikinya. Prestasi

belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits merupakan hasil dari kegiatan proses belajar mengajar yang dalam hal ini prestasi belajar dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Prestasi belajar merupakan nilai yang menunjukkan hasil dalam belajar dan dicapai menurut kemampuan siswa.

Prestasi belajar bagi siswa merupakan bukti keberhasilan siswa yang dicapai pada akhir proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah istilah yang digunakan untuk mewujudkan suatu tujuan belajar yang akan memperlihatkan sudah sampai di mana sua tu tujuan belajar telah dicapai. Prestasi belajar dapat dijadikan motivator bagi anak didik untuk selalu maju dan berperan sebagai ukuran kesuksesan mutu pendidikan.

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Prestasibelajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti

(35)

Dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits ini berarti siswa mengalami peningkatan prestasi belajar berupa pemahaman, pengertian dalam membaca, menulis, menga hafal Al-Qur'an dan Hadits secara cepat dan dapat mengungguli temannnya dalam hal prestasi belajar di kelas maupun di lingkungan madrasahnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya dalam belajar Al-Qur'an dan hadits.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa;

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di luar siswa;

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning ), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.27

Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor tersebut akan dibahas berikut ini:

a. Faktor Internal

Faktor internal ini meliputi dua aspek, yaitu: 1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapatmenurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun tidak atau kurang berbekas. Oleh karena itu, untuk

mengatasi kondisi yang demikian, guru seyogyanya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas-dinas kesehatan setempat.

27

(36)

2) Aspek Psikologis

Banyakfaktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.28

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu:

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan contoh yang baik dan rajin dalam belajar dapat menjadi daya pendorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggalnya. Namun, lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Dengan sekolah yang bersih, tempat tinggal yang sehat, cuaca yang mendukung dan juga waktu yang digunakan siswa untuk belajar maka hal ini dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Sedangkan menurut Ahmad Munjin dan Lilik nut Kholidah faktor yang

mempengaruhi pelajaran adalah seperti yang dijelaskan dalam tabel dibawah ini :29

28Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,…, h. 131

29

(37)

Tabel 2.1 kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan atau perhatian pada lingkungan

sekitar makin bertambah.

Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak terlepas dari hasil penilaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

(38)

dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.30

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik standar kompetensi maupunkompetensi dasar menggunakan klasifikasi dari Benyamin S. Bloom dan Krathwool yang dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Adanya klasifikasi ini memudahkan dalam mengukur tingkat keberhasilan atau prestasi belajar siswa.31

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian prestasi belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru

di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pengajaran.

a. Ranah Kognitif ( Cognitive Domain )

Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode, atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yaitu sebagai berikut: 1) Pengetahuan ( Knowledge )

Tingkat pengetahuan ini menuntut siswa untuk mampu mengingat ( recall ) informasi yang telah diterima sebelumnya. Tingkah laku operasional khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, dan mendefinisikan.32

2) Pemahaman ( Comprehension )

Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk

30

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Banndung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 22

31

Martinis Yamin, Disain Pembelajaran berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 31

32

(39)

menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini, siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahaman terjemahan , yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya, memahami kalimat bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia, mengartikan lambang Negara, dan lain-lain. Kedua pemahaman penafsiran , misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan bukan pokok. Ketiga pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.33

3) Penerapan ( Aplication )

Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya menggunakan kata-kata; menghitung, memecahkan, mendemonstrasikan, mengungkapkan, menjalankan. menghubungkan, mengerjakan, mengubah, menunjukkan proses, memodifikasi, dan lain-lain. 4) Analisis ( Analysis )

Analisis merupakan kemampuan untuk memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai tingkatan/hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

5) Sintesis ( Synthesis )

Sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari analisis. Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

33

(40)

terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. Beberapa indicator kecakapan biasanya tercermin dalam kata-kata; merancang, merumuskan, mengorganisasikan, mengompilasikan, mengomposisikan, membuat hipotesis, dan merencanakan.

6) Evaluasi ( Evaluation )

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” dalam

bahasa arab :al-taqdir”, dalam Bahasa Indonesia berarti “penilaian”. Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan sebagai penilaian dalam dalam pendidikan atau penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.sedangkan menurut istilah dalam penelitian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program.34

b. Ranah Afektif ( Affective Domain )

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Ada lima tingkatan atau jenjang dalam ranah afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar, yaitu sebagai berikut:

1) Penerimaan ( Receiving )

Yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Tanggapan ( Responding )

Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab atau merespon stimulus dari luar yang datang ke pada siswa.

34

(41)

3) Penilaian ( Valuing )

Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini, termasuk didalamnya adalah kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi ( Organization )

Yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain, kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.

5) Karakterisasi ( Characterization )

Yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang dan mempengaruhi pola kepribadian serta tingkah lakunya. Hal ini termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

c. Ranah Psikomotor ( Psychomotor Domain )

Ranah psikomotor adalah ranah yang terkait dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak seseorang. Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu sebagai berikut:

1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

2) kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motorik, dan lain-lain

3) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

4) gerakan-gerakan skill , mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

5) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursiveseperti gerakan ekspresif dan interpretative35

Menurut Biggs dan Telfer, kegiatan belajar di sekolah pada umumnya menjadi tujuan yang akan dicapai dan ranah yang akan dikembangkan. Dari segi tujuan ditemukan adanya pengutamaan isi ajaran dan proses perolehan. Dari segi ranah yang dikembangkan meliputi ranah kognitif, afektif dan

35

(42)

psikomotorik. Tabel berikut ini akan menunjukkan kegiatan belajar di sekolah menurut Bigs dan Telfer

Tabel 2.2

Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

(43)

paduan baru dan utuh)

(44)

5. Karakterisasi

Mengkoordinasi gerak mata, tangan, kaki, dan anggota

4. Cara Menentukan Prestasi Belajar

Cara yang paling sesuai untuk melihat perkembangan siswa atau prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah dengan mengadakan evaluasi.

Tujuan diadakannya penilaian dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

 Mengambil keputusan tentang hasil belajar;  Memahami anak didik;

 Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

(45)

yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa dan berfungsi untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya.

Pada garis besarnya, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Teknik Tes

perubahan yang ada dalam diri peserta didk dalam pengetahuan, keterampilan dan sikapnya menunjukkan bahwa anak tersebut mempunyai prestasi belajar. Perubahan ini dapat dilihat secara langsung ataupun tidak

langsung. Perubahan yang tidak dapat dilihat secara langsung sebelumnya dapat diketahui dengan cara pemberian tes. Prof. Dr. Arikunto menjelaskan dalam bukunya “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan” bahwa:

“Tes itu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyimpan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu”.

Berdasarkan pendapat ini bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, tes yang digunakan dalam ujian adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mencapai keberhasilan atau prestasi belajar siswa setelah mengetahui suatu mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Tes pada umumnya dipergunakan untuk mengadakan penilaian terhadap intelegensi, kemampuan dan kecakapan siswa di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa tes adalah suatu alat pengukur berhasil tidaknya suatu pengajaran yang telah diterima anak didik di sekolah.

2) Teknik Non Tes

Untuk menilai aspek tingkah laku, jenis teknis nontes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lainnya yang mencakup segi afektif.

Pada umumnya, teknik non tes digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang berhubungan dengan kepribadian dan sikap sosialnya dalam proses belajar mengajar di sekolah.

(46)

digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata lain, sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan demikian pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya.

Evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Evaluasi adalahkesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

Dalam tipe prestasi belajar evaluasi, tekanan pada pertimbangan sesuatu, nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya adalah dengan menggunakan kriteria tertentu.36

Adapun tujuaan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahuiseberapa banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat dari proses belajar.37

5. Evaluasi Prestasi Belajar

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kondisional, artinya terkait benar dengan kondisi-kondisi tertentu. Oleh karena itu, pencapaian prestasi belajar juga terkait dengan kondisi-kondisi tertentu baik yang ada di dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa seperti yang telah diuraikan diatas.

Dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran siswa atau prestasi belajar siswa, hendaknya guru memperhatikan aspek-aspek psikologis siswa. Kondisi psikologis siswa sangat mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajarnya. Siswa yang pintar dalam kesehariannya, apabila disaat mengikuti ujian dalam kondisi yang tidak prima, bisa saja memperoleh hasil yang buruk (tidak memuaskan). Apabila guru hanya menilai berdasarkan perolehan siswa secara rill, maka akan menimbulkan dampak psikologis (kecewa dan kurang puas) terhadap siswa.

Kondisi psikologi siswa harus menjadi pertimbangan bagi para guru (terutama guru pendidikan agama islam) dalam memberikan penilaian prestasi belajar kepada siswa. Penilaan prestasi belajar yang meliputi aspek kognitif,

36Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,…, h. 52 37

(47)

afektif dan psikomotorik harus dijiwai psikologi, khususnya psikologi pembelajaran sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis yang buruk bagi siswa. Faktor-faktos psikologis seperti intelegensi (kecerdasan), kemampuan, minat belajar, motovasi belajar, bakat, sikap dan lain-lain sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu kondisi-kondisi diluar siswa juga turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kesemua faktor-faktor diatas hendaknya menjadi pertimbangan bagi guru dalam menilai prestasi belajar siswa.38

Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu :

a. Pre Test dan Post Test

Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan dimulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atau materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi seperti ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuanya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan trujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapat kesulitan,

d. Evaluasi Formatif

Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

38

(48)

e. Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun

f. UAN

UAN (Ujian Akhir nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif. Dalam arti alat penentu kenaikan status siswa.Namun UAN yang mulai

diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu, yakni jenjang SD/MI, dan seterusnya.39

C. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN a. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an

Mata pelajaran Al-Qur’an dan hadist merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam dan mengamalkan isi kandunganya dalam kehidupan sehari-hari40

Atas dasar tersebut maka dimasukanlah materi khusus tentang Al-Qur’an pada program pengajaran dilembaga pendidikan formal yang memiliki ciri khas agama Islam. Bidang study Al-Qur’an menurut kurikulum departemen agama tahun 2004, merupakan mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’ansebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu, mata pelajaran Al-Qur’an tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan Al-Qur’an tetapi yang lebih terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya dalam proses belajar mengajar harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah

39

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hal. 143-144 40

(49)

afektif, kognitif dan psikomotorik.41

Mata pelajaran Al-Qur’an termasuk di dalam rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempunyai tujuan dan fungsi tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata pelajaran Al Qur’an merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama Islam.Dengan demikian pengajaran Al-qur’an hadist adalah suatu pengajaran yang dilakukan oleh guru Al-qur’an dan membawa perubahan bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an dan hadist, dan dapat memahami isi dan kandungan ayat Al-Qur’an, dapat menafsirkan Al-Qur’an dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

b. Karakteristik Pembelajaran Al-Qur’an

1. Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid;

2. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual;

3. Menerapkan isi kandungan ayat atau hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

c. Fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an pada madrasah adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang cara membeca dan menulis Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an.

2. Sumber Nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagian hidup didunia maupun diakhirat.

3. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan beragama.

4. Pengembangan , yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal dan menterjemahkan

41

Gambar

Tabel 4.12
Tabel 4.22
Tabel 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Mulyani Sumantri,

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan berperan untuk mengorganisasikan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik dan bahan pelajaran dalam

PENGARUH JADWAL PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP.. SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jadwal pelajaran matematika terhadap prestasi belajar siswa.

pendidikan anak dengan orang tua yang kurang peduli akan pendidikan anak. Sebagai contohnya orang tua yang memiliki kepedulian akan pendidikan anak.. pada saat

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan ridho dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang

Peran kecerdasan emosional dan motivasi belajar yang diteliti adalah. dalam mata pelajaran