• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 PENDEKATAN TEORITIS

EVALUASI PROGRAM Deskripsi Program

Permasalahan pertanian di Desa Benete tidak hanya berdiri pada masalah kekurangan air, ketidaktersediaanya pupuk, hama dan penyakit, tetapi juga ada faktor lain berupa faktor ekonomi. Kebutuhan dana untuk memenuhi sarana pertanian, juga merupakan faktor yang membuat ibu-ibu petani golongan menengah kebawah selama ini harus memutar otak. Kondisi ini terjadi karena ibu- ibulah yang selama ini lebih dominan dalam keluarga berperan mengupayakan ketersediaan sarana pertanian.

Program KSM awalnya digagas oleh (alm) bapak “Tn” dan saudara “Ik”. Kedua orang tersebut terlibat dalam kegiatan CSR PT NNT yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan Pertanian Terpadu, dimana (alm) bapak Tanra sebagai penerima manfaat dan saudara Ikhsan selaku Community Organizer (CO) program. Dari assesment yang dilakukan oleh CO dan gagasan masyarakat, program KSM pun mendapat respon positif dari perusahaan.

Lahirnya program KSM yang digagas oleh perusahaan dilatar belakangi oleh semangat untuk mengembangkan program yang telah berlangsung beberapa tahun yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan Pertanian Terpadu (P4T) yang lebih fokus pada produksi hasil pertanian. Kesulitan petani memperoleh saprodi dan harganya mahal, petani tidak punya modal usaha (tanam 1 kali dalam 1 tahun), petani tidak punya tabungan (pinjam dengan bunga tinggi) dan uang petani lari ke kios-kios dengan harga tinggi merupakan problematika yang ditemukan dalam proses assesment.

Secara umum meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp. 10.000 / hari. Sedangkan tujuan khususnya adalah KSM mampu menyediakan kebutuhan petani dalam melakukan aktifitas bertani di sekitar wilayah, antara lain berupa (Pupuk, bibit atau benih, herbisida, sarana produksi tani dan modal kerja) dan KSM mampu mengelolah keuangan mikro petani, dalam bentuk tabungan dan sembako.

Program KSM di Desa Benete telah berlangsung sejak tahun 2009. KSM yang terbentuk sebanyak empat unit, terdiri dari; (1) KSM Maris Gama (di Dusun Tatar); (2) KSM Harmoni (di Dusun Singa); (3) KSM Ai Panan (di Dusun Jereweh); dan (4) KSM Dermaga Biru (di Dusun Nangkalanung Pantai Benete). Setiap KSM memiliki anggota 20 orang yang keseluruhannya merupakan ibu-ibu petani. Khusus KSM Dermaga Biru, merupakan KSM yang berlokasi di pantai Benete memiliki anggota terdiri dari para ibu-ibu nelayan.

Syarat untuk menjadi anggota KSM ada dua, yaitu (1) merupakan perempuan tani dengan jumlah 20 orang), (2) adanya simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela, serta bersedia mengikuti rapat anggota sesuai dengan kesepakatan.

Input

Hasil focus group discussion (FGD), secara umum ada tiga bentuk input yang diberikan perusahaan terhadap program KSM, yaitu:

1. Input pendanaan; yaitu input berupa bantuan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- per KSM, namun dalam realisasinya per KSM hanya menerima sebesar Rp. 13.500.000,-.

2. Input pendamping lapangan; yaitu input berupa penempatan satu orang pendamping lapangan, yang bertugas memfasilitasi kelompok dalam proses pelaksanaan kegiatan. Pendamping lapangan berasal dari lembaga lokal yang dikontrak oleh perusahaan yaitu Yayasan Serikat Petani Nelayan Sumbawa Barat (SPNSB).

3. Input pelatihanyaitu input berupa penguatan kapasitas bagi kelompok, baik secara kelembagaan maupun individu.

Proses

Hasil FGD diketahui, bahwa input yang diberikan oleh perusahaan untuk mendukung modal usaha KSM sebesar Rp. 15.000.000,-, dalam realisasinya KSM hanya menerima sebesar Rp. 13.500.000,-. Berkurangnya dana yang diterima KSM, dikarenakan dana yang diberikan oleh perusahaan dijadikan sebagai jaminan di Bank BRI guna mengantisipasi pinjaman KSM jika gagal bayar. Untuk memperoleh dana pinjaman, KSM mengajukan proposal pinjaman yang ditujukan ke Bank BRI.

Terkait besaran jumlah input program sebesar Rp. 15.000.000,- dari perusahaan, menurut narasumber mereka tidak mengetahui dasar penetapan kebijakan tersebut. KSM merasa tidak pernah dilibatkan untuk membicarakan besaran dana yang dibutuhkan. Informasi dana diketahui KSM melalui staf perusahaan dan pendamping lapangan.

Selama pinjaman berlangsung, KSM hanya membayar bunga pinjaman saja ke BRI, sedangkan pokok pinjaman tidak pernah dibayarkan. Hal ini dilakukan KSM karena sudah dua tahun melakukan pinjaman tetapi tidak pernah bisa meningkat jumlahnya. Disamping alasan tersebut, ada pula KSM yang menganggap bahwa dana tersebut tidak perlu dikembalikan, karena merasa dana tersebut merupakan dana yang diberikan perusahaan kepada masyarakat. Pada akhirnya dana jaminan sebesar Rp. 15.000.000,- diambil oleh bank BRI.

Penguatan kelembagaan KSM, telah ditempatkan seorang pendamping yang bernama Novianti. Proses pendampingan terhadap KSM dilakukan oleh Novianti dengan mendatangi satu KSM setiap harinya. Mengenai waktu pendampingan disesuaikan dengan permintaan anggota KSM, dimana jika diminta datang pada waktu malam hari, maka Novianti akan datang pada malam hari. Upaya pendampingan bertujuan untuk mewujudkan KSM menjadi :

a. Wahana dari proses saling belajar-mengajar;

b. Wahana dari upaya mempertajam perumusan masalah; c. Wahana pengambilan keputusan terhadap masalah; d. Wahana mobilisasi sumberdaya dari anggota/luar; dan

Beberapa prinsip yang menjadi pegangan dalam melaksanakan pendampingan, yaitu (1) memulai dari apa yang mereka punya, (2) saling belajar- mengajar, (3) masyarakat sebagai pelaku, (4) pendamping sebagai fasilitator, (5) terbuka, (6) kekeluargaan, dan (7) melebur diri.

Terdapat tiga peran pendamping yaitu sebagai motivator, konsultan dan penghubung/katalis. Untuk Tahapan Pendampingan, ada tiga tahapan yang ditetapkan yaitu:

1. Tahap Penumbuhan

a. Pendekatan kepada masyarakat  Mempersiapkan diri  Memperkenalkan diri

 Mengumpulkan informasi dasar b. Metode/Teknik Penumbuhan KSM

 Menumbuhkan kelompok baru

 Mengembangkan kelompok yang telah ada 2. Tahap Perkembangan

a. Pelatihan Peningkatan Keterampilan b. Bimbingan Teknis Pasca Pelatihan 3. Tahap Mandiri

a. Bantuan/Bimbingan Teknis b. Peran penghubung

Input pelatihan, dianggap hanya bersifat sesaat, namun anggota KSM tetap aktif mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan. Anggapan tersebut muncul dikarenakan KSM sudah mengetahui bahwa pelatihan-pelatihan selama ini yang difasilitasi perusahaan tidak ada tindaklanjutnya. Salah satu bukti nyata yang jelas pernah terjadi menurut pelaku adalah pelatihan pembuatan kue yang melibatkan KSM. Anggota KSM sangat aktif dan senang mengikuti pelatihan, tetapi setelah pelatihan tidak ada tindaklanjutnya.

Output

Program KSM secara umum ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui kegiatan usaha tani. Sedangkan secara khusus, program ini bertujuan meningkatkan akses permodalan kegiatan usaha produktif bagi perempuan petani.

Diketahu dari hasil FGD, bahwa baik tujuan umum maupun tujuan khusus dari program hanya dapat dicapai oleh satu KSM yaitu KSM Maris Gama. Hal ini didasarkan kepada semua indikator kinerja yang ditetapkan mampu dipenuhi oleh KSM Maris Gama.

Menurut pendamping lapangan, penyebab gagalnya keberlanjutan kegiatan ketiga KSM tersebut karena:

1. Anggota KSM yang meminjam tidak mengembalikan dana pinjaman, karena menganggap dana tersebut dana pemberian dari perusahaan; 2. Anggota KSM yang meminjam tidak mengembalikan dana pinjaman,

karena terpengaruh dengan adanya anggota KSM lainnya yang tidak melakukan pengembalian; dan

3. Adanya krisis kepercayaan antara anggota dengan pengurus KSM, disebabkan dana yang telah disetorkan oleh anggota ke pengurus telah digunakan untuk kepentingan pribadi pengurus, sehingga tidak dapat digulirkan kembali.

Dari empat KSM yang ada di Desa Benete, anggota dari KSM Harmoni KSM Ai Panan dan KSM Dermaga Biru dapat dikatakan belum dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya. Sedangkan khusus KSM Maris Gama yang beranggotakan 20 orang ibu-ibu petani, dari hasil FGD mengakui bahwa mereka merasakan dampak positif dari program, yaitu adanya penghasilan tambahan, kemudahan mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah, memiliki kelembagaan yang berlanjut, memiliki jaringan dengan perbankan dan ikatan kekerabatan sesama anggota semakin kuat.

EVALUASI KEBIJAKAN

Dokumen terkait