• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Evaluasi Program

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297). Menurut Cronbach dan Stufflebeam dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), “Evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan”. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa “Evaluasi program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan”. Menurut Endang Mulyatiningsih, evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk :

a. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.

b. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksanaan berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian. Evaluasi program merupakan suatu langkah, yaitu awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat

dilanjutkan dengan pemberian-pemberian yang tepat pula. Jika ditinjau dari aspek tingkat pelaksanaannya, secara umum evaluasi terhadap suatu program dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu :

1. Penilaian atas perencanaan, yaitu mencoba memilih dan menetapkan prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan atas cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Penilaian atas pelaksanaan, yaitu melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan.

3. Penilaian atas aktivitas yang telah selesai dilaksanakan, yaitu menganalisis hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ditetapkan (Siagian dan Agus,2010:173).

Oleh Stufflebeam dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut :

1. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal.

2. Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan akan dilanjutkan.

3. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara baik.

4. Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program kemungkinan jika program dilanjutkan.

19

2.3 Narkoba

2.3.1 Pengenalan Narkoba

Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa narkoba adalah akronim dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan kedalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik dll dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang.

A. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan asalnya narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu :

1. Alami, yakni jenis/obat yang timbul dari alam tanpa adanya prose fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya: ganja, opinium, daun koka, dll.

2. Semi sintesis, yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ektrasi dan isolasi. Contohnya: morfin, heroin, kodein,dll.

3. Sintesis, yakni jenis obat/zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Contohnya: amfetamin, pethidin, methadone, LSD, dll.

B. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku. Dalam bidang farmakologi, psikotropika dibedakan dalam 3 golongan yaitu :

1. Golongan psikostimulasi, yaitu jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Contohnya : amfetamin (lebih popular dikalangan masyarakat sebagai shabu-shabu dan ekstasi), desamfetamine.

2. Golongan psikodepresan, yaitu golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Contohnya: amobarbital, phenokarkital, penti karkital.

3. Golongan sedavita, yaitu jenis obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas digunakan dalam terapi. Contohnya: diazepam, klobazam, nitrazeza, dll (Undang-undang No.5 Tahun 1997).

C. Bahan Adiktif

Bahan adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organism hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan. Jenis-jenis adiktif yaitu :

1. Inhalen, yaitu zat yang terdapat pada lem dn pengencer zat. Penggunaan dengan cara dihirup. Efeknya hilang ingatan, tidak dapat berpikir, mudah berdarah, kerusakan hati dan ginjal, kejang-kejang otot.

2. Alkohol, yaitu minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara difermentasi. Efeknya menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat, menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan, peradangan lambung, melemahkan jantung dan hati menjadi keras.

3. Tembakau/rokok. Pengaruh penggunaan tembakau/rokok dapat dilihat apabila digunakan dalam jumlah besar atau jangka waktu yang lama.

21

Efeknya menyumbat saluran darah, menimbulkan penyakit kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan.

4. Obat penenang, yaitu obat tidur, pil koplo, valium, nipam, dll. Efeknya memperlambat respon fisik, mental dan emosi.

5. Zat yang mudah menguap, yaitu lem, thinner, bensin. Efeknya memperlambat kerja otak, menimbulkan rasa senang, penurunan kesadaran (Karsono, 2004:23).

2.3.2 Jenis Narkoba

Beberapa yang termasuk jenis narkoba yaitu sebagai berikut :

1. Candu adalah zat yang dihasilkan dari tanaman berbunga papa versomniferuml yang berisi berbagai macam zat kimia aktif. Beberapa diantaranya mempunyai khasiat untuk pengobatan, tetapi sebagian lagi mempunyai zat yang menyebabkan kecanduan yang sangat besar sehingga merugikan kesehatan. Narkoba yang termasuk golongan ini merupakan produk olahan dari zat opiad. Misalnya heroin, kokain, morfin, dll. Heroin adalah zat yang dihasilkan oleh pohon candu yang mempunyai daya adiktif sebesar 30 kali candu kasar. Heroin merupakan narkoba jenis opiad yang paling banyak disalahgunakan. Nama lain heroin adalah putaw, putaw memberi efek senang sesaat karena zat aktif putaw sebenarnya secara ilmiah juga ada didalam otak manusia.

2. Depresan adalah zat yang menekan susunan syaraf pusat dengan akibat rasa tenang dan mengantuk. Jadi fungi depresan berlawanan dengan stimulan. Di dalam depresan ini termasuk kelompok obat penenang dan minuman beralkohol. Alasan orang menggunakan depresan adalah karena

adanya zat aktif dalam depresan yang memperkuat bagian otak yang memberikan ketenangan sehingga berefek menidurkan atau menenangkan. Karena itu orang tertentu merasa ketika menggunakan depresan sebagai suatu kenikmatan, padahal tanpa sadar hal tersebut dapat pula menimbulkan efek ketergantungan yang sangat merugikan.

3. Stimulan adalah zat yang bila digunakan menimbulkan stimulus atau rangsangan yang bersifat bersemangat, gembira berkhayal tinggi, percaya diri besar dan mempunyai energi tak terbatas, contohnya sabu-sabu, ekstansi dll. Kelompok stimulan mempengaruhi mekanisme rangsangan antara ujung syaraf sehingga beberapa zat terkumpul lebih banyak dari seharusnya. Jenis stimulant yang banyak disalahgunakan adalah pil ekstansi atau ineks dan sabu-sabu.

4. Inhalan adalah zat yang mudah menguap seperti campuran cat, lem dan sejenisnya. Penyalahgunaan inhalan adalah dengan cara menghirup uap dari zat-zat tersebut dikenal dengan istilah “ngelem”. Senyawa aktif dalam zat-zat tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ lain dan dapat mengakibatkan masalah sumsum tulang. Kematian mendadak akibat menghirup (sudden sniffing death/SSD) dapat terjadi pada si pemakai (Lisa dan Sutrisna 2013).

Dokumen terkait