• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

5.3 EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

5.3.2 Penilaian Atas Pelaksanaan

Penilaian atas pelaksanaan adalah melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalamnya meliputi tingkat apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan. a. Soft Theraupetic Community

Program yang diakui secara internasional, program ini bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali kerumah. Program berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang dilakukan biasanya bersifat konfrontatif. Metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan dan rehabilitasi sosial. 1. Morning Meeting

Morning Meeting adalah kegitan yang dilakukan residen untuk mengawali kegiatan sehari-hari didalam panti agar perasaan residen lebih peduli dalam proses pemulihan. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Untuk aspek penilaian pelaksanaanlebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan Role Model Yang Dilaksanakan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Baik Kurang baik 13 2 86,67 13,33 0 3. Tidak baik 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.26 dapat diketahui bahwasanya responden banyak yang mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model dalam program morning meeting sudah baik dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hampir seluruh responden sebanyak 13 orang (86,67%) menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model sudah baik dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dan sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model kurang baik dan kurang membantu untuk pemulihan.

Menurut salah satu petugas bahwa program morning meeting dalam kegiatan role model dalam pemulihan penyalahgunaan narkobayang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu, melindungi, dan menolongresponden untuk dapat melepaskan ketergantungannya pada narkoba agar responden dapat menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba. Responden yang menilai baik mengenai program morning meeting dalam kegiatan role model agar respondenmenerima motivasi dari petugas yang setiap harinya selalu mengingatkan akan bahaya mengonsumsi narkoba.

100 Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sport Activity

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sesuai Kurang sesuai 12 1 80 6,67 13,33 3. Tidak sesuai 2 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 dapat disimpulkan bahwa menurut 12 orang (80%) menyatakan bahwa jadwal program morning meeting dalam kegiatan sport activity sudah sesuai dilaksanakan. Salah satu responden, Aulia Harahap mengungkapkan alasannya bahwa “Lembaga melaksanakan program pelayanan morning meetingdalam jadwal kegiatan sport activity sudah sesuai dilaksanakan untuk membantu para penyalahgunaan narkoba untuk kembali pulih, dikarenakan program pelayanan yang baik adalah aspek yang sangat penting bagi pemulihan para penyalahgunaan narkoba untuk memiliki kesadaran untuk tidak menggunakan narkoba agar memperoleh kesehatan yang lebih baik. “Kami mendapatkan kegiatan sport activity sangat sesuai dengan yang kami butuhkan dalam proses pemulihan yang diberikan”.

Berdasarkan alasan tersebut dapat diketahui bahwa lembaga sudah memberikan program yang baik untuk responden dalam pemulihan responden.Sebanyak 2 orang (13,33%) yang menyatakan bahwa jadwal program morning meeting tidak sesuai dilaksanakan. Dikarenakan responden masih tidak mau

melaksanakan dengan baik. dan sebanyak 1 orang (6,67%) yang menyatakan bahwa program morning kurang sesuai dilaksanakan dengan jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pihak lembaga. Karena responden tidak mau serius mengikuti dengan sesuai yang sudah ditetapkan oleh lembaga

Tabel 5.28

Distribusi Berdasarkan Respoden Relaps / Kambuh Mengikuti Kegiatan Share Feeling Yang Dilaksanakan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Pernah Jarang 6 2 40 13,33 46,67 3. Tidak Pernah 7 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan tidak pernahrelaps (kambuh) selama mengikuti pelaksanaan program morning meeting dalam kegiatan share feeling yang dilaksanakan oleh LKS Yayasaan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak7 orang (46,67%), responden menyatakan tidak pernah relaps(kambuh) selama mengikuti kegiatan yang diberikan.Menurut salah satu responden yang bernama Lauren mengatakan bahwa“Kami sangat serius mengikuti berbagai program morning meeting yang dilaksanakan oleh lembaga dan pencegahan kekambuhan yang dilakukann oleh lembaga untuk mendorong kami agar berhenti memakai narkoba, sangat membantu kami mengenal dan mengelola situasi yang berisiko tinggi serta pikiran yang mendorong untuk memakai narkoba kembali”.

102 Melalui observasi yang dilakukan bahwa sebanyak2 orang (13,33%) yang menyatakan bahwa mereka jarang relaps (kambuh) dikarenakan responden masih belum menerima seutuhnya motivasi yang diberikan oleh lembaga dan keterlibatan keluarga yang belum seutuhnya yang mau melibatkan dalam proses pemulihan responden, serta yang menyatakan pernah relaps (kambuh) sebanyak 5 orang (25%), dikarenakan program morning meeting yang diterapkan oleh lembaga, responden menolak program tersebut dan tidak mau menjadikan prioritas pertama responden untuk kembali pulih serta keterlibatan keluarga yang tidak mendukung proses pemulihan responden. Responden tidak mungkin pulih sendiri tanpa dukungan keluarga dan orang-orang terdekat.

2. General Meeting (Seminar)

General meeting adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh residen untuk menambah pengetahuan residen agar tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti program yang dilaksanakan oleh lembaga rehabiitasi. Program seminar diberikan kepada residen untuk menambah pengetahuan agar residen dapat mengetahui dampak narkoba serta memotivasi agar semangat mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan. Untuk penilaian atas perencanaan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5. 29

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program Seminar Dilaksanakan Setiap Hari

No Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Ya 10 66,67

Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.29 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan bahwa pelaksanaan program seminar dilaksanakan setiap hari oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden yang memberikan pernyataan “Ya” mengenai pelaksanaan program seminar dilaksanakan setiap hari sebanyak 10 orang (66,67%) dan sebanyak 5 orang (33,33%) yang menyatakan “Tidak” bahwa pelaksanaan program seminar dilaksanakan tidak setiap hari melainkan 3 kali dalam seminggu dilaksanakan program seminar diberikan kepada responden

Tabel 5.30

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan Yang Dialami Selama Mengikuti Kegiatan Diskusi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sangat Sulit Sulit 1 2 6,67 13,33 80 3. Tidak sulit 12 Total 20 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.30 dapat disimpulkan bahwasanya responden yang menyatakan bahwasannya responden tidak mengalami kesulitan apapun saat mengikuti kegiatan seminar. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang (80%), menyatakan bahwa responden tidak mengalami kesulitaan

104 selama megikuti kegiatan diskusi. Sebanyak 2 orang (13.33%) menyatakan bahwa responden mengalami kesulitan untuk mengikuti kegiatan diskusi yang dilaksanakan dan sebanyak 1 orang (6,67%) responden yang menyatakan bahwa responden mengalami sangat kesulitan saat mengikuti kegiatan diskusi yang dilaksanakan.

Melalui wawancara salah satu petugas bernama Susanto menyatakan bahwa “Responden yang menjawab tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan diskusi adalah responden yang telah mengetahuidan bisa menerima program seminar yang dilaksanakan. Sementara responden yang menjawab sangat kesulitan untuk mengikuti program seminar adalah responden yang tidakmengetahui sama sekali tujuan program tersebut karena belum bisa menerima sepenuhnyaaktivitas yang dilaksanakan didalam program tersebut”.

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Diskusi Memberikan Pengaruh Yang Baik

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Ya Biasa 13 0 86,67 0 13,33 3. Tidak 2 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.31 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden yang menyatakan kegiatan diskusi dapat memberikan pengaruh yang baik yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihatsebanyak 13 orang (86,67%), responden yang

menyatakan bahwa kegiatan diskusi dapat memberikan pengaruh yang baikuntuk mengembangkan kepercayaan diri untuk dapat kembali pulih dari ketergantungan narkoba dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa kegiatan diskusi tidak dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pemulihan responden

Melalui informasi dilembaga peneliti menyimpulkan bahwa program seminar merupakan program yang dapat memberikan motivasi untuk memberikan pengaruh yang baik untuk proses pemulihan responden. Serta mendukung responden agar lebih fokus untuk mengikuti program seminar yang dilaksanakan oleh lembaga. Agar responden dapat kembali ke keluarga dan masyarakat denganmenjalani kehidupannya seperti semula dan dapat berinteraksi dengan baik.

3. House Meeting (Evaluasi Kegiatan)

House meeting dalam pembahasan kasus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menangangani penyalahgunaan narkoba untuk proses pemulihan agar penyalahgunaan narkoba dapat melatih kejujuran pada dirinya sendiri dan dapat menyelesaikan permasalahn yang ada didalam dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ruangan Sebelum Mengikuti Program House Meeting

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Baik Kurang baik 5 10 33,33 66,67 0 3. Tidak baik 0

106

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.32 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menilai kondisi ruangan yang dimiliki oleh LKS Yayasan Nazar Medan kurangbaik untuk melaksanakan program tersebut. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang (66,67), responden menyatakan bahwa kondisi ruangan house meeting kurang baik dan tidak layak untuk melaksanakan evaluasi kegiatan dari program house meeting. Sebanyak 5 orang (33,33%) menyatakan bahwa kondisi ruangan house meeting sudah baik dan sangat layak untuk melaksanakan program house meeting. Hal itu dikarenakan pihak lembaga berusaha untuk memperbaiki kondisi ruangan agar responden dapat nyaman untuk mengikuti program yang akan diberikan oleh lembaga.

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Pembahasan Masalah Sesuai Dilaksanakan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sesuai Kurang Sesuai 12 2 80 13,33 6,67 3. Tidak Sesuai 1 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.34 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan kegiatan pembahasan masalah yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sudah sesuai dengan program yang

dilaksanakan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang (80%), responden menyatakan bahwaprogram house meeting sudah sesuai dilaksanakan dengan baik.

Sebanyak 2 orang (13,33%) responden yang menyatakan bahwa program house meeting dalam pembahasan masalah yang dilaksanakan kurang sesuai dengan masalah yang terjadi didalam lembaga dan sebanyak 1 orang (5%)responden menyatakan bahwa program house meeting tidak sesuai dilaksanakan dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan program sebelumnya yang membuat residen tidak memahami dengan baik program yang diberikan. mereka hanya mengingat program yang sudah diikutinya selama ada dilembaga.

d. Wrar-up (Repap)

Wrar-up adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak lembaga untuk di ikuti ole setiap residen agar pihak lembaga mengetahui perasaan residen selama mengikuti program yang diberikan oleh pihak lembaga untuk dapat memulihkan keadaan residen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.34

Distribusi Responden Berdasarkan Proses Pelaksanaan Program Wrar-Up

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Baik Kurang baik 12 2 80 13,33 6,67 3. Tidak Baik 1 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

108 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.34 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menilai pelaksanaan program wrar-up sudah baik dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 12 orang (80%), responden menyatakanbahwa proses pelaksanaanprogram wrar-up dalam kegiatan share feeling yang dilaksanakan oleh lembaga sudah baik. Sebanyak 2 orang (13,33%) menyatakan bahwa proses pelaksanaan program wrar-up dalam kegiatan share feeling kurang baik dilaksanakan oleh lembaga, dikarenakan responden kurang mengetahui dengan baik tujuan dari program wrar-up yang sudah diberitahukan dengan sebelumnya. Dan sebanyak 1 orang (6,67%) menyatakan bahwa proses pelaksanaan program wrar-up dalam kegiatan share feeling tidak baik dilaksanakan, dikarenakan responden tidak dapat menerima motivasi dengan baik yang diberikan untuk membangun kepercayaan diri mereka. Melalui wawancara yang dilakukan bahwa “Responden hanya masih ingin mengonsumsi narkoba kembali, karena dengan narkoba dapat membuat responden lebih percaya diri dan melepaskan segala masalah dengan mengonsumsi narkoba”.

Tabel 5.35

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Yang Digunakan Untuk Pelaksanaan Program Repap

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Baik Kurang baik 8 7 53,33 46,67 0 3. Tidak baik 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.35 dapat disimpulkan bahwasanya waktu yang digunakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan untuk melaksanakan program wrar-up (repap) sudah baik . Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 8 orang (53,33%) responden menyatakan bahwa waktu yang digunakan untuk melaksanakan program wrar-up (repap) sudah baik dilaksanakan oleh lembaga. Waktu yang baik diperlukandalam pelaksanaan program wrar-up (repap) agar dapat memulihkan responden dari ketergantungan narkoba, dilaksanakannya program wrar-up tersebut agar dapat memberikan pemulihan yang baik bagi para penyalahguna narkoba. Dan sebanyak 7 orang (46,67%), responden menyatakan bahwa waktu yang digunakan kurang baik untuk melaksanakan program wrar-up, sehingga responden tidak mampu untuk melaksanakan program dengan baik yang dilakukan oleh lembaga dengan waktu yang baik.

Tabel 5.36

Distribusi Berdasarkan Pandangan Responden Mengenai Sasaran yang Dihasilkan dari Program Repap

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Ya Tidak ada 3 12 20 80 Total 20 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.36 dapat disimpulkan bahwasannya rata-rata responden menyatakanbahwa sasaran program yang dihasilkan dari program wrar-up (repap) sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat

110 bahwasebanyak 12 orang (80%), responden menyatakan bahwa sasaran program yang dihasilkan baikdalam pemulihan responden. Hal ini dikarenakan responden sudah mau menerima untuk mengikuti kegiatan tersebut agar mampu pulih dari ketergantungannya pada narkoba dan sebanyak 3 orang (20%), responden menyatakan bahwa tidak ada sasaran yang baik dihasilkan dalam proses pemulihan responden.

Menurut salah satu petugas yang berada dilembaga bernama Evi mengatakan bahwa “Untuk memulihkan responden bahwa peran keluarga maupun peran masyarakat sangat diperlukan dalam prosesrehabilitasi. Hal ini sangatlah penting mengingat pada akhirnya responden haruskembali kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya yang dekat dengankehidupannya. Apabila responden dapat kembali kekeluarga dan masyarakat denganmenjalani kehidupannya seperti semula dan dapat berinteraksi dengan baik makadapat dikatakan bahwa program wrar-up yang dijalani responden berjalan sesuai dengan sasaran,bila sebaliknya maka dinilai program wrar-up telah gagal untuk memulihkan responden dari ketergantungannya.

b. BPSS (BioPsikoSosioSpritual)

BioPsikoSosioSpritual adalah program dengan pendekatan holistik yang memberikan pelayanan kepada seluruh korban penyalahgunaan narkoba agar meningkatkan kemampuan residen dalam proses pemulihan.

1. Biologis (Detoktifikasi)

Detoktifikasi adalah terapi untuk menghilangkan racun narkoba dari tubuh residen korban penyalahgunaan narkoba dan ketergantungan narkoba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.37

Distribusi Berdasarkan Pendapat Responden Mengenai Penerapan Program Detoktifikasi Dalam Panti Rehabilitasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Penting Kurang penting Tidak penting 10 3 2 66,67 20 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.37 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden yang menyatakan penerapan program detoktifikasi sangat penting dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan untuk proses pemulihan responden. Hal tersebut dapat dilihat bahwasanya sebanyak 10 orang (66,67%), responden menyatakan bahwa penerapan yang baik mengenai program detoktifikasi sangat pentingbagi pemulihan responden. Sebanyak 3 orang (20%), responden yang menyatakan bahwa penerapan yang baik mengenai program detoktifikasi kurang pentingbagi responden, dikarenakan responden kurang serius untuk mengikuti program tersebut dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan tidak penting karena responden tidak mau mengikuti dengan baik penerapan program detoktifikasi yang telah diberikan oleh lembaga.

Program detoktifikasi yang diterapkan oleh LKS Yayasan Nazar Medan merupakan suatu program pelayanan sosialyang menggunakan pendekatan holistic terhadap penyalahgunaan narkoba yang dapat dirasakan langsung dan dievaluasi

112 olehresponden. Dan lebih khusus lagi, untuk mengetahui sejauh mana proses pengenalanakan program yang diberikan kepada responden di LKS Yayasan Nazar Medan.

Tabel 5.38

Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Residen Terhadap Kinerja Pelaksanaan Program Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Baik Kurang baik Tidak baik 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.38 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden mengatakan mengenai kinerja pelaksanaan program detoktifikasi ialah sudah baik yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 12 orang (80%), responden menyatakan bahwa kinerja pelaksanaan program detoktifikasi sudah baik dilaksanakan oleh lembaga. Sementara itu responden yang menyatakan bahwa kinerja pelaksanaan program detoktifikasi kurang baik dilaksanakan untuk membantu responden untuk kembali pulih sebanyak 2 orang (13,33%) dan responden yang menyatakan kinerja pelaksanaan program detoktifikasi tidak baik dilaksanakan oleh lembaga untuk mendukung responden untuk kembali kekehidupan sebelumnya ssebanyak 1 orang (6,67%).

Melalui hasil obsevasi bahwa tujuan program detoktifikasi ini berjalan baik sesuai yang diharapkan, alangkah baiknya bila semua unsur/staff, petugas, tenaga professional ataupun responden memiliki komitmen yang teguh terhadap tujuan dari program detoktifikasi ini. Bila tujuan program detoktifikasi ini berhasil membuang semua toksin racun yang ada pada dalam tubuh responden, maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kinerja pelaksanaan program detoktifikasi yang dilaksanakan sangat berhasil memberikan pengaruh yang baik untuk pemulihan responden.

Tabel 5.39

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Program Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. 30 Menit 1 Jam 2 Jam 8 7 0 53,33 46,67 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.39 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden mengenai waktu pelaksanaan program detoktifikasi ialah sudah baik yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 8 orang (53,33%), responden yang menyatakan bahwa waktu yang digunakan untuk melaksanakan program detoktifikasi itu selama 30 menit dilaksanakan dan sebanyak 7 orang (46,67%), responden menyatakan bahwa waktu yang digunakan untuk melaksanakan program detoktifikasi selama 1 jam

114 dilaksanakan dengan baik dan tidak memberikan kejenuhan bagi responden yang mengikuti kegiatan detoktifikasi tersebut.

2. Psikologis (Konseling)

Psikologis (konseling) adalah suatu program yang memotivasi dan meningkatkan kepercayaan klien agar berfungsi normal dimasyarakat dan melihat permasalahannya secara lebih relastis. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel 5.40

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program Konseling Dapat Memberikan Motivasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Ya Biasa Tidak 13 0 2 86,67 0 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.40 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan pelaksanaan program konseling responden yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat memberikan motivasi yang lebih baik bagi pemulihan penyalahguna narkoba. Hal tersebut dapat dilihatsebanyak 13 orang (86,67%) respondenmenyatakan bahwa pelaksanaan program konseling dapat memberikan motivasi yang baik untuk pemulihan responden dan sebanyak 2 orang (13,33%), respondenmenyatakan bahwa

pelaksanaan program konseling tidak dapat memberikan motivasi yang baik untuk pemulihan responden. Hal itu disebabkan karena responden mengikutinya hanya keterpaksaan dan tidak mau cepat kembali pulih.

Tabel 5.41

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Yang Digunakan Untuk Konseling

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. 2 Kali Seminggu 1 Kali Sebulan 2 Kali Sebulan 6 7 2 40 46,67 13,33 Total 20 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.41 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan bahwa pelaksanaan psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan digunakan untuk konseling kepada konselor. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 7 orang (46,67%) responden menyatakan bahwa 1 kali sebulan mereka mengikuti konseling kepada konselor. Sebanyak 6 orang (40%) menyatakan bahwa responden mengikuti konseling hanya dua kali dalam seminggu konseling kepada konselor dan sebanyak 2 (13,33) menyatakan bahwa responden mengikuti konseling hanya sekali dalam seminggu untuk mengikuti konseling kepada konselor.

Melalui hasil kuesioner yang di sebarkan kepada responden mereka mengakui bahwa waktu konseling yang digunakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan

116 belum dikatakan baik karena konselor masih belum mau memantau kondisi para penyalahguna narkoba dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diberikan. Bahkan beberapa residen yang belum pernah mengikuti sama sekali konseling, alasan mereka karena konselor selalu memberikan alasan untuk tidak ada konseling. Maka itu salah satu residen memberikan alasan mengenai waktu yang digunakan yaitu menurut Alwi bahwa “Selama saya mengikuti berbagai program kegiatan di LKS Yayasan Nazar Medan bahwa saya tidak pernah konseling sama sekali sama konselor saya, karena konselor saya tidak pernah berada di yayasan untuk memantau saya”.

Tabel 5.42

Distribusi Berdasarkan Tanggapan Responden Tentang Program Psikologis Membantu Permasalahan Responden

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Membantu Kurang membantu Tidak membantu 12 3 0 80 20 0 Total 20 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.42 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan bahwa program psikologis dapat membantu permasalahan responden yang diberikan oleh lembaga LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 12 orang (80%), respondenmenyatakan bahwaprogram psikologis dapat membantu permasalahan yang ada dan sebanyak 3 orang (20%), respondenmenyatakan bahwa program

psikologis tidak dapat membantu permasalahan yang ada dengan baik, hal itu disebabkan karena responden tidak mau mengikuti dengan baik, mereka langsung menilai program tersebut buruk sebelum mengikutinya dengan baik.

Melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti di lembaga bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan responden mempunyai tangungjawab untuk mengubah tingkah laku,baik bagi diri sendiri maupun orang lain, jadi bukan semata-mata tanggungjawabpetugas. Teori yang mendasari pelayanan BioPsikoSosialSpritual adalah pendekatan secara holistik yang direkomendasikan WHO. Dengan metode ini proses penyembuhan dapat menghasilkan penyembuhan yang seutuhnya. Melalui penyembuhan ini, maka responden dapat kembali pulih dari ketergantungannya serta pola hidupnya lebih baik sehingga residen dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya melalui program psikologis tersebut.

3. Sosial (Sharing Kelompok)

Sharing kelompok adalah program yang diberikan kepada residen untuk mengembangkan sikap positif terhadap kondisi lingkungan sosial disekitar. seperti panti maupun diluar panti sehingga meningkatkan kualitas hidup para penyalahguna narkoba menjadi lebih baik. Program sosial ini adalah terapi mental, komunikasi efektif dan sharing kelompok.

118 Tabel 5.43

Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Pelaksanaan Program sosial Bagi Responden

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2 Ada Tidak 13 2 86,67 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.43 dapat disimpulkan

Dokumen terkait