• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

5.3 EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

5.3.1 Penilaian atas perencanaan

Penilaian atas perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

a. Soft Theraupetic Community

Program yang diakui secara internasional, program ini bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali kerumah. Program berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang

dilakukan biasanya bersifat konfrontatif. Metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

1. Morning meeting

Morning meeting adalah suatu kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh para residen. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kejujuran, dan mengidentifikasi perasaan.

Untuk melihat aspek penilaian atas perencanaan akan lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Mengetahui Tentang Tujuan Program Morning Meeting

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Mengetahui 10 2 66.67 13,33 20 Kurang mengetahui 3. Tidak Mengetahui 3 Total 15 100 Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 mengenai tujuan program morning meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat diketahui bahwa reponden yang berjumlah 10orang (66,67%) menyatakan bahwa mereka mengetahui tujuan dari program morning meeting. Responden mengetahui bahwa apapun yang menjadi kegiatan di dalam program morning meeting merupakan salah satu upaya dalam membantu proses pemulihan responden. Responden

78 mengetahui dengan baik tujuan program dan mengetahui apa saja tahapan-tahapan kegiatan yang akan mereka ikuti dalam proses pemulihan mereka. Hal ini dikarenakan sebelum mengikuti program morning meeting di LKS Yayasan Nazar Medan pihak panti memberitahu tujuan utama dari program morning meeting dan kegiatan yang diikuti dalam proses pemulihan mereka.

Sebanyak 3 (20%) responden menyatakan tidak mengetahuitujuan program morning meeting dikarenakan responden mengikuti program dengan cara dipaksa. Salah satu keluarga responden menyebutkan bahwa “mereka melaporkan anaknya agar ditangkap dan dibawa ke panti untuk mengikuti rehabilitasi sehingga mereka pada awalnya tidak mengetahui apa tujuan utama dari pelaksanaan program morning meeting tersebut”.Dikarenakan responden hanya mengikuti setiap proses kegiatan dari program tersebut karena intervensi dari pihak keluarganya kepada pihak panti. Sebanyak 2 (13,33%) responden menyatakan mereka kurang mengetahui, hal ini dikarenakan ketika pihak panti menyampaikan informasi dan tujuan pelaksanaan program morning meetingkepada responden, responden masih kurang mendengarkan dengan seksama dan kurang memahami tujuan program tersebut.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Keefisienan Program Yang Dilaksanakan Sebelum Mengikuti Kegiatan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Efisien 9 4 60 26,67 13,33 Kurang Efisien 3. Tidak Efisien 2 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwasanya responden mengatakan program morning meeting sangat efisien dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal ini dapat dilihat sebanyak 9 orang (60%), responden menyatakan bahwa program morning meeting sangat efisien dilaksanakan dalam kegiatan terapi. Sebanyak 4 orang (26,67%), respondenmenyatakan bahwa program morning meeting kurang efisien dilaksanakan oleh lembaga dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program morning meeting tidak efisien dilaksanakan oleh lembaga.

Melalui wawancara yang dilakukan kepada petugas, yang merupakan petugas yang ada didalam lembaga, Nia mengatakan “bahwa mereka yang mengatakan kalau program morning meeting ini tidak efektif, karena saat mengikuti program morning meeting mereka tidak pernah serius untuk mengikutinya, tanpa mereka sadari bahwa mengikuti program morning meeting dengan semangat dia bisa mendapatkan kesembuhan dari pengaruh narkoba yang buruk”.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Keefektifan Program Dilaksanakan Sebelum Mengikuti Kegiatan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Efektif 9 4 60 26,67 13,33 Kurang Efektif 3. Tidak Efektif 2 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwasanya responden mengatakan program morning meeting yang dilaksanakan sebelumnya

80 sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi sebanyak 9 orang (60%) yang menyatakan bahwa program morning meeting dalam kegiatan terapi yang dilaksanakan sebelumnya sangat efektif dalam proses pemulihan yang diberikan. Sebanyak 4 orang (26,67%), responden menyatakan bahwa program morning meeting yang diberikan kepada responden kurang efektif dilaksanakan oleh lembaga dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program morning meeting yang diberikan tidak efektif dilaksanakan oleh lembaga.

Tingkat Efektifan dalam suatu program merupakan penilaian yang mengukur tingkat kesesuaian suatu program yang dihasilkan untuk mencapai program yang diinginkan untuk membantu pemulihan para pecandu narkoba. Pencapaian suatu program yang diinginkan lembaga agar para penyalahguna narkoba sadar bahwa pemakaian narkoba membawa mereka dalam kesengsaraan hidup dan pencandu narkoba dapat kembali menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba.

2. General Meeting (Seminar)

General meeting (Seminar) adalah program yang diberikan kepada residen agar residen yang mengikutinya dapat menambah pengetahuan akan bahaya narkoba dan akan lebih peduli dengan diri sendiri. Untukaspek penilaian perencanaan lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Program Seminar Sebelum Mengikuti

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Baik Kurang Baik 10 3 66,67 20 13,33 3. Tidak Baik 2 Total 15 100 Sumber : Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenaipelaksanaan program seminaryang dilaksanakan sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sebanyak 10 orang (16,67%), bahwa tingkat pengetahuan respondensudah baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebanyak 3 orang (20%) bahwa tingkat pengetahuan responden kurang baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebanyak 2 orang (13,33%) bahwa responden tingkat pengetahuan tidak baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari tabel 5.11 dapat dianalisis bahwasanya rata-rata responden dalam penelitian ini yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang tujuanprogram seminar disebabkan karena responden memiliki kesadaran sendiri untuk mengingat pengetahuan yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam program seminar. Menurut salah satu petugas LKS Yayasan Nazar Medan bernama Denti menyebutkan bahwa “Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik disebabkan karena kurangnya memotivasi diri sendiri yang menyebabkan responden mengalami

82 kekurangan dalam mengetahui pengetahuan yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Responden yang tidak baik memahami pengetahuan dari program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar diakibatkan karena ketidakpedulian responden untuk mengetahui akan dampak penyalahgunaan narkoba dan mereka hanya mengetahui akan pengetahuan tentang pemakaian narkoba yang cepat”.

Tabel 5.12

Distrisbusi Berdasarkan KetertarikanResponden SebelumMengikuti Kegiatan Seminar

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Tertarik Kurang Tertarik 11 3 73,33 20 6,67 3. Tidak Tertarik 1 Total 15 100 Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwasanya responden banyak yang mengatakan bahwa ketertarikan responden untuk mengikuti program general meeting (seminar). Hal ini dapat dilihat dari frekuensi yang mengatakan bahwasannya program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan responden merasa tertarik untuk mengikutinya sebanyak 11 orang (73,33%). Sebanyak 3 orang (20%), responden menyatakan bahwa program seminar kurang tertarik untuk diikuti oleh reponden dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa program seminar tidak tertarik untuk mereka ikuti.

Salah satu responden bernama Morales, mengungkapkan bahwa “Saat mengikuti program seminar saya langsung tertarik dan yakin untuk bergabung mengikuti program seminar yang diberikan. karena program seminar sangat menguntungkan untuk kami ikuti. Dengan mengikuti program seminar yang dilaksanakan pengetahuan kami menjadi lebih bertambah untuk mengetahui bahaya penyalahgunaan narkoba pada kehidupan kami. Pasti kami semua yakin untuk mengikuti program seminar dengan baik”.

Tabel 5.13

Distribusi RespondenBerdasarkan Program Seminar Ditetapkan Sesuai Dengan Program Sebelumnya

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sesuai Kurang sesuai 12 2 80 13,33 6,67 3. Tidak sesuai 1 Total 15 100 Sumber Kuesioener 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui bahwasanya rata-rata responden menyatakan bahwa program seminar sudah sesuai dilaksanakan dengan program sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi responden sebanyak 12 orang (80%), responden mengatakan bahwasannya program seminar sudah sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan dengan sebelumnya. Sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program seminar kurang sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan dengan sebelumnya dansebanyak 1

84 orang (6,67%), responden menyatakanbahwa program seminar tidak sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan sebelumnya yang ditetapkan.

Melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh peneliti bahwa “Responden menilai bahwa program seminar dilaksanakan sudah sesuai dengan program sebelumnya oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Karena hampir seluruh responden yang sudah mengetahui dan memahami program seminar yang dapat membantu tingkat pemulihan responden dari sebelumnya. Lain halnya dengan responden yang menyatakan bahwa program seminar yang dilaksanakan kurang sesuai dengan program sebelumnya.

Menurut petugas menyatakan bahwa tujuan seminar sebenarnya dilaksanakan untuk dapat memberikan motivasi agar responden bisa belajar dari pengalaman sehingga mereka bisa mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan responden menyatakan bahwa program seminar tidak sesuai dilaksanakan dengan program sebelumnya, karena mereka tidak mengikuti program seminar dengan baik, mereka hanya menganggap program tersebut hanya program yang tidak punya manfaat bagi mereka.

3. House Meeting (Evaluasi Kegiatan)

House meeting dalam pembahasan kasus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menangangani penyalahgunaan narkoba untuk proses pemulihan agar penyalahgunaan narkoba dapat melatih kejujuran pada dirinya sendiri dan dapat menyelesaikan permasalahn yang ada didalam dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Dalam MenentukanSeleksi Kriteria Sebelum Mengikuti Program House Meeting

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sesuai Kurang Sesuai 14 1 93,33 6,67 0 3. Tidak Sesuai 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh melalui pengumpulan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwasanya seleksi kriteria sudah sesuai mengikuti program house meeting yang dilakukan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam menentukan responden untuk mengikuti program house meeting sudah sesuai. Terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh hampir seluruh responden sebanyak 14 orang (93,33%), responden menyatakan bahwa sudah sesuai dalam mengikuti program seleksi kriteria dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa seleksi kriteria yang dilakukan kurang sesuai untuk mengikuti program house meeting.

Sebelum mengikuti program yang dilaksanakan, LKS Yayasan Nazar Medan mengajak dan mengarahkan responden untuk dapat berparitisipasi untuk mengikuti program house meeting. Melalui salah satu wawancara responden bernama Ruas bahwa “petugas melakukan pendekatan untuk menentukan kriteria bahwa mengikuti

86 program house meetingadalah semua para penyalahgunaan narkoba dan yang memiliki nalar yang baik dan mampu berpikir dengan baik untuk mengikuti program tersebut”.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Perencanaan Sesuai Dengan Program Sebelumnya

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Sesuai Kurang Sesuai 14 1 93,33 6,67 0 3. Tidak Sesuai 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh melalui pengumpulan data yang disajikan pada tabel 5.15 dapat disimpulkan bahwasanya tingkat perencanaan responden sesuai dengan program sebelumnya yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sudah sesuai. Terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh hampir seluruh responden sebanyak 14 orang (93,33%), responden menyatakan bahwa tingkat perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan program sebelumnya dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa tingkat perencanaan program kurang sesuai dengan program sebelumnya

Rata-rata responden yang menyatakan bahwa tingkat perencanaan program sesuai dengan program sebelumnya. Dan menjadi prioritas responden dalam menunjang program agar selalu sesuai dengan kasus yang ada didalam lembaga. Karena responden sudah mengetahui jelas perencanaan program sebelumnya yang

dilaksanakan oleh lembaga. Sementara yang menyatakan bahwa perencanaan program tidak sesuai dengan program yang sudah berjalan, karena para penyalahgunaan narkoba tidak mengetahui dengan baik dengan program sebelumnya.

4. Wrar-up (repap)

Repap adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga kepada residen untuk mengetahui kondisi perasaannya selama mengikuti kegiatan setiap hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini :

Tabel 5.16

Distribusi responden Berdasarkan Ketertarikan Mengikuti Program Repap Membantu Pemulihan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Tertarik Kurang Tertarik 13 0 86,67 0 13,33 3. Tidak Tertarik 2 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat disimpulkan bahwasanya ketertarikan responden untuk mengikuti program repap yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu pemulihan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden tertarik untuk mengikuti program repap sebanyak 13 orang (86,67%) karena responden ingin serius untuk pulih dari ketergantungan narkoba. Dan yang menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti program repap sebanyak 2 orang (13,33%). Hal ini disebabkan karena responden

88 tidak mau peduli dengan pemulihan yang diberikan, responden selalu memberikan sifat negatif mengenai program yang diberikan.

Tabel 5.17

Distribusi Berdasarkan Keyakinan Responden Untuk Direpap

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Yakin Kurang yakin 12 2 80 13,33 6,67 3. Tidak yakin 1 Total 15 100 Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 dapat disimpulkan bahwasanya keyakinan responden untuk direpap yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden yakin untuk direpap sebanyak 12 orang (80%) responden menyatakan bahwa program repap dapat memberikan pemulihan dan melepaskan ketergantungan pada narkoba. Sementara itu sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan bahwa kurang yakin untuk mengikuti program wrar-up karena responden tidak fokus untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan dan yang menyatakan tidak yakin direpap sebanyak 1 orang (6,67%), hal itu disebabkan karena responden menganggap bahwa program wrar-up tidak dapat membantu sama sekali dalam pemulihan dan dia menganggap bahwa program tersebut hanya dapat menghabiskan waktu untuk serius mengikuti program tersebut.

c. BPSS (BioPsikoSosioSpiritual)

BPSS adalah program holistik yang dapat memberikan pelayanan kepada seluruh korban penyalahgunaan narkoba agar meningkatkan kemampuan residen dalam proses pemulihan. Tujuan program BPSS adalah metode untuk penyembuhan dapat menghasilkan penyembuhan seutuhnya karena dapat memahami manusia yang sehat sepenuhnya dilihat dari sudut jasmani, kejiwaan, sosial dan agama.

1. Biologis (Detoktifikasi)

Detoktifikasi adalah terapi untuk melepaskan seseorang dari pengaruh langsung narkoba yang disalahgunakan. Detoktifikasi diikuti tahap kedua dari proses melepaskan seseorang dari ketergantungan narkoba yaitu rehabilitasi yang meliputi rehabilitasi fisik, psikologis, sosial, spritual, okupasional dan edukasional. Tujuan detoktifikasi untuk merangsang sistem jaringan saraf yang putus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.18

Distribusi Berdasarkan KeseriusanResponden Sebelum Mengikuti Program Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Serius Kurang serius 12 2 80 13,33 6,67 3. Tidak serius 1 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

90 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 dapat disimpulkan bahwasanya sebelum mengikuti program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan responden sudah serius untuk mengikutinya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebelum mengikuti program detoktifikasi responden sudah serius untuk mengikutinya sebanyak 12 orang (80%)responden menyatakan bahwa program detoktifikasi telah berhasil merangsang sistem jaringan saraf responden yang putus karena disebabkan dari efek memakai narkoba, sementara itu yang menyatakan kurang serius untuk mengikuti program detoktifikasi dan yang menyatakan tidak serius mengikuti program detoktifikasi sebanyak 1 orang (6,67%). Hal ini karena tidak adanya keseriusan responden untuk mengikuti program detoktifikasi yang membuat mereka pulih dari ketergantungan narkoba.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Mengenai Program Pelayanan Biologis (detoktifikasi) Sebelum Mengikuti Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Ya Tidak 10 5 66,67 33,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat disimpulkan bahwasanya LKS Yayasan Nazar Medan memberikan informasi mengenai pelayanan detoktifikasi sebelum mengikuti program detoktifiaksi. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 10 orang (66,67%), bahwa responden mendapatkan informasi yang baik

untuk mengikuti program tersebut dan Sebanyak 5 orang (33,33%), responden yang menyatakan bahwa tidak mendapatkan informasi yang baik mengenai program detoktifikasi yang akan dilaksanakan.

Menurut salah satu petugas bernama Yogi mengatakan bahwa “Mereka datang untuk direhabilitasi dengan kemauan sendiri bersama keluarganya untuk mengetahui informasi dan tujuan dari program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Sehingga sebelum mereka mengikuti program detoktifikasi mereka sudah paham dan mengerti apa yang menjadi tujuan dari program dan apa saja kegiatan-kegiatan yang akan diikuti selama mengikuti program detoktifikasi di LKS Yayasan Nazar Medan”.

2. Psikologis (Konseling)

Psikologis adalah program yang diberikan untuk mengenal dirinya dan mampu memecahkan permasalahannya tersebut. Diantara program tersebut yang diberikan adalah konseling individu, konseling keluarga, konseling kelompok pengenalan diri dan psikologis. Konseling baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk membantu klien untuk memahami diri, membujuk, serta memberi saran dan keyakinan sehingga klien melihat permasalahannya secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil mengatasi masalah serta meningkatkan kemampuan klien agar berfungsi normal dimasyarakat.

92 Tabel 5.20

Distribusi Berdasarkan Keyakinan Responden Mendaftrakan Diri Sebelum Mengkuti Program Psikologis

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Yakin Ragu-ragu Tidak Yakin 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 mengenai keyakinan responden untuk mendaftarkan diri sebelum mengikuti program psikologisyang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat diketahui bahwa rata-rata responden yang berjumlah 12orang (80%), responden menyatakan bahwa mereka sangat yakin untuk mengikuti program psikologis. Salah satu responden bernama Tonggo mengatakan bahwa “Setelah mendapatkan informasi dari petugas tentang program psikologis, kami yakin dan membuat keputusan untuk ikut serta dalam mengikuti proses pemulihan karena kami sudah mengetahui bahwa program tersebut membantu kami agar kembali pulih dan kami sangat yakin bahwa program tersebut akan mengubah kami menjadi lebih baik lagi”.

Sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan ragu-ragu untuk mengikuti dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program karena sebelum responden mengikuti program, responden sudah takut dan tidak yakin untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang sudah diatur dengan baik dan sebanyak 1 orang

(6,67%) responden menyatakan bahwa responden tidak yakin untuk mengikuti program psikologis namun karena keluarga responden mendaftarkan maka responden harus mengikuti program psikologis tersebut dengan keadaan terpaksa.

Tabel 5.21

Distribusi Terhadap Pemakaian Narkoba Sebelum Mengikuti Program Psikologis

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Selalu Jarang Tidak Pernah 10 5 0 66,67 33,33 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 mengenai tingkat pemakaian narkoba sebelum mengikuti program psikologis dapat diketahui bahwa rata-rata responden yang berjumlah 10 orang (66,67%) menyatakan bahwa responden selalu mengkonsumsi narkoba. Hal ini dikarenakan responden sudah ketergantungan dengan pemakaian narkoba. Sebanyak 5 orang (33,33%), responden menyatakan bahwa mereka jarang mengkonsumsi narkoba. Mereka hanya mengkonsumsi narkoba sekitar sekali dalam seminggu yaitu hanya jika mereka mempunyai uang untuk membeli narkoba jika tidak maka mereka tidak akan mengkonsumsinya.

94 3. Sosial (sharing kelompok)

Sosial adalah program yang diberikan untuk mengembangkan sifat positif terhadap kondisi lingkungan sosial sekitar panti. Program ini dirancang untuk memulihkan kemampuan para residen untuk beradaptasi secara wajar/normal dirumah, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat sehingga meningkatkan kualitas hidup para residen menjadi lebih baik. Program sosial ini adalah terapi mental, komunikasi efektif, sharing kelompok. Dengan terapi ini diharapkan dapat berubah menjadi perilaku yang secara sosial dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini :

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Pemahaman Sebelum Mengikuti Program Sosial

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. Ya Tidak 10 5 66,67 33,33 Total 20 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 dapat disimpulkan bahwasanya LKS Yayasan Nazar Medan memberikan sosialisasi mengenai program sosial yang diberikan untuk proses pemulihan responden. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden diberikan sosialisasi mengenai program sosial sebanyak 10 orang (66,67%), responden menyatakan berhasil memberikan pemahaman yang baik mengenai program sosial yang diberikan untuk proses pemulihan mereka dan

Sebanyak 5 orang (33,33%), responden menyatakan bahwa responden tidak diberikan sosialisasi dengan baik mengenai program sosial. Dikarenakan menurut salah satu petugas bernama Lisa menyatakan bahwa “Mereka tidak mau mendengarkan dengan baik mengenai sosialisasi untuk mengikuti program yang akan diberikan untuk proses pemulihan mereka”.

Tabel 5.23

Distribusi Berdasarkan Kesesuaian Penetapan Prioritas Responden Sebelum Mengikuti Program Sosial

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 dapat disimpulkan bahwasanya program sosialsudah sesuai sehingga responden menetapkan prioritas untuk mengikuti program sosial yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang (80%), responden menyatakan bahwa program sosial sudah sesuai dilaksanakan sebelum mengikuti program tersebut dan menurut mereka program sosial dapat memulihkan kemampuan mereka untuk beradaptasi secara normal dilingkungan. Sementara sebanyak 2 orang (13,33%) menyatakan bahwa program sosial masih kurang sesuai untuk memulihkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan Sebanyak 1 orang (6,67%), responden

96 menyatakan bahwa program sosial tidak sesuai dilaksanakan untuk memulihkan kemampuan mereka untuk dapat beradaptasi dengan baik. Hal ini karena responden tidak dapat memulihkan kemampuan untuk beradaptasi secara wajar.

4. Spiritual (Keagamaan)

Keagamaan adalah program yang diberikan untuk menambah pemahaman agama residen sehingga agama dapat dijadikan dasar dalam melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.24

Distribusi Berdasarkan Tingkat Pemahaman Responden Seputar Narkoba Sebelum Mengikuti Program Spiritual

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. Baik Kurang baik Tidak baik 13 2 0 86,67 13,33 0 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.24 dapat disimpulkan bahwasanya tingkat pemahaman responden seputar narkoba sudah baik sebelum mengikuti program spiritual yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan.

Dokumen terkait