BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Evaluasi Sifat Fisik Nanoemulsi Minyak Biji Delima
Gambar 4. Nanoemulsi minyak biji delima formula A dan B
Hasil pengamatan organoleptis yang meliputi warna, bau, kejernihan,
homogenitas, serta pemisahan fase dan pH nanoemulsi minyak biji delima
formula A dan formula B tertera pada Tabel VI.
FORMULA B FORMULA A
Tabel VI. Data organoleptis dan pH nanoemulsi minyak biji delima
Formula A Formula B
Warna Kuning Kuning
Bau Khas Khas
Kejernihan Jernih Jernih
Homogenitas Homogen Homogen
Pemisahan Tidak ada Tidak ada
pH 5,472 ± 0,026 5,513 ± 0,015
Sediaan nanoemulsi yang dihasilkan baik dengan fase minyak VCO
(formula A) maupun fase minyak MCT oil (formula B) menunjukkan sediaan
yang berwarna kuning dengan bau khas minyak biji delima, homogen, jernih,
serta tidak menunjukkan adanya pemisahan fase. Pengukuran pH sediaan
nanoemulsi berkisar antara 5-6 yang menunjukkan bahwa pH sediaan sesuai
dengan persyaratan pH sediaan untuk pemakaian di kulit. Nilai pH yang sesuai
dengan pH sediaan untuk pemakaian di kulit ini akan menurunkan resiko
terjadinya iritasi kulit saat sediaan digunakan.
Hasil rerata uji pH, persen transmitan, turbiditas, viskositas, serta ukuran
droplet dari nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak VCO dan
MCT oil tersaji dalam Tabel VII.
Tabel VII. Data pengujian sifat fisik nanoemulsi minyak biji delima
Formula A Formula B p-value
pH 5,472 ± 0,026 5,513 ± 0,015 0,077
Persen transmitan (%) 99,5 ± 0,1 99,6 ± 0,06 0,479
Turbiditas (%) 0,249 ± 0,005 0,280 ± 0,057 1
Viskositas (dPa.s) 0,0136 ± 0,0004 0,0125 ± 0,0007 0,089
Ukuran droplet (nm) 47,63 ± 29,09 58,28 ± 33,13 -
Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa pH yang dihasilkan
berbeda signifikan dengan p-value sebesar 0,077, artinya perbedaan fase
minyak pada formulasi nanoemulsi minyak biji delima tidak mempengaruhi pH
sediaan.
2. Pengujian tipe nanoemulsi
Tipe nanoemulsi ditentukan dengan uji dilusi di mana sediaan dilarutkan
dalam fase air serta fase minyak yang digunakan. Hasil dari uji ini
menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi minyak biji delima yang dibuat
memiliki tipe minyak dalam air karena sediaan terdispersi ke dalam fase air
dengan baik, sedangkan dalam fase minyak membentuk butiran-butiran droplet
yang tidak terdispersi. Selain uji dilusi, tipe sediaan nanoemulsi ini juga dapat
dilihat dari nilai HLB secara teoritis. Nilai HLB campuran sediaan dengan fase
minyak VCO dan MCT oil sebesar 13,93 (Lampiran 2) yang merupakan nilai
HLB yang menghasilkan emulsi minyak dalam air.
3. Pengujian persen transmitan
Pengujian persen transmitan sediaan nanoemulsi bertujuan untuk melihat
kejernihan sediaan. Salah satu parameter yang menunjukkan droplet dari
emulsi yang terbentuk berukuran nanometer yaitu kejernihan sediaannya.
Semakin jernih suatu sediaan maka kemungkinan ukuran droplet emulsinya
semakin kecil. Persen transmitan yang mendekati 100% menunjukkan bahwa
Hasil rerata persen transmitan formula A dan B tertera pada Tabel VII.
Fase minyak VCO maupun MCT oil yang digunakan pada pembuatan
nanoemulsi minyak biji delima tidak menunjukkan adanya perbedaan
signifikan dengan p-value sebesar 0,479.
4. Pengujian turbiditas
Pengukuran turbiditas pada sediaan nanoemulsi bertujuan untuk melihat
kekeruhan sediaan. Semakin besar nilainya maka sediaan nanoemulsi yang
terbentuk semakin keruh. Sediaan nanoemulsi yang baik menunjukkan nilai
turbiditas kurang dari 1%. Hasil rerata pengukuran turbiditas nanoemulsi
minyak biji delima tertera pada Tabel VII. Formula A dan B menghasilkan
nanoemulsi minyak biji delima dengan turbiditas dibawah 1% yang
menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase
minyak VCO maupun MCT oil tidak keruh. Hasil p-value menunjukkan tidak
ada perbedaan signifikan antara penggunaan fase minyak VCO maupun MCT
oil terhadap turbiditas sediaan nanoemulsi minyak biji delima.
5. Pengujian viskositas
Viskositas sediaan nanoemulsi yang dibuat dengan metode emulsifikasi
energi tinggi biasanya rendah, berkisar antara 0,01-2 dPa.s (Gupta et al., 2010).
Pada penelitian ini, viskositas sediaan diukur pada shear rate 218,906 s-1. Hasil
pengukuran viskositas formula A dan B tersaji dalam Tabel VII. Hasil
berkisar pada nilai 0,01 dPa.s dan perbedaan penggunaan fase minyak tidak
menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada viskositas kedua formula.
6. Pengujian ukuran droplet
Sediaan nanoemulsi yang diformulasikan pada penelitian ini diharapkan
memiliki ukuran droplet yang kurang dari 100 nm sehingga dapat disebut
sebagai suatu sediaan nanoemulsi. Hasil pemeriksaan ukuran droplet untuk
kedua formula tersaji dalam Tabel VII. Kedua formula menghasilkan droplet
dengan ukuran kurang dari 100 nm yang menunjukkan bahwa keduanya
termasuk dalam kategori sediaan nanoemulsi. Simpangan baku yang didapat
pada pengujian ukuran droplet ini cukup besar yang disebabkan karena ukuran
droplet yang dihasilkan tidak seragam. Pengecilan ukuran droplet dengan
metode emulsifikasi energi tinggi menyebabkan droplet yang dihasilkan tidak
seragam dan memiliki puncak yang banyak (Affandi, Julianto, and Majeed,
2011). Ukuran droplet yang lebih seragam dapat dihasilkan dengan
menggunakan energi yang lebih tinggi lagi saat pembuatan dan dilakukan
dalam beberapa kali siklus.
Keseragaman ukuran droplet dapat dilihat dari indeks polidispersitas
sediaan. Formula A dengan fase minyak VCO memiliki indeks polidispersitas
sebesar 0,451, sedangkan formula B dengan fase minyak MCT oil memiliki
indeks polidispersitas 0,566. Indeks polidispersitas (PI) berkisar antara 0-1,
semakin kecil PI maka semakin sempit distribusi ukuran droplet nanoemulsi.
PI diatas 0,5 menunjukkan bahwa ukuran droplet tidak seragam atau
polydisperse (Muller, Benita, and Bohm, 1998). Semakin besar indeks
polidispersitasnya maka semakin rendah keseragaman ukuran droplet yang
terbentuk (Gupta et al., 2010). Formula A dengan fase minyak VCO dan
formula B dengan fase minyak MCT oil menunjukkan distribusi ukuran droplet
yang polidispers yang terlihat dari simpangan baku ukuran partikel nya yang
juga besar.
Sifat fisik antara kedua formula dengan fase minyak VCO dan MCT oil
secara keseluruhan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan keduanya
termasuk dalam kriteria sediaan nanoemulsi yang baik.
C. Evaluasi Stabilitas Fisik Nanoemulsi Minyak Biji Delima