• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI DAN EVALUAS

4.3 Evaluasi Sistem

Berdasarkan pada hasil uji coba sebanyak 53 test case terhadap Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA dinilai layak dari proses input sampai proses output yang diharapkan. Dari fitur-fitur dasar test case ID 1 sampai test case ID 45 dapat disimpulkan bahwa fitur-fitur dasar tersebut berjalan sesuai dengan baik dan benar. Untuk mengetahui secara detil tentang hasil uji coba sistem, dapat dilihat pada lampiran UAT (User Acceptance Test) di lampiran 3.

STIKOM

Tabel parameter keberhasilan program terpai dapat dlihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32 Tabel Parameter Keberhasilan Program Terapi

No User Proses Sebelum Sesudah

1 Guru Penyusunan Program Terapi

Guru melihat Program Terapi yang dulu yang belum lulus atau belum diambil

Terdapat usulan Program Terapi yang membantu guru dalam menyusun program

2 Guru dan Kepala Sekolah

Pemberian Nilai Harian dan melihat rekapan Nilai Harian

Guru mengisi Lembar Nilai Harian lalu menyimpan data tersebut. Jika membutuhkan data nilai tersebut guru harus mencari lembaran dengan hari yang ingin dilihat.

Guru mengisikan Form Nilai Harian dan nantinya akan dihasilkan Laporan Semester Nilai Harian anak dengan statusnya mastered atau tidak dan bisa dilakukan pencarian nilai berdasarkan tanggal tertentu di laporan tersebut. 3 Guru dan Kepala Sekolah Pemberian Nilai Maintenance dan melihat rekapan Nilai Maintenance

Dinilai oleh 3 guru dalam 1

Lembar Penilaian

Maintenance

Dinilai oleh 3 guru dengan masing-masing guru mengisi sendiri nilai anak yang diujikan, dan nanti akan dihasilkan Laporan Semester Nilai Maintenance dengan statusnya apakah kompeten atau tidak dan bisa melakukan pencarian nilai berdasarkan tanggal tertentu di laporan tersebut. 4 Guru dan kepala sekolah Menghitung Persentase Kemampuan Belajar Anak

Dibentuk team persentase untuk menghitung persentase kemampuan belajar anak dan membuat laporan untuk diberikan kepada kepala sekolah.

Dengan dimasukkannya nilai maintenance UAS oleh guru maka kepala sekolah dan guru dapat melihat persentase kemampuan belajar anak berdasarkan tingkatan dan kategori dari Laporan Persentase Kemampuan Belajar Anak.

STIKOM

No User Proses Sebelum Sesudah 5 Guru dan Kepala Sekolah Melihat Laporan Program Terapi Kepala sekolah

menyimpulkan sendiri tiap status aktivitas anak tersebut kompeten atau tidak

Dengan adanya fitur Laporan Program Terapi beserta statusnya, kepala sekolah tidak perlu meyimpulkan status tiap aktivitas anak.

6 Guru dan Kepala Sekolah Melihat Grafik Perkembangan Harian

Belum ada Dapat melihat grafik pencapaian jumlah aktivitas pada materi yang diambil telah mastered tiap kategori untuk masing-masing anak. 7 Guru dan Kepala Sekolah Melihat dan memberitahukan Laporan Keberhasilan Anak kepada orang tua

Kepala sekolah melihat dari rekapan data nilai harian dan maintenance dalam bentuk lembaran, menganalisa lalu memberitahukan kepada orang tua

Kepala sekolah dapat melihat Laporan Perkembangan Anak dengan melihat pencapaian jumlah materi yang sudah berhasil ditempuh oleh anak tiap kategori untuk masing-masing anak untuk dijadikan bahan untuk menentukan banyaknya program terapi selanjutnya, penambahan program terapi dan diberitahukan kepada orang tua pada saat pertemuan orang tua.

8 Kepala Sekolah

Melihat Laporan Perkembangan Semester

Tidak ada Kepala sekolah dapat melihat jumlah materi yang sudah lulus dengan kategori, tingkatan dan semester tertentu untuk semua anak yang mengambil kategori dan tingkatan tersebut pada semester yang dipilih.

9 Kepala Sekolah

Membuat Jadwal Maintenance Guru

Dalam bentuk kertas Kepala sekolah setting pada jadwal maintenance guru, lalu pada saat pemberian nilai maintenance, guru hanya dapat melihat dan memberikan nilai anak yang diujinya saja.

STIKOM

No User Proses Sebelum Sesudah 10 Orang Tua Diberikan Laporan Perkembangan Anak

Diberikan dalam bentuk raport dan penilaian harian serta maintenance tiap anak

 Diberikan laporan program terapi untuk melihat aktivitas mana yang kompeten atau tidak, atau materi mana yang sudah lulus atau tidak.

 Diberikan laporan persentase kemampuan belajar anak untuk melihat sudah seberapa jauh persentase kemampuan anak dari keseluruhan kurikulum yang diberikan.

 Diberikan laporan penilaian perkembangan anak sebagai ganti rapor yang diberikan. Berisi tentang nilai maintenance dari 3 guru pada masing-masing aktivitas yang dibuatkan program terapinya di 1 semester itu.

STIKOM

162 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis, perancangan sistem, pembuatan aplikasi dan uji coba sistem pada Rancang Bangun Sistem Informasi Terapi Autisme dengan Menggunakan Metode Applied Behaviour Analysis (Studi kasus : Sekolah Harapan Bunda Surabaya) ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA ini dapat membantu guru dalam proses penyusunan program terapi, karena sudah terdapat usulan program terapi yang dapat diambil.

2. Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA ini dapat membantu guru dalam memonitor perkembangan harian anak dengan melihat grafik perkembangan harian untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan penambahan program terapi.

3. Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA ini dapat membantu guru dalam memonitor keberhasilan terapi anak pada grafik keberhasilan anak.

4. Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA ini dapat membantu kepala sekolah dalam proses persetujuan program terapi. 5. Sistem Informasi Terapi Autisme dengan menggunakan metode ABA ini

dapat membantu kepala sekolah dalam memonitor keberhasilan terapi anak pada grafik keberhasilan anak dan grafik perkembangan semester serta

STIKOM

dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang sejauh mana perkembangan anak pada saat pertemuan dengan orang tua.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang diberikan oleh penulis guna pengembangan sistem informasi terapi autisme di waktu mendatang, antara lain :

1. Sistem Informasi Terapi Autisme ini dapat dikembangan dengan menggunakan aplikasi berbasis android sehingga guru tidak perlu mengantri memasukkan nilai pada komputer sekolah tetapi bisa langsung dari Handphone masing-masing guru yang memiliki Operating System android. 2. Sistem Informasi Terapi Autisme ini dapat dikembangkan dengan

menambahkan aplikasi sistem pendukung keputusan dalam penentuan program terapi mana yang harus diambil oleh guru sehingga memudahkan guru dalam proses pengajaran.

3. Sistem Informasi Terapi Autisme ini dapat dikembangkan dengan menambahkan aplikasi penentuan jenis autisme secara langsung tanpa proses peninjauan yang lama sehingga memudahkan guru dalam menentukan secara langsung jenis autisme anak pada saat anak masuk. 4. Sistem Informasi Terapi Autisme ini dapat dipergunakan untuk sekolah

autisme lain yang berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional sehingga banyak sekolah autisme yang terbantu. Melihat saat ini tidak banyak sekolah yang telah memiliki aplikasi terapi autisme.

STIKOM

Dokumen terkait