• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Evaluasi terhadap jadwal penyusunan anggaran

3. Evaluasi proses penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara. 4. Evaluasi proses penyusunan RKA-SKPD.

5. Evaluasi proses verifikasi RKA-SKPD. 6. Evaluasi proses penetapan APBD.

1. Evaluasi terhadap jadwal penyusunan anggaran

Jadwal proses penyusunan anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, disusun oleh Bappeda dengan berpedoman pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Permendagri No. 59 Tahun 2007. Jadwal tersebut berisi serangkaian kegiatan dan waktu mengenai kapan suatu tahap kegiatan akan dilaksanakan. Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007 telah mengatur tahap- tahap kegiatan yang akan dilaksanakan beserta jadwal waktu mengenai kapan tahap kegiatan harus dilaksanakan dalam suatu proses penyusunan APBD. Kepatuhan terhadap jadwal yang ditentukan akan mempengaruhi kualitas APBD yang dihasilkan. Hal ini terkait dengan jumlah waktu minimal yang dibutuhkan dalam melakukan suatu tahap kegiatan dalam proses penyusunan anggaran. Semakin pendek atau sedikit waktu yang diberikan dalam suatu tahapan kegiatan akan mengakibatkan pada pelaksanaan tahapan kegiatan yang tergesa-gesa sehinga akan menghasilkan suatu output yang kurang baik. Disamping itu, karena proses penyusunan anggaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan, maka keterlambatan dapat

2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007 dengan jadwal yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, besarta realisasinya.

Pada Lampiran 5 dapat dilihat bagaimana realisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunan anggaran, diperbandingkan dengan jadwal yang telah ditentukan. Secara umum, realisasi jadwal maupun jumlah waktu minimal yang dibutuhkan belum sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, baik menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007 maupun menurut jadwal yang dibuat oleh Bappeda. Apabila diperbandingkan antara realisasi dengan jadwal yang dibuat oleh TAPD, pelaksanaan kegiatan juga banyak mengalami keterlambatan. Kegiatan penyusunan kebijakan APBD yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Juli mundur sampai bulan September, November. Bahkan penyusunan Kebijakan Umum APBD untuk TA 2009 justru dilaksanakan pada bulan Februari 2009, dimana APBD untuk TA 2009 juga ditetapkan pada tahun tersebut. Ini berarti bahwa penyusunan RKA-SKPD telah dilaksanakan dengan tidak menggunakan dasar Kebijakan Umum APBD. Namun demikian, keterlambatan proses penyusunan Kebijakan Umum APBD TA 2009 bisa dimaklumi, karena terdapat Pemilu Legislatif pada TA 2009. Sehingga membuat perumusan Kebijakan Umum APBD menjadi terhambat karena baik Bupati maupun DPRD berfokus pada jalannya Pemilu Legislatif di Kabupaten Karanganyar.

Selanjutnya proses penyusunan Prioritas APBD juga mengalami penundaan dari jadwal yang ditentukan. Penysusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Sementara untuk TA 2007 disusun bersamaan dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD, dan mengalami keterlambatan 4 bulan dari jadwal yang ditetapkan. Sementara penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara untuk TA 2008 dilakukan kurang lebih tiga bulan setelah penyusunan Kebijakan Umum APBD yaitu disusun masing masing pada bulan Desember atau terlambat sekitar 5 bulan dari batas waktu yang telah ditentukan. Untuk TA 2009 dilakukan bersamaan dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD, yaitu pada bulan Februari 2009.

Dengan tertundanya penyusunan Kebijakan Umum APBD serta penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, berakibat pada tahap penyusunan usulan RKA-SKPD. Unit kerja seharusnya melakukan penyusunan usulan RKA-SKPD pada bulan September mundur menjadi bulan Desember. Waktu penyusunan RKA-SKPD yang seharusnya kurang lebih satu bulan, menjadi hanya sekitar dua minggu saja. Terbatasnya waktu penyusunan RKA-SKPD berakibat pada penyusunan RKA-SKPD dikerjakan dengan tergesa-gesa dan kurang teliti baik menyangkut indikator kinerja maupun jumlah anggaran yang diusulkan dalam RKA-SKPD. RKA-SKPD yang belum

diajukan mengakibatkan proses verifikasi oleh TAPD harus mengalami banyak revisi dan perbaikan yang terkadang dilakukan sampai berulang kali. Hal ini menyebabkan pekerjaan yang dilakukan, baik oleh unit kerja maupun oleh TAPD tidak efektif dan efisien.

Pengajuan Rancangan APBD kepada DPRD oleh pihak eksekutif seharusnya dilaksanakan pada bulan Oktober. Akan tetapi pengajuan Rancangan APBD mengalami keterlambatan. Sebagai hasilnya, realisasi penetapan RAPBD menjadi APBD untuk APBD TA 2007, APBD TA 2008, dan APBD TA 2009 mengalami keterlambatan. APBD TA 2007 baru ditetapkan pada bulan Januari terlambat tiga bulan dari jadwal yang ditentukan, sementara APBD TA 2009 baru ditetapkan bulan Februari terlambat empat bulan dari jadwal yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara, keterlambatan penetapan APBD tersebut dikarenakan berbagai macam sebab. Pada tahun 2007 dan 2008, penetapan terlambat karena membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan persepsi yang sama antara DPRD dan unit kerja. Pada tahun 2009, penetapan APBD terlambat karena pada tahun 2009, Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar sedang melaksanakan Pemilu Legislatif.

Sebagai akibat dari mundurnya penetapan APBD dari jadwal yang ditentukan berakibat pada pelaksanaan kegiatan pada tingkat unit kerja. Setelah APBD ditetapkan, masih dilakukan penjabaran APBD, yaitu pembuatan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (DPA-SKPD) oleh unit kerja dengan mendasarkan pada RKA-SKPD yang sebelumnya sudah dibuat. Pembuatan DPA- SKPD oleh unit kerja sampai menjadi penjabaran APBD yang ditetapkan dengan SK Bupati, juga masih membutuhkan waktu paling tidak satu bulan semenjak penetapan APBD. Dengan penetapan APBD yang terlambat, akan berdampak bagi unit kerja didalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Kegiatan yang paling merasakan dampaknya adalah terutama untuk kegiatan-kegiatan pengadaan barang dan jasa yang memerlukan proses pelelangan, dimana proses pelelangan biasanya memakan waktu yang lebih lama dibanding dengan proses pengadaan barang atau jasa melalui penunjukan atau pemilihan secara langsung.

Sebagai konsekuensi mundurnya pelaksanaan kegiatan yang mendekati akhir tahun anggaran adalah sering dijumpai otuput dari suatu kegiatan mempunyai kualitas rendah karena hanya dikerjakan dengan asal-asalan, untuk mengejar batas waktu pelaksanaan kegiatan yang sangat terbatas. Disamping itu, dengan keterbatasan waktu akan membuka peluang adanya manipulasi yang dilakukan bersama oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Dokumen terkait