• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH 22 100 Keterangan: SD= 1,7 Min= 21 Max=

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.2 Evaluasi Terhadap Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Pageruyung

Untuk mengevaluasi kompetensi guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung, dilakukan melalui empat unsur kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, secara menyeluruh.

Terkait dengan karakteristik belajar setiap peserta didik, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah dapat mengenali dan mengidentifikasinya. Berkenaan dengan hal itu, nara sumber satu (S1) dalam verbatim baris ke 36-37 menjelaskan bahwa guru-guru melakukan identifikasi karakter siswa dengan cara memberi kesempatan yang sama untuk berpartisispasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus memperhatikan kebutuhan khusus peserta didik, misalnya terkait dengan pendengarannya,

penglihatannya dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, yang kemudian digunakan untuk menyesuaikan dengan penempatan tempat duduk mereka di kelas. Keadaan ini sesuai dengan kompetensi pedagogik guru dimana guru harus menguasai karateritistik peserta didik, seperti tertuang didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yaitu:

1) Dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelas,

2) Dapat memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3) Dapat mengatur kelas guna memberikan kesempatan

belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, 4) Dapat mengetahui penyebab penyimpangan perilaku

peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

5) Dapat membantu dalam mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,

6) Dapat memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga setiap peserta didik tersebut tidak akan termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb)

Terkait dengan pengajaran, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah memberikan respon kepada peserta didik yang belum atau kurang memahami pelajaran yang diajarkan, sehingga dari apa yang belum diketahui ini guru dapat memperbaiki perancangan pembelajaran selanjutnya. Nara sumber satu (S1) menjelaskan hal ini pada verbatim baris ke 40-41, dimana perbaikan pembelajaran itu didasarkan pada kegiatan analisis ulangan harian. Dari analisis ulangan harian itu, dapat diketahui jumlah siswa yang belum tuntas dan yang sudah tuntas. Ketika jumlah siswa yang belum tuntas lebih

banyak, maka guru tersebut harus memperbaiki pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan agar guru menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik seperti tertuang dalam tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yaitu:

1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,

2) Guru memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang di ampu dan

menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya

berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,

3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/ aktivitas yang anda lakukan, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,

4) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik,

5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, 6) Guru memperhatikan respon dari peserta didik yang

belum/ kurang memahami materi pembelajaran yang anda ajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

Dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru – guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah menyesuaikan dengan silabus, dan membahas materi ajar tertentu agar dapat mencapai kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam RPP tersebut. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh nara sumber satu (1) dalam verbatim baris ke 42-43, bahwa guru selama ini dalam mengembangkan kurikulum senantiasa mengikuti urutan materi sehingga ketika mengadakan

ulangan semester dan sebagainya semua materi telah tersampaikan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru memang harus mengembangkan kurikulum yang meliputi:

1) Menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 2) Merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan

silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,

3) Mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,

4) Memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat dilaksanakan di kelas ,e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pada aktivitas pembelajaran, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang sudah disusun secara lengkap, akan tetapi berkaitan dengan manajemen waktu pembelajaran di kelas, guru belum bisa menggunakan dengan semestinya seperti yang tercantum dalam RPP. Fakta ini dapat diketahui dari penjelasan nara sumber satu (S1) pada verbatim baris ke 45-46, bahwa guru kadang- kadang dalam mengajar bergeser waktunya dari yang telah diatur, misalnya pembukaan yang seharusnya hanya 5 menit kemudian menjadi lebih dari itu. Guru harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, dan yang perlu dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap, dan dilaksanakanya aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah mampu memusatkan perhatian, sehingga siswa dapat berinteraksi dan terdorong untuk memahami dan menggunakan informasi yang telah disampaikan guru tersebut dengan baik. Hal ini ditunjang oleh adanya pengunaan berbagai metode mengajar oleh guru. Nara sumber satu (S1) dalam verbatim baris ke 48-49, menyebutnya sebagai penggunaan

multi methods dengan tujuan agar interaksi berjalan

dengan baik dan bisa menimbulkan daya pikir kritis siswa. Dalam hal ini guru harus mengembangkan potensi peserta didik dengan memusatkan perhatian pada interaksi peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan

menggunakan informasi yang disampaikan tersebut. Terkait dengan pemahaman siswa, sebagian besar

guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah melakukan penggalian pemahaman siswa dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan, misalnya dengan pertanyaan terbuka, sehingga siswa kemudian dapat menjawab dengan gagasannya sendiri. Nara sumber satu (S1) mengatahui kemampuan bertanya guru ini pada waktu melakukan supervisi kunjungan kelas, seperti penjelasannya pada verbatim baris ke 50-51, bahwa sebagian guru sudah memiliki ketrampilan bertanya dengan baik, meskipun ada beberapa guru yang masih harus diberikan pengarahan oleh nara sumber agar menjadi baik. Hal ini berkaitan dengan guru harus mampu berkomunikasi terhadap peserta didik dan menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk diantaranya adalah memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta

didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. Disamping itu guru juga harus memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, dengan tanpa menginterupsi, kecuali jika memang diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan /tanggapan tersebut.

Dalam melakukan penilaian, belum semua guru SMP Negeri 1 Pageruyung menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Berdasarkan pengamatan dari nara sumber satu (S1) selama melakukan supervisi kunjungan kelas, sebagaimana verbatim baris ke 52-53, bahwa sebagian guru-guru menyangkut alat penilaiannya sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, akan tetapi sebagian guru juga belum sesuai, sehingga guru-guru tersebut diminta untuk membetulkan sesuai dengan prosedur. Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru harus mampu melaksanakan penilaian dan evaluasi yaitu:

1) Menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP,

2) Melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, mengenai tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari,

3) Menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing – masing peserta didik untuk keperluan remidial dan pengayaan.

4) Memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksinya untuk meningkatkan pembelajaran berikutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan dan sebagainya,

5) Memanfaatkan hasil penilaian untuk bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

6) Dapat memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak menjadi termarginalkan (tersisihkan, diolok- olok, minder, dsb).

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah mengembangkan kerjasama dan membina kebersamaan dengan teman sejawat tanpa membedakan unsur-unsur SARA (Suku, Ras dan Agama). Tentang kerjasama dan kebersamaan yang telah berjalan dengan baik ini, nara sumber satu (S1) menggambarkan dalam verbatim baris ke 54-55, bahwa meskipun di SMP Negeri 1 Pageruyung itu mayoritas muslim dan sebagian kecil non muslim, akan tapi toleransi berjalan baik karena didasari oleh saling menghormati antar sesama. Hal tersebut dapat berlangsung karena guru telah bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan, dengan menghargai dan mempromosikan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi dan etika bagi semua warga Indonesia. Disamping itu guru juga menghormati dan menghargai teman sejawat sesuai dengan kondisi dan keberadaan masing-masing.

Terkait dengan guru harus bersikap dewasa ketika mengajar, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah memiliki sikap ini. Sikap dewasa ini ditunjukkan dengan reaksi guru-guru ketika menerima masukan-masukan dari peserta didik, seperti yang disampaikan nara sumber satu (S1) dalam verbatim baris ke 56-57, bahwa guru-guru bersikap dewasa dalam menerima masukan-masukan dari

siswa. Disamping itu masukan-masukan tersebut juga diberikan secara tidak langsung, akan tetapi melalui kotak saran yang telah disediakan, kemudian ditindak lanjuti oleh nara sumber satu (S1) kepada guru yang bersangkutan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru dianggap bersikap dewasa apabila:

1) Senantiasa berlaku sopan dalam berbicara, berpenampilan, dan berbuat terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat,

2) Mau membagi pengalaman dengan teman sejawat, termasuk mengundang mereka untuk mengobservasi cara mengajarnya dan memberikan masukan,

3) Mampu mengelola pembelajaran yang membuktikan bahwa guru dihormati oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik senantiasa memperhatikan guru dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, 4) Bersikap dewasa ketika menerima masukan dari

peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

5) Senantiasa berperilaku baik untuk mencitrakan nama baik sekolah.

Selama ini, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung selalu meminta ijin dan membertahu lebih awal, dengan memberikan alasan dan bukti yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang telah direncanakan, termasuk proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilakukan oleh para guru, karena nara sumber satu (S1) telah mengkondisikan guru, sebagaimana yang tertuang pada verbatim baris ke 60-61, bahwa guru diwajibkan menyampaikan izin apabila tidak bisa melaksanakan tugas karena sesuatu hal, baik yang tidak terencana maupun yang sudah direncanakan. Tentang izin tersebut harus tertulis, akan tetapi ketika pada suatu kondisi tertentu sehingga guru tidak bisa menyampaikan izin secara tertulis, diberikan toleransi, bisa izin melalui telepon ataupun SMS.

Kondisi itu menunjukkan bahwa guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah memiliki etos kerja, dan tanggung jawab yang tinggi, serta rasa bangga menjadi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, ciri-ciri guru yang memiliki etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan rasa bangga menjadi guru adalah:

1) Senantiasa mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan waktu tepat,

2) Jika harus meninggalkan kelas, maka guru

mengaktifkan siswa dengan melakukan hal-hal

produktif terkait dengan mata pelajaran yang diampu, dan meminta guru piket atau guru lain untuk mengawasi kelas,

3) Memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan semua kegiatan lain di luar jam mengajar berdasarkan ijin dan persetujuan pengelola sekolah.

4) Senantiasa meminta ijin dan memberitahu lebih awal, dengan memberikan alasan dan bukti yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang telah direncanakan, termasuk proses pembelajaran di kelas,

5) Menyelesaikan semua tugas administrasif dan non- pembelajaran dengan tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan,

6) Memanfaatkan waktu luang selain mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait dengan tugasnya,

7) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan sekolah dan mempunyai prestasi yang berdampak positif terhadap nama baik sekolah,

8) Merasa bangga berprofesi sebagai guru.

Guru-guru SMP N 1 Pageruyung telah ikut berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat. Disamping itu, guru-guru juga telah memperhatikan sekolah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya, serta berperan didalam kegiatan sosial di

masyarakat. Mengenai peran aktif guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung di masyarakat, oleh nara sumber satu (S1) dinyatakan sebagaimana dalam verbatim baris ke 64-65, bahwa meskipun mereka sebagian besar adalah pendatang, tetapi guru-guru tersebut sudah menjadi warga lokal yang beradaptasi dengan lingkungannya. Mereka juga mendapatkan kepercayaan masyarakat, untuk menjadi pengurus di dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan yang ada dilingkungannya, misalnya menjadi takmir masjid/mushola, Badan Perwakilan Desa (BPD), pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lainnya. Hal itu merupakan bentuk kompetensi sosial guru, dimana guru harus bisa berkomunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat. Perwujudan dari kompetensi sosial tersebut adalah guru berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakat.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah melakukan pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran yang diampunya. Menurut nara sumber satu (S1), seperti yang tertuang dalam verbatim baris ke 67-68, bahwa kegiatan pemetaan SK-KD tersebut selain digunakan untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, juga untuk melakukan perencanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan. Seorang guru profesional harus dapat menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa guru harus mampu:

1) Melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelakasanaan pembelajaran, serta memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan,

2) Menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, 3) Menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran.

Hanya sedikit guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang telah melakukan penelitian ilmiah, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah dan aktif dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), akan tetapi sebagian besar guru belum melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan informasi dari nara sumber satu (S1) yang menyebutkan baru 1 orang guru yang telah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari hasil kuesioner guru juga diketahui bahwa baru 1 guru yang melakukan PTK, yaitu guru matematika. Sedang kegiatan ilmiah yang banyak diikuti guru hanyalah seminar, seperti termuat dalam verbatim baris ke 70-71. Disini guru dituntut untuk dapat mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif, yang menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 antara lain:

1) Melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri, 2) Memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari

kolega atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerja guru,

3) Memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk

mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran selanjutnya dalam program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,

4) Mengaplikasikan pengalaman PKB dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya,

5) Melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi,

mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar,

konferensi), dan selalu aktif dalam melaksanakan PKB, 6) Dapat memanfaatkan TIK didalam berkomunikasi dan

pelaksanaan PKB.

Berdasarkan analisis data kuesioner persepsi siswa, bahwa kategori hasil pengukuran aspek kompetensi guru menunjukkan sebanyak 45 sampel (90%) berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori tinggi memiliki nilai sebesar 10 % dengan n=5 dan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan analisis tersebut maka secara umum persepsi siswa terhadap kompetensi guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan kompetensi guru penerima tunjangan profesi menurut persepsi siswa SMP Negeri 1 Pageruyung.

Berdasarkan analisis data kuesioner guru, diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek kompetensi guru menunjukkan 16 sampel (73%) berada pada kategori sangat tinggi. Sementara itu kategori tinggi memiliki nilai sebesar 27 % dengan n=6, dan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara

umum kompetensi guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan program tunjangan profesi guru untuk meningkatkan kompetensi guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah tercapai, meskipun masih ada tindakan-tindakan yang belum maksimal terpenuhi, antara lain:

1. Terkait dengan manajemen waktu pembelajaran di kelas, dimana guru belum bisa menggunakan dengan semestinya seperti yang tercantum dalam RPP.

2. Masih ada beberapa guru yang belum memiliki ketrampilan bertanya dengan baik, sehingga masih perlu diberikan bimbingan kepala sekolah.

3. Masih ada beberapa guru yang alat penilaiannya belum sesuai dengan tujuan pembelajarannya, sehingga guru- guru tersebut masih perlu untuk membetulkan sesuai dengan prosedur yang ada.

4.2.3 Evaluasi Terhadap Kemajuan Profesi Guru SMP

Dokumen terkait