• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH 22 100 Keterangan: SD= 1,7 Min= 21 Max=

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Evaluasi Terhadap Martabat Guru SMP Negeri 1 Pageruyung

Guru - guru di SMP Negeri 1 Pageruyung disamping tugas pokoknya sebagai pengajar, ternyata mereka telah membimbing agar para siswa memiliki kepribadian yang baik. Nara sumber satu (S1) menerangkan hal ini seperti dalam verbatim (butir 14-15), dimana pembimbingan tersebut diantaranya melalui program-program pembiasaan yang ada di sekolah, contohnya pagi hari guru-guru menyambut kedatangan siswa dengan melakukan 5 S, yaitu Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Pageruyung telah memahami kode etik guru, terutama kesadaran bahwa mereka harus berbakti membimbing para peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan jiwa pancasila. Disisi lain guru juga harus menghormati hak individu dan kepribadian peserta didik dalam membimbing agar senantiasa dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila. Hal ini juga didasarkan pada

pemahaman bahwa tujuan pendidikan adalah pengembangan secara utuh intelegensi, moral dan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Disamping itu mereka berupaya dengan ikhlas melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasi peserta didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun.

Pada waktu melaksanakan pembelajaran, menurut penilaian nara sumber satu (S1), guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah bersikap adil. Hal ini diketahui dari verbatim (baris 17-19), dimana nara sumber satu (S1) tidak pernah mendapatkan laporan dari siswa tentang adanya guru yang membeda-bedakan latar belakang atau kedudukan orang tua siswa ketika mereka mengajar. Berkaitan dengan hal itu, berarti guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional, sesuai dengan kode etik guru, dimana guru harus menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan peserta didiknya masing-masing, fleksibel dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing, juga harus melaksanakan pembelajaran didalam dan diluar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda- bedakankan latarbelakang dan kedudukan orang tua peserta didiknya.

Selama ini guru - guru SMP Negeri 1 Pageruyung dalam berkomunikasi dengan siswa juga hanya demi kepentingan pendidikan siswa. Nara sumber satu (S1) menyatakan hal ini dalam verbatim baris ke 20-21 dimana guru telah mampu fokus pada komunikasi pada kepentingan pendidikan siswa dan menghindari komunikasi

yang tidak relevan dengan dunia pendidikan. Guru juga berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. Disamping itu, guru juga perlu mengadakan komunikasi dengan peserta didik didalam dan diluar sekolah berlandaskan pada rasa kasih sayang, mengetahui kepribadian anak dan latar belakang keluarganya masing-masing, dan berkomunikasi hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan peserta didik.

Berkaitan dengan peran guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sebagai pembaharu dalam kehidupan dan kemajuan dimasyarakat sekitarnya, nara sumber satu (S1) menjelaskan seperti pada verbatim baris 22-24, yang pada umumnya guru-guru telah menjadi agen pembaharu dan mampu memberikan program pembaharuan di masyarakat tempat tinggalnya. Guru-guru juga terlibat dalam kegiatan masyarakat, dengan menjadi pengurus Badan Perwakilan Desa (BPD), pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lembaga- lembaga sosial lainnya. Hal itu sesuai dengan kode etik guru, dimana guru harus memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Terkait dengan hal ini guru harus mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik- baiknya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat sehingga terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan peserta didik. Guru juga harus memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan dan turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah turut berfungsi sebagai pusat

pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan ditempat itu. Disamping itu guru juga harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya, dan guru turut serta bersama - sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai aktivitas.

Terkait bahwa guru itu harus senantiasa menambah dan memperluas ilmu, wawasan dan keterampilan keterampilannya, guru-guru di SMP Negeri 1 Pageruyung telah melakukannya. Nara sumber satu (S1) menjelaskan hal ini dalam verbatim butir ke 26-28, dimana untuk mengetahui apakah guru-guru itu rajin membaca atau tidak, maka dilakukan dengan mengajaknya bicara, dan dari pembicaraan-pembicaraan itu nara sumber satu (S1) mengetahui bahwa sebagian besar guru rajin membaca. Sedangkan untuk kegiatan ilmiah seperti seminar, workshop dan sejenisnya, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung, banyak yang telah mengikutinya. Hal ini dapat diketahui oleh nara sumber satu (S1) melalui

pengontrolan surat izin, surat tugas dan sebagainya.

Berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah, ternyata belum semua guru di SMP Negeri 1 Pageruyung melakukannya. Nara sumber satu (S1) menjelaskan seperti pada verbatim baris ke 28 dengan kalimat “Masih terbatas”. Adapun kendala yang dihadapi guru, berkaitan dengan masih sedikitnya guru yang melakukan penelitian, nara sumber satu (S1) menjelaskan pada verbatim baris ke 29-30 adalah karena bahan bacaan guru-guru yang terbatas, dan kemampuan guru-guru didalam menulis juga masih terbatas. Apabila didasarkan pada kode etik, maka guru seharusnya secara pribadi atau bersama - sama

mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesi. Dalam hal ini guru dituntut untuk terus berusaha menambah dan memperluas ilmu, wawasan dan keterampilannya dengan rajin membaca, melakukan penelitian, mengikuti seminar ilmiah, workshop, penataran dan kegiatan keilmuan lainnya. Disamping itu guru juga harus senantiasa berbicara, bersikap, maupun bertindak sesuai dengan martabat profesinya.

Terkait dengan guru dalam kesehariannya harus saling bertukar informasi, contohnya saling berpendapat, saling menasehati, dan saling membantu, yang terkait dengan kepentingan pribadi maupun tugas profesi, telah dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung. Nara sumber satu (S1) menjelaskan pada verbatim baris ke 31- 32, dimana kegiatan seperti itu telah dilakukan oleh guru- guru diantaranya melalui kegiatan MGMP sekolah. Dalam kode etik guru telah digariskan bahwa guru perlu memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, serta kesetiakawanan sosial. Dalam hal ini guru hendaknya senantiasa saling bertukar informasi, mengemukakan pendapat, saling nasehat menasehati dan bantu membantu satu sama lainnya, baik didalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya. Selain itu, guru juga tidak diperbolehkan melakukan tindakan–tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya, dan juga menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.

Kemudian terkait dengan guru harus patuh dan tunduk terhadap kebijakan pemerintah khususnya dibidang pendidikan, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah menjalankannya. Disini nara sumber satu (S1)

menjelaskan tentang kepatuhan tersebut seperti dalam verbatim baris 33-34, dimana guru-guru senantiasa patuh dengan kebijakan pemerintah pusat maupun penerintah daerah, misalnya kebijakan pemerintah tentang sekolah- sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013 selama satu semester agar kembali ke KTSP 2006, dapat dipahami oleh guru-guru. Hal itu sesuai dengan kode etik, yaitu guru harus melaksanakan semua kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Martabat guru akan terjaga apabila guru senantiasa patuh dan tunduk terhadap kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, dan melakukan tugas profesinya dengan penuh disiplin dan rasa pengabdian, berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidika kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya, dan berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan dilingkungan atau daerahnya dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, dapat diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek martabat guru menunjukkan sebanyak 42 sampel berada pada kategori sangat tinggi (84%). Sedangkan kategori tinggi memiliki nilai sebesar 16 % dengan n=8 dan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Dengan berdasarkan data tersebut, maka secara umum persepsi siswa terhadap martabat guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan martabat guru penerima tunjangan profesi menurut persepsi siswa SMP Negeri 1 Pageruyung.

Berdasarkan analisis data kuesioner guru, dapat diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek martabat guru menunjukkan 22 sampel (100%) berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk kategori tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka martabat guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan program tunjangan profesi guru untuk mengangkat martabat guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung sudah tercapai, meskipun masih ada tindakan-tindakan guru yang belum maksimal terpenuhi, yaitu tindakan untuk melakukan penelitian ilmiah.

4.2.2 Evaluasi Terhadap Kompetensi Guru SMP Negeri 1

Dokumen terkait