• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH 22 100 Keterangan: SD= 1,7 Min= 21 Max=

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.4 Evaluasi Terhadap Mutu Pembelajaran di SMP Negeri 1 Pageruyung

Lingkungan fisik dan suasana kelas di SMP Negeri 1 Pageruyung termasuk nyaman sebagai sarana pendukung keberhasilan pembelajaran siswa. Kenyamanan lingkungan belajar di SMP Negeri 1 Pageruyung ini, tercermin pada lengkapnya sarana dan prasarana sekolah yang menunjang belajar siswa. Nara sumber satu (S1) menggambarkan sarana prasarana yang mendukung kenyamanan belajar siswa antara lain perpustakaan dan taman-taman di dalam lingkungan SMP Negeri 1 Pageruyung (verbatim baris ke 77-78). Hal ini sesuai dengan pendapat Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), yang menyatakan bahwa lingkungan fisik mampu menumbuhkan semangat siswa untuk belajar.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah mampu memotivasi siswa agar mempunyai keinginan kuat untuk berhasil dalam belajarnya. Nara sumber satu (S1) dalam verbatim baris ke 82-83 menyatakan, bahwa guru senantiasa memotivasi siswa agar terus belajar dan bersekolah meskipun banyak menghadapi keterbatasan- keterbatasan, sehingga selama ini siswa rata-rata memiliki motivasi belajar yang lebih. Kendala justru muncul kadang- kadang dari pihak orang tua siswa yang sering kurang mendukung semangat belajar siswa.

Terkait dengan proses pembelajaran, guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung telah menyampaikan pelajaran secara sistematis dan terfokus. Keadaan ini dibenarkan oleh nara sumber satu (S1), sebagaimana verbatim baris ke 86-87 yang menyatakan, ketika melakukan supervisi kunjungan kelas, diketahui bahwa guru-guru tersebut cara menyampaikan pelajaranya sudah runtut dan fokus. Hal ini sesuai dengan pendapat Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), yang menyatakan bahwa salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah guru menyampaikan pelajaran secara sistematis dan terfokus.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung ketika mengajar telah bersikap bijaksana. Sikap bijaksana guru- guru ini tercermin dari tindakan guru yang cenderung lebih sabar dan tidak lagi mengedepankan kekerasan fisik dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan nara sumber satu (S1) seperti tercantum dalam verbatim baris ke 88-89, bahwa guru-guru sekarang secara umum sudah lebih baik, artinya tidak ada lagi guru sekeras atau sekasar pada masa yang lalu ketika mengajar.

Dalam mengajar guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung juga telah mengembangkan pembelajaran konteks. Kaitan pembelajaran konteks yang dilakukan oleh guru- guru, nara sumber satu (S1) menyatakan seperti pada verbatim baris ke 90-91, bahwa guru-guru selama ini ketika mengajar senantiasa mengaitkan dengan kondisi lingkungan kehidupan dimana siswa tinggal. Pembelajaran konteks ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, karena berkaitan dengan apa yang sudah diketahui atau dialami oleh siswa dari lingkungannya. Menurut Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), bahwa

pembelajaran yang bersifat riil atau autentik dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat dan siswa yang disajikan oleh guru merupakan salah satu indikator adanya mutu pembelajaran.

Dalam melakukan penilaian, masih sedikit guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung yang telah memberikan komentar tertulis pada ulangan atau tes yang diujikan pada siswa. Terkait banyaknya guru yang belum memberikan komentar tertulis pada ulangan atau tes tersebut, nara sumber satu (S 1) menjelaskan penyebabnya seperti pada verbatim baris ke 92-93, yaitu guru-guru tersebut harus mengoreksi ulangan dalam jumlah banyak, sehingga tidak semua ulangan diberi komentar tertulis. Padahal salah satu indikator mutu pembelajaran adalah adanya penilaian diagnostik yang dilakukan secara periodik oleh guru.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, belum semua guru SMP Negeri 1 Pageruyung memberikan tugas kepada siswa, untuk menulis atau membaca tentang apa yang telah dipelajari siswa. Terkait dengan belum semua guru memberikan tugas menulis atau membaca kepada siswa ini, nara sumber satu (S1) menjelaskan sebagaimana verbatim baris ke 95-96, bahwa guru memberi tugas menulis atau membaca itu tergantung konteks di RPP mereka. Oleh karena itu tidak setiapkali guru mengajar, mereka harus memberi tugas tersebut. Menurut Morrison, dkk. dalam Eko Putro (2009), bahwa membaca dan menulis itu merupakan kegiatan yang esensial dalam pembelajaran.

Guru-guru SMP Negeri 1 Pageruyung belum semuanya memanfaatkan sarana pendukung pembelajaran yang ada di sekolah ketika mengajar. Nara sumber satu (S1)

menyampaikan alasan tentang belum banyaknya guru yang memanfaatkan sarana pembelajaran tersebut, seperti dalam verbatim baris ke 96-97, yaitu belum terpasangnya semua sarana pendukung pembelajaran tersebut di setiap ruang belajar yang ada, dengan pertimbangan keamanan. Sarana belajar seperti LCD, dipasang secara permanen hanya di laboratorium IPA, karena ruang itu telah dilengkapi dengan sarana pengamanan yang memadai. Sedangkan ruang- ruang yang lain sarana keamanannya belum memadai. Menurut Depdiknas (2004), penggunaan teknologi pembelajaran, baik untuk mengajar maupun untuk kegiatan belajar siswa merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan proses pembelajaran, karena itu guru perlu mengupayakan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan analisis data kuesioner siswa, maka diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek mutu pembelajaran guru menunjukkan 27 sampel berada pada kategori sangat tinggi (54%). Sementara itu kategori tinggi memiliki nilai sebesar 44% dengan n=22 dan kategori sedang 1 sampel. Untuk kategori rendah, dan sangat rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara umum persepsi siswa terhadap mutu pembelajaran guru penerima tunjangan profesi pada kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan analisis data kuesioner guru, maka dapat diketahui bahwa kategori hasil pengukuran aspek mutu pembelajaran guru menunjukkan 9 sampel berada pada kategori sangat tinggi (41%). Sementara itu kategori tinggi memiliki nilai sebesar 55% dengan n=12 dan kategori sedang 1 sampel. Sedangkan kategori rendah, dan sangat

rendah masing-masing memiliki jumlah prosentase yang sama, yaitu 0%. Berdasarkan data tersebut maka secara umum mutu pembelajaran guru penerima tunjangan profesi pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan program tunjangan profesi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Negeri 1 Pageruyung sudah tercapai, meskipun masih ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru, yaitu:

1. Dalam melakukan penilaian, belum semua guru memberikan komentar tertulis pada ulangan atau tes yang diujikan kepada siswa.

2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, belum semua guru SMP Negeri 1 Pageruyung memberikan tugas kepada siswa, untuk menulis atau membaca tentang apa yang telah dipelajarinya.

4.2.5 Evaluasi Terhadap Pelayanan Pendidikan Bermutu

Dokumen terkait