• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Evaluasi

menentukan nilai.

Menurut Arikunto dan Jabar (2009: 2) evaluasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah

keputusan.

Menurut Arifin (2014: 5-6) evaluasi adalah suatu proses

bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan

evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang

nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian

nilai dan arti itulah evaluasi.

Menurut Arikunto dalam Sudaryono (2014: 5) evaluasi

adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu;

8

yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,

produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Mehrens dan Lehmann dalam Purwanto (2009:3)

evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat

alternatif-alternatif keputusan.

Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan mencari informasi

secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

ditetapkan dapat tercapai.

b. Tujuan Evaluasi

Menurut Wirawan (2011: 22-25) tujuan melaksanakan

evaluasi antara lain adalah:

1) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat

Program dirancang dan dilaksanakan sebagai layanan atau

intervensi sosial (social intervention) untuk menyelesaikan

masalah, problem, situasi, keadaan yang dihadapi masyarakat.

2) Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana

Setiap program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaannya

9

3) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan

standar

Setiap program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan

standar tertentu

4) Evalausi program dapat mengidentifikasi dan menemukan

mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak jalan

Suatu evaluasi proses atau manfaat memungkinkan manajer

program menjawab berbagai pertanyaan mengenai program

5) Pengembangan staf program

Evaluasi dapat dipergunakan mengembangkan kemampuan

staf garis depan yang berlangsung menyajikan layanan kepada

klien dan para pemangku kepentingan lainnya.

6) Memenuhi ketentuan undang-undang

Suatu program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan

ketentuan undang-undang untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi oleh masyarakat.

7) Akreditasi program

Lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat

seperti sekolah, universitas, hotel, rumah, sakit, pusat

kesehatan, dan perusahaan biro perjalanan perlu dievaluasi

untuk menentukan apakah telah menyajikan layanan kepada

10

8) Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency

Untuk melaksanakan suatu program diperlukan anggaran yang

setiap organisasi mempunyai keterbatasan jumlahnya.

Penggunaan sumber dalam suatu program perlu diukur apakah

anggaran suatu program mempunyai nilai yang sepadan (cost

effective) dengan akibat atau manfaat yang ditimbulkan oleh

program. Sedang cost efficieny evaluation adalah untuk

mengukur apakah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

program telah dikeluarkan secara efisien atau tidak.

9) Mengambil keputusan mengenai program

Jika evaluasi suatu program menunjukkan berhasil melakukan

perubahan dalam masyarakat dengan mencapai tujuannya,

maka mungkin program akan dilanjutkan atau dilaksanakan di

daerah lain. Jika ternyata hasil program buruk dan kurang

bermanfaat bagi masyarakat, maka program harus dihentikan.

10) Akuntabilitas

Evaluasi dilakukan juga untuk pertanggungjawaban pimpinan

dan pelaksana program. Apakah program telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur

keberhasilan atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan

yang direncanakan atau tidak. Apakah dalam pelaksanaan

11

atau tidak. Semua hal tersebut perlu dipertanggungjawabkan

oleh para penyelenggara program.

11) Memberikan balikan kepada pimpinan dan staff program

Posavac dan Carey dalam Wirawan (2011:24) mengemukakan

bahwa evaluasi merupakan loop balikan untuk layanan program

sosial. Loop tersebut merupakan proses mengakses

kebutuhan, mengukur pelaksanaan program untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, mengevaluasi prestasi pencapaian tujuan

program, membandingkan pengaruh keluaran program dengan

biaya serta perubahan yang diciptakan oleh layanan program

terhadap anggota masyarakat.

12) Memperkuat posisi politik

Jika evaluasi menghasilkan nilai yang positif, kebijakan,

program atau proyek akan mendapat dukungan dari para

pengambil keputusan – legislatif dan eksekutif – dan anggota

masyarakat yang mendapatkan layanan atau perlakuan. Objek

evaluasi tersebut dapat diteruskan atau dilakukan di daerah lain

jika memang diperlukan di daerah lain.

13) Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi

Pada awalnya evaluasi dilaksanakan tanpa landasan teori,

hanya merasa suatau program perlu dievaluasi untuk mencari

12

evaluasi berulang-ulang, mengembangkan asumsi bahwa

evaluasi dilaksanakan untuk mengukur apakah tujuan program

dapat dicapai atau tidak. Dimulai oleh pemikiran Tyler bahwa

evaluasi harus mengukur pencapaian tujuan program mulai

muncul teori evaluasi.

c. Ciri- ciri dan persyaratan evaluasi program

Menurut Arikunto dan Jabar (2009:8-9) Sejalan dengan

pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi memiliki

ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:

1) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari

kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.

2) Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara

sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai

sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau

unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang

keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.

3) Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang

dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang

berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan

13

4) Menggunakan standar , kriteria, atau tolak ukur sebagai

perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang

diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.

5) Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukkan

atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program

yang telah ditentukan.

6) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi

nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program

yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen

yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai

pada indikator dari program yang dievaluasi.

7) Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indikator,

yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan

cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.

8) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi

secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut

secara tepat.

d. Prinsip-prinsip dan elemen evaluasi

Menurut Mashudi (2015:36) evaluasi harus ditujukan untuk

mengetahui apakah stategi yang digunakan cukup efektif atau

14

Untuk melakukan monev (monitoring dan evaluasi), ada sejumlah

prinsip yang harus dipegang teguh, diantaranya:

1) Objektif. Artinya pelaksanaan monev yang harus dilakukan atas

dasar indikator-indikator yang sudah disepakati tanpa tendensi

apriori.

2) Transparan (keterbukaan). Artinya pelaksanaan evaluasi harus

dilakukan secara terbukan dan diinformasikan kepada seluruh

pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi ini.

3) Partisipatif. Artinya pelaksanaan evaluasi harus melibatkan

secara aktif dan interaktif bagi para pelaku.

4) Akuntabilitas. Artinya pelaksanaan evaluasi dapat

dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.

5) Tepat waktu. Artinya pelaksanaan evaluasi harus sesuai waktu

yang dijadwalkan,

6) Berkesinambungan. Artinya hasil evaluasi harus dapat

digunakan sebagai umpan balik penyempurnaan pada

kebijakan berikutnya.

Menurut Brinkerhoff dalam Widoyoko (2012: 4-5) dalam

pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan,

yaitu: (1) penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the

evaluation), (2) penyusunan desain evaluasi (designing the

15

analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting), (5)

pembuatan laporan (reporting information), (6) pengelolaan

informasi (managing evaluation), dan (7) evaluasi untuk evaluasi

(evaluating evaluation)

e. Teknik-teknik evaluasi

Menurut Daryanto (2012: 28-34) secara garis besar, teknik

evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam,

yaitu teknik tes dan teknik non tes.

1) Teknik non tes

Ada beberapa teknik non tes yaitu:

a) Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka

terhadap suatu hasil pertimbangan.

b) Kuesioner (questionaire)

Kuesioner juga sering dkenal dengan angket. Pada

dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang

harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

c) Daftar cocok (check list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) deretan

pernyataan (yang biasanya singkat-singkat).

16

Wawancara (interview) adalah suatu cara yang digunakan

untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan

tanya jawab sepihak.

e) Pengamatan (observation)

Pengamatan (observation) adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti serta pencatatan secara sistematis.

f) Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan

seseorang selama masa dalam kehidupannya

Dokumen terkait