• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Nurhasanah, usaha kesehatan sekolah (UKS)

adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan

perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang

dilakukan secara menyeluruh (komrehensif) dan terpadu (integratif).

Menurut Tim Esensi (2012: 2) usaha kesehatan sekolah

(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia

sekolah. Anak usia sekolah yang dimaksud adalah anak yang

17

anak usia sekolah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu praremaja

(6-9 tahun), dan remaja (10-19 tahun).

Menurut Suryatna (1997: 134) usaha kesehatan sekolah

(UKS) adalah usah kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di

sekolah-sekolah dengan siswa beserta dengan lingkungan

hidupnya sebagai sasaran utama.

Berdasarkan pengertian usaha kesehatan sekolah (UKS)

tersebut, maka peneliti mengatakan bahwa usaha kesehatan

sekolah (UKS) adalah suatu usaha kesehatan atau tempat yang

digunakan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan

lingkungan hidup peserta didik sebagai sasaran utama.

b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) menurut Tim Esensi

(2012: 4) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar

para siswa dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu, unit ini juga berfungsi untuk meningkatkan derajat

kesehatan para siswa maupun warga sekolah lain (guru, karyawan

dan lain-lain) serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia

18

Menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007, ruang usaha

kesehatan sekolah (UKS) berfungsi sebagai tempat untuk

penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan

kesehatan di sekolah/madrasah.

Menurut Notoatmodjo (2013: 362), Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) merupakan bentuk promosi kesehatan di sekolah.

Dalam buku Notoatmodjo (2013: 363) juga menambahkan bahwa

tujuan promosi kesehatan di sekolah sekurang-kurangnya sebagai

berikut:

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khusunya

masyarakat sekolah.

2) Mencegah dan memberantas penyakit menular dikalangan

masyarakat sekolah dan masyarakat umum.

3) Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah

melalui usaha-usaha:

a) Mengikut sertakan secara aktif guru, murid dan orang tua

murid dalam usaha:

(1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam

rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat

sehari-hari.

(2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal

19

(3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan

dan pengobatan sederhana.

b) Imunisasi.

c) Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya.

d) Usaha perbaikan gizi anak.

e) Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.

c. Dasar Hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut jurnal Butar-butar (2015: 8-9) mengatakan bahwa

dasar hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu

Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.

Adapun isi dari Undang-undang No. 23 Tahun 1992 adalah sebagai

berikut:

Pasal 1:

(1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.

(2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan

atau masyarakat.

(3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

20

untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan

upaya kesehatan.

(4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan.

d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Drajat dalam skripsi Pratitis (2015:10-11) dalam hal

ini sasaran dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

adalah peserta didik di Sekolah/Satuan pendidikan Luar Sekolah,

Guru, Pamong Pelajar, Pengelolaan Pendidikan lainnya,

Pengelolaan Kesehatan, dan Masyarakat. Oleh karena itu sekolah

merupakan institusi pendidikan yang sangat penting untuk

tercapainya sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dikarenakan

dalam tingkatan sekolah khususnya sekolah dasar merupakan

dasar sebuah kemajuan dalam pendidikan kesehatan pada

khususnya. Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Pratitis

(2015: 10-11) sasaran pembina dan pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi:

1) Sasaran Primer

Peserta didik.

2) Sasaran Sekunder

Guru, pamong belajar/tutor, orang tua, pengelolaan pendidikan

21 3) Sasaran Tertier

Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai

pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan

luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren

beserta lingkungannya.

Sedangkan menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi

Bhaktiar (2016: 29) sasaran pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS) adalah:

1) Peserta didik;

2) Pembina Teknis (guru dan petugas kesehatan);

3) Pembina nonteknis (pengelola pendidikan, karyawan

sekolah/madrasah);

4) Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan;

5) Lingkungan (lingkungan sekolah/madrasah, lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah/madrasah).

e. Fungsi dan peran usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Tim Esensi (2012:5-6) Dalam pelaksanaannya,

usaha kesehatan sekolah (UKS) memiliki 2 (dua) fungsi dasar yang

bisa dijelaskan sebagai berikut:

22

Usaha kesehatan sekolah (UKS) berperan dalam

memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan

masalah-masalah kesehatan kepada para anak sehingga kedepannya

mereka bisa terus mempraktikkan gaya hidup sehat di mana

pun mereka berada.

2) Fungsi pemeliharaan dan pelayanan

Dalam fungsi pemeliharaan dan pelayanan, ada

beberapa hal yang dapat dilakukan oleh usaha kesehatan

sekolah (UKS), seperti:

a) Pemeriksaan kesehatan umum kepada para murid dan

warga sekolah lainnya (tanpa perlu menunggu adanya

gejala penyakit).

b) Pencegahan penyakit menular. Sebagai contoh, jika

disuatu kelas dijumpau satu atau lebih anak yang terjangkit

flu burung, usaha kesehatan sekolah (UKS) dapat berperan

untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Hal yang

bisa dilakukan misalnya memberikan penyuluhan tentang

gejala penyakit tersebut dan pemberian masker.

c) Pertolongan pertama pada kecelakan (P3K). Usaha

kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi tempat

pertolongan/pengobatan sementara untuk melakukan

23

medis dari rumah sakit/puskesmas (misalnya ambulans)

tiba.

d) Pengawas kebersihan sekolah. Lingkungan sekolah yang

bersih adalah syarat untuk menciptakan lingkungan yang

sehat, dan usaha kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi

pengawal untuk mewujudkan kondisi tersebut.

e) Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. Hal

ini bisa dilakukan misalnya dengan pemberian vitamin dan

makanan bergizi lainnya secara cuma-cuma.

Selanjutnya menurut tim esensi (2012:13) menambahkan

bahwa usaha kesehatan sekolah (UKS) juga memiliki peran yaitu

sebagai berikut:

1) Upaya peningkatan kesehatan yang dilaksanakan melalui

kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan, serta latihan

keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.

2) Upaya pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui

kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, memutus mata rantai

penularan penyakit, dan pencegahan penyakit sejak dini.

3) Upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan

melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat

proses penyakit, serta kegiatan pengobatan ringan untuk

24

f. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Harmawan

(2015: 11-12) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki struktur

organisasi Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS yang sesuai

dengan Departemen Kesehatan RI dari Tingkat Pusat, Tingkat

Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kotamadya. Dari semua tingkatan

tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab dalam sistem

kerjasama, sehingga dapat mengoptimalisasikan sistem

operasional Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

1) Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan yaitu bertugas langsung

membina sekolah/madrasah di wilayah kerjanya sebagai

berikut:

Ketua : Camat

Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Tingkat Kecamatan;

Ketua II : Kepala Puskesmas;

Ketua III : Penilik/ Pendais/Pengurais/PPA/KUA;

Ketua IV : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan;

25

Sekretaris : Sekretaris Kecamatan

Anggota : *Kantor Kecamatan *Kementerian Agama

*PKK Kecamatan * Puskesmas

2) Tim Pembina UKS, yaitu:

Pembina : Lurah/Kepala Desa;

Ketua : Kepala Sekolah/Madrasah;

Sekretaris I : Guru Pembina UKS/ Pembina UKS;

Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/Madrasah;

Anggota :

1) Komite Sekolah/Madrasah

2) Petugas UKS Puskesmas

3) Guru

4) Siswa

Struktur organisasi tim pelaksana UKS tingkat kelurahan/desa

ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Tingkat Kelurahan/Desa PEMBINA

Lurah/Kepala Desa

KETUA

Kepala Sekolah/Kepala Madrasah

26

g. Sarana ruang usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Tim Esensi (2012: 13-14) ruang usaha kesehatan

sekolah (UKS) sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki jendela dan ventilasi yang baik

2) Memiliki minimal 1 (satu) buah tempat tidur dan sebuah bantal.

3) Memiliki minimal 1 (satu) buah lemari untuk menyimpan

peralatan P3K, obat, selimut, gelas, dsb.

4) Memiliki minimal 1 (satu) buah kursi dan 1 (satu) buah meja.

Perlengkapan dan peralatan yang wajib ada: Sekretaris I Guru Pembina UKS/Pembina UKS Sekretaris II Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah Anggota 1. Unsur Komite Sekolah 2. Petugas UKS Puskesmas 3. Unsur Guru 4. Unsur Siswa

27 1) Obat antiseptik

2) Obat merah

3) Kapas

4) Kasa steril dan perban

5) Plester luka

6) Alkohol

7) Termometer

8) Minyak kayu putih

9) Obat-obatan, seperti obat pusing, obat demam, obat maag,

obat nyeri haid, dan salep memar.

10) Pinset dan peniti

11) Alat tulis, gunting dan lem

12) Buku laporan UKS

Perlengkapan dan peralatan tambahan:

1) Tabung oksigen

2) Dispenser air (listrik)

Sedangkan menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007,

ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dilengkapi sarana

sebagimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Sarana UKS Menurut PERMENDIKNAS

No. Jenis Rasio Deskripsi

1. Perabot

28

dan aman

1.2 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman Dapat dikunci

1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman

1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman

2 Perlengkapan lain

2.1 Catatan kesehatan

peserta didik

1 set/ruang

2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak

kadaluarsa

2.3 Tandu 1 buah/ruang

2.4 Selimut 1 buah/ruang

2.5 Tensimeter 1 buah/ruang

2.6 Termometer badan 1 buah/ruang

2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang

2.8 Pengukur tinggi badan 1 buah/ruang

2.9 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.10 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang

2.11 Jam dinding 1 buah/ruang

h. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Suryatna (1997: 135) program utama kegiatan

usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai berikut:

1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah

Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah

meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

a) Menjaga kebersihan bangunan sekolah serta

lingkungannya.

b) Pemeliharaan kebersihan, baik perorangan maupun

29

c) Keamanan umum, baik di sekolah maupun lingkungan, dan

d) Pemeliharaan hubungan yang harmonis antara guru, anak

didik, dan orang tua murid.

2) Penyuluhan pendidikan kesehatan

Penyuluhan kesehatan meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

a) Untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat

b) Memberi pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat

c) Menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap

masalah kesehatan, dan

d) Membentuk kebiasaan hidup sehat dengan latihan-latihan

3) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi beberapa kegiatan,

yaitu:

a) Melakukan pemeriksaan kesehatan siswa secara rutin

b) Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak melalui

catatan data KMS AS, dan

c) Membawa anak-anak yang memerlukan pengobatan ringan

ke puskesmas.

Sedikit berbeda dari Suryatna, Notoatmodjo (2013: 364 -

367) mengungkapkan bahwa program usaha kesehatan sekolah

(UKS) sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:

30

Lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 aspek,

yaitu sosial (non-fisik) dan fisik.

a) Aspek non-fisik (mental-sosial):

Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan

antara komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai

sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial

yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis dan

kondusif diantara komponen masyarakat sekolah.

Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya

pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan

baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

b) Lingkungan fisik terdiri dari:

(1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:

(a) Letak sekolah tidak berdekatan dengan

tempat-tempat umum atau keramaian, misalnya pasar,

terminal, mall, dan sebagainya

(b) Kapasitas dan kostruksi gedung sekolah sesuai

dengan jumlah murid yang ditampungnya.

(c) Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.

(d) Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya

31

(e) Penerangannya atau pencahayaan harus cukup,

utamanya cahaya dari sinar matahari dapat masuk

ke setiap ruang kelas.

(f) Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan

dijamin tidak menimbulkan genangan (harus

mengalir).

(g) Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau

air kecil (jamban).

(h) Tersedianya tempat pembuangan sampah di setiap

kelas, dan teras sekolah.

(i) Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga

kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.

(2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:

Pemeliharaan kesehatan perorangan dan

lingkungan merupakan faktor yang sangat penting

dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah

yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal

hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:

(a) Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.

32

(c) Kebersihan dan kerapian pakaian.

(d) Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).

(e) Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan

sebagainya.

Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu

diperhatikan antara lain:

(a) Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja

dan alat sekolah yang lain).

(b) Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.

(c) Kebersihan WC dan kamar kecil.

(d) Kebersihan ruang kelas.

(e) Kebersihan halaman sekolah.

(f) Kebersihan pembuangan air limbah.

(g) Adanya taman atau kebun sekolah.

(3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:

(a) Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau

mengurangi murid-murid keluar masuk gedung

sekolah, sehingga membahayakan

keselamatannya.

(b) Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah

mudah dilewati atau tidak becek di musim hujan,

33

(c) Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa

sehingga membuka ke arah luar.

(d) Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai

pemberitahuan kepada pemakai jalan agar

waspada di lingkungan sekolah (banyak anak

berlari-larian).

(e) Tersedia P3K dan tenaga atau guru yang terlatih di

bidang P3K.

2) Pendidikan Kesehatan:

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya

untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan

lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:

a) Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup

sehat.

b) Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat

c) Membentuk kebiasaan hidup sehat

Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan

perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

a) Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan,

34

b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,

dengan cara:

(1) Hidup bersih bagi warga sekolah

(2) Imunisasi

(3) Pemberantasan nyamuk, kecoa, tikus dan binatang lain

yang dapat menularkan penyakit.

c) Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara

pencegahannya)

d) Gizi :

(1) Mengenal berbagai makanan bergizi

(2) Nilai gizi pada makanan

(3) Memilih makanan yang bergizi

(4) Kebersihan makanan

(5) Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan

gizi dan sebagainya.

e) Pencegahan kecelakaan atau keamanan

f) Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan

sebagainya

3) Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah:

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun

interaksi efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8

35

bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah

ini mencakup:

a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan

umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi dan

sebagainya.

b) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.

c) Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, antara lain dengan imunisasi.

d) Usaha perbaikan gizi.

e) Usaha kesehatan gigi sekolah.

f) Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi

pertumbuhan jasmani, rohani dan sosial. Misalnya,

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

g) Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus

atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.

h) Pertolongan pertama ada kecelakaan dan pengobatan

ringan.

Dokumen terkait