PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG
SEHAT DI SEKOLAH DASAR
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
Nama : Indy Kartikasari NIM : 2014820068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
i UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi, Agustus 2018
Indy Kartikasari (2014820068)
PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DI SEKOLAH DASAR
xvi +89 halaman,8 tabel,12 gambar, 14 lampiran
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya sekolah yang belum mengoptimalkan pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai prasarana yang dapat menunjang kualitas sekolah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan lingkungan yang sehat pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS) di SDN Parahu III. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan
usaha kesehatan sekolah (UKS) di SDN Parahu III menunjukkan bahwa
pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS). Dilihat dari aspek sarana usaha kesehatan sekolah (UKS) masuk dalam kategori “baik”, sedangkan dari aspek program usaha kesehatan sekolah (UKS) masuk dalam kategori “sangat baik”
Kata Kunci : Lingkungan, Pengelolaan UKS, Sarana
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat dan kasih sayang-Nya serta memberiku kekuatan dan membekaliku ilmu yang bermanfaat sehingga aku dapat menyelesaikan tugas skripsi ku ini dengan
baik. Sholawat serta salam ku haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Aku persembahkan karya sederhana ini, kepada orang-orang yang sangat aku sayangi.
Ayah, Ibu dan kakak- kakakku tersayang
Terimakasih atas segala jasa, dukungan, semangat dan doa yang tidak pernah putus dari kalian keluarga kecil-ku.
Terimakasih untuk senyum dan kebahagiaan yang selalu kalian berikan kepadaku, serta kasih sayang tulus yang selalu kalian curahkan kepadaku.
Seluruh Sahabat Terbaikku
Terimakasih ku ucapkan juga kepada sahabat-sahabatku, Syifa, Lina, Syarah, Diny, Resa, Husnul, dan Liza yang selalu memberikan dukungan, nasihat, hiburan dan selalu membantuku. Aku takkan melupakan semua yang telah
kalian berikan.
viii
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya...”
(Q.S Al-Baqarah: 286)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul “Peranan Uks Dalam Meningkatkan Lingkungan
Yang Sehat Di Sekolah Dasar” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Atas selesainya skripsi ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Iswan, M,Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Penasehat Akademik peneliti yang telah memberikan arahannya kepada peneliti.
2. Bapak Azmi Al Bahij, M. Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universtas Muhammadiyah Jakarta yang telah mendorong dan mengarahkan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu.
3. Ibu Dr. Hj. Herwina Bahar, MA. selaku Dosen Pembimbing peneliti yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan pengarahan dan petunjuk kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak Abu, S.Pd.SD. selaku Kepala Sekolah SDN Parahu III, yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah ini.
x
5. Pimpinan dan para karyawan utama perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk memberikan pinjaman buku yang dibutuhkan peneliti.
6. Orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat moril maupun materil dalam melanjutkan studi di Universitas ini serta penyelesaian studi dengan tepat waktu.
7. Semua pihak yang telah membentu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Peneliti sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan peneliti. Peneliti juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, peneliti berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian skripsi ini peneliti buat semoga bermanfaat bagi peneliti maupun orang-orang yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Aamiin.
Jakarta, 17 April 2018
xi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
FAKTA INTEGRITAS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7
xii
a. Pengertian Evaluasi ... 7
b. Tujuan Evaluasi ... 8
c. Ciri-ciri dan persyaratan evaluasi program ... 12
d. Pronsip-prinsip dan elemen Evaluasi ... 14
e. Teknik-teknik Evaluasi ... 15
2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 16
a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 16
b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 17
c. Dasar Hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 19
d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 20
e. Fungsi dan peranUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 22
f. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 24
g. Sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 27
h. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 29
B. Kerangka Berpikir ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
B. Metode Penelitian ... 40
C. Desain Penelitian ... 41
D. Subjek Penelitian ... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ... 42
F. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49
B. Hasil Analisis Data ... 51
xiii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 71 DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 2.1 Sarana UKS Menurut Permendiknas ... 26
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Daftar cek ... 43
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 44
Tabel 3.4 Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 47
Tabel 3.5 Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 48
Tabel 4.1 Kriteria Penilaian sarana UKS ... 61
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Tingkat
Kelurahan/Desa ... 26
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 38
Gambar 4.1 Sarana UKS item tempat tidur ... 52
Gambar 4.2 Sarana UKS item lemari ... 53
Gambar 4.3 Sarana UKS item meja ... 54
Gambar 4.4 Sarana UKS item kursi ... 54
Gambar 4.5 Sarana UKS item P3K ... 55
Gambar 4.6 Sarana UKS item selimut ... 56
Gambar 4.8 Sarana UKS item pengukur tinggi badan ... 58
Gambar 4.7 Sarana UKS item cuci tangan... 59
Gambar 4.9 Sarana UKS item tempat sampah ... 59
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Validitas Ahli ... 78
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 79
Lampiran 3 Lembar daftar ceklis sarana UKS di ... 85
Lampiran 4 Lembar daftar ceklis sarana UKS di ... 88
Lampiran 5 Lembar angket pemrograman UKS di ... 91
Lampiran 6 Lembar angket pemrograman UKS di ... 93
Lampiran 7 Surat Penelitian ... 95
Lampiran 8 Surat Penelitian ... 96
Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian ... 97
Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian ... 98
Lampiran 11 Kartu Menyaksikan Sidang Skripsi ... 99
Lampiran 12 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 100
Lampiran 13 Kartu Bimbingan Pasca Sidang Skripsi ... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia pendidikan sekolah tidak lagi hanya sebagai kegiatan belajar
mengajar saja tetapi juga sebagai wadah atau tempat peserta didik untuk
mendapatkan fasilitas belajar yang memadai dan berkualitas. Adanya
fasilitas belajar yang memadai akan mampu mengoptimalkan hasil belajar
yang berupa output pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki
perhatian khusus terhadap dunia pendidikan terkait fasilitas belajar atau
sarana prasarana.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat 1 dan 2 bahwa
setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Adapun keperluan mengenai
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 yaitu tentang
Standar sarana dan prasarana Sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
2
memiliki prasarana sebagai berikut: (1) Ruang kelas, (2) Ruang
perpustakaan, (3) Laboratorium IPA, (4) Ruang pimpinan, (5) Ruang guru,
(6) Tempat ibadah, (7) Ruang UKS, (8) Jamban, (9) Gudang, (10) Ruang
sirkulasi, (11) Tempat bermain/ olahraga. Sarana dan prasarana pendidikan
dapat dijadikan salah satu komponen yang penting dalam meningkatkan
kualitas sekolah.
Salah satu prasarana yang berada di suatu sekolah ialah Usaha
Kesehatan Sekolah atau UKS. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah
satu prasarana yang berada di sekolah di bawah naungan pemerintah.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu usaha dalam
meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan. Sekolah memiliki hak
untuk mendapatkan kesehatan yang berkualitas. Adanya Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) di sekolah dapat memberikan pengetahuan kesehatan dan
dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi hidup lebih sehat baik
berada di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan luar sekolah.
Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk peserta
3
Artinya: “Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Hal yang paling Allah sukai dari sesuatu yang diminta oleh hamba-Nya adalah kesehatan." (HR Ibnu Abi Syaibah)
Pada kenyataannya, terdapat banyak sekolah yang belum
mengoptimalkan keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah. Sekolah - sekolah
yang sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah nyatanya belum mampu
menjadikan prasarana tersebut menjadi pusat kesehatan sebagaimana
mestinya. Usaha Kesehatan Sekolah yang berada di sekolah hanya
menjadi formalitas prasarana yang harus terlihat keberadaannya. Akan
tetapi, pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah tersebut belum mencapai
titik maksimal. Hal ini bertolak belakang terhadap standar pengelolaan yang
harus terpenuhi dalam suatu Usaha Kesehatan Sekolah.
Mengingat pentingnya standar pengelolaan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) di sekolah, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi agar
dapat meningkatkan mutu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah.
Evaluasi merupakan usaha sadar yang harus dilakukan dalam bentuk
penilaian yang berupa kuantitas atau kualitas. Usaha Kesehatan Sekolah
merupakan prasarana yang memerlukan evaluasi secara signifikan.
Dimana evaluasi tersebut mampu memberikan gambaran baik atau
buruknya sistem pengelolaan yang telah berjalan. Sehingga, evaluasi
tersebut mampu menjadi acuan untuk menjadikan pengelolaan yang lebih
4
Dalam hal ini, peneliti telah melakukan observasi tahap awal di dua
sekolah yang keberadaan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah nya cukup
terlihat. Observasi tahap awal ini bertujuan agar peneliti mengetahui
bagaimana gambaran umum pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah di
Sekolah Dasar Negeri kecamatan sukamulya. Kenyataannya, prasarana
Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri belum optimal di
bidang pengelolaannya. Artinya, Sekolah Dasar tersebut belum
memaksimalkan sarana parasarana di Usaha Kesehatan Sekolah atau
UKS. Kemudian, Sekolah Negeri tersebut belum memiliki program yang
sesuai standar pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah.
Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi tahap awal tersebut,
peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian berupa tindakan evaluasi
pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah di kedua Sekolah Dasar Negeri
tersebut. Sehingga, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Peranan UKS Dalam Meningkatkan Lingkungan Yang Sehat Di Sekolah
Dasar”
B. FOKUS MASALAH
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan
agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam. Maka penulis
membatasi masalah tersebut pada: Bagaimana hasil pengelolaan Usaha
5
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah yang berada di
Kecamatan Sukamulya yaitu SDN Parahu III.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah ditentukan
oleh penulis, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah meningkatkan
lingkungan yang sehat di SDN Parahu III ?”
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui hasil pengelolaan usaha kesehatan sekolah
meningkatkan lingkungan yang sehat di SDN Parahu III.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
6
Agar lebih memahami tentang pengelolaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dan lebih memperhatikan sarana yang
ada di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Staff Pengelola UKS
Agar Staff pengelola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
mampu mengembangkan lagi kegiatan UKS yang sudah ada dan
dapat melengkapi lagi sarana yang ada di ruang UKS SDN Parahu
III.
c. Dinas Kesehatan
Agar penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang
kondisi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di beberapa sekolah di
Kecamatan Sukamulya.
d. Penulis
Agar penelitian ini dapat memberikan pelajaran yang
berharga bagi penulis, dan penulisan ini dapat dijadikan sebagai
tambahan wawasan tentang upaya mengembangkan pengelolaan
Usaha Kesehatan Sekolah melalui evaluasi program di Sekolah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI 1. Evaluasi a. Pengertian EvaluasiMenurut Edwind Wandt dan Gerald W Brown dalam Sudijono
(2015: 1) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai.
Menurut Arikunto dan Jabar (2009: 2) evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan.
Menurut Arifin (2014: 5-6) evaluasi adalah suatu proses
bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang
nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian
nilai dan arti itulah evaluasi.
Menurut Arikunto dalam Sudaryono (2014: 5) evaluasi
adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu;
8
yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,
produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Mehrens dan Lehmann dalam Purwanto (2009:3)
evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.
Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan mencari informasi
secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
ditetapkan dapat tercapai.
b. Tujuan Evaluasi
Menurut Wirawan (2011: 22-25) tujuan melaksanakan
evaluasi antara lain adalah:
1) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat
Program dirancang dan dilaksanakan sebagai layanan atau
intervensi sosial (social intervention) untuk menyelesaikan
masalah, problem, situasi, keadaan yang dihadapi masyarakat.
2) Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana
Setiap program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaannya
9
3) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan
standar
Setiap program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
standar tertentu
4) Evalausi program dapat mengidentifikasi dan menemukan
mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak jalan
Suatu evaluasi proses atau manfaat memungkinkan manajer
program menjawab berbagai pertanyaan mengenai program
5) Pengembangan staf program
Evaluasi dapat dipergunakan mengembangkan kemampuan
staf garis depan yang berlangsung menyajikan layanan kepada
klien dan para pemangku kepentingan lainnya.
6) Memenuhi ketentuan undang-undang
Suatu program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
ketentuan undang-undang untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat.
7) Akreditasi program
Lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat
seperti sekolah, universitas, hotel, rumah, sakit, pusat
kesehatan, dan perusahaan biro perjalanan perlu dievaluasi
untuk menentukan apakah telah menyajikan layanan kepada
10
8) Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency
Untuk melaksanakan suatu program diperlukan anggaran yang
setiap organisasi mempunyai keterbatasan jumlahnya.
Penggunaan sumber dalam suatu program perlu diukur apakah
anggaran suatu program mempunyai nilai yang sepadan (cost
effective) dengan akibat atau manfaat yang ditimbulkan oleh
program. Sedang cost efficieny evaluation adalah untuk
mengukur apakah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
program telah dikeluarkan secara efisien atau tidak.
9) Mengambil keputusan mengenai program
Jika evaluasi suatu program menunjukkan berhasil melakukan
perubahan dalam masyarakat dengan mencapai tujuannya,
maka mungkin program akan dilanjutkan atau dilaksanakan di
daerah lain. Jika ternyata hasil program buruk dan kurang
bermanfaat bagi masyarakat, maka program harus dihentikan.
10) Akuntabilitas
Evaluasi dilakukan juga untuk pertanggungjawaban pimpinan
dan pelaksana program. Apakah program telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur
keberhasilan atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan
yang direncanakan atau tidak. Apakah dalam pelaksanaan
11
atau tidak. Semua hal tersebut perlu dipertanggungjawabkan
oleh para penyelenggara program.
11) Memberikan balikan kepada pimpinan dan staff program
Posavac dan Carey dalam Wirawan (2011:24) mengemukakan
bahwa evaluasi merupakan loop balikan untuk layanan program
sosial. Loop tersebut merupakan proses mengakses
kebutuhan, mengukur pelaksanaan program untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, mengevaluasi prestasi pencapaian tujuan
program, membandingkan pengaruh keluaran program dengan
biaya serta perubahan yang diciptakan oleh layanan program
terhadap anggota masyarakat.
12) Memperkuat posisi politik
Jika evaluasi menghasilkan nilai yang positif, kebijakan,
program atau proyek akan mendapat dukungan dari para
pengambil keputusan – legislatif dan eksekutif – dan anggota
masyarakat yang mendapatkan layanan atau perlakuan. Objek
evaluasi tersebut dapat diteruskan atau dilakukan di daerah lain
jika memang diperlukan di daerah lain.
13) Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi
Pada awalnya evaluasi dilaksanakan tanpa landasan teori,
hanya merasa suatau program perlu dievaluasi untuk mencari
12
evaluasi berulang-ulang, mengembangkan asumsi bahwa
evaluasi dilaksanakan untuk mengukur apakah tujuan program
dapat dicapai atau tidak. Dimulai oleh pemikiran Tyler bahwa
evaluasi harus mengukur pencapaian tujuan program mulai
muncul teori evaluasi.
c. Ciri- ciri dan persyaratan evaluasi program
Menurut Arikunto dan Jabar (2009:8-9) Sejalan dengan
pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi memiliki
ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:
1) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari
kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.
2) Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara
sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai
sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau
unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang
keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.
3) Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang
dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang
berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan
13
4) Menggunakan standar , kriteria, atau tolak ukur sebagai
perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang
diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5) Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukkan
atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program
yang telah ditentukan.
6) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi
nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program
yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen
yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai
pada indikator dari program yang dievaluasi.
7) Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indikator,
yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan
cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.
8) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi
secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut
secara tepat.
d. Prinsip-prinsip dan elemen evaluasi
Menurut Mashudi (2015:36) evaluasi harus ditujukan untuk
mengetahui apakah stategi yang digunakan cukup efektif atau
14
Untuk melakukan monev (monitoring dan evaluasi), ada sejumlah
prinsip yang harus dipegang teguh, diantaranya:
1) Objektif. Artinya pelaksanaan monev yang harus dilakukan atas
dasar indikator-indikator yang sudah disepakati tanpa tendensi
apriori.
2) Transparan (keterbukaan). Artinya pelaksanaan evaluasi harus
dilakukan secara terbukan dan diinformasikan kepada seluruh
pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi ini.
3) Partisipatif. Artinya pelaksanaan evaluasi harus melibatkan
secara aktif dan interaktif bagi para pelaku.
4) Akuntabilitas. Artinya pelaksanaan evaluasi dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
5) Tepat waktu. Artinya pelaksanaan evaluasi harus sesuai waktu
yang dijadwalkan,
6) Berkesinambungan. Artinya hasil evaluasi harus dapat
digunakan sebagai umpan balik penyempurnaan pada
kebijakan berikutnya.
Menurut Brinkerhoff dalam Widoyoko (2012: 4-5) dalam
pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan,
yaitu: (1) penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the
evaluation), (2) penyusunan desain evaluasi (designing the
15
analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting), (5)
pembuatan laporan (reporting information), (6) pengelolaan
informasi (managing evaluation), dan (7) evaluasi untuk evaluasi
(evaluating evaluation)
e. Teknik-teknik evaluasi
Menurut Daryanto (2012: 28-34) secara garis besar, teknik
evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu teknik tes dan teknik non tes.
1) Teknik non tes
Ada beberapa teknik non tes yaitu:
a) Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap suatu hasil pertimbangan.
b) Kuesioner (questionaire)
Kuesioner juga sering dkenal dengan angket. Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
c) Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) deretan
pernyataan (yang biasanya singkat-singkat).
16
Wawancara (interview) adalah suatu cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan
tanya jawab sepihak.
e) Pengamatan (observation)
Pengamatan (observation) adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis.
f) Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan
seseorang selama masa dalam kehidupannya
2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut Nurhasanah, usaha kesehatan sekolah (UKS)
adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang
dilakukan secara menyeluruh (komrehensif) dan terpadu (integratif).
Menurut Tim Esensi (2012: 2) usaha kesehatan sekolah
(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah. Anak usia sekolah yang dimaksud adalah anak yang
17
anak usia sekolah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu praremaja
(6-9 tahun), dan remaja (10-19 tahun).
Menurut Suryatna (1997: 134) usaha kesehatan sekolah
(UKS) adalah usah kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah dengan siswa beserta dengan lingkungan
hidupnya sebagai sasaran utama.
Berdasarkan pengertian usaha kesehatan sekolah (UKS)
tersebut, maka peneliti mengatakan bahwa usaha kesehatan
sekolah (UKS) adalah suatu usaha kesehatan atau tempat yang
digunakan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan
lingkungan hidup peserta didik sebagai sasaran utama.
b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) menurut Tim Esensi
(2012: 4) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
para siswa dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, unit ini juga berfungsi untuk meningkatkan derajat
kesehatan para siswa maupun warga sekolah lain (guru, karyawan
dan lain-lain) serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia
18
Menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007, ruang usaha
kesehatan sekolah (UKS) berfungsi sebagai tempat untuk
penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan
kesehatan di sekolah/madrasah.
Menurut Notoatmodjo (2013: 362), Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) merupakan bentuk promosi kesehatan di sekolah.
Dalam buku Notoatmodjo (2013: 363) juga menambahkan bahwa
tujuan promosi kesehatan di sekolah sekurang-kurangnya sebagai
berikut:
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khusunya
masyarakat sekolah.
2) Mencegah dan memberantas penyakit menular dikalangan
masyarakat sekolah dan masyarakat umum.
3) Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah
melalui usaha-usaha:
a) Mengikut sertakan secara aktif guru, murid dan orang tua
murid dalam usaha:
(1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam
rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat
sehari-hari.
(2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal
19
(3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pengobatan sederhana.
b) Imunisasi.
c) Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya.
d) Usaha perbaikan gizi anak.
e) Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.
c. Dasar Hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut jurnal Butar-butar (2015: 8-9) mengatakan bahwa
dasar hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu
Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Adapun isi dari Undang-undang No. 23 Tahun 1992 adalah sebagai
berikut:
Pasal 1:
(1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
(2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat.
(3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
20
untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan
upaya kesehatan.
(4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut Drajat dalam skripsi Pratitis (2015:10-11) dalam hal
ini sasaran dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
adalah peserta didik di Sekolah/Satuan pendidikan Luar Sekolah,
Guru, Pamong Pelajar, Pengelolaan Pendidikan lainnya,
Pengelolaan Kesehatan, dan Masyarakat. Oleh karena itu sekolah
merupakan institusi pendidikan yang sangat penting untuk
tercapainya sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dikarenakan
dalam tingkatan sekolah khususnya sekolah dasar merupakan
dasar sebuah kemajuan dalam pendidikan kesehatan pada
khususnya. Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Pratitis
(2015: 10-11) sasaran pembina dan pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi:
1) Sasaran Primer
Peserta didik.
2) Sasaran Sekunder
Guru, pamong belajar/tutor, orang tua, pengelolaan pendidikan
21 3) Sasaran Tertier
Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai
pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan
luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren
beserta lingkungannya.
Sedangkan menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi
Bhaktiar (2016: 29) sasaran pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) adalah:
1) Peserta didik;
2) Pembina Teknis (guru dan petugas kesehatan);
3) Pembina nonteknis (pengelola pendidikan, karyawan
sekolah/madrasah);
4) Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan;
5) Lingkungan (lingkungan sekolah/madrasah, lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah/madrasah).
e. Fungsi dan peran usaha kesehatan sekolah (UKS)
Menurut Tim Esensi (2012:5-6) Dalam pelaksanaannya,
usaha kesehatan sekolah (UKS) memiliki 2 (dua) fungsi dasar yang
bisa dijelaskan sebagai berikut:
22
Usaha kesehatan sekolah (UKS) berperan dalam
memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah-masalah kesehatan kepada para anak sehingga kedepannya
mereka bisa terus mempraktikkan gaya hidup sehat di mana
pun mereka berada.
2) Fungsi pemeliharaan dan pelayanan
Dalam fungsi pemeliharaan dan pelayanan, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh usaha kesehatan
sekolah (UKS), seperti:
a) Pemeriksaan kesehatan umum kepada para murid dan
warga sekolah lainnya (tanpa perlu menunggu adanya
gejala penyakit).
b) Pencegahan penyakit menular. Sebagai contoh, jika
disuatu kelas dijumpau satu atau lebih anak yang terjangkit
flu burung, usaha kesehatan sekolah (UKS) dapat berperan
untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Hal yang
bisa dilakukan misalnya memberikan penyuluhan tentang
gejala penyakit tersebut dan pemberian masker.
c) Pertolongan pertama pada kecelakan (P3K). Usaha
kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi tempat
pertolongan/pengobatan sementara untuk melakukan
23
medis dari rumah sakit/puskesmas (misalnya ambulans)
tiba.
d) Pengawas kebersihan sekolah. Lingkungan sekolah yang
bersih adalah syarat untuk menciptakan lingkungan yang
sehat, dan usaha kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi
pengawal untuk mewujudkan kondisi tersebut.
e) Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. Hal
ini bisa dilakukan misalnya dengan pemberian vitamin dan
makanan bergizi lainnya secara cuma-cuma.
Selanjutnya menurut tim esensi (2012:13) menambahkan
bahwa usaha kesehatan sekolah (UKS) juga memiliki peran yaitu
sebagai berikut:
1) Upaya peningkatan kesehatan yang dilaksanakan melalui
kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan, serta latihan
keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.
2) Upaya pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui
kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, memutus mata rantai
penularan penyakit, dan pencegahan penyakit sejak dini.
3) Upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat
proses penyakit, serta kegiatan pengobatan ringan untuk
24
f. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Harmawan
(2015: 11-12) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki struktur
organisasi Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS yang sesuai
dengan Departemen Kesehatan RI dari Tingkat Pusat, Tingkat
Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kotamadya. Dari semua tingkatan
tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab dalam sistem
kerjasama, sehingga dapat mengoptimalisasikan sistem
operasional Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
1) Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan yaitu bertugas langsung
membina sekolah/madrasah di wilayah kerjanya sebagai
berikut:
Ketua : Camat
Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tingkat Kecamatan;
Ketua II : Kepala Puskesmas;
Ketua III : Penilik/ Pendais/Pengurais/PPA/KUA;
Ketua IV : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kecamatan;
25
Sekretaris : Sekretaris Kecamatan
Anggota : *Kantor Kecamatan *Kementerian Agama
*PKK Kecamatan * Puskesmas
2) Tim Pembina UKS, yaitu:
Pembina : Lurah/Kepala Desa;
Ketua : Kepala Sekolah/Madrasah;
Sekretaris I : Guru Pembina UKS/ Pembina UKS;
Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/Madrasah;
Anggota :
1) Komite Sekolah/Madrasah
2) Petugas UKS Puskesmas
3) Guru
4) Siswa
Struktur organisasi tim pelaksana UKS tingkat kelurahan/desa
ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Tingkat Kelurahan/Desa PEMBINA
Lurah/Kepala Desa
KETUA
Kepala Sekolah/Kepala Madrasah
26
g. Sarana ruang usaha kesehatan sekolah (UKS)
Menurut Tim Esensi (2012: 13-14) ruang usaha kesehatan
sekolah (UKS) sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki jendela dan ventilasi yang baik
2) Memiliki minimal 1 (satu) buah tempat tidur dan sebuah bantal.
3) Memiliki minimal 1 (satu) buah lemari untuk menyimpan
peralatan P3K, obat, selimut, gelas, dsb.
4) Memiliki minimal 1 (satu) buah kursi dan 1 (satu) buah meja.
Perlengkapan dan peralatan yang wajib ada: Sekretaris I Guru Pembina UKS/Pembina UKS Sekretaris II Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah Anggota 1. Unsur Komite Sekolah 2. Petugas UKS Puskesmas 3. Unsur Guru 4. Unsur Siswa
27 1) Obat antiseptik
2) Obat merah
3) Kapas
4) Kasa steril dan perban
5) Plester luka
6) Alkohol
7) Termometer
8) Minyak kayu putih
9) Obat-obatan, seperti obat pusing, obat demam, obat maag,
obat nyeri haid, dan salep memar.
10) Pinset dan peniti
11) Alat tulis, gunting dan lem
12) Buku laporan UKS
Perlengkapan dan peralatan tambahan:
1) Tabung oksigen
2) Dispenser air (listrik)
Sedangkan menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007,
ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dilengkapi sarana
sebagimana tercantum pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Sarana UKS Menurut PERMENDIKNAS
No. Jenis Rasio Deskripsi
1. Perabot
28
dan aman
1.2 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil,
dan aman Dapat dikunci
1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil,
dan aman
1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil,
dan aman
2 Perlengkapan lain
2.1 Catatan kesehatan
peserta didik
1 set/ruang
2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak
kadaluarsa
2.3 Tandu 1 buah/ruang
2.4 Selimut 1 buah/ruang
2.5 Tensimeter 1 buah/ruang
2.6 Termometer badan 1 buah/ruang
2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang
2.8 Pengukur tinggi badan 1 buah/ruang
2.9 Tempat sampah 1 buah/ruang
2.10 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
2.11 Jam dinding 1 buah/ruang
h. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)
Menurut Suryatna (1997: 135) program utama kegiatan
usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai berikut:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah
Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah
meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
a) Menjaga kebersihan bangunan sekolah serta
lingkungannya.
b) Pemeliharaan kebersihan, baik perorangan maupun
29
c) Keamanan umum, baik di sekolah maupun lingkungan, dan
d) Pemeliharaan hubungan yang harmonis antara guru, anak
didik, dan orang tua murid.
2) Penyuluhan pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
a) Untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat
b) Memberi pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat
c) Menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap
masalah kesehatan, dan
d) Membentuk kebiasaan hidup sehat dengan latihan-latihan
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi beberapa kegiatan,
yaitu:
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan siswa secara rutin
b) Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak melalui
catatan data KMS AS, dan
c) Membawa anak-anak yang memerlukan pengobatan ringan
ke puskesmas.
Sedikit berbeda dari Suryatna, Notoatmodjo (2013: 364 -
367) mengungkapkan bahwa program usaha kesehatan sekolah
(UKS) sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:
30
Lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 aspek,
yaitu sosial (non-fisik) dan fisik.
a) Aspek non-fisik (mental-sosial):
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan
antara komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai
sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial
yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis dan
kondusif diantara komponen masyarakat sekolah.
Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan
baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.
b) Lingkungan fisik terdiri dari:
(1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:
(a) Letak sekolah tidak berdekatan dengan
tempat-tempat umum atau keramaian, misalnya pasar,
terminal, mall, dan sebagainya
(b) Kapasitas dan kostruksi gedung sekolah sesuai
dengan jumlah murid yang ditampungnya.
(c) Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.
(d) Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya
31
(e) Penerangannya atau pencahayaan harus cukup,
utamanya cahaya dari sinar matahari dapat masuk
ke setiap ruang kelas.
(f) Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan
dijamin tidak menimbulkan genangan (harus
mengalir).
(g) Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau
air kecil (jamban).
(h) Tersedianya tempat pembuangan sampah di setiap
kelas, dan teras sekolah.
(i) Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga
kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.
(2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:
Pemeliharaan kesehatan perorangan dan
lingkungan merupakan faktor yang sangat penting
dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah
yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal
hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:
(a) Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.
32
(c) Kebersihan dan kerapian pakaian.
(d) Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).
(e) Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan
sebagainya.
Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu
diperhatikan antara lain:
(a) Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja
dan alat sekolah yang lain).
(b) Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.
(c) Kebersihan WC dan kamar kecil.
(d) Kebersihan ruang kelas.
(e) Kebersihan halaman sekolah.
(f) Kebersihan pembuangan air limbah.
(g) Adanya taman atau kebun sekolah.
(3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:
(a) Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau
mengurangi murid-murid keluar masuk gedung
sekolah, sehingga membahayakan
keselamatannya.
(b) Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah
mudah dilewati atau tidak becek di musim hujan,
33
(c) Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa
sehingga membuka ke arah luar.
(d) Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai
pemberitahuan kepada pemakai jalan agar
waspada di lingkungan sekolah (banyak anak
berlari-larian).
(e) Tersedia P3K dan tenaga atau guru yang terlatih di
bidang P3K.
2) Pendidikan Kesehatan:
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya
untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
a) Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup
sehat.
b) Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat
c) Membentuk kebiasaan hidup sehat
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan
perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:
a) Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan,
34
b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
dengan cara:
(1) Hidup bersih bagi warga sekolah
(2) Imunisasi
(3) Pemberantasan nyamuk, kecoa, tikus dan binatang lain
yang dapat menularkan penyakit.
c) Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara
pencegahannya)
d) Gizi :
(1) Mengenal berbagai makanan bergizi
(2) Nilai gizi pada makanan
(3) Memilih makanan yang bergizi
(4) Kebersihan makanan
(5) Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan
gizi dan sebagainya.
e) Pencegahan kecelakaan atau keamanan
f) Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan
sebagainya
3) Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah:
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun
interaksi efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8
35
bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah
ini mencakup:
a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan
umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi dan
sebagainya.
b) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
c) Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, antara lain dengan imunisasi.
d) Usaha perbaikan gizi.
e) Usaha kesehatan gigi sekolah.
f) Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi
pertumbuhan jasmani, rohani dan sosial. Misalnya,
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
g) Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus
atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.
h) Pertolongan pertama ada kecelakaan dan pengobatan
ringan.
B. KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan secara
terbimbing melalui pendidik dan peserta didik. Berbicara mengenai
36
merupakan hal terpenting dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan
Sekolah Dasar. Dunia pendidikan mendapatkan sorotan tajam akan
kepedulian kesehatan peserta didik. Dalam hal ini, adanya keterkaitan
antara dinas pendidikan dengan dinas kesehatan. Kepedulian dinas
kesehatan di dunia pendidikan dapat dicerminkan melalui adanya Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan
jembatan yang menghubungi antar pendidikan dengan kesehatan.
Didalamnya, terdapat kegiatan-kegiatan yang mampu mengoptimalkan
peserta didik.
Sekolah Dasar yang memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
memliki pengelolaan secara terstruktur. Akan tetapi setiap Sekolah Dasar
tentu memliki perbedaan dalam mengolah suatu Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Kenyataannya masih banyak Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
Sekolah Dasar yang tidak sesuai dengan standar prosedur Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah dibuat oleh pemerintah setempat.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya perhatian yang mendalam
terkait pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan perlu adanya
evaluasi yang terstruktur mengenai pengelolaan antar Sekolah Dasar.
Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengevaluasi pengelolaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dengan judul Peranan UKS Dalam
37
. Kerangka berpikir ini dapat disajikan dalam bagan gambar berikut
ini: Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Dinas Pendidikan n Dinas Kesehatan UKS n Pengelolaan UKS n Evaluasi Pengelolaan UKS SDN Parahu III Meningkatkan Lingkungan Sehat
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Parahu III yang beralamat di Jalan
Ceplak Kecamatan Sukamulya Desa Parahu Terletak di Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017
sampai Mei 2018. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada
kalender akademik dan telah disesuaikan.
Adapun jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jadwal
Kegiatan
Waktu
2017 2018
Apr Jun Nov Des Jan Feb Mei Jun Ags Nov 1 Menyusun Proposal 2 Seminar Proposal 3 Konsultasi 4 Penyusunan Instrumen
39 5 Uji Coba Instrumen 6 Pengumpula n Data (Penelitian) 7 Analisis Data 8 Penyusunan Laporan 9 Sidang Skripsi 10 Revisi Skripsi 11 Wisuda B. METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2013: 1) Metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka peneliti menggunakan
metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2015: 14-15) Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah sehingga metode ini sering disebut dengan
metode penelitian naturalistik. Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
40 C. DESAIN PENELITIAN
Menurut Mukhtar (2013: 39) mengemukakan bahwa desain
penelitian adalah gambaran tentang proses penelitian yang hendak
dilaksanakan.Pokok-pokok desain antara lain meliputi: judul, dasar, tujuan,
objek, responden, lokasi, pendekatan, metode, teknik, organisasi, tenaga
(personalia), tata dan hubungan kerja, fasilitas/sarana/perlengkapan dan
lain sebagainya, waktu dan jadwal, laporan dan pembiayaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian
deskriptif kualitatif. Desain penelitian deskriptif menurut Nazir (2009: 89)
adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam
studi deskriptif juga termasuk studi untuk melukiskan secara akurat
sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu dan juga studi untuk
menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalkan bias
dan memaksimumkan reliabilitas.
Penelitian ini akan menemukan perbedaan pengelolaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
dan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SDN Parahu III.
41
Menurut Mukhtar (2013: 89) subjek data penelitian adalah orang yang
berada dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi informasi
dalam sebuah penelitian atau dikenal dengan informan. Dinamakan
sebagai subjek data penelitian, karena dalam penelitian kualitatif deksriptif
penelitiannya dilakukan secara terpusat pada sudut orang yang diteliti, baik
mereka yang telah ditetapkan atau mereka yang dimintai informasi secara
bergulir dan bergilir sehingga data membesar dan meluas, sampai titik
jenuh data, artinya tidak ada lagi data yang mungkin dikumpulkan untuk
menjawab dan mendukung kebutuhan penelitian.
Adapun subjek data dalam penelitian ini adalah tim pembina Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Parahu III. Subjek data Subjek akan
memberikan data sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti dalam
permasalahannya. Sedangkan pengambilan subjek data sebagai informan
adalah tim pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Parahu III.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti adalah daftar cek dan angket.
1. Daftar cek (checklist)
Menurut Arifin (2014:164) daftar cek adalah suatu daftar yang
42
peneliti akan memberikan tanda centang pada setiap aspek tersebut
sesuai dengan apa yang telah peneliti amati. Daftar cek dalam penelitian
evaluasi pengelolaan uks digunakan untuk mengetahui apakah saran
ruang UKS sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007.
Lembar daftar ceklis ini akan diisi oleh peneliti selama penelitian
berlangsung. Adapun hal-hal yang diamati adalah sarana ruang usaha
kesehatan sekolah yang ada di sekolahan tersebut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Daftar Ceklis
2. A n g k et (q u e si o naire)
Variabel Aspek Indikator No
Item Jumlah Sarana Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Perabot Tempat tidur 1 1
Lemari 2 1 Meja 3 1 Kursi 4 1 Perlengkapan lain Catatan kesehatan peserta didik 5 1 P3K 6 1 Tandu 7 1 Selimut 8 1 Tensimeter 9 1 Termometer badan 10 1 Timbangan badan 11 1 Pengukur tinggi badan 12 1 Tempat sampah 13 1 Tempat cuci tangan 14 1 Jam dinding 15 1
43
Menurut Widoyoko (2014: 154-155) angket atau kuesioner
merupakan salah satu bentuk instrumen penilaian yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden sesuai dengan keadaan. Dalam penelitian ini, angket
digunakan untuk mengetahui pemrograman usaha kesehatan sekolah di
Sekolah dasar tersebut. Lembar angket ini akan diisi oleh tim pembina
uks masing-masing sekolah dasar tersebut selama penelitian
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah program usaha kesehatan
sekolah yang ada di sekolahan tersebut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen angket
Variabel Aspek Indikator No
Item Jumlah Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah Menjaga kebersihan bangunan sekolah serta lingkungannya 1,2 2 Pemeliharaan kebersihan, baik perorangan maupun lingkungan 3,4 2 Pemeliharaan hubungan yang harmonis antara guru, anak didik dan orang tua murid 5 1 Penyuluhan pendidikan Menanamkan kebiasaan hidup sehat 6 1
44
kesehatan Memberikan
pengetahuan
tentang
dasar-dasar hidup sehat
7 1
Menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap masalah kesehatan 8 1 Membentuk kebiasaan hidup sehat dengan latihan-latihan 9 1 Pelayanan kesehatan Melakukan pemeriksaan kesehatan siswa secara rutin 10, 11 2 Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak melalui catatan data KMS AS 12, 13 2 Membawa anak-anak yang memerlukan pengobatan ringan ke puskesmas 14, 15, 16 3
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Menurut Sugiyono (2015: 1) analisis data merupakan proses
terintegrasi dalam sebuah prosedur penelitian. Analisis data dilakukan
untuk membuktikan atau mencari jawaban terhadap rumusan dan dugaan
45 1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Azwar (2012: 8) validitas mempunyai arti sejauh mana
akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran
mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan
pengukuran tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstrak adalah validitas yang menggunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pendapat dari ahli dinas pendidikan pada bidang kesehatan. Hasil uji
validasi dapat dilihat pada lampiran
2. Kriteria Penilaian UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Setelah melakukan uji validasi pada angket yang akan diberikan
ke responden dan mendeskripsikan data melalui crosstab, maka
selanjutnya peneliti membuat kriteria penilaian UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah) sebagai berikut:
a. Sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
46 1) Menentukan skor tertinggi
4 x 15 = 60
2) Menentukan skor terendah
1 x 15 = 15 3) Rentang skor 60 – 15 = 45 4) Interval skor 45 : 4 = 11,25 Tabel 3.4
Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) No. Skor Kriteria
1. 48,75 – 60 Sangat baik 2. 37,50 – 48,74 Baik 3. 26,26 – 37,49 Cukup 4. 15 – 26,25 Kurang
(Puskesmas Kecamatan Sukamulya)
b. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
akan dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan skor tertinggi
4 x 16 = 64
47 1 x 16 = 16 3) Rentang skor 64 – 16 = 48 4) Interval skor 48 : 4 = 12 Tabel 3.5
Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) No. Skor Kriteria
1. 53 – 64 Sangat baik 2. 41 – 52 Baik 3. 29 – 40 Cukup 4. 16 – 28 Kurang
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi SDN Parahu III
Penelitian ini juga dilakukan di SDN Parahu III mempunyai
nomor NPSN 20614514 dengan status sekolah negeri jenjang
pendidikan SD.
SDN Parahu 3 yang berada di Jalan Ceplak Kecamatan
Sukamulya Desa Parahu Propinsi Banten Kabupaten Tangerang,
dengan SK pendirian sekolah 421 / Kep.134-Huk / 2006, tanggal
SK pendirian 2006-04-26, dan status kepemilikan Pemerintahan
Daerah. Sekolah tersebut memiliki visi misi sebagai berikut:
a. Visi Sekolah
“Mempersiapkan peserta didik lebih maju, unggul, dan berprestasi”
b. Misi sekolah
1) Mempersiapkan peserta didik untuk maju dalam segala bidang.
2) Membiasakan peserta didik berperilaku dengan akhlakul
karimah.
3) Membentuk keperibadian yang jujur dan mandiri
4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
49
5) Memberikan suasana pembelajaran efektif, aktif kreatif, dan
menyenangkan.
6) Mendorong peserta didik dan staf agar memiliki kemampuan
untuk melayani sekolah dan masyarakat.
7) Meningkatkan prestasi lulusan siswa kelas VI dalam
menempuh UN tahun 2014.
a. Keadaan/Lulusan Guru dan Staf
S2 :2 Orang S1 :28 Orang D3 / D2 / D1 :– Orang SLTA / SPG :2 Orang SLTP :– Orang SD :1 Orang b. Sarana Sekolah
1) Ruang Belajar :15 Ruang
2) Ruang Kepala Sekolah :1 Ruang
3) Ruang Guru dan BP :1 Ruang
4) Ruang Tata Usaha :1 Ruang
5) Ruang Komputer :1 Ruang
6) Ruang Perpustakan :1 Ruang
7) Ruang UKS :1 Ruang
50
9) Toilet :10 Ruang
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang hanya
memiliki variabel tunggal yaitu pengelolaan usaha kesehatan sekolah
(UKS). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi lingkungan
usaha kesehatan sekolah (UKS) yang sehat di SDN Parahu III.
B. Hasil Analisis Data 1. Hasil Daftar ceklis
Menurut Arifin (2014:164) daftar cek adalah suatu daftar yang
berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Dalam penelitian ini
peneliti akan memberikan tanda centang pada setiap aspek tersebut
sesuai dengan apa yang telah peneliti amati. Daftar cek dalam
penelitian evaluasi pengelolaan uks digunakan untuk mengetahui
apakah saran ruang UKS sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No.
24 Tahun 2007. Lembar daftar ceklis ini akan diisi oleh peneliti selama
penelitian berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian, telah didapatkan hasil daftar ceklis penelitian di SDN Parahu III sebagai berikut:
51
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa kondisi tempat tidur di SDN Parahu III terlihat kurang baik.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kaki-kaki kayu yang
kuat tetapi pada bagian kasur masih menggunakan kapuk dan
tidak terdapat sprei.
Gambar 4.1
Sarana UKS item tempat tidur
52
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa kondisi lemari di SDN Parahu III terlihat cukup baik.
Sebenarnya lemari masih terlihat bagus tetapi lemari di UKS SDN
Parahu III disalah fungsikan sebagai tempat menaruh buku-buku
pelajaran.
Gambar 4.2
Sarana UKS item lemari
53
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa meja tersedia di UKS SD
Negeri Kedaung dengan kondisi bagus dan layak digunakan.
Dapat dikatakan bagus dan layak karena kaki-kami meja yang
kuat dan permukaan meja yang bersih.
Gambar 4.3 Sarana UKS item meja
54
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa tersedia kursi di UKS SDN
Parahu III dengan kondisi layak dan jumlah kursi sesuai dengan
ketetapan PERMENDIKNAS tentang sarana UKS yaitu berjumlah
2 buah.
Gambar 4.4 Sarana UKS item kursi
5) Item catatan kesehatan peserta didik
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa di SDN Parahu III tidak
55 6) Item perlengkapan P3K
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa kondisi perlengkapan P3K di ruang UKS SDN Parahu III
cukup lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
obat-obatan seperti: obat kepala, obat batuk, dan obat perut, selain
obat-obatan terdapat juga obat merah, obat pembersih luka,
plester dan juga perban.
Gambar 4.5 Sarana UKS item P3K
56 7) Item tandu
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki tandu.
8) Item selimut
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa diruang UKS SDN Parahu III terdapat selimut dengan
kondisi yang kurang baik. Hal tersebut dapat dibuktikan karena
selimut layak untuk digunakan hanya saja selimut terlihat kotor
karena kurang dirawat.
Gambar 4.6
57 9) Item tensimeter
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki tensimeter.
10) Item termometer badan
Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan
bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki termometer
badan.
11) Item timbangan badan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN
Parahu III memiliki timbangan badan tetapi tidak dapat
digunakan/rusak.
12) Item pengukur tinggi badan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN
Parahu III memiliki pengukur tinggi badan yang layak dan dapat
58
Gambar 4.7
Sarana UKS item pengukur tinggi badan
13) Item tempat sampah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN
Parahu III memiliki tempat sampah tetapi kondisinya kurang
bersih. Hal tersebut dikarenakan masih ada tumpukkan sampah
59
Gambar 4.8
Sarana UKS item tempat sampah
14) Item tempat cuci tangan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
daftar ceklis dapat diketahui bahwa di SDN Parahu III memiliki
tempat cuci tangan dengan kondisi yang kurang bersih karena