• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG

SEHAT DI SEKOLAH DASAR

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Nama : Indy Kartikasari NIM : 2014820068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

(2)

i UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi, Agustus 2018

Indy Kartikasari (2014820068)

PERANAN UKS DALAM MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DI SEKOLAH DASAR

xvi +89 halaman,8 tabel,12 gambar, 14 lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya sekolah yang belum mengoptimalkan pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai prasarana yang dapat menunjang kualitas sekolah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan lingkungan yang sehat pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS) di SDN Parahu III. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan

usaha kesehatan sekolah (UKS) di SDN Parahu III menunjukkan bahwa

pengelolaan usaha kesehatan sekolah (UKS). Dilihat dari aspek sarana usaha kesehatan sekolah (UKS) masuk dalam kategori “baik”, sedangkan dari aspek program usaha kesehatan sekolah (UKS) masuk dalam kategori “sangat baik”

Kata Kunci : Lingkungan, Pengelolaan UKS, Sarana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat dan kasih sayang-Nya serta memberiku kekuatan dan membekaliku ilmu yang bermanfaat sehingga aku dapat menyelesaikan tugas skripsi ku ini dengan

baik. Sholawat serta salam ku haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Aku persembahkan karya sederhana ini, kepada orang-orang yang sangat aku sayangi.

Ayah, Ibu dan kakak- kakakku tersayang

Terimakasih atas segala jasa, dukungan, semangat dan doa yang tidak pernah putus dari kalian keluarga kecil-ku.

Terimakasih untuk senyum dan kebahagiaan yang selalu kalian berikan kepadaku, serta kasih sayang tulus yang selalu kalian curahkan kepadaku.

Seluruh Sahabat Terbaikku

Terimakasih ku ucapkan juga kepada sahabat-sahabatku, Syifa, Lina, Syarah, Diny, Resa, Husnul, dan Liza yang selalu memberikan dukungan, nasihat, hiburan dan selalu membantuku. Aku takkan melupakan semua yang telah

kalian berikan.

(9)

viii

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

dengan kesanggupannya...”

(Q.S Al-Baqarah: 286)

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Peranan Uks Dalam Meningkatkan Lingkungan

Yang Sehat Di Sekolah Dasar” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Atas selesainya skripsi ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Iswan, M,Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Penasehat Akademik peneliti yang telah memberikan arahannya kepada peneliti.

2. Bapak Azmi Al Bahij, M. Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universtas Muhammadiyah Jakarta yang telah mendorong dan mengarahkan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu.

3. Ibu Dr. Hj. Herwina Bahar, MA. selaku Dosen Pembimbing peneliti yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan pengarahan dan petunjuk kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4. Bapak Abu, S.Pd.SD. selaku Kepala Sekolah SDN Parahu III, yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah ini.

(11)

x

5. Pimpinan dan para karyawan utama perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk memberikan pinjaman buku yang dibutuhkan peneliti.

6. Orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat moril maupun materil dalam melanjutkan studi di Universitas ini serta penyelesaian studi dengan tepat waktu.

7. Semua pihak yang telah membentu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Peneliti sangat berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan peneliti. Peneliti juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, peneliti berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Demikian skripsi ini peneliti buat semoga bermanfaat bagi peneliti maupun orang-orang yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Jakarta, 17 April 2018

(12)

xi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

FAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7

(13)

xii

a. Pengertian Evaluasi ... 7

b. Tujuan Evaluasi ... 8

c. Ciri-ciri dan persyaratan evaluasi program ... 12

d. Pronsip-prinsip dan elemen Evaluasi ... 14

e. Teknik-teknik Evaluasi ... 15

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 16

a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 16

b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 17

c. Dasar Hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 19

d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 20

e. Fungsi dan peranUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 22

f. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 24

g. Sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 27

h. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 29

B. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Metode Penelitian ... 40

C. Desain Penelitian ... 41

D. Subjek Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49

B. Hasil Analisis Data ... 51

(14)

xiii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 71 DAFTAR TABEL

(15)

xiv

Tabel 2.1 Sarana UKS Menurut Permendiknas ... 26

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Daftar cek ... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 44

Tabel 3.4 Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 47

Tabel 3.5 Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ... 48

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian sarana UKS ... 61

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Tingkat

Kelurahan/Desa ... 26

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 4.1 Sarana UKS item tempat tidur ... 52

Gambar 4.2 Sarana UKS item lemari ... 53

Gambar 4.3 Sarana UKS item meja ... 54

Gambar 4.4 Sarana UKS item kursi ... 54

Gambar 4.5 Sarana UKS item P3K ... 55

Gambar 4.6 Sarana UKS item selimut ... 56

Gambar 4.8 Sarana UKS item pengukur tinggi badan ... 58

Gambar 4.7 Sarana UKS item cuci tangan... 59

Gambar 4.9 Sarana UKS item tempat sampah ... 59

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas Ahli ... 78

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 79

Lampiran 3 Lembar daftar ceklis sarana UKS di ... 85

Lampiran 4 Lembar daftar ceklis sarana UKS di ... 88

Lampiran 5 Lembar angket pemrograman UKS di ... 91

Lampiran 6 Lembar angket pemrograman UKS di ... 93

Lampiran 7 Surat Penelitian ... 95

Lampiran 8 Surat Penelitian ... 96

Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian ... 97

Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian ... 98

Lampiran 11 Kartu Menyaksikan Sidang Skripsi ... 99

Lampiran 12 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 100

Lampiran 13 Kartu Bimbingan Pasca Sidang Skripsi ... 102

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia pendidikan sekolah tidak lagi hanya sebagai kegiatan belajar

mengajar saja tetapi juga sebagai wadah atau tempat peserta didik untuk

mendapatkan fasilitas belajar yang memadai dan berkualitas. Adanya

fasilitas belajar yang memadai akan mampu mengoptimalkan hasil belajar

yang berupa output pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki

perhatian khusus terhadap dunia pendidikan terkait fasilitas belajar atau

sarana prasarana.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat 1 dan 2 bahwa

setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Adapun keperluan mengenai

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 yaitu tentang

Standar sarana dan prasarana Sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

(19)

2

memiliki prasarana sebagai berikut: (1) Ruang kelas, (2) Ruang

perpustakaan, (3) Laboratorium IPA, (4) Ruang pimpinan, (5) Ruang guru,

(6) Tempat ibadah, (7) Ruang UKS, (8) Jamban, (9) Gudang, (10) Ruang

sirkulasi, (11) Tempat bermain/ olahraga. Sarana dan prasarana pendidikan

dapat dijadikan salah satu komponen yang penting dalam meningkatkan

kualitas sekolah.

Salah satu prasarana yang berada di suatu sekolah ialah Usaha

Kesehatan Sekolah atau UKS. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah

satu prasarana yang berada di sekolah di bawah naungan pemerintah.

Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu usaha dalam

meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan. Sekolah memiliki hak

untuk mendapatkan kesehatan yang berkualitas. Adanya Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) di sekolah dapat memberikan pengetahuan kesehatan dan

dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi hidup lebih sehat baik

berada di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan luar sekolah.

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk peserta

(20)

3

Artinya: “Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Hal yang paling Allah sukai dari sesuatu yang diminta oleh hamba-Nya adalah kesehatan." (HR Ibnu Abi Syaibah)

Pada kenyataannya, terdapat banyak sekolah yang belum

mengoptimalkan keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah. Sekolah - sekolah

yang sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah nyatanya belum mampu

menjadikan prasarana tersebut menjadi pusat kesehatan sebagaimana

mestinya. Usaha Kesehatan Sekolah yang berada di sekolah hanya

menjadi formalitas prasarana yang harus terlihat keberadaannya. Akan

tetapi, pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah tersebut belum mencapai

titik maksimal. Hal ini bertolak belakang terhadap standar pengelolaan yang

harus terpenuhi dalam suatu Usaha Kesehatan Sekolah.

Mengingat pentingnya standar pengelolaan Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) di sekolah, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi agar

dapat meningkatkan mutu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah.

Evaluasi merupakan usaha sadar yang harus dilakukan dalam bentuk

penilaian yang berupa kuantitas atau kualitas. Usaha Kesehatan Sekolah

merupakan prasarana yang memerlukan evaluasi secara signifikan.

Dimana evaluasi tersebut mampu memberikan gambaran baik atau

buruknya sistem pengelolaan yang telah berjalan. Sehingga, evaluasi

tersebut mampu menjadi acuan untuk menjadikan pengelolaan yang lebih

(21)

4

Dalam hal ini, peneliti telah melakukan observasi tahap awal di dua

sekolah yang keberadaan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah nya cukup

terlihat. Observasi tahap awal ini bertujuan agar peneliti mengetahui

bagaimana gambaran umum pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah di

Sekolah Dasar Negeri kecamatan sukamulya. Kenyataannya, prasarana

Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri belum optimal di

bidang pengelolaannya. Artinya, Sekolah Dasar tersebut belum

memaksimalkan sarana parasarana di Usaha Kesehatan Sekolah atau

UKS. Kemudian, Sekolah Negeri tersebut belum memiliki program yang

sesuai standar pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah.

Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi tahap awal tersebut,

peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian berupa tindakan evaluasi

pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah di kedua Sekolah Dasar Negeri

tersebut. Sehingga, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Peranan UKS Dalam Meningkatkan Lingkungan Yang Sehat Di Sekolah

Dasar”

B. FOKUS MASALAH

Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan

agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam. Maka penulis

membatasi masalah tersebut pada: Bagaimana hasil pengelolaan Usaha

(22)

5

Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah yang berada di

Kecamatan Sukamulya yaitu SDN Parahu III.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah ditentukan

oleh penulis, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah meningkatkan

lingkungan yang sehat di SDN Parahu III ?”

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil pengelolaan usaha kesehatan sekolah

meningkatkan lingkungan yang sehat di SDN Parahu III.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penulisan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif

bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

(23)

6

Agar lebih memahami tentang pengelolaan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) dan lebih memperhatikan sarana yang

ada di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

b. Staff Pengelola UKS

Agar Staff pengelola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

mampu mengembangkan lagi kegiatan UKS yang sudah ada dan

dapat melengkapi lagi sarana yang ada di ruang UKS SDN Parahu

III.

c. Dinas Kesehatan

Agar penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

kondisi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di beberapa sekolah di

Kecamatan Sukamulya.

d. Penulis

Agar penelitian ini dapat memberikan pelajaran yang

berharga bagi penulis, dan penulisan ini dapat dijadikan sebagai

tambahan wawasan tentang upaya mengembangkan pengelolaan

Usaha Kesehatan Sekolah melalui evaluasi program di Sekolah

(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI 1. Evaluasi a. Pengertian Evaluasi

Menurut Edwind Wandt dan Gerald W Brown dalam Sudijono

(2015: 1) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai.

Menurut Arikunto dan Jabar (2009: 2) evaluasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah

keputusan.

Menurut Arifin (2014: 5-6) evaluasi adalah suatu proses

bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan

evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang

nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian

nilai dan arti itulah evaluasi.

Menurut Arikunto dalam Sudaryono (2014: 5) evaluasi

adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu;

(25)

8

yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,

produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Mehrens dan Lehmann dalam Purwanto (2009:3)

evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat

alternatif-alternatif keputusan.

Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan mencari informasi

secara sistematis untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

ditetapkan dapat tercapai.

b. Tujuan Evaluasi

Menurut Wirawan (2011: 22-25) tujuan melaksanakan

evaluasi antara lain adalah:

1) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat

Program dirancang dan dilaksanakan sebagai layanan atau

intervensi sosial (social intervention) untuk menyelesaikan

masalah, problem, situasi, keadaan yang dihadapi masyarakat.

2) Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana

Setiap program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaannya

(26)

9

3) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan

standar

Setiap program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan

standar tertentu

4) Evalausi program dapat mengidentifikasi dan menemukan

mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak jalan

Suatu evaluasi proses atau manfaat memungkinkan manajer

program menjawab berbagai pertanyaan mengenai program

5) Pengembangan staf program

Evaluasi dapat dipergunakan mengembangkan kemampuan

staf garis depan yang berlangsung menyajikan layanan kepada

klien dan para pemangku kepentingan lainnya.

6) Memenuhi ketentuan undang-undang

Suatu program dirancang dan dilaksanakan berdasarkan

ketentuan undang-undang untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi oleh masyarakat.

7) Akreditasi program

Lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat

seperti sekolah, universitas, hotel, rumah, sakit, pusat

kesehatan, dan perusahaan biro perjalanan perlu dievaluasi

untuk menentukan apakah telah menyajikan layanan kepada

(27)

10

8) Mengukur cost effectiveness dan cost efficiency

Untuk melaksanakan suatu program diperlukan anggaran yang

setiap organisasi mempunyai keterbatasan jumlahnya.

Penggunaan sumber dalam suatu program perlu diukur apakah

anggaran suatu program mempunyai nilai yang sepadan (cost

effective) dengan akibat atau manfaat yang ditimbulkan oleh

program. Sedang cost efficieny evaluation adalah untuk

mengukur apakah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

program telah dikeluarkan secara efisien atau tidak.

9) Mengambil keputusan mengenai program

Jika evaluasi suatu program menunjukkan berhasil melakukan

perubahan dalam masyarakat dengan mencapai tujuannya,

maka mungkin program akan dilanjutkan atau dilaksanakan di

daerah lain. Jika ternyata hasil program buruk dan kurang

bermanfaat bagi masyarakat, maka program harus dihentikan.

10) Akuntabilitas

Evaluasi dilakukan juga untuk pertanggungjawaban pimpinan

dan pelaksana program. Apakah program telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur

keberhasilan atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan

yang direncanakan atau tidak. Apakah dalam pelaksanaan

(28)

11

atau tidak. Semua hal tersebut perlu dipertanggungjawabkan

oleh para penyelenggara program.

11) Memberikan balikan kepada pimpinan dan staff program

Posavac dan Carey dalam Wirawan (2011:24) mengemukakan

bahwa evaluasi merupakan loop balikan untuk layanan program

sosial. Loop tersebut merupakan proses mengakses

kebutuhan, mengukur pelaksanaan program untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, mengevaluasi prestasi pencapaian tujuan

program, membandingkan pengaruh keluaran program dengan

biaya serta perubahan yang diciptakan oleh layanan program

terhadap anggota masyarakat.

12) Memperkuat posisi politik

Jika evaluasi menghasilkan nilai yang positif, kebijakan,

program atau proyek akan mendapat dukungan dari para

pengambil keputusan – legislatif dan eksekutif – dan anggota

masyarakat yang mendapatkan layanan atau perlakuan. Objek

evaluasi tersebut dapat diteruskan atau dilakukan di daerah lain

jika memang diperlukan di daerah lain.

13) Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi

Pada awalnya evaluasi dilaksanakan tanpa landasan teori,

hanya merasa suatau program perlu dievaluasi untuk mencari

(29)

12

evaluasi berulang-ulang, mengembangkan asumsi bahwa

evaluasi dilaksanakan untuk mengukur apakah tujuan program

dapat dicapai atau tidak. Dimulai oleh pemikiran Tyler bahwa

evaluasi harus mengukur pencapaian tujuan program mulai

muncul teori evaluasi.

c. Ciri- ciri dan persyaratan evaluasi program

Menurut Arikunto dan Jabar (2009:8-9) Sejalan dengan

pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi memiliki

ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:

1) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari

kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.

2) Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara

sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai

sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau

unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang

keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.

3) Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang

dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang

berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan

(30)

13

4) Menggunakan standar , kriteria, atau tolak ukur sebagai

perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang

diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.

5) Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukkan

atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program

yang telah ditentukan.

6) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi

nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program

yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen

yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai

pada indikator dari program yang dievaluasi.

7) Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indikator,

yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan

cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.

8) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi

secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut

secara tepat.

d. Prinsip-prinsip dan elemen evaluasi

Menurut Mashudi (2015:36) evaluasi harus ditujukan untuk

mengetahui apakah stategi yang digunakan cukup efektif atau

(31)

14

Untuk melakukan monev (monitoring dan evaluasi), ada sejumlah

prinsip yang harus dipegang teguh, diantaranya:

1) Objektif. Artinya pelaksanaan monev yang harus dilakukan atas

dasar indikator-indikator yang sudah disepakati tanpa tendensi

apriori.

2) Transparan (keterbukaan). Artinya pelaksanaan evaluasi harus

dilakukan secara terbukan dan diinformasikan kepada seluruh

pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi ini.

3) Partisipatif. Artinya pelaksanaan evaluasi harus melibatkan

secara aktif dan interaktif bagi para pelaku.

4) Akuntabilitas. Artinya pelaksanaan evaluasi dapat

dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.

5) Tepat waktu. Artinya pelaksanaan evaluasi harus sesuai waktu

yang dijadwalkan,

6) Berkesinambungan. Artinya hasil evaluasi harus dapat

digunakan sebagai umpan balik penyempurnaan pada

kebijakan berikutnya.

Menurut Brinkerhoff dalam Widoyoko (2012: 4-5) dalam

pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan,

yaitu: (1) penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the

evaluation), (2) penyusunan desain evaluasi (designing the

(32)

15

analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting), (5)

pembuatan laporan (reporting information), (6) pengelolaan

informasi (managing evaluation), dan (7) evaluasi untuk evaluasi

(evaluating evaluation)

e. Teknik-teknik evaluasi

Menurut Daryanto (2012: 28-34) secara garis besar, teknik

evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam,

yaitu teknik tes dan teknik non tes.

1) Teknik non tes

Ada beberapa teknik non tes yaitu:

a) Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka

terhadap suatu hasil pertimbangan.

b) Kuesioner (questionaire)

Kuesioner juga sering dkenal dengan angket. Pada

dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang

harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

c) Daftar cocok (check list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) deretan

pernyataan (yang biasanya singkat-singkat).

(33)

16

Wawancara (interview) adalah suatu cara yang digunakan

untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan

tanya jawab sepihak.

e) Pengamatan (observation)

Pengamatan (observation) adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti serta pencatatan secara sistematis.

f) Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan

seseorang selama masa dalam kehidupannya

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

a. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Nurhasanah, usaha kesehatan sekolah (UKS)

adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan

perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang

dilakukan secara menyeluruh (komrehensif) dan terpadu (integratif).

Menurut Tim Esensi (2012: 2) usaha kesehatan sekolah

(UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia

sekolah. Anak usia sekolah yang dimaksud adalah anak yang

(34)

17

anak usia sekolah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu praremaja

(6-9 tahun), dan remaja (10-19 tahun).

Menurut Suryatna (1997: 134) usaha kesehatan sekolah

(UKS) adalah usah kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di

sekolah-sekolah dengan siswa beserta dengan lingkungan

hidupnya sebagai sasaran utama.

Berdasarkan pengertian usaha kesehatan sekolah (UKS)

tersebut, maka peneliti mengatakan bahwa usaha kesehatan

sekolah (UKS) adalah suatu usaha kesehatan atau tempat yang

digunakan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan

lingkungan hidup peserta didik sebagai sasaran utama.

b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) menurut Tim Esensi

(2012: 4) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar

para siswa dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu, unit ini juga berfungsi untuk meningkatkan derajat

kesehatan para siswa maupun warga sekolah lain (guru, karyawan

dan lain-lain) serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia

(35)

18

Menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007, ruang usaha

kesehatan sekolah (UKS) berfungsi sebagai tempat untuk

penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan

kesehatan di sekolah/madrasah.

Menurut Notoatmodjo (2013: 362), Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) merupakan bentuk promosi kesehatan di sekolah.

Dalam buku Notoatmodjo (2013: 363) juga menambahkan bahwa

tujuan promosi kesehatan di sekolah sekurang-kurangnya sebagai

berikut:

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khusunya

masyarakat sekolah.

2) Mencegah dan memberantas penyakit menular dikalangan

masyarakat sekolah dan masyarakat umum.

3) Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah

melalui usaha-usaha:

a) Mengikut sertakan secara aktif guru, murid dan orang tua

murid dalam usaha:

(1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam

rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat

sehari-hari.

(2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal

(36)

19

(3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan

dan pengobatan sederhana.

b) Imunisasi.

c) Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya.

d) Usaha perbaikan gizi anak.

e) Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.

c. Dasar Hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut jurnal Butar-butar (2015: 8-9) mengatakan bahwa

dasar hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu

Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.

Adapun isi dari Undang-undang No. 23 Tahun 1992 adalah sebagai

berikut:

Pasal 1:

(1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.

(2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan

atau masyarakat.

(3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

(37)

20

untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan

upaya kesehatan.

(4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan.

d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Drajat dalam skripsi Pratitis (2015:10-11) dalam hal

ini sasaran dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

adalah peserta didik di Sekolah/Satuan pendidikan Luar Sekolah,

Guru, Pamong Pelajar, Pengelolaan Pendidikan lainnya,

Pengelolaan Kesehatan, dan Masyarakat. Oleh karena itu sekolah

merupakan institusi pendidikan yang sangat penting untuk

tercapainya sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dikarenakan

dalam tingkatan sekolah khususnya sekolah dasar merupakan

dasar sebuah kemajuan dalam pendidikan kesehatan pada

khususnya. Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Pratitis

(2015: 10-11) sasaran pembina dan pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi:

1) Sasaran Primer

Peserta didik.

2) Sasaran Sekunder

Guru, pamong belajar/tutor, orang tua, pengelolaan pendidikan

(38)

21 3) Sasaran Tertier

Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai

pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan

luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren

beserta lingkungannya.

Sedangkan menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi

Bhaktiar (2016: 29) sasaran pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS) adalah:

1) Peserta didik;

2) Pembina Teknis (guru dan petugas kesehatan);

3) Pembina nonteknis (pengelola pendidikan, karyawan

sekolah/madrasah);

4) Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan;

5) Lingkungan (lingkungan sekolah/madrasah, lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah/madrasah).

e. Fungsi dan peran usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Tim Esensi (2012:5-6) Dalam pelaksanaannya,

usaha kesehatan sekolah (UKS) memiliki 2 (dua) fungsi dasar yang

bisa dijelaskan sebagai berikut:

(39)

22

Usaha kesehatan sekolah (UKS) berperan dalam

memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan

masalah-masalah kesehatan kepada para anak sehingga kedepannya

mereka bisa terus mempraktikkan gaya hidup sehat di mana

pun mereka berada.

2) Fungsi pemeliharaan dan pelayanan

Dalam fungsi pemeliharaan dan pelayanan, ada

beberapa hal yang dapat dilakukan oleh usaha kesehatan

sekolah (UKS), seperti:

a) Pemeriksaan kesehatan umum kepada para murid dan

warga sekolah lainnya (tanpa perlu menunggu adanya

gejala penyakit).

b) Pencegahan penyakit menular. Sebagai contoh, jika

disuatu kelas dijumpau satu atau lebih anak yang terjangkit

flu burung, usaha kesehatan sekolah (UKS) dapat berperan

untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Hal yang

bisa dilakukan misalnya memberikan penyuluhan tentang

gejala penyakit tersebut dan pemberian masker.

c) Pertolongan pertama pada kecelakan (P3K). Usaha

kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi tempat

pertolongan/pengobatan sementara untuk melakukan

(40)

23

medis dari rumah sakit/puskesmas (misalnya ambulans)

tiba.

d) Pengawas kebersihan sekolah. Lingkungan sekolah yang

bersih adalah syarat untuk menciptakan lingkungan yang

sehat, dan usaha kesehatan sekolah (UKS) bisa menjadi

pengawal untuk mewujudkan kondisi tersebut.

e) Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. Hal

ini bisa dilakukan misalnya dengan pemberian vitamin dan

makanan bergizi lainnya secara cuma-cuma.

Selanjutnya menurut tim esensi (2012:13) menambahkan

bahwa usaha kesehatan sekolah (UKS) juga memiliki peran yaitu

sebagai berikut:

1) Upaya peningkatan kesehatan yang dilaksanakan melalui

kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan, serta latihan

keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.

2) Upaya pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui

kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, memutus mata rantai

penularan penyakit, dan pencegahan penyakit sejak dini.

3) Upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan

melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat

proses penyakit, serta kegiatan pengobatan ringan untuk

(41)

24

f. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Tim Pembina UKS Pusat dalam skripsi Harmawan

(2015: 11-12) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki struktur

organisasi Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS yang sesuai

dengan Departemen Kesehatan RI dari Tingkat Pusat, Tingkat

Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kotamadya. Dari semua tingkatan

tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab dalam sistem

kerjasama, sehingga dapat mengoptimalisasikan sistem

operasional Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

1) Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan yaitu bertugas langsung

membina sekolah/madrasah di wilayah kerjanya sebagai

berikut:

Ketua : Camat

Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Tingkat Kecamatan;

Ketua II : Kepala Puskesmas;

Ketua III : Penilik/ Pendais/Pengurais/PPA/KUA;

Ketua IV : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan;

(42)

25

Sekretaris : Sekretaris Kecamatan

Anggota : *Kantor Kecamatan *Kementerian Agama

*PKK Kecamatan * Puskesmas

2) Tim Pembina UKS, yaitu:

Pembina : Lurah/Kepala Desa;

Ketua : Kepala Sekolah/Madrasah;

Sekretaris I : Guru Pembina UKS/ Pembina UKS;

Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/Madrasah;

Anggota :

1) Komite Sekolah/Madrasah

2) Petugas UKS Puskesmas

3) Guru

4) Siswa

Struktur organisasi tim pelaksana UKS tingkat kelurahan/desa

ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS Tingkat Kelurahan/Desa PEMBINA

Lurah/Kepala Desa

KETUA

Kepala Sekolah/Kepala Madrasah

(43)

26

g. Sarana ruang usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Tim Esensi (2012: 13-14) ruang usaha kesehatan

sekolah (UKS) sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki jendela dan ventilasi yang baik

2) Memiliki minimal 1 (satu) buah tempat tidur dan sebuah bantal.

3) Memiliki minimal 1 (satu) buah lemari untuk menyimpan

peralatan P3K, obat, selimut, gelas, dsb.

4) Memiliki minimal 1 (satu) buah kursi dan 1 (satu) buah meja.

Perlengkapan dan peralatan yang wajib ada: Sekretaris I Guru Pembina UKS/Pembina UKS Sekretaris II Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah Anggota 1. Unsur Komite Sekolah 2. Petugas UKS Puskesmas 3. Unsur Guru 4. Unsur Siswa

(44)

27 1) Obat antiseptik

2) Obat merah

3) Kapas

4) Kasa steril dan perban

5) Plester luka

6) Alkohol

7) Termometer

8) Minyak kayu putih

9) Obat-obatan, seperti obat pusing, obat demam, obat maag,

obat nyeri haid, dan salep memar.

10) Pinset dan peniti

11) Alat tulis, gunting dan lem

12) Buku laporan UKS

Perlengkapan dan peralatan tambahan:

1) Tabung oksigen

2) Dispenser air (listrik)

Sedangkan menurut PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007,

ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dilengkapi sarana

sebagimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Sarana UKS Menurut PERMENDIKNAS

No. Jenis Rasio Deskripsi

1. Perabot

(45)

28

dan aman

1.2 Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman Dapat dikunci

1.3 Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman

1.4 Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil,

dan aman

2 Perlengkapan lain

2.1 Catatan kesehatan

peserta didik

1 set/ruang

2.2 Perlengkapan P3K 1 set/ruang Tidak

kadaluarsa

2.3 Tandu 1 buah/ruang

2.4 Selimut 1 buah/ruang

2.5 Tensimeter 1 buah/ruang

2.6 Termometer badan 1 buah/ruang

2.7 Timbangan badan 1 buah/ruang

2.8 Pengukur tinggi badan 1 buah/ruang

2.9 Tempat sampah 1 buah/ruang

2.10 Tempat cuci tangan 1 buah/ruang

2.11 Jam dinding 1 buah/ruang

h. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)

Menurut Suryatna (1997: 135) program utama kegiatan

usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai berikut:

1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah

Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah

meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

a) Menjaga kebersihan bangunan sekolah serta

lingkungannya.

b) Pemeliharaan kebersihan, baik perorangan maupun

(46)

29

c) Keamanan umum, baik di sekolah maupun lingkungan, dan

d) Pemeliharaan hubungan yang harmonis antara guru, anak

didik, dan orang tua murid.

2) Penyuluhan pendidikan kesehatan

Penyuluhan kesehatan meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

a) Untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat

b) Memberi pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat

c) Menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap

masalah kesehatan, dan

d) Membentuk kebiasaan hidup sehat dengan latihan-latihan

3) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi beberapa kegiatan,

yaitu:

a) Melakukan pemeriksaan kesehatan siswa secara rutin

b) Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak melalui

catatan data KMS AS, dan

c) Membawa anak-anak yang memerlukan pengobatan ringan

ke puskesmas.

Sedikit berbeda dari Suryatna, Notoatmodjo (2013: 364 -

367) mengungkapkan bahwa program usaha kesehatan sekolah

(UKS) sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:

(47)

30

Lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 aspek,

yaitu sosial (non-fisik) dan fisik.

a) Aspek non-fisik (mental-sosial):

Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan

antara komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai

sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial

yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis dan

kondusif diantara komponen masyarakat sekolah.

Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya

pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan

baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

b) Lingkungan fisik terdiri dari:

(1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:

(a) Letak sekolah tidak berdekatan dengan

tempat-tempat umum atau keramaian, misalnya pasar,

terminal, mall, dan sebagainya

(b) Kapasitas dan kostruksi gedung sekolah sesuai

dengan jumlah murid yang ditampungnya.

(c) Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.

(d) Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya

(48)

31

(e) Penerangannya atau pencahayaan harus cukup,

utamanya cahaya dari sinar matahari dapat masuk

ke setiap ruang kelas.

(f) Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan

dijamin tidak menimbulkan genangan (harus

mengalir).

(g) Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau

air kecil (jamban).

(h) Tersedianya tempat pembuangan sampah di setiap

kelas, dan teras sekolah.

(i) Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga

kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.

(2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:

Pemeliharaan kesehatan perorangan dan

lingkungan merupakan faktor yang sangat penting

dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah

yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal

hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:

(a) Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.

(49)

32

(c) Kebersihan dan kerapian pakaian.

(d) Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).

(e) Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan

sebagainya.

Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu

diperhatikan antara lain:

(a) Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja

dan alat sekolah yang lain).

(b) Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.

(c) Kebersihan WC dan kamar kecil.

(d) Kebersihan ruang kelas.

(e) Kebersihan halaman sekolah.

(f) Kebersihan pembuangan air limbah.

(g) Adanya taman atau kebun sekolah.

(3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:

(a) Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau

mengurangi murid-murid keluar masuk gedung

sekolah, sehingga membahayakan

keselamatannya.

(b) Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah

mudah dilewati atau tidak becek di musim hujan,

(50)

33

(c) Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa

sehingga membuka ke arah luar.

(d) Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai

pemberitahuan kepada pemakai jalan agar

waspada di lingkungan sekolah (banyak anak

berlari-larian).

(e) Tersedia P3K dan tenaga atau guru yang terlatih di

bidang P3K.

2) Pendidikan Kesehatan:

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya

untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan

lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:

a) Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup

sehat.

b) Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat

c) Membentuk kebiasaan hidup sehat

Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan

perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

a) Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan,

(51)

34

b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,

dengan cara:

(1) Hidup bersih bagi warga sekolah

(2) Imunisasi

(3) Pemberantasan nyamuk, kecoa, tikus dan binatang lain

yang dapat menularkan penyakit.

c) Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara

pencegahannya)

d) Gizi :

(1) Mengenal berbagai makanan bergizi

(2) Nilai gizi pada makanan

(3) Memilih makanan yang bergizi

(4) Kebersihan makanan

(5) Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan

gizi dan sebagainya.

e) Pencegahan kecelakaan atau keamanan

f) Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan

sebagainya

3) Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah:

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun

interaksi efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8

(52)

35

bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah

ini mencakup:

a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan

umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi dan

sebagainya.

b) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.

c) Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, antara lain dengan imunisasi.

d) Usaha perbaikan gizi.

e) Usaha kesehatan gigi sekolah.

f) Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi

pertumbuhan jasmani, rohani dan sosial. Misalnya,

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

g) Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus

atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.

h) Pertolongan pertama ada kecelakaan dan pengobatan

ringan.

B. KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan secara

terbimbing melalui pendidik dan peserta didik. Berbicara mengenai

(53)

36

merupakan hal terpenting dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan

Sekolah Dasar. Dunia pendidikan mendapatkan sorotan tajam akan

kepedulian kesehatan peserta didik. Dalam hal ini, adanya keterkaitan

antara dinas pendidikan dengan dinas kesehatan. Kepedulian dinas

kesehatan di dunia pendidikan dapat dicerminkan melalui adanya Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan

jembatan yang menghubungi antar pendidikan dengan kesehatan.

Didalamnya, terdapat kegiatan-kegiatan yang mampu mengoptimalkan

peserta didik.

Sekolah Dasar yang memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

memliki pengelolaan secara terstruktur. Akan tetapi setiap Sekolah Dasar

tentu memliki perbedaan dalam mengolah suatu Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS). Kenyataannya masih banyak Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di

Sekolah Dasar yang tidak sesuai dengan standar prosedur Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah dibuat oleh pemerintah setempat.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya perhatian yang mendalam

terkait pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan perlu adanya

evaluasi yang terstruktur mengenai pengelolaan antar Sekolah Dasar.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengevaluasi pengelolaan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) dengan judul Peranan UKS Dalam

(54)

37

. Kerangka berpikir ini dapat disajikan dalam bagan gambar berikut

ini: Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Dinas Pendidikan n Dinas Kesehatan UKS n Pengelolaan UKS n Evaluasi Pengelolaan UKS SDN Parahu III Meningkatkan Lingkungan Sehat

(55)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Parahu III yang beralamat di Jalan

Ceplak Kecamatan Sukamulya Desa Parahu Terletak di Kabupaten

Tangerang Propinsi Banten.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017

sampai Mei 2018. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada

kalender akademik dan telah disesuaikan.

Adapun jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jadwal

Kegiatan

Waktu

2017 2018

Apr Jun Nov Des Jan Feb Mei Jun Ags Nov 1 Menyusun Proposal 2 Seminar Proposal 3 Konsultasi 4 Penyusunan Instrumen

(56)

39 5 Uji Coba Instrumen 6 Pengumpula n Data (Penelitian) 7 Analisis Data 8 Penyusunan Laporan 9 Sidang Skripsi 10 Revisi Skripsi 11 Wisuda B. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2013: 1) Metode penelitian adalah cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka peneliti menggunakan

metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2015: 14-15) Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah sehingga metode ini sering disebut dengan

metode penelitian naturalistik. Metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.

Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan

(57)

40 C. DESAIN PENELITIAN

Menurut Mukhtar (2013: 39) mengemukakan bahwa desain

penelitian adalah gambaran tentang proses penelitian yang hendak

dilaksanakan.Pokok-pokok desain antara lain meliputi: judul, dasar, tujuan,

objek, responden, lokasi, pendekatan, metode, teknik, organisasi, tenaga

(personalia), tata dan hubungan kerja, fasilitas/sarana/perlengkapan dan

lain sebagainya, waktu dan jadwal, laporan dan pembiayaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian

deskriptif kualitatif. Desain penelitian deskriptif menurut Nazir (2009: 89)

adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam

studi deskriptif juga termasuk studi untuk melukiskan secara akurat

sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu dan juga studi untuk

menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalkan bias

dan memaksimumkan reliabilitas.

Penelitian ini akan menemukan perbedaan pengelolaan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

dan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SDN Parahu III.

(58)

41

Menurut Mukhtar (2013: 89) subjek data penelitian adalah orang yang

berada dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi informasi

dalam sebuah penelitian atau dikenal dengan informan. Dinamakan

sebagai subjek data penelitian, karena dalam penelitian kualitatif deksriptif

penelitiannya dilakukan secara terpusat pada sudut orang yang diteliti, baik

mereka yang telah ditetapkan atau mereka yang dimintai informasi secara

bergulir dan bergilir sehingga data membesar dan meluas, sampai titik

jenuh data, artinya tidak ada lagi data yang mungkin dikumpulkan untuk

menjawab dan mendukung kebutuhan penelitian.

Adapun subjek data dalam penelitian ini adalah tim pembina Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Parahu III. Subjek data Subjek akan

memberikan data sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti dalam

permasalahannya. Sedangkan pengambilan subjek data sebagai informan

adalah tim pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Parahu III.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk

memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang digunakan peneliti adalah daftar cek dan angket.

1. Daftar cek (checklist)

Menurut Arifin (2014:164) daftar cek adalah suatu daftar yang

(59)

42

peneliti akan memberikan tanda centang pada setiap aspek tersebut

sesuai dengan apa yang telah peneliti amati. Daftar cek dalam penelitian

evaluasi pengelolaan uks digunakan untuk mengetahui apakah saran

ruang UKS sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007.

Lembar daftar ceklis ini akan diisi oleh peneliti selama penelitian

berlangsung. Adapun hal-hal yang diamati adalah sarana ruang usaha

kesehatan sekolah yang ada di sekolahan tersebut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Daftar Ceklis

2. A n g k et (q u e si o naire)

Variabel Aspek Indikator No

Item Jumlah Sarana Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Perabot Tempat tidur 1 1

Lemari 2 1 Meja 3 1 Kursi 4 1 Perlengkapan lain Catatan kesehatan peserta didik 5 1 P3K 6 1 Tandu 7 1 Selimut 8 1 Tensimeter 9 1 Termometer badan 10 1 Timbangan badan 11 1 Pengukur tinggi badan 12 1 Tempat sampah 13 1 Tempat cuci tangan 14 1 Jam dinding 15 1

(60)

43

Menurut Widoyoko (2014: 154-155) angket atau kuesioner

merupakan salah satu bentuk instrumen penilaian yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden sesuai dengan keadaan. Dalam penelitian ini, angket

digunakan untuk mengetahui pemrograman usaha kesehatan sekolah di

Sekolah dasar tersebut. Lembar angket ini akan diisi oleh tim pembina

uks masing-masing sekolah dasar tersebut selama penelitian

berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah program usaha kesehatan

sekolah yang ada di sekolahan tersebut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen angket

Variabel Aspek Indikator No

Item Jumlah Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pemeliharaan kesehatan lingkungan kehidupan sekolah Menjaga kebersihan bangunan sekolah serta lingkungannya 1,2 2 Pemeliharaan kebersihan, baik perorangan maupun lingkungan 3,4 2 Pemeliharaan hubungan yang harmonis antara guru, anak didik dan orang tua murid 5 1 Penyuluhan pendidikan Menanamkan kebiasaan hidup sehat 6 1

(61)

44

kesehatan Memberikan

pengetahuan

tentang

dasar-dasar hidup sehat

7 1

Menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap masalah kesehatan 8 1 Membentuk kebiasaan hidup sehat dengan latihan-latihan 9 1 Pelayanan kesehatan Melakukan pemeriksaan kesehatan siswa secara rutin 10, 11 2 Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak melalui catatan data KMS AS 12, 13 2 Membawa anak-anak yang memerlukan pengobatan ringan ke puskesmas 14, 15, 16 3

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2015: 1) analisis data merupakan proses

terintegrasi dalam sebuah prosedur penelitian. Analisis data dilakukan

untuk membuktikan atau mencari jawaban terhadap rumusan dan dugaan

(62)

45 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Azwar (2012: 8) validitas mempunyai arti sejauh mana

akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.

Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila

menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran

mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan

pengukuran tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstrak adalah validitas yang menggunakan pendapat dari ahli

(judgment experts). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

pendapat dari ahli dinas pendidikan pada bidang kesehatan. Hasil uji

validasi dapat dilihat pada lampiran

2. Kriteria Penilaian UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Setelah melakukan uji validasi pada angket yang akan diberikan

ke responden dan mendeskripsikan data melalui crosstab, maka

selanjutnya peneliti membuat kriteria penilaian UKS (Usaha Kesehatan

Sekolah) sebagai berikut:

a. Sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

(63)

46 1) Menentukan skor tertinggi

4 x 15 = 60

2) Menentukan skor terendah

1 x 15 = 15 3) Rentang skor 60 – 15 = 45 4) Interval skor 45 : 4 = 11,25 Tabel 3.4

Kriteria penilaian sarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) No. Skor Kriteria

1. 48,75 – 60 Sangat baik 2. 37,50 – 48,74 Baik 3. 26,26 – 37,49 Cukup 4. 15 – 26,25 Kurang

(Puskesmas Kecamatan Sukamulya)

b. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

akan dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan skor tertinggi

4 x 16 = 64

(64)

47 1 x 16 = 16 3) Rentang skor 64 – 16 = 48 4) Interval skor 48 : 4 = 12 Tabel 3.5

Kriteria penilaian program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) No. Skor Kriteria

1. 53 – 64 Sangat baik 2. 41 – 52 Baik 3. 29 – 40 Cukup 4. 16 – 28 Kurang

(65)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi SDN Parahu III

Penelitian ini juga dilakukan di SDN Parahu III mempunyai

nomor NPSN 20614514 dengan status sekolah negeri jenjang

pendidikan SD.

SDN Parahu 3 yang berada di Jalan Ceplak Kecamatan

Sukamulya Desa Parahu Propinsi Banten Kabupaten Tangerang,

dengan SK pendirian sekolah 421 / Kep.134-Huk / 2006, tanggal

SK pendirian 2006-04-26, dan status kepemilikan Pemerintahan

Daerah. Sekolah tersebut memiliki visi misi sebagai berikut:

a. Visi Sekolah

“Mempersiapkan peserta didik lebih maju, unggul, dan berprestasi”

b. Misi sekolah

1) Mempersiapkan peserta didik untuk maju dalam segala bidang.

2) Membiasakan peserta didik berperilaku dengan akhlakul

karimah.

3) Membentuk keperibadian yang jujur dan mandiri

4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

(66)

49

5) Memberikan suasana pembelajaran efektif, aktif kreatif, dan

menyenangkan.

6) Mendorong peserta didik dan staf agar memiliki kemampuan

untuk melayani sekolah dan masyarakat.

7) Meningkatkan prestasi lulusan siswa kelas VI dalam

menempuh UN tahun 2014.

a. Keadaan/Lulusan Guru dan Staf

S2 :2 Orang S1 :28 Orang D3 / D2 / D1 :– Orang SLTA / SPG :2 Orang SLTP :– Orang SD :1 Orang b. Sarana Sekolah

1) Ruang Belajar :15 Ruang

2) Ruang Kepala Sekolah :1 Ruang

3) Ruang Guru dan BP :1 Ruang

4) Ruang Tata Usaha :1 Ruang

5) Ruang Komputer :1 Ruang

6) Ruang Perpustakan :1 Ruang

7) Ruang UKS :1 Ruang

(67)

50

9) Toilet :10 Ruang

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang hanya

memiliki variabel tunggal yaitu pengelolaan usaha kesehatan sekolah

(UKS). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi lingkungan

usaha kesehatan sekolah (UKS) yang sehat di SDN Parahu III.

B. Hasil Analisis Data 1. Hasil Daftar ceklis

Menurut Arifin (2014:164) daftar cek adalah suatu daftar yang

berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Dalam penelitian ini

peneliti akan memberikan tanda centang pada setiap aspek tersebut

sesuai dengan apa yang telah peneliti amati. Daftar cek dalam

penelitian evaluasi pengelolaan uks digunakan untuk mengetahui

apakah saran ruang UKS sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No.

24 Tahun 2007. Lembar daftar ceklis ini akan diisi oleh peneliti selama

penelitian berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian, telah didapatkan hasil daftar ceklis penelitian di SDN Parahu III sebagai berikut:

(68)

51

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa kondisi tempat tidur di SDN Parahu III terlihat kurang baik.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kaki-kaki kayu yang

kuat tetapi pada bagian kasur masih menggunakan kapuk dan

tidak terdapat sprei.

Gambar 4.1

Sarana UKS item tempat tidur

(69)

52

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa kondisi lemari di SDN Parahu III terlihat cukup baik.

Sebenarnya lemari masih terlihat bagus tetapi lemari di UKS SDN

Parahu III disalah fungsikan sebagai tempat menaruh buku-buku

pelajaran.

Gambar 4.2

Sarana UKS item lemari

(70)

53

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa meja tersedia di UKS SD

Negeri Kedaung dengan kondisi bagus dan layak digunakan.

Dapat dikatakan bagus dan layak karena kaki-kami meja yang

kuat dan permukaan meja yang bersih.

Gambar 4.3 Sarana UKS item meja

(71)

54

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa tersedia kursi di UKS SDN

Parahu III dengan kondisi layak dan jumlah kursi sesuai dengan

ketetapan PERMENDIKNAS tentang sarana UKS yaitu berjumlah

2 buah.

Gambar 4.4 Sarana UKS item kursi

5) Item catatan kesehatan peserta didik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa di SDN Parahu III tidak

(72)

55 6) Item perlengkapan P3K

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa kondisi perlengkapan P3K di ruang UKS SDN Parahu III

cukup lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

obat-obatan seperti: obat kepala, obat batuk, dan obat perut, selain

obat-obatan terdapat juga obat merah, obat pembersih luka,

plester dan juga perban.

Gambar 4.5 Sarana UKS item P3K

(73)

56 7) Item tandu

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki tandu.

8) Item selimut

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa diruang UKS SDN Parahu III terdapat selimut dengan

kondisi yang kurang baik. Hal tersebut dapat dibuktikan karena

selimut layak untuk digunakan hanya saja selimut terlihat kotor

karena kurang dirawat.

Gambar 4.6

(74)

57 9) Item tensimeter

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki tensimeter.

10) Item termometer badan

Berdasarkan daftar ceklis yang telah peneliti lakukan

bahwa ruang UKS di SDN Parahu III tidak memiliki termometer

badan.

11) Item timbangan badan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN

Parahu III memiliki timbangan badan tetapi tidak dapat

digunakan/rusak.

12) Item pengukur tinggi badan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN

Parahu III memiliki pengukur tinggi badan yang layak dan dapat

(75)

58

Gambar 4.7

Sarana UKS item pengukur tinggi badan

13) Item tempat sampah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa di dalam ruang UKS SDN

Parahu III memiliki tempat sampah tetapi kondisinya kurang

bersih. Hal tersebut dikarenakan masih ada tumpukkan sampah

(76)

59

Gambar 4.8

Sarana UKS item tempat sampah

14) Item tempat cuci tangan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan

daftar ceklis dapat diketahui bahwa di SDN Parahu III memiliki

tempat cuci tangan dengan kondisi yang kurang bersih karena

Gambar

Gambar 4.3  Sarana UKS item meja
Gambar 4.4  Sarana UKS item kursi
Gambar 4.5  Sarana UKS item P3K

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ustam Hakim (2004) dalam bukunya tentang Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan bahwa proporsi 30% luasan ruang terbuka Hijau kota merupakan

tahun 2017-2019 dalam keadaan baik karena Economic Value Added (EVA) bernilai positif dimana nilai EVA > 0 sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi proses nilai

Hal ini berarti hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat hubungan antara social support dan self efficacy dengan stress pada ibu rumah

Saya adalah mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

Menurut Sayer, (2000) digital thickness gauge memiliki prinsip kerja dengan cara yaitu menjepitkan objek yang akan diukur ketebalannya dan dengan otomatis hasil sudah keluar dalam

Dari hasil wawancara dan analisis terhadap jawaban seluruh pegawai di DPMPTSP Kota Samarinda dapat diketahui secara jelas bahwa budaya inovasi agar efektif berjalan dalam

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Restitusi bagi Anak Korban Tindak Pidana memudahkan anak yang menjadi korban tindak pidana untuk

Alasan pemilihan domain tersebut adalah karena penelitian yang telah dilakukan sebelumnya meneliti sistem informasi akademik Unjani pada domain PO dan memiliki nilai