• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA KEHUTANAN

LIAR) YANG DILAKUKAN OLEH ADELIN LIS (DIREKSI KEUANGAN PT.KEANG NAM DEVELOPMENT)

A. POSISI KASUS

4. Fakta Hukum

a) Keterangan Saksi-Saksi

1. IR. OSCAR A. SIPAYUNG, Tempat/tgl lahir Haranggaol, 01 Juli 1941, Agama Kristen Protestan, Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Direktur Utama PT. Keang Nam Development Indonesia, Alamat Jln. Sei Bulan I No. 7, Kel. Merdeka, Kec. Medan Baru, Kota Medan / Alamat Kantor Jln. Mangkubumi No. 15 K-L Medan, Kel. Aur, Kec. Medan Maimon, Kota Medan memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa saksi kenal dengan terdakwa, dimana terdakwa adalah Direktur Keuangan/ Umum PT. KNDI sedangkan saksi sebagai Direktur Utama sesuai dengan

Notulen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dituangkan dalam Akta Notaris DJAIDIR, SH, Nomor 53, tanggal 10 Oktober 1994.

2) Bahwa penebangan untuk tahun 2000 s/d 2003 berada di RKL 6 (enam), untuk tahun 2004 s/d 2005 berada pada RKL 7, sedangkan tahun 2006 s/d 2008 RKT belum dibuat artinya RKL yang dibuat belum dilengkapi dengan RKT (didalam peta sudah ada tetapi didalam lapangannya belum).

3) Bahwa yang menandatangani Usulan Rencana Kerja Tahunan (U RKT) adalah saksi selaku Direktur Utama yang dilampirkan dalam LHC (Laporan Hasil Cruising).

4) Bahwa ketika menandatangani RKT yang dilampirkan adalah Hasil Cruising (dilapangan), selain itu program yang dilaksanakan dan sebelum program yang dilaksanakan.

5) Bahwa ada data masalah pembukaan wilayah hutan dalam RKT dicantumkan namun realisasi di lapangan saksi tidak tahu persis.

6) Bahwa hubungan pembukaan wilayah hutan (PWH) dengan RKT adalah pada saat PT. KNDI melakukan penebangan hutan untuk pembukaan wilayah hutan berarti membuka jalan ke arah lokasi RKT.

7) Bahwa tahun 2000 s/d 2003 saksi tidak ingat tentang pembukaan wilayah hutan. 8) Bahwa PWH itu dilakukan 2 (dua) tahun sebelum menebang, namun karena ada

kebijakan yang disampaikan dalam pertemuan berkala antara PT. KNDI dengan pihak Kehutanan dikarenakan sering terjadi pencurian kayu maka hal tersebut sejalan antara pembukaan dan penebangan.

9) Bahwa pembukaan wilayah hutan resmi terdapat dalam RKT dan berapa m3 yang diambil jelas dalam RKT dan ada petunjuk dari Kehutanan namun saksi tidak ingat secara tertulis.

10)Bahwa pada tahun 2000 s/d 2003 saksi tidak ingat terhadap pembukaan hutan. 11)Bahwa pembangunan jalan utama untuk areal seluas 58.000 Ha tergantung pada

programnya karena untuk membuka areal suatu tempat harus membangun jalan utama terlebih dahulu meski mengalami kerugian tahunan, jalan utama sudah direncanakan sejak awal, kemudian jalan samping, jalan cabang yang dibuka 2 (dua) tahun sebelum penebangan.

12)Bahwa ada sanksi teguran 3 (tiga) bulan sebelumnya yang terdapat dalam SK Menteri Kehutanan No. 805/KPTS–VI/99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau aturan yang terdapat dalam Pasal 93 PP No. 34 Tahun 2002, namun sampai dengan sekarang belum ada teguran kepada PT. KNDI.

13)Bahwa ada laporan dari PT. KNDI tidak terlaksana realisasi pemegang saham bagi koperasi, lembaga pendidikan dan lembaga BUMD dimana pelaksanaannya agak macet.

14)Bahwa secara khusus PT. Keang Nam Development Indonesia tidak pernah memberitahukan atau melaporkan kepada Menteri Kehutanan RI bahwa PT. Keang Nam Development Indonesia tidak melaksanakan sebagian dari kewajiban-kewajiban yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 805/Kpts/IV/1999 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan Pengusahaan

Hutan kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Sumatera Utara, akan tetapi Tim dari Departement Kehutanan RI beberapa kali ada datang memeriksa HPH PT. Keang Nam Development Indonesia.

15)Bahwa Pengalihan saham PT. KEANG NAM DEVELOPMENT INDONESIA kepada Koperasi, Lembaga Pendidikan setempat dan BUMD harus direalisasikan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya Keputusan ini, akibatnya bila PT. Keang Nam Development Indonesia tidak melaksanakan seluruh kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 805/Kpts-VI/99, tanggal 30 September 1999 adalah dengan Sanksi yang diatur dalam AMAR Ke-IV yang isinya “ Apabila PT. Keang Nam Development Indonesia tidak merealisasikan pengalokasian saham Koperasi, Lembaga Pendidikan dan BUMD sebagaimana AMAR Ke-III butir 1, maka keputusan ini dinyatakan batal dan tidak berlaku lagi

16)Bahwa dalam PP No. 34 Tahun 2002 adalah berlaku umum untuk pemegang HPH seluruhnya dan IUPHHK.

17)Bahwa dalam Diktum pertama butir ke-3 SK Menteri Kehutanan No. 805/KPTS– VI/99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara berlaku khusus untuk PT. KNDI mengikutsertakan Koperasi masyarakat dan Koperasi Sinar Meranti dan menurut Diktum pertama butir ke-4 berlaku umum bagi PT. KNDI.

18)Bahwa terdakwa bertugas sebagai Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai kewenangan yaitu mengelola perusahaan dalam bidang keuangan,

menerima dan membayar, menjual hasil hutan, urusan personalia secara garis besar.

19)Bahwa yang menentukan atau mengetahui keluar masuknya uang di PT. KNDI adalah terdakwa selaku Direktur Umum / Keuangan.

20)Bahwa yang bertanggung jawab atas penjualan kayu adalah Direktur Keuangan dan Umum yaitu Terdakwa ADELIN LIS

21)Bahwa terdakwa selaku Direktur Umum / Keuangan dialah yang menentukan keluar masuknya uang di PT. KNDI bukan berdasarkan persetujuan saksi sebagai Direktur Utama.

22)Bahwa diperlukan anggaran pada saat PT. KNDI melaksanakan sistem silvikultur TPTI namun anggaran tersebut tidak diperinci secara khusus.

23)Bahwa dalam pengelolaan hutan diperlukan anggaran yang terperinci, namun kadang-kadang permohonan tersebut datang dalam bentuk paket dengan kegiatan PT. KNDI yang lain.

24)Bahwa pada saat datang ke lokasi secara insidentil saksi banyak melihat penebangan pohon dengan tanda penebangan tanda plastik merah berarti pohon yang boleh ditebang sedangkan plastik biru berarti pohon yang tidak boleh ditebang.

25)Bahwa saksi tidak dapat menjamin PT. KNDI ada atau tidak melaksanakan pendataan, penomoran terhadap pohon-pohon yang akan ditebang dan ditinggalkan sebagai pohon inti atau pohon induk karena yang mengetahui hal tersebut adalah petugas lapangan, cruising dan manager, sedangkan saksi selaku Direktur Utama PT. KNDI dituangkan dalam bentuk laporan LHC.

26)Bahwa antara PT. KNDI tidak ada bekerja sama dengan Focus Consultant Group (FCG) melainkan perintah dari Dirjen Pengusahaan Hutan di Jakarta.

Setelah saksi Ir. Oscar Sipayung diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan oleh terdakwa menyatakan benar.

2. Ir. Umasda, Takengon, 42 Tahun, 21 Mei 1963, Laki-laki, Indonesia, Lau Bakeri Dusun II Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang, Kabag Perencanaan dan Pengawasan Eksploitasi Hutan PT. Keang Nam Indonesia, Islam, S-I, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa saksi kenal dengan terdakwa di mana terdakwa adalah Direktur Keuangan/Umum pada PT. KNDI tempat saksi bekerja.

2) Bahwa saksi selaku Kabag Perencanaan dan Pengawasan Eksploitasi Hutan di PT. KNDI diangkat berdasarkan Surat Penunjukan tertulis dari Direktur Produksi / Perencanaan oleh Ir. WASHINGTON PANE, MSc Saksi mulai bekerja di PT. KNDI sejak 25 Oktober 2002 yang di angkat secara tertulis oleh Direktur Produksi / Perencanaan PT. Keang Nam Dev. Indonesia.

3) Bahwa saksi mengetahui tugas dan tanggung jawab terdakwa adalah sebagai Direktur Umum dan Keuangan PT. KNDI.

4) Bahwa saksi sebagai Kabag Perencanaan dan Pengawasan PT. KNDI mengetahui adanya RKPH, RKL dan RKT pada PT. KNDI.

5) Bahwa RKPH yang dilakukan selanjutnya dijabarkan dalam RKL dan RKL kemudian dijabarkan menjadi RKT.

7) Bahwa yang mengesahkan RKPH untuk PT. KNDI adalah Bupati Madina.

8) Bahwa yang membuat pertimbangan teknis untuk pengesahan RKT adalah dari Dinas Kehutanan Kab. Madina.

9) Bahwa yang mengesahkan RKT adalah Kadis Kehutanan Prop. Sumut. 10)Bahwa lokasi usaha PT. KNDI berada di Kec. Muara Batang Gadis.

11)Bahwa persyaratan RKPH diatur dalam SK menteri Kehutanan SK No. 805/KPTS–VI/99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

12)Bahwa dalam RKL dicantumkan Data Pokok Perusahaan yang isinya adalah Nama Perusahaan, Lokasi Perusahaan, Susunan Pengurus, Data Realisasi sebelumnya selama 5 tahun terakhir.

13)Bahwa dalam RKT antara lain meliputi aspek kegiatan pengelolaan hutan, aspek dampak lingkungan, aspek sosial budaya, pendapatan dan pengeluaran arus uang. 14)Bahwa mengenai aspek sosial budaya tentang keikutsertaan kepemilikan saham

masyarakat dan lembaga pendidikan hal itu tidak terlaksana

15)Bahwa RKT PT. KNDI yang dibuat oleh saksi hanya bersifat pemenuhan administrasi belaka karena tidak didukung data lapangan.

16)Bahwa dalam pembuatan RKT ada 23 item yang merupakan syarat yang harus diperhatikan namun dalam kenyataannya saksi mengatakan hal itu tidak terealisasi.

17)Bahwa RKT 2003 s/d 2006 tidak terealisasi oleh karena tidak dilakukannya penataan areal kerja, peta tidak dibuat/dikirim dan tidak adanya register padahal hal itu mutlak dilakukan.

18)Bahwa saksi tidak pernah ke lapangan karena tidak ada perintah dari Direktur Produksi, hal itu sudah dilaporkan namun menurut Direktur Produksi agar saksi menunggu dari laporan saja.

19)Bahwa adanya Rencana dan realisasi dalam RKT hanya bersifat administrasi belaka yang tidak didukung oleh data-data lapangan dan kenyataannya dilapangan realisasinya 0 %.

20)Bahwa benar saksi pernah 2 kali ke lapangan dimana 1 kali ketika melakukan rekonstruksi bersama tim Penyidik dan saksi melihat bahwa di TKP realisasinya 0 %.

21)Bahwa pada saat rekonstruksi bahan-bahan yang digunakan dalam rekonstruksi antara lain Peta, GPS dan ketika itu ada ditemukan bekas tebangan kayu diluar RKT.

22)Bahwa saksi sebagai Kabag Perencanaan dan Pengawasan PT. KNDI menggantikan posisi Ir. Barusta Tarigan (alm)

23)Bahwa pada saat membuat Program RKT adalah melanjutkan Program RKT yang sebelumnya.

24)Bahwa yang menjadi Manager Lapangan PT. KNDI adalah Saudara Simon Agustinus Sihombing.

25)Bahwa saksi pada PT. KNDI memiliki kedudukan sebagai Kabag Perencanaan dan Pengawasan namun saksi hanya melaksanakan tugas dalam hal Perencanaan saja, sedangkan untuk bidang Pengawasan Perusahaan tidak dilaksanakan.

26)Bahwa Pelaksanaan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) adalah pada Blok Tebangan RKT tahun 2000 / 2001 sampai tahun 2005, untuk ITSP tidak ada dilaksanakan, hal ini terlihat bahwa dalam Rekapitulasi Laporan Hasil Cruising (LHC) yang dibuat oleh Cruiser yaitu KRISTIAN MANULLANG antara lain Rekapitulasi Laporan Hasil Cruising (LHC) untuk URKT tahun 2006 pembuatan Rekapitulasinya sesuai dengan Petak Tebangan, Jenis pohon yang di tebang dan Volumenya di ketik oleh Saksi sendiri atas perintah Direktur Produksi / Perencanaan yaitu Ir. WASHINGTON PANE, MSc, selanjutnya Saksi diperintahkan untuk mengirimkan Rekapitulasi tersebut kepada SOESILO SETIAWAN selaku Manager Cabang Sibolga untuk dilanjutkan dikirim ke Camp Pinang kepada Manager Camp Pinang yaitu SIMON AGUSTINUS SIHOMBING untuk dilanjutkan kepada KRISTIAN MANULLANG (Cruiser) dengan maksud agar dipedomani Rekapitulasi tersebut untuk dijabarkan pengisiannya ke dalam LHC sehingga bukan berdasarkan data di lapangan dan setelah di buatkan LHC dan di tanda tangani kemudian dikirimkan dari Camp Pinang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina melalui Manager perwakilan Sibolga yaitu SOESILO SETIAWAN untuk di teruskan ke kantor Medan guna dijilid untuk bahan Usulan RKT tahun 2006, bahwa pelaksanaan demikian Saksi laksanakan atas perintah Direktur Produksi / Perencanaan yaitu Ir.WASHINGTON PANE, MSc sejak usulan RKT 2003 sampai dengan 2005, sedangkan yang menjabat staf

Perencanaan PT. Keang Nam Development Indonesia mulai tahun 2000 sampai dengan 2002 adalah Ir. BARUSTA TARIGAN (Alm).

27)Bahwa Tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan kayu mulai dari penebangan s/d pengangkutan adalah :

a. Menentukan Blok Tebangan

b. Menentukan Pal batas sebagai tanda areal tanah di blok tebangan c. Membuat papan nama Blok tebangan

d. Membuat Peta Realisasi e. Melakukan Cruising

f. Cek Cruising oleh Dinas Kehutanan dan meminta persetujuan g. Melakukan penebangan kayu

h. Membuat LHP dalam hal ini dilakukan untuk pembayaran DR dan PSDH i. Bukti setor dilaporkan ke Dinas Kehutanan Kab. Madina

j. Mengangkut kayu keluar atas dasar SKSHH

28)Bahwa yang mengeluarkan uang untuk pembinaan masyarakat desa hutan adalah terdakwa pelaksanaannya Saksi tidak tahu persis dengan alasan pelaporannya tidak pernah saksi melihat Kwintasi bantuan tersebut.

29)Bahwa TPTI sebagai suatu sistem silvikultur mempunyai tujuan untuk meminimalisir kerusakan lahan hutan.

30)Bahwa TPTI dilapangan tidak terlaksana.

31)Bahwa tidak terealisasinya TPTI pada PT. KNDI disebabkan Direktur Keuangan yaitu terdakwa sendiri tidak pernah mencairkan uang.

32)Bahwa pembukaan wilayah hutan sebagai suatu kewajiban PT. KNDI dimaksudkan untuk kelancaran pengambilan kayu dan pembinaan hutan, namun realisasi dilapangan adalah 0 % berdasarkan laporan dari petugas lapangan.

33)Bahwa RKT yang dibuat hanyalah berdasarkan imaginasi, sedangkan realisasinya adalah 0 %.

34)Bahwa perencanaan yang mengalami gangguan berdampak pada kelestarian hutan oleh karena tahapan TPTI tidak terpenuhi.

35)Bahwa benar jumlah pembayaran PSDH / DR yang dibayarkan oleh PT. Keang Nam Development Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 :

No Tahun PSDH DR 1 2000 Rp. 1.490.943.600,00 USD 359.725,78 2 2001 Rp. 1.323.532.160,00 USD 325.562,54 3 2002 Rp. 2.335.080.380,00 USD 607.647,36 4 2003 Rp. 606.000.000,00 USD 330.607,21 5 2004 Rp. 1.167.725.333,00 USD 98.358,28 Rp. 896.232.876,30 6 2005 Rp. 1.075.328.840,00 Rp. 3.212.794.826,46 Total Rp. 7.998.610.313,00 USD 1.721.901,17 Rp. 4.109.027.702,76

Setelah saksi Ir. Umasda diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan oleh terdakwa menyatakan tidak mengetahui karena terdakwa tidak pernah kelapangan.

3. Marbun Hasiholan Sirait,Parapat, 37 Tahun / 23 Maret 1969, Laki-laki, Indonesia, Mandor Logging Truk di Camp Pinang Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina, Camp Pinang Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina Prop. Sumut, Kristen Protestan, memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa saksi bekerja di PT. KNDI di Camp Pinang Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina pada tahun 2000 s/d 2003 bekerja sebagai Kenek Escavator, kemudian pada tahun 2003 saksi diangkat sebagai Mandor Logging Truk di Camp Pinang Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina s/d tanggal 20 Januari 2006 dan yang mengangkat adalah LEE SUNG MAN als. Mr. LEE selaku Pimpinan dan Tenaga Teknis di Camp Pinang yang terletak di Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina yang dilakukan secara lisan.

2) Bahwa saksi hanya mengetahui nama terdakwa tetapi tidak mengenal terdakwa karena tidak pernah bertemu dengan terdakwa secara langsung sebelumnya.

3) Bahwa saksi selaku Mandor Logging Truk pada PT. KNDI mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memerintahkan Supir Truk dari TPn ke TPK dan saksi mempunyai anggota sebanyak 6 (enam) orang yang merupakan supir-supir truk PT. KNDI.

5) Bahwa tidak ada Petugas Kehutanan yang mendampingi dalam proses pengangkutan kayu.

6) Bahwa saksi tidak pernah tahu ada batas-batas IUPHHK PT. KNDI.

7) Bahwa penebangan kayu dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan perintah Mr. LEE.

8) Bahwa tidak ada jadwal yang pasti dalam hal pengangkutan kayu.

9) Bahwa jarak antara TPn dan TPK adalah berbeda desa dan diperhitungkan logging truk dalam mengangkut kayu membutuhkan waktu 5 jam pulang pergi. 10) Bahwa tidak ada laporan supir kepada saksi tentang berapa banyak kayu yang

dibawa, demikian halnya tidak ada laporan saksi kepada Mr. LEE tentang jumlah kayu yang dibawa. Mr. LEE hanya memerintahkan saksi untuk selanjutnya memerintahkan logging truk pergi ke lapangan untuk mengangkut kayu yang dipandu oleh Mr. LEE

11) Bahwa tidak ada tanda-tanda terhadap kayu yang diangkut, 12) Bahwa tidak pernah melihat terdakwa ke lapangan

13) Bahwa saksi memerintahkan anggotanya (supir truk PT. KNDI di Camp Pinang) berdasarkan instruksi kordinator lapangan.

14) Bahwa saksi selaku Mandor Logging Truk PT. KNDI di Camp Pinang meliputi wilayah Aek Godang dan Pondok Rambe.

15) Bahwa pada saat memberikan keterangan di Penyidik pada No. 8 halaman 3 tertanggal 3 April 2006 saksi mengetahuinya hanya berdasarkan keterangan dari Penyidik.

16) Bahwa pada pertanyaan No. 13, 14 tertanggal 3 April 2006 saksi tidak pernah melihat dan menjelaskan hal tersebut melainkan hanya keterangan dari Penyidik. Setelah saksi Marbun Hasiholan Sirait diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan oleh terdakwa menyatakan tidak mengetahui karena terdakwa tidak pernah kelapangan.

4. Pakner Simanjuntak, Desa Mela I Tapanuli Tengah, 36 Tahun / 02 Februari 1970, Laki-laki, Indonesia, Camp PT. Keang Nam Pinang Desa Manuncang Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina / Desa Mela I Kec. Tapian Nauli Kab. Tapanuli Tengah, Kristen Katholik, STM, Bagian Pengukuran Kayu Bulat PT. Keang Nam Development Indonesia memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa saksi bekerja pada PT. KNDI sejak tahun 2003 mempunyai tugas dan wewenang sebagai Petugas Pengukur Kayu Bulat (PKB) di lokasi Log Pond dan mempunyai atasan yang bernama Ali Nafsir dan Suwito ;

2) Bahwa saksi selaku Petugas Pengukur Kayu Bulat harus berdasarkan perintah dari Ali Nafsir ;

3) Bahwa yang mencatat adalah saudara Suwito, sedangkan saksi hanya sekedar mengukur saja ;

4) Bahwa menurut saksi yang diukur adalah produksi kayu bulat pada PT. KNDI ; 5) Bahwa saksi membantu mengukur kayu bulat di PT. KNDI ;

6) Bahwa pada sebagian kayu terdapat tanda-tanda kayu bulat, nomor kayu seperti huruf S dan huruf M yang menandakan nama yang menebang kayu;

7) Bahwa saksi mendapat bimbingan dari Ali Nafsir, sedangkan dari Dinas Kehutanan belum pernah ;

8) Bahwa setiap hari rata-rata 20 s/d 30 batang kayu yaitu 60 m3 ;

9) Bahwa kayu dikirim ke Log Pond Tabuyung melalui sungai dengan menggunakan rakit

10) Bahwa saksi tidak mengetahui kayu diambil dari mana ;

11) Bahwa kayu-kayu ditandai di Log Pond di Pinang seperti kapur, kayu meranti dan merbabu ;

12) Bahwa kayu-kayu yang akan ditebang ditandai terlebih dahulu dimana pada bontos kayu bulat terdapat tulisan dengan kode huruf dimana maksud kode huruf-huruf tersebut adalah kode nama penebang kayu tersebut (Kode operator chain saw ).

13) Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana kayu dipotong, saksi hanya mengetahui setelah kayu berada di Log Pond

14) Bahwa pencatatan terhadap kayu adalah secara global baik yang bertanda maupun yang tidak bertanda dan dilaporkan secara menyeluruh ;

15) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah dalam pengukuran kayu harus didampingi oleh Dinas Kehutanan atau tidak karena pada saat pengukuran saksi tidak pernah didampingi oleh petugas dari dinas kehutanan;

16) Bahwa catatan pengukuran ditandatangani oleh saksi dengan Suwito dan setelah itu hasilnya diserahkan kepada Ali Nafsir ;

Setelah saksi Pakner Simanjuntak diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan terdakwa mengatakan dari keterangan saksi ada yang benar dan ada yang tidak.

5. Simon Agustinus Sihombing, Huta Balang, 48 Tahun / 15 Desember 1957, Laki-laki,Indonesia, Jl. Pinang Camp Desa Manunjang Muara Batang Gadis Kab. Madina / Jl. Kakap No. 89 Kodya Sibolga, Kristen, S M A,Manager PT. Keang Nam Development Indonesia memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa saksi bekerja pada PT. KNDI sejak tahun 2000 s/d 2006, yang mana pada tahun 2000 s/d 2001 saksi bertugas sebagai supir untuk mengantar karyawan, kemudian pada tahun 2002 s/d 2006 saksi menjabat sebagai Camp Manager di Pinang Camp yang diangkat oleh Mr. LEE selaku pimpinan proyek pada PT. KNDI melalui pengangkatan secara lisan tanpa ada surat perintah ; 2) Bahwa saksi selaku Manager di PT. KNDI mempunyai tugas dan tanggung

jawab sebagai penyedia kebutuhan karyawan yang dilakukan berdasarkan perintah dari Mr. LEE sebagai atasan saksi ;

3) Bahwa saksi juga menerima laporan dari setiap Kepala Bagian ;

4) Bahwa realisasi pekerjaan di lapangan seharusnya diserahkan/dilaporkan kepada saksi, namun pada kenyataannya tidak ;

5) Bahwa saksi bertugas sebagai pelaksana tugas Camp Manajer di PT. KNDI hanya merupakan merek saja ;

6) Bahwa dalam hal pengukuran dan sebagainya seharusnya diberitahukan kepada saksi namun hal tersebut tidak dilakukan sehingga saksi tidak mengetahui ;

7) Bahwa saksi tidak pernah melihat rencana perusahaan ;

8) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah penebangan berada di dalam RKT atau diluar RKT ;

9) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah Camp Manajer adalah orang yang berkompetensi atau tidak untuk menentukan tentang penebangan dalam RKT atau diluar RKT ;

10) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah yang menjadi dasar tugas dan tanggung jawabnya begitu juga tanggung jawab anggotanya ;

11) Bahwa saksi tidak tahu apakah Mr. LEE ada dalam struktur organisasi perusahaan ;

12) Bahwa saksi hanya menerima RLHC yang datang dari Medan melalui Sibolga ; 13) Bahwa saksi tidak mengetahui isi lampiran yang ditandatangi oleh saksi yang

berasal dari Medan ;

14) Bahwa saksi ada menandatangani dokumen Laporan Hasil Cruising setelah Laporan Hasil Cruising diterima, namun tentang Bagaimana isinya saksi tidak tahu ;

15) Bahwa untuk lokasi Log Pinang masih termasuk ke dalam HPH PT. KNDI 16) Bahwa menurut saksi kayu yang ditebang masih berada di areal HPH;

Setelah saksi Simon Agustinus Sihombing diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan terdakwa mengatakan tidak mengerti situasi lapangan karena terdakwa tidak pernah turun ke lapangan.

6. Wilson Marpaung, Damparan, 52 Tahun / 24 Oktober 1954, Laki-laki, Indonesia,Tabuyung Camp Desa Tabuyung Kec. Muara Batang Gadis Kab. Madina /

Jl. Bakti ABRI Gg. Setia No. 02 Kodya Padang Sidempuan, Kristen, SMA, Kepala