METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Faktor Dominan Perubahan Tutupan Lahan Di DAS Belawan
Faktor dominan perubahan tutupan lahan di DAS Belawan ini ditentukan dari hasil perbandingan kriteria dan alternatif yang diambil dari hasil wawancara kepada sepuluh responden yang terkait. Pembobotan nilai dengan menggunakan software expert choice 2000 akan didapati nilai pembobotan dari masing – masing kriteria dan alternatif yang ada.
Pada Tabel 7 akan terlihat perbandingan pembobotan nilai dari tingkat kriteria yang dipandang dalam segi ekonomi, ekologi, dan sosial yang berperan langsung terhadap perubahan tutupan lahan DAS Belawan untuk masing masing responden.
Tabel 7. Perbandingan pembobotan nilai berdasarkan kriteria
Bobot nilai Kriteria
Nama Ekologi sosial Ekonomi Inkonsistensi
Didim Ilyas 0,67 0,10 0,22 0,08 Reonald Syahrial 0,25 0,64 0,10 0,04 Sri Rezeky 0,13 0,62 0,23 0,02 Zulham 0,09 0,62 0,28 0,08 Willy Irawan 0,28 0,62 0,09 0,08 Muhammad Zaini 0,21 0,09 0,69 0,05 Wirda Sari 0,12 0,32 0,55 0,02 Muhammad Ludfi 0,08 0,64 0,27 0,05 Handoko Silaen 0,41 0,26 0,32 0,05 Maysarah 0,26 0,67 0,10 0,08 Rataan Geometrik 0,20 0,37 0,234
Perbandingan pembobotan nilai berdasarkan kriteria ini masih dalam bentuk penilaian dari masing – masing responden yang belum dikombinasikan dan belum diketahui skala prioritas serta belum dapat disimpulkan secara keselurahan yang menjadi faktor penyebab perubahan tutupan lahan DAS Belawan. Pembobotan nilai berdasarkan kriteria dari setiap responden harus memiliki tingkat konsistensi kurang dari 10 % atau 0,10 dan dapat dikatakan pembobotan nilai tersebut benar atau akurat.
Setelah di peroleh data pembobotan nilai berdasarkan kriteria pada masing- masing responden maka dapat dilakukan tahapan rekapitulasi kombinasi dan ranking untuk mendapatkan keimpulan secara keseluruhan pada tingkat kriteria terhadap faktor penyebab perubahan tutupan lahan di DAS Belawan, data pembobotan nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala prioritas perhitungan kriteria terhadap perubahan tutupan lahan Di DAS Belawan
Kriteria Rataan Geometrik (RG) Prioritas Ranking
Sosial 0,20 0,28 2
Ekologi 0,37 0,25 3
Ekonomi 0,23 0,46 1
Total 0,81 1
Faktor yang paling dominan yang menyebabkan perubahan tutupan lahan di DAS Belawan adalah kriteria ekonomi. Menurut Rustiadi (2001), bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sementara itu kelestarian akan DAS Belawan akan terancam dan sumberdaya lahan yang berkualitas tinngi akan mengalami pengurangan dan manusia akan terus bergantung dengan sumber daya lahan yang ada di DAS Belawan sehingga mengakibatkan kualitas lahan menjadi rendah.
Faktor pendidikan penduduk yang menjadi dasar tolak ukur bagi mereka untuk memanfaatkan lahan yang ada dan tidak memperhatikan faktor ekologis di kawasan DAS Belawan. Kebanyakan penduduk yang berada di kawasan DAS Belawan adalah berpendidikan SD dan SMP, berdasarkan data penelitian Syahrial (2009). Selain faktor pendidkan faktor sosial- budaya masyarakat juga penting secara nyata ikut memberikan kontribusi dalam pertimbangan pengelolaan lahan dan menurut Komarsa (2001) faktor sosial – budaya ini menyangkut dengan latar pendidikan, jenis pekerjaan, usia, motivasi, persepsi dan interpresi, pandangan atau sikap
Faktor ekonomi yang menjadi faktor dominan penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan haruslah dapat diantisipasi dengan memberikan alternatif untuk mengurangi terjadinya kerusakan DAS Belawan. Kriteria dan Alternatif yang ditawarkan ini merupakan hasil wawancara kepada sepuluh responden yang terkait sehingga diperoleh enam alternatif yang di tawarkan pada masing- masing responden (Tabel 9).
Tabel 9. Rekapitulasi perhitungan alternatif pada kriteria ekonomi terhadap perubahan tutupan lahan di DAS Belawan.
Pembobotan nilai berdasarkan tingkat alternatif dari masing- masing responden, maka dari hasil data tersebut dapat dilakukan tahapan kombinasi untuk diperoleh skala prioritasnya dan ranking dari setiap alternatif yang ditawarkan (Tabel 10). Dari hasil rekapitulasi data tersebut akan didapat kesimpulan yang menjadi alternatif terhadap faktor penyebab perubahan tutupan lahan di DAS Belawan.
Tabel 10. Skala prioritas terhadap alternatif berdasarkan dari tingkat kriteria ekonomi
Alternatif Rataan Geometrik (RG) Prioritas Ranking
Zonasi 0,112 0,126 5
Tata Ruang 0,148 0,174 4 Pembebasan Lahan 0,151 0,177 3 Pembuatan Sumur Resapan 0,096 0,111 6 Sosialisasi 0,154 0,179 2 Penegakan Hukum 0,201 0,232 1
Total 0,862 1
Bobot Nilai Alternatif
No. Nama Zonasi Tata Ruang Pembebasan lahan Sumur Resapan Sosialisasi Penegakan HukumInkonsistensi
1 Didim Ilyas 0,11 0,28 0,06 0,11 0,19 0,23 0,05 2 Reonald Syahrial 0,20 0,14 0,22 0,20 0,08 0,14 0,07 3 sri Rezeky 0,12 0,14 0,50 0,09 0,07 0,07 0,07 4 Zulham 0,14 0,20 0,04 0,08 0,10 0,43 0,09 5 Willy Irawan 0,04 0,40 0,25 0,06 0,14 0,09 0,08 6 Muhammad Zaini 0,10 0,12 0,15 0,17 0,18 0,26 0,09 7 Wirda Sari 0,10 0,06 0,22 0,18 0,24 0,18 0,08 8 Muhammad Ludfi 0,16 0,05 0,14 0,04 0,18 0,45 0,07 9 Handoko Silaen 0,18 0,22 0,19 0,08 0,18 0,12 0,08 10 Maysarah 1,05 0,11 0,08 0,06 0,30 0,38 0,09 Rataan Geometrik 0,11 0,14 0,15 0,09 0,15 0,20
Alternatif yang ditawarkan pada pemecahan masalah perubahan tutupan lahan di DAS Belawn ini adalah adanya zonasi, tata ruang, pembebasan lahan, pembuatan sumur resapan, sosialisasi dan penegakan hukum. Zonasi merupakan zona pembatas yang pada dasarnya telah ditetapkan dalam undang – undang, zonasi ini berhubungan dengan fungsi lahan itu sendiri seperti zona lindung, zona konservasi yang peraturannya tegas dalam undang- undang. Tata ruang lebih mengarah kepada peraturan daerah yang telah dibuat berdasarkan daerah masing- masing wilayah. Pembebasan lahan ini karena yang seharusnya kawasan DAS harus memiliki luasan hutan sebesar 30 % dari luas totalnya maka harus diadakannya ruang terbuka hijau di kawasan DAS Belawan.
Kondisi bagian hulu DAS belawan terdapat penambangan pasir di sepanjang bantaran sungai maka alternatif pembuatan sumur resapan dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir. Sosialisasi lebih mengarah kepada keaktifan masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kawasan DAS. Penegakan hukum merupakan sumber atau aturan yang tegas yang mengikat masyarakat apabila melanggar kebijakan yang ada dan yang telah dibuat.
Alternatif yang lebih tinggi nilai prioritasnya dalam perubahan tutupan lahan di DAS Belawan kriteria ekonomi adalah penegakan hukum. Menurut Notohadikusuma (2005), kebijakan ataupun penegakan hukum merupakan cerminan kehidupan sosial, ekonomi dan ekologi budaya setempat. Penyebab perubahan tutupan lahan yang telah dijelaskan sebelumnya sperti perilaku manusia, kebiasaan masyarakatnya dapat diantisipasi dengan penegakan hukum khususnya untuk wilayah DAS agar dapat dikelola dengan baik dan sifatnya lebih mengikat dan mendorong masyarakat juga ikut berperan dalam menaati peraturan hukum ataupun kebijakan yang telah dibuat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perubahan tutupan lahan di DAS Belawan pada kurun waktu 2000 – 2011 mengalami perubahan yang paling dominan yaitu pertanian lahan kering menjadi sawah.
2. Faktor penyebab perubahan tutupan lahan DAS Belawan dari tingkat kriteria adalah faktor ekonomi , sedangkan alternatife yang paling dominan memiliki pembobotan nilai terbesar adalah penegakan hukum .
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kebijakan penegasan batas – batas kawasan DAS agar tidak terjadi pemanafaatan lahan lebih lanjut dan penegakan hukum yang lebih tegas dan mengikat terkait dengan DAS.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kelas kesesuaian lahan di DAS Belawan, agar diketahui pemanfaatan lahan yang sesuai dengan kriteria lahannya.