METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2006 – 2011
Hasil klasifikasi penutupan lahan di DAS Belawan menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun perubahan tutupan lahan di DAS Belawan semakin meningkat perubahan luas lahan tipe penutupan lahannya dari kurun waktu pada tahun 2006 – 2011. Perubahan tutupan lahan yang terbesar adalah tutupan lahan pertanian lahan kering campuran menjadi pertanian lahan kering dengan luasan 14.778,28 Ha dapat dilihat pada Gambar 12. Sehingga pertambahan untuk luasan pertanian lahan kering pada tahun 2000 – 2006 seluas 27,89 Ha dan pada tahun 2006 – 2011 menjadi 14.301,46 Ha. Perubahan tutupan lahan dapat dilihat pada Tabel 5.
Penutupan lahan semak belukar rawa juga mengalami perubahan luasan lahan menjadi perkebunan yaitu sebesar 63.96 Ha. Sehingga perkebunan mengalami penambahan jumlah luasan pada periode tahun 2000 – 2006 sebesar 1.070,68 menjadi 1.837,19 Ha pada periode 2006 – 2011. Selain perubahan diatas tipe tutupan lahan tanah terbuka mengalami perubahan menjadi perkebunan sebesar 18.43 Ha, dilanjutkan dengan tipe tutupan lahan pertanian lahan kering campuran menjadi tanah terbuka sebesar 50,45 Ha, dan tipe perubahan tutupan lahan pertanian lahan kering campuran menjadi tambak sebesar 29,05 Ha, persentase perubahan lahan dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 12. Perubahan tutupan lahan DAS Belawan pada tahun 2006 - 2011 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 PLK -Swh TT - Pkbn TT - Swh SBR - Pkbn SBR - Tbk PLKC - PLK PLKC - TT PLKC - Tbk
Luas (Ha)
PLK -Swh TT - Pkbn TT - Swh SBR - Pkbn SBR - Tbk PLKC - PLK PLKC - TT PLKC - TbkTabel 5. Perubahan bentuk dan luas tutupan lahan di DAS Belawan periode Tahun 2006-2011
Total Tahun 2006
Tutupan Lahan Hutan lahan Semak Perkebunan Pertanian Tanah Tubuh Hutan Semak Pertanian Lhn
Tahun 2006 Kering Belukar Lahan Pemukiman Terbuka Air Mangrove Tambak Belukar Kering sawah Luas (Ha) Proporsi
Primer Kering Sekunder Rawa Campuran
Hutan lahan kering primer 506,11 506,11 1.25
Semak Belukar 569,61 569,61 1.41
Perkebunan 3.820,06 3.820,06 9.49
Pertanian lahan kering 8.734,49 476,81 9.211,31 22.89
Pemukiman 4.466,12 4.466,12 11.09
Tanah terbuka 18,43 360,73 289,69 668,86 1.66
Tubuh air 292,81 292,81 0.72
Hutan Mangrove sekunder 690,55 690,55 1.71
Tambak 2.334,48 2.334,48 5.8
Semak Belukar Rawa 63,96 338,51 1.344,46 1.746,93 4.34
Pertanian lahan kering campuran 14.778,28 50,45 29,05 0 14.857,78 36.92
Sawah 1.070,68 1.070,68 2.66
Total Luas 2011 506,11 569,61 3.902,46 23.512,78 4.466,12 411,18 292,81 690,55 2.702,05 1.344,46 0 1.837,19 40.235,36 100
Perubahan tutupan (ha) 0 0 82,39 14.301,46 0 -254,67 0 0 367,56 -402,46 14.857,78 766,51 Perubahan tutupan (%) 0 0 2.15 163,74 0 -70,59 0 0 15,74 -29,94 0 71,59 Ket: Tanda (+) mengindikasikan adanya penambahan jumlah dan
Tanda (-) mengindikasikan adanya pengurangan jumlah.
Pertanian lahan kering merupakan jenis tutupan lahan yang paling meningkat pertambahan luasan tutupan lahannya pada periode 2006 – 2011. Menurut Gandasasmita (2001), bahwa Faktor fisik yang mempengaruhi penggunaan dan penutupan lahan adalah faktor-faktor yang terkait dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor-faktor lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan budidaya tanaman, kemudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian lingkungan. Pernyataan di aatas membuktikan bahwa kondisi di DAS Belawan dengan perubahan tutupan lahannya sangat mempengaruhi terhadap keaadan tanah, curah hujan dan kelerengan tempat mereka melakukan perubahan alih fungsi lahan menjadi lahan sawah.
Berdasarkan penelitian Syahrial (2009), keadaan tanah, iklim dan curah hujan sangat mendukung terjadinya perubahan lahan DAS Belawan menjadi lahan pertanian karena kondisi DAS Belawan dengan curah hujan tinggi (27,7-34,8 mm/hari hujan) dan sangat tinggi (lebih besar dari 34,8 mm/hari hujan), jenis tanah peka (andosol, laterits, grumosol, podsol, padsolik)dan jenis tanah sangat peka (regosol, litosol, aoganosol, renzina), dan kemiringan lereng curam (25%-40%) dan kemiringan lereng sangat curam (40% ke atas) dinilai sesuai untuk tipe lahan untuk budidaya seperti lahan pertanian.
Pada periode 2006 – 2011 tipe tutupan lahan pertanian lahan kering campuran tidak memiliki luasan karena telah mengalami perubahan menjadi pertanian lahan kering, tanah terbuka dan sawah. Menurut Sandy (1982) hal ini terjadi karena adanya pola dan corak penggunaan lahan pada suatu wilayah yang terdahulu sehingga menyebabkan bertambah besarnya tekanan kepada
sumberdaya lahan dan perubahan penggunaan lahan dan juga di kawasan lindung, daerah berbukit dan terjal yang merupakan kawasan lindung yang digunakan penduduk menjadi areal pertanian, sawah atau tambak tanpa menggunakan masukan agroteknologi yang sesuai. Hasil survei menggambarkan kondisi tipe tutupan lahan di DAS Belawan yang berdekatan dengan daerah airan sungai di jadikan lahan perkebunan (Gambar 14) dan penambangan pasir (Gambar 15) oleh suatu stake holder yang terkait.
Gambar 14. Tipe tutupan lahan DAS Belawan berupa Kebun Kelapa sawit
Perubahan Tutupan Lahan 2000 -2011
Perubahan tutupan lahan periode tahun 2000 – 2011 merupakan akumulasi dari perubahan tutupan lahan yang terjadi pada periode tahun 2000 – 2006 dan tahun 2006 – 2011 sehingga diperoleh perubahan tutupan lahan selama 11 tahun secara keseluruhan yaitu tahun 2000 hingga 2011 yang dapat dilihat pada Gambar 16. Pertanian lahan kering merupakan jenis tutupan lahan terbesar yang mengalami peningkatan jumlah luasan dalam kurun waktu 11 tahun.
Tutupan lahan pertanian lahan kering mengalami peningkatan luasan, pada tahun 2000 luasan pertanian lahan kering sebesar 9.183, 42 Ha, pada tahun 2006 menjadi 9.211,31 Ha dan mulai mengalami peningkatan secara drastis yaitu pada tahun 2011 sebesar 2.351,78 Ha. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa perubahan tipe penutupan lahan yaitu tipe tutupan lahan perkebunan menjadi pertanian lahan kering sebesar 27.89 Ha, tanah terbuka menjadi perkebunan sebesar 18,438 Ha, hutan mangrove sekunder menjadi tambak sebesar 67,22 Ha, semak belukar rawa menjadi tambak sebesar 338,51 Ha, semak belukar rawa menjadi perkebunan sebesar 63,95, pertanian lahan kering campuran menjadi tambak sebesar 29,05 Ha dan tipe tutupan lahan pertanian lahan kering campuran menjadi tanah terbuka sebesar 50,45 Ha.
Gambar 16. Perubahan tutupan lahan DAS Belawan pada tahun 2000 - 2011 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 Pkbn - PLK PLK - Swh TT - Pkbn TT - Swh HMS - Tbk SBR - Pkbn SBR - Tbk PLKC -PLK PLKC - TT PLKC - Tbk Luas (Ha) Pkbn - PLK PLK - Swh TT - Pkbn TT - Swh HMS - Tbk SBR - Pkbn SBR - Tbk PLKC -PLK PLKC - TT PLKC - Tbk
Tabel 6. Perubahan bentuk dan luas tutupan lahan di DAS Belawan periode Tahun 2000-2011
Total Tahun 2000 Tutupan Lahan Hutan lahan Semak Perkebunan Pertanian Tanah Tubuh Hutan Semak Pertanian Lhn
Tahun 2000 Kering Belukar Lahan Pemukiman Terbuka Air Mangrove Tambak Belukar Kering Sawah Lahan (Ha) Proporsi
Primer Kering Sekunder Rawa Campuran
Hutan lahan kering primer 506,11 506,11 1,19
Semak Belukar 569,61 569,61 1,34
Perkebunan 3.820,06 27,89 3.847,96 9,05
Pertanian lahan kering 8.706,59 476,81 9.183,41 21,60
Pemukiman 4.466,12 4.466,12 10,50
Tanah terbuka 18,43 360,73 289,69 668,86 1,57
Tubuh air 292,81 292,81 0,68
Hutan Mangrove sekunder 690,55 67,22 3.025,04 7,11
Tambak 2.267,26 2.267,26 5,33
Semak Belukar Rawa 63,955 338,51 1.344,46 1.746,94 4,11
Pertanian lahan kering campuran 14.778,284 50,454 29,05 0 14.857,78 34,96
Sawah 1.070,68 1.070,68 2,51
Total Luas 2011 506,11 569,61 3.902,46 23.512,78 4.466,12 411,18 292,81 690,55 2.702,05 1.344,46 0 1.837,19 42.502,62 100
Perubaha tutupan (ha) 0 0 54,49 14.329,36 0 -239,24 0 -67,22 434,78 -402,46 14.857,78 766,51
Perubahan tutupan (%) 0 0 1,42 164,58 0 -66,32 0 -9,73 19,17 -29,93 0 71,59
Ket: Tanda (+) mengindikasikan adanya penambahan jumlah dan Tanda (-) mengindikasikan adanya pengurangan jumlah.
Perubahan luasan lahan yang dominan dari tahun 2000–2011 terdapat pada pertanian lahan kering. Tipe lahan Pertanian lahan kering paling banyak terdapat di bagian hulu dan hilir DAS Belawan yang terletak di desa Kelambir Lima, Kelumpang yang termasuk kedalam kecamatan Medan Marelan dan kecamatan Pancur Batu. Pola kebiasaan masyarakat di bagian hulu yang bertani menjadikan lahan di areal DAS belawan di jadikan tempat untuk pertanian lahan kering yang lebih mendominasi seperti tebu, tanaman jagung, dan sayuran (Gambar 18).
(a) (b)
(c)
Gambar 18. Jenis tutupan lahan pertanian lahan kering di DAS Belawan (a). Tanaman tebu (b). Tanaman sayuran (c) Tanaman Jagung
Kondisi DAS yang masih terpelihara dan bersih menjadikan masyarakat baik di bagian hilir dan hulu DAS melakukan aktifitas mandi dan mencuci pakaian di bantaran sungai (Gambar 19) .
Gambar 19. Kondisi DAS Belawan bagian hulu
Diantara 83% luas Daerah Aliran Sungai Belawan termasuk dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang, sedangkan kecamatan terluas di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang ada dalam DAS Belawan adalah Kecamatan Kutalimbaru hampir 27% luasnya dari 83% total DAS Belawan di Kabupaten Deli Serdang. Sementara itu kecamatan yang masuk dalam DAS Belawan terkecil adalah Namorambe 0% (5 Ha).
Menurut Wijaya (2004) faktor penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan antara lain pertumbuhan penduduk, mata pencaharian, aksesibilitas, dan fasilitas pendukung kehidupan serta kebijakan pemerintah. Sesuai dari data Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang tahun 2007 jumlah pria di Kabupaten Deli Serdang adalah 822,341 jiwa dan jumlah wanita 811,774 jiwa jumlah total 1,634,115 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2.25% pertahun, kepadatan penduduk di Kabupaten Deli Serdang 679.00 per km2, hal ini menjadikan penggunaan lahan semakin meningkat karena besarnya pertambahan penduduk.
Titik Ground Check
Menurut Short (1982) dan Estes dalam Danoedoro (1996), nilai akurasi yang mempunyai tingkat ketelitian ≥ 80% sudah dianggap benar (gambar 21) . Rumus untuk menentukan nilai akurasi adalah :
Diketahui : jumlah titik yang benar dilapangan = 57 : jumlah seluruh titik yang diambil =59 Akurasi Data dilapangan = 57/59 x 100