• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH

2. Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya Hubungan Seksual Sedarah

Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri pelaku, yang terdiri atas unsur:75

a. Lingkungan Sosial

75

Hasil wawancara dengan Azmiati Zuliah,SH,MH pada tanggal 29 mei 2015 jam 12.09 di Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak Jl. Abdul Hakim No. 5A Pasar I Setia Budi, Medan-Sumut

Lingkungan sosial adalah wilayah yang merupakantempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antar berbagai kelompok beserta pranatanya sebagai simbol dan nilai serta norma, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan/buatan (tata ruang).76

b. Faktor Perkembangan IPTEK

Perkembangan dan kebebasan media massa adalah tolak ukur kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian pula yang terjadi sekarang ini, media cetak dan elektronik berkembang cukup pesat. Secara kuantitas media seperti koran, tabloid, televisi, VCD, dan internet sangat jauh meningkat dibandingkan masa sebelumnya. Perkembangan IPTEK ini dapat bersisi positif dan bersisi negatif. Sisi positif dari perkembangan IPTEK ini adalah semakin mudahnya kita mendapat informasi bau diseluruh belahan dunia. Sedangkan sisi negatifnya adalah adanya pemberitaan yang tidak baik yang dapat di contoh. Internet juga menjadi salah satu faktor karena dimana mana masyarakat dapat membuka situs pornografi dengan mudah dan ketika tidak dibarengi dengan pengetahuan agama yang cukup maka dapat melampiaskannya kepada orang yang terdekat dengannya.

c. Lemahnya Penegakan Hukum

76

Jonny Purba, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2002, Halaman 13

Untuk penyelidikan dan penuntutan kasus-kasus incest, sistem hukum Indonesia sampai sekarang masih lemah, lamban dan mahal. Sangat sedikit transparansi, sehingga hanya sedikit korban yang mempercayakan kepentingan mereka kepada sistem tersebut. Perilaku kriminal memiliki sumber daya dan koneksi untuk memanfaatkan sistem tersebut. Akibatnya, banyak korban incest yang tidak mau menyelesaikan masalah melalui proses hukum. Hal ini mengakibatkan kasus incest semakin meningkat dan masih berlangsung. Sanksi yang terselubung terhadap ibu yang tidak berpartisipasi dalam tuntutan peranan seksual sebagai istri, dan urusan di kepolisian harus mengeluarkan pembiayaan.

d. Media massa

Media massa masih belum memberikan perhatian yang penuh terhadap berita dan informasi yang secara fulgar memberitakan info seksual dan dibeli murah dan justru dapat diakses oleh semua orang. Mestinya media massa dapat membantu upaya pencegahan bahkan tidak sedikit justru memberitakan yang kurang mendidik dan bersifat pornografis yang mendorong menguatnya kegiatan kejahatan susila lainnya.

Hubungan seksual sedarah dapat kita lihat dalam beberapa jenis, antara lain:77

77

A. Supratiknya, Mengenal Perilaku Abnormal, Yogyakarta:KANISIUS, 2000, Halaman 101

1. Incest yang terjadi secara tidak sengaja, misalnya kakak-adik lelaki-perempuan yang tidur sekamar, bisa tergoda melakukan eksplorasi dan ekperimentasi seksual sampai terjadinya incest

2. Incest akibat psikopatologi berat. Jenis ini bisa terjadi dari ayah yang alkoholik atau psikopatik dengan anak perempuannya. Penyebabnya adalah kedornya kontrol diri akibat alkohol atau psikopati pada sang ayah.

3. Incest akibat pedofilia, misalnya seorang lelaki yang haus menggauli anak-anak perempuan dibawah umur termasuk anak-anak perempuannya.

4. Incest akibat contoh buruk dari ayah. Seorang lelaki menjadi senang melakukan incest karena meniru ayahnya melakukan perbuatan yang samadengan kakak atau adik perempuannya.

5. Incest akibat patologi keluarga dan hubungan perkawinan yang tidak harmonis. Seorang suami-ayah yang tertekan akibat sikap memusuhi serba mendominasi dari istrinya bisa terperosok melakukan incest dengan anak perempuannya.

Secara umum ada dua kategori incest. Pertama parental incest, yaitu hubungan antara orang tua dan anak. Kedua Sibling incest, yaitu hubungan antara saudara kandung. Kategori incest dapat diperluas lagi dengan memasukkan

orang-orang lain yang memiliki kekuasaan atas anak tersebut, misalnya paman, bibi, kakek, nenek, dan sepupu.78

Sebenarnya ada beberapa alasan anggota keluarga melakukan incest, antara lain:

1. Ayah sebagai pelaku

Kemungkinan pelaku mengalami masa kecil yang kurang menyenangkan, latar belakang keluarga yang kurang harmonis, bahkan mungkin saja pelaku merupakan korban penganiayaan seksual di masa kecilnya. Pelaku cenderung memiliki kepribadian yang tidak matang, pasif, dan cenderung tergantung pada orang lain. Ia kurang dapat mengendalikan diri/hasratnya, kurang dapat berfikir secara realistis, cenderung pasif-agresif dalam mengekpresikan emosinya, kurang memiliki rasa percaya diri. Selain itu, kemungkinan pelaku adalah pengguna alkohol atau obat-obatan terlarang lainnya.

2. Ibu sebagai pelaku

Ibu yang melakukan penganiayaan seksual cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan mengalami gangguan emosional. Ibu yang melakukan incest terhadap anak laki-lakinya cenderung didorong oleh

keinginan adanya figur ‘pria lain’ dalam kehidupannya, karena kehadiran suami secara fisik maupun emosinal dirasakan kurang sehingga ia berharap

78

Abd. Kadir, Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Incest dengan Korban Anak (Studi Kasus Wilayah Kabupaten Takalar Tahun 2005-2011), Skripsi, Universitas Hasanuddin Makassar , 2012, Halaman 39

anak laki-lakinya dapat memenuhi keinginan yang tidak didapatkan dari suaminya. Kasus ini jarang didapati, terutama karena secara naluriah wanita cenderung memiliki sifat mengasuh dan ‘melindungi’ anak.

3. Saudara kandung sebagai pelaku

Kakak korban yang melakukan penganiayaan seksual biasanya menirukan perilaku orang tuanya atau memiliki keinginan mendominasi/menghukum adiknya. Selain itu, penganiayaan seksual mungkin pula dilakukan oleh orang tua angkat/tiri, atau orang lain yang tinggal serumah dengan korban, misalnya saudara angkat.

Setelah kita mengetahui faktor penyebab dan jenis-jenis incest selanjutnya kita bahas tentang dampak dari incest/hubungan seksual sedarah yaitu antara lain adalah:

a. Dampak Pada Fisik / Kesehatan

Efek fisik yang dapat dialami oleh para korban yaitu :

1) Kerusakan Organ, seperti selaput dara, pingsan dan meninggal.

2) Korban dapat terkena penyakit menular yang ditularkan oleh si pelaku, 3) Kehamilan yang tidak diinginkan karena paksaan

Semakin dekat ikatan keluarga, semakin memperbesar kesempatan mendapat keturunan yang memiliki gen resesif (kemungkinan besar cacat). Kemungkinan kehamilan karena tindakan incest dapat berakibat anak yang

dilahirkan membawa gen homozigot79. Beberapa penyakit dapat diwariskan melalui gen homozigot resesif yang dapat menyebabkan kematian pada anemia bayi yaitu fatal, gangguan penglihatan pada anak usia 4-7 tahun yang dapat mempengaruhi dalam buta, albino, polydactyl dan sebagainya. Kelemahan genetik dan riwayat genetik yang buruk akan tumbuh dominan terhadap anak.

Gangguan emosional yang dialami oleh ibu karena kehamilan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin pra-dan pasca-kelahiran. Selain itu, penyakit genetik banyak memiliki kesempatan lebih besar untuk munculnya anak-anak yang lahir dari inses sebagai gangguan genetik yang menyebabkan masalah kesehatan mental (skizoprenia), keterbelakangan mental (bodoh) dan perkembangan otak yang lemah.

b. Dampak Psikologis

Perkosaan incest akan membuat wanita yang tinggal di kehidupan yang menyedihkan. Ketergantungan dan ketakutan akan ancaman membuat perempuan tidak bisa menolak diperkosa oleh ayahnya sendiri. Hal ini sangat sulit bagi mereka untuk keluar dari itu karena mereka sangat tergantung pada pelaku dan masih tidak ingin membuka aib dari orang yang pada dasarnya mereka peduli dan harus menjadi pelindung mereka. Akibatnya mereka mengalami trauma untuk

79

gangguan kehidupan dan kejiwaan. Dampak psikologis yang diderita oleh korban tindak kekerasan seksual atau trauma post sexual abuse adalah : 80

1) Gangguan Perilaku Seksual,

2) Trauma berdampak / shock kejiwaan (menangis, mengisolasi diri, takut atau khawatir, menyalahkan diri dan bunuh diri). Hal ini biasa disebut Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

3) Sulit untuk berkonsentrasi,

4) Tidak bisa mempercayai orang lain, 5) Depresi,

6) Harga diri yang rendah

7) Merasa berdosa, marah, menyendiri dan tidak mau bergaul dengan orang lain

8) Makan tidak teratur.

perkosaan oleh seseorang yang dikenal, ayah, dalam psikologis dibutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh karena korban memiliki memori terhadap pelaku pemerkosaan, sehingga korban akan mengalami ketakutan yang sangat panjang. Pemerkosaan terhadap anak juga disebabkan banyak dari mereka tidak dapat melanjutkan studi mereka lagi karena mereka malu dengan keadaan, sampai akhirnya menyebabkan kehancuran masa depan mereka.

80

Hasil wawancara dengan Azmiati Zuliah,SH,MH pada tanggal 29 mei 2015 jam 12.09 di Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak Jl. Abdul Hakim No. 5A Pasar I Setia Budi, Medan-Sumut

c. Dampak Dari Segi Kemanusiaan

Nurani kemanusiaan universal (secara umum) yang beradab sampai hari ini mengutuk tindakan ini sebagai kejahatan terhadap nilai-nilai manusia yang telah mengorbankan perasaan moral publik.

d. Dampak Sosial

Di Indonesia, hubungan incest terjadi dalam satu keluarga akan menyebabkan hancurnya nama keluarga di mata publik. Keluarga dapat dikucilkan oleh masyarakat dan menjadi rumor masyarakat. Masalah yang lebih penting dari kasus suaka anak inses pemerkosaan adalah bahwa ada kondisi yang kurang sehat dalam konteks sosial, yang berkaitan dengan konstruksi sosial keluarga. Misalnya, orang tahu ayah dan anak sebagai satu keluarga. Tapi dalam kasus kasus perkosaan incest, dimana ayah diresapi putrinya, maka ketika anak lahir seorang anak dari ayah wanita itu kemudian menjadi status ganda, ayah dan kakek.

Akibat lain yang cukup meresahkan korban adalah mereka sering disalahkan dan mendapat stigma (label) yang buruk. Padahal, kejadian yang mereka alami bukan karena kehendaknya. Mereka adalah korban kekerasan seksual. Orang yang semestinya disalahkan adalah pelaku kejahatan seksual tersebut.81

81

Hasil wawancara dengan Azmiati Zuliah,SH,MH pada tanggal 29 mei 2015 jam 12.09 di Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak Jl. Abdul Hakim No. 5A Pasar I Setia Budi, Medan-Sumut

BAB IV

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA