• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH

1. Faktor Internal Penyebab Terjadinya Hubungan Seksual Sedarah

Faktor Internal adalah faktor yang terdapat pada individu pelaku meliputi beberapa unsur:65

65

Firganefi, Analisis Faktor Penyebab Dan Penanggulangan Tindak Pidana Perkosaan Dalam Keluarga, Jurnal Ilmu Hukum Program Pascasarjana Program Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, Praevia Vol. 5 No.2 Juli-Desember 201, Halaman 177

a. Faktor Keluarga

Keluarga adalah kelompok manusia yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami, istri atau suami, istri dan anak yang terikat oleh hubungan darah dan perkawinan keluarga, sehingga terbentuknya keluarga dengan melalui proses perkawinan yang sah antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan dengan memiliki anak. Menurut Bruce J. Cohen, arti keluarga adalah:66

”Keluarga adalah kelompok yang bedasarkan pertalian sanak-saudara yang memiliki tanggung jawab utama atas sosialisasi anak-anaknya dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Keluarga terdiri dari kelompok orang yang memiliki hubungan darah, tali perkawinan, atau adopsi dan yang hidup bersama-sama untuk periode yang tidak terbatas”.

Fungsi pokok keluarga menurut Khairuddin67antara lain ”fungsi biologik,

fungsi afeksi, dan fungsi sosialisasi”. Hal senada juga dikemukan oleh

Vembriarto68, tiga macam fungsi tetap melekat sebagai ciri hakiki keluarga, yaitu

:” fungsi biologik, fungsi afeksi, dan fungsi sosialisasi”. Untuk lebih rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut : 1) Fungsi Biologik

66

Cohen, Bruce J, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003, Halaman 172

67

Khairuddin, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Nur Cahya, 1985, Halaman 69-70

68

Vembriarto, ST, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Andi Ofset, 1990, Halaman 41

Keluarga merupakan tempat lahir dan tumbuh kembang anak sehingga merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, fungsi ini berubah karena sekarang kebanyakan keluarga cenderung memiliki anak yang sedikit. Hal ini dipengaruhi oleh faktor–faktor perubahan tempat tinggal dari desa ke kota, makin sulit fasilitas perumahan, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraaan keluarga, meningkatnya taraf pendidikan wanita mengakibatkan berkurangnya fertilitanya, berubah dorongan dari agama agar keluarga memiliki banyak anak, semakin banyak orang tua bekerja di luar rumah dan makin meluas pengetahuan dan penggunaan alat kontrasepsi.

2) Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi69 yang tumbuh akibat hubungan cinta kasih atas dasar perkawinan. Dari hubungan ini terjalinlah hubungan yang didasari kasih sayang, persaudaran, persahabatan, persamaan pandangan mengenai nilai–nilai yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, dalam menghadapi perkembangan zaman. Suasana kasih sayang ini tidak terdapat pada institusi lain.

3) Fungsi Sosialisasi

69

Peran keluarga adalah dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi sosial dalam keluarga. Anak–anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita–cita dan nilai–nilai dalam masyarakat melalui keluarga dalam perkembangan pribadinya.

Pendapat yang lain dikemukan pula oleh Bruce J. Cohen70, fungsi keluarga adalah sebagai sebuah lembaga sosial yang memegang peranan penting, yaitu :

1) Pengasuhan dan perlindungan anak yang kecil, remaja, dewasa dan orang jompo

Keluarga memiliki tanggung jawab atas pengasuhan dan perlindungan bagi anggota keluarga. Bagi si kecil memberikan perawatan dan pengasuhan serta mencukupi kebutuhan bagi keluarga yang lanjut usia sebagai perwujudan cinta antar anggota keluarga.

2) Sosialisasi anak

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam sosialisasi dengan menanamkan kepada anak nilai-nilai sosial yang ada di dalam masyarakat, meliputi sikap, tutur kata dan budi pekerti yang luhur yang diperoleh melalui interaksi dalam keluarga sehingga anak memiliki perkembangan kepribadian yang baik. Dalam fungsi sosialisasi anak belajar melalui kehidupan keluarga dan lingkungan sekitar, anak memperoleh pendidikan dasar sebagai bekal dalam bersosialisasi kejenjang yang lebih dewasa dikehidupan masyarakat. 3) Mengatur penempatan dalam masyarakat dan menetapkan status

70

Setiap masyarakat menggunakan sistem keturunan dalam menentukan penempatan sosial dan status. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak memiliki peran-peran yang berbeda-beda sesuai dengan statusnya sebagai anggota keluarga.

4) Menyajikan jaminan ekonomi

Keluarga secara besama akan saling menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup anggota keluarganya baik bagi anak-anak yang belum bekerja dan orang tua yang lanjut usia.

Alasan pelaku melakukan tindak pidana hubungan seksual sedarah dalam keluarga antara lain:71

1) Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, antara lain: suami-isteri yang sering bertengkar, istri yang tidak patuh dan menolak apabilasuami minta dilayani kebutuhan biologisnya.

2) Situasi dan kondisi rumah pelaku, antara lain : rumah mereka pada siang hari sering sepi hanya ada pelaku dan korban, kondisi rumah yang kecil hanya ada Z kamar bahkan ada Yang hanya 1 kamar yang dipakai untuk bersama-sama sehingga Pelaku sering rnelihat korban dalam keadaan tidur dan berpakaian minim terutama sesudah mandi sedangkan usia korban mayoritas antara 14-17 tahun (88,9 %o) mulai remaja yang mempunyai daya tarik seksual.

71

3) Patriarkhi72 pelaku, laki-laki superior sedangkan perempuan imperior sehingga dibenarkan untuk berkuasa dan mengontrol perempuan. Pada akhirnya apabila perbuatan pelaku diketahui oleh isterinya atau anggota keluarga lainnya maka pelaku menggunakan dominasi kekuasaan agar mereka tutup mulut

4) Korban terikat secara psikologis dan ekonomis terhadap pelaku.

5) Perbuatan yang terus menerus dilakukan pelaku terhadap korban karena pelaku meyakini tidak mampu membendung aksi seksualnya dan dilakukan terhadap anak, keponakan, adik ipar karena dimungkinkan tidak ada perlawanan dan akibat buruk ke luar. Tadi hanya dipandang sebagai persoalan keluarga biasa yang dapat diselesaikan.

6) Psikologis, pelaku mempunyai kelainan seksual.

7) Salah satu pelaku mempunyai kebiasaan meminum minuman keras.

b. Faktor Ekonomi Keluarga

Salah satu teori yang tertua diketahui orang ialah bahwa kejahatan timbul

karena kemiskinan “divergent theories”. Menurut Aristoteles bahwa73 :

“kemiskinan menimbulkan kejahatan dari pemberontakan, kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang perlu untuk hidup, tetapi

untuk kemawahan”

72

Patriarkiadalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial.

73

Topo Santoso, EvaAchjaniZulfa, Kriminologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001, Halaman 11

Lebih lanjut Thomas Aquino mengemukakan bahwa74:

Pengaruh kemiskinan atas kejahatan yaitu orang kaya yang hidup untuk kesenangan dan memboros-boroskan kekayaanya, jika suatu kali jatuh miskin, maka mudah menjadi pencuri.

Kemiskinan telah mendorong seorang istri mencari alternatif pekerjaan keluar misalnya menjadi TKI ke Malaysia untuk menopang ekonomi rumah tangga, Kemiskinan mendorong kepergian ibu sebagai tenaga kerja wanita yang dapat menyebabkan anak terlantar tanpa perlindungan sehingga beresiko menjadi korban incest.

c. Faktor Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan formal dalam diri seseorang dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan yang bersangkutan mudah terpengaruh melakukan suatu kejahatan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. tingkat pendidikan yang rendah para pelaku tidak berpikir bahwa dengan melakukan perbuatan tersebut dapat merusak keluarga dari pelaku tersebut dan watak anak yang menjadi korban

d. Faktor Agama/Moral

Agama merupakan suatu identitas seseorang agar dia mudah dikenali apakah dia seorang Muslim, Nasrani, Hindu, Budha, Yahudi, ataupun penganut kepercayaan lainnya. Agama berisi tentang aturan –

aturan yang bisa membawa seseorang ke arah yang lebih baik. Sedangkan

74

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Adapun fungsi agama antara lain adalah sebagai: 1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok

2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.

3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah 4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan

5. Pedoman perasaan keyakinan 6. Pedoman keberadaan

7. Pengungkapan estetika (keindahan) 8. Pedoman rekreasi dan hiburan

9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Akibat lemahnya pengetahuan agama sehingga menyebabkan lemahnya iman dan moral inilah yang menyebabkan seseorang tidak dapat menahan hawa nafsunya sehingga menyebabkannya melakukan hal-hal diluar batas ketentuan

agamanya.