• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor apa saja yang memengaruhi Upaya Pemerintah Kota Medan dalam Pembinaan Olahraga Sepakbola?

Pemain-Pemain Sepak Bola

B. Faktor – Faktor apa saja yang memengaruhi Upaya Pemerintah Kota Medan dalam Pembinaan Olahraga Sepakbola?

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi upaya pemerintah Kota Medan dalam Pembinaan Olahraga Sepakbola di Kota Medan adalah keterbatasan anggaran dalam pembinaan olahraga. Keterbatasan anggaran itu dapat dilihat dari tidak adanya pembangunan fasilitas olahraga khususnya sarana sepak bola di Kota Medan. Perbaikan Stadion Teladan sebagai simbol utama dari sepak bola Kota Medan tampak tidak terawat dan tidak memenuhi standard layak untuk menjadikan penyelenggaraan Indonesia Super League dan tidak terpenuhinya syarat Sumut sebagai calon tuan rumah PON dapat dilihat karena tidak adanya sarana olahraga yang memadai untuk pagelaran olahraga. Sedangkan untuk anggaran dana juga sangat terbatas sehingga bantuan yang dapat diberikan hanya berupa bantuan yang bersifat stimulan. Dana stimulan juga hanya dapat diberikan kepada pengurus cabang (pengcab-pengcab) yang mengelola cabang olahraga yang ada.Tidak langsung kepada sasana atau SSB yang melakukan pembinaan.

Faktor lain yang memengaruhi pembinaan sepak bola adalah belum adanya upaya pembuatan kurikulum untuk pembinaan sepak bola yang ada pada tingkat SSB dan klub-klub profesional. Hal ini memang menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI dan Dinas Pemuda dan Olahraga dan dinas terkait untuk dapat menyusun dan mengintegrasikan kurikulum pembinaan sepakbola agar tidak berbenturan dengan pendidikan di luar lapangan. Selain ketiga faktor di atas, faktor utama yang memengaruhi upaya pembinaan olahraga sepak bola di Kota

Medan adalah adanya dualisme kepengurusan dan kompetisi pada level PSSI pusat yang berpengaruh pada tingkat lokal. Dampaknya adalah tidak berjalannya kompetisi antar klub amatir pada tingkat lokal.Sehingga keberlangsungan pembinaan antara pemain-pemain SSB ke klub tidak berlangsung dengan baik. Bukti yang dapat dilihat adalah tidak adanya pemain asal Medan atau Sumut yang membela timnasional U-23 dan tim nasional senior dan klub asal Medan atau Sumut yang bermain di kompetisi profesional kasta tertinggi Indonesian Super League.

C. Pembinaan Olahraga Secara Umum

Untuk mencapai prestasi yang tinggi pada olahraga sepakbola diperlukan latihan teratur, meningkat dan berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama, yaitu antara 8 sampai dengan 12 tahun. Latihan harus dimulai sejak umur dini dan mencapai puncak prestasi antara umur 18 sampai dengan 25 tahun. Dalam sistem pembinaan olahraga jangka panjang, tahap awal dimulai dengan memassalkan olahraga di seluruh kalangan masyarakat dengan semboyan yang sudah dicanangkan pemerintah yaitu; ” memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”. Di kalangan ineternasional dikenal dengan istilah ”Sport For All”. Setelah olahraga menjadi massal, akan banyak bermunculan bibit berbakat. Melalui berbagai pendekatan ilmiah, dipilih bibit berbakat untuk sepakbola, yang kemudian dipandu untuk mencapai prestasi yang setinggi- tingginya.

Dalam proses yang panjang itu diperlukan sumber daya pendukung yang terkoordinasi dengan baik serta komitmen yang tinggi dari berbagai pihak terkait. Pembinaan ini berlangsung sejak usia dini mulai dari pemassalahan menuju ke

tahap pembibitan kemudian dilakukan pemanduan bakat sampai pada puncak prestasi tertinggi sesuai dengan ciri dan karakter sepakbola. Untuk lebih jelasnya tahap–tahap sistem pembinaan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dan seluruh pemangku kepentingan dari hasil penelitian dengan pendekatan metode yang dikumpulkan dapat dirumuskan ke dalam matrik di bawah:

Tabel 4. 1. Sistem Pembinaan Olahraga Sepakbola yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah Kota Medan

Pemasalahan Pembibitan Pemanduan bakat Pencapaian puncak prestasi Sarana dan Prasarana Menjaring Pesepakbola Berbakat Memandu Pesepakbola Berbakat Faktor Penentu Keberhasilan ฀ Fasiltas dan Alat ฀ Sumber Daya Manusia ฀ Gerakan Memasyarakat kan olahraga dan Mengolahraga kan Masyarakat ฀ Penempahan fisik ฀ Sport Research ฀ Mengukur ciri-ciri fisik ฀ Mengukur Kemampuan Gerak dasar ฀ Mengukur Kemampuan keterampilan Dasar ฀ Analisis ciri khusus sepakbola ฀ Seleksi dengan Instrumen khusus sepakbola ฀ Seleksi Antropomentri (Kesesuaian bentuk tubuh) ฀Psikologi/mental ฀ Latihan Teratur Meningkat dan berkesinabungan Kualitas Latihan ฀ Kemampuan Atlet (motivasi dan bakat) ฀ Fasiitas dan Peralatan ฀ Hasil-hasil penelitian ฀ Kompetisi yang teratur dan berjenjang ฀ Kemampuan dan kepribadian pelatih ฀ Manajemen Organisasi ฀ Data base : o Pengurus o Atlet

o Pelatih o Wasit o Fasilitas Dukungan Ahli ฀ Dokter Olahraga ฀ Psikologi Olahraga ฀ Ahli Gizi Olahraga ฀ Ahli Kepelatihan OR ฀ Kesejahteraan Pelatih dan Atlet ฀ Sumber Dana Sumber : Hasil Telahaan dan analisis penelitian

B A B V

K E SI M PUL A N DA N SA R A N

5.1. K esimpulan

Bedasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Upaya pembinaan olahraga sepak bola yang dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dianggap masihlah belum maksimal di mana pemerintah Kota Medan. Upaya pembinaan yang dilakukan masih berfokus kepada seluruh cabang olahraga yang ada. Sehingga anggaran dana yang diberikan juga harus dibagi kepada 37 cabang olahraga yang ada. 2. SSB selaku ujung tombak pembinaan sepak bola dipaksa untuk

mandiri dengan mencari modal sendiri melalui iuran pendaftaran dan iuran bulanan. Di mana selama ini SSB tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

3. Sarana dan prasarana yang ada dalam pembinaan olahraga sepak bola di kota medan juga belum memenuhi standart yang sesuai. Termasuk tidak adanya kurikulum untuk standarisasi program pembinaan olahraga sepakbola.

Berdasarkan simpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa, perkembangan prestasi dan pembinaan olahraga khususnya cabag sepakbola di Kota Medan kurang berjalan dengan baik. Untuk mencapai prestasi yang baik dalam cabang sepakbola perlu didukung oleh unsur- unsur pendukung yang baik. Unsur-unsur yang baik di antaranya:

Organisasi yang dikelola secara professional, sumber dana yang cukup, pembinaan yang baik, prasarana dan sarana yang memadai. Dengan unsur- unsur yang baik tersebut maka tidak diragukan lagi prestasi sepakbola di Kota Medan akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian dapat dijadikan evaluasi bagi Pemerintah Kota Medan dan para pemangku kepentingaan lainnya untuk lebih meningkatkan kualitas unsur-unsur pendukung prestasi sepakbola di Kota Medan di masa mendatang, di samping itu hasil penelitian ini dapat pula dijadikan pedoman bagi PSSI dan Koni Kota Medan dan klub-klub, serta SSB yang ada di Kota Medan untuk terus meningkatkan pembinaan pemain usia dini sehingga di masa mendatang akan muncul pemain-pemain hebat dari Kota Medan.

5.2. S a r a n

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran berkaitan Upaya Pemerintah Daerah Kota Medan dalam Pembinaan Olahraga Sepakbola sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Medan pada khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya hendaknya dapat lebih memperhatikan pembangunan dan penambahan sarana dan prasarana sepak bola serta cabang cabang olahraga lain. Mengingat setiap event olahraga yang dilaksanakan seperti adanya satu pertandingan sepak bola dapat mendatangkan banyak pengunjung atau penonton dan menghidupkan sektor rill. 2. Pemerintah melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga dan juga PSSI

digunakan dalam usaha pembinaan pemain sepak bola di seluruh Indonesia.

3. Pemerintah diharapkan juga dapat membantu pembinaan yang dilaksanakan oleh SSB mengingat SSB adalah ujung tombak dari pembinaan sepak bola.

DA F T A R PUST A K A

Anonim. 2009.Olahraga Jadi Industri, Pemda Harus Berbenah

Online 31 Januari

Anonim. 2010. Inilah 10 Klub Sepakbola Terkaya di DuniaOnline 7 September 2010.

Anonim.28 Oktober 2010.Omset Sepak Bola Mencapai 3 Triliun. Kompas, hlm. 29

Anonim.Desember 2008. Bila Klub Sepak Bola Jadi Perusda. Busines Review, hal 51

Anton B, Achmad, C Z. (1990). Metodologi Penelitian F ilsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Bakharuddin, F ilosofi Olahraga dan I slam.

January 9, 2009.

Damardjati Supadjar. (1998). Pemikiran F ilsafat Nusantara. Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila, Universitas Gadjah Mada.

Bungin, Burhan.2006.Sosiologi K omunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi K omunikasi di Masyarakat.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Eldon E, Snyder and Etmer A, Spalitzer. (1983). Social Aspects of Sport. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

J. Coakley, Jay. (1978). Sport in Society. Saint Louis: The Mosby Company. Kaelan.(2005). Metode Penelitian K ualitatif Bidang F ilsafat. Yogyakarta:

Paradigma.

Kementerian Negara Pamuda dan Olahraga. 2005.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2005. Jakarta: Menpora

Pitts, B.G., Fielding, L.W. & Miller, L.K. 1994.Industry segmentation theory and the sport industry:Developing a sport industry segment model. Sport

Shodiq A.Kuntoro. (1999). Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’ an: Tinjauan Makro. Kumpulan Makalah Pendidikan, hal 65-79, 17 Agustus 1999, Yogyakarta.

Mahmud, Ali A.H. (2000). Pendidikan Ruhani. Jakarta: Gema Insani Press.

Rusli Lutan. (1991). “Pendekatan Sosiologis dalam Pembinaan Prestasi Olahraga”. Makalah Seminar/Temu Ilmiah Sudjiran Cup.6-7 Maret 1991. Rusli Lutan dan Sumardianto.(2000). F ilsafat Olahraga. Jakarta: Depdiknas Sardjono. (1986). Peranan Olahraga dalam Pembangunan Manusia

I ndonesia Seutuhnya. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Toho Cholik Mutohir. (2002). K ebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Masyarakat. Jakarta: Depdiknas, DirJen Olahraga.

Wright, Lesley J.M. (2004). Preserving the Value of Happiness in Primary School Physical E ducation.Journal of Physical Education and Sport Pedagogy. Volume 9, No.2, November 2004, hal 149-163.