• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit UMKM Agribisnis

Dalam melakukan penyaluran kredit UMKM, pihak perbankan biasanya melakukan analisis kepada calon debitur yang mencakup Character, Capacity,

Capital, Collateral, Conditions dan Constrains. Oleh karena itu, ke enam faktor di atas diduga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI.

Besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel Character, Capacity,

Capital, Collateral, Conditions dan Constrains terhadap penyaluran kredit UMKM agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI dapat dilihat di tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi penyaluran kredit UMKM Agribisnis

No Variabel Koefisien Regresi t hitung Signifikan

1 2 3 4 5 6 7 Konstanta Character Capacity Capital Collateral Condition Constrains 13,638 0,381 -0,475 0,519 -0,508 0,324 0,653 2,451 2,826 4,554 3,468 4,017 2,599 4,349 0,029 0,014* 0,001* 0,004* 0,001* 0,022* 0,000* R Square R Square (adj) 0, 889 0, 837 F hitung Durbin-Watson 17,290 1,879 Keterangan : *) signifikan pada taraf 5 persen.

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, maka dapat dibuat persamaan regresi berganda untuk faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM Agribisnis sebagai berikut :

Y = 13,368 + 0,381 (X1) - 0,475 (X2) + 0,519 (X3) - 0,508 (X4) – 0,324 (X5) +

0,653 (X6)+ ei

Pada model persamaan analisis regresi berganda tersebut, diperoleh nilai konstanta sebesar 13,368. Artinya bila faktor lain dianggap nol, maka penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis di Unit Kredit Kecil (UKC) dan Sentra Kredit Kecil (SKC) BNI sebesar 13,368 rupiah.

Hasil regresi menunjukkan bahwa koefisien dari masing-masing variabel dalam model memiliki tanda yang sesuai dengan hipotesis dan ada pula yang memiliki tanda yang tidak sesuai dengan hipotesis. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM Agribisnis diantaranya adalah :

a. Character (X1)

Dari hasil regresi yang dilakukan, koefisien dari character bernilai positif sebesar 0,381. Angka ini menunjukkan hubungan yang searah dengan penyaluran kredit UMKM sektor agribisnis.Artinya apabila character debitur naik sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan naik sebesar Rp. 3.810 (tiga ribu delapan ratus sepuluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini berdampak dari semakin baiknya karakter debitur maka akan semakin meningkatkan penyaluran kredit, sehingga pihak perbankan akan cukup

merasa aman untuk menyalurkan kredit UMKM Agribisnis kepada debitur tersebut.

b. Capacity (X2)

Koefisien regresi capacity bernilai negatif sebesar - 0,475 sehingga hal ini berarti adanya penurunan yakni apabila capacity debitur turun sebesar sepuluh ribu rupiah maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan turun Rp. 4.750 (empat ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini dikarenakan jika capacity atau dalam hal ini kemampuan debitur dalam mengelola usaha dinilai oleh pihak perbankan cukup bagus dan dianggap mampu mengelola usaha sehingga penyaluran kredit UMKM kepada debitur dikurangi porsi peminjamannya.

c. Capital (X3)

Koefisien regresi dari capital yang diperoleh bernilai positif sebesar 0,519. Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan sebesar sepuluh ribu rupiah maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis itu akan naik sebesar Rp. 5.190 (lima ribu seratus sembilan puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini berdampak dari sermakin banyaknya modal yang dimiliki debitur mencerminkan bahwa debitur tersebut memang bersungguh – sungguh dalam menjalankan usaha sehingga semakin menjamin kepercayaan pihak perbankan terhadap debitur. Kepercayaan pihak perbankan tersebut akan dapat meningkatkan porsi penyaluran kredit UMKM Agribisnis .

d. Collateral (X4)

Dari hasil regresi yang dilakukan koefisien dari collateral bernilai negatif yaitu sebesar - 0,508, nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan nilai jaminan sebesar sepuluh ribu rupiah maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan turun sebesar Rp. 5.080 (lima ribu delapan puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini terkait dikarenakan kredit yang diteliti adalah kredit yang digulirkan pada skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka nilai jaminan atau agunan yang terlalu tinggi dapat memberikan kecurigaan terhadap calon debitur tersebut. Secara rasional bila jaminan yang dimiliki oleh debitur cukup tinggi maka akan memberikan asumsi pantas atau tidaknya calon debitur tersebut masih menerima kredit dikarenakan calon debitur tersebut dianggap mampu.

e. Condition (X5)

Dari hasil regresi yang dilakukan, koefisien dari variabel condition bernilai positif yaitu sebesar 0,324 . Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan pada condition sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan kenaikan sebesar Rp. 3.240 (tiga ribu dua ratus empat puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini dikarenakan semakin kondusif kondisi yang mendukung usaha debitur maka akan meningkatkan penyaluran kredit UMKM Agribisnis sehingga pihak perbankan mempercayai dan beranggapan bahwa usaha debitur tersebut aman serta berprospek cukup baik.

f. Constrains (X6)

Dari hasil regresi yang dilakukan, koefisien dari variabel constrains

bernilai positif yaitu sebesar 0,653 nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan pada constrains sebesar sepuluh ribu poin maka penyaluran kredit UMKM Agribisnis akan kenaikan sebesar Rp. 6.530 (enam ribu lima ratus tiga puluh rupiah) begitupun bila tanda koefisien terjadi sebaliknya.

Hal ini terkait dengan pembatas – pembatas usaha yang ada dalam menjalankan usaha debitur tersebut. Semakin meningkatnya pembatas usaha maka akan semakin meningkatkan penyaluran kredit UMKM tersebut sebagaimana terlampir dalam lampiran 10.

5.2.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji Koefisien Determinasi (R2) ini juga digunakan untuk melihat seberapa kuat variabel Character, Capacity, Capital, Collateral, Conditions dan Constrains

yang dimasukkan ke dalam model regresi dapat menerangkan model regresi tersebut. Secara verbal, R2 merupakan besaran yang paling sering digunakan untuk mengukur goodness of fit (kesesuaian model) garis regresi. Berikut nilai koefisien determinasi pada tabel 4.

Tabel 4. Koefisien Determinasi R2

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,943a ,889 ,837 1,11303 1,879 84

Dari hasil regresi tersebut, maka dapat dilihat tingkat kelayakan (goodness of fit) suatu model, pertama dengan melihat nilai dari koefisien determinasi (R2) untuk faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM Agribisnis adalah sebesar 0,889 pada taraf 5 persen. Nilai ini berarti 88,9 persen variasi penyaluran kredit UMKM Agribisnis dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Character, Capacity, Capital,

Collateral, Condition dan Constrains sedangkan sisanya sebesar 11,1 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini di antaranya aspek hukum (yuridis), aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, jumlah unit usaha UMKM yang ada di daerah tersebut, tingkat suku bunga kredit yang berlaku dan sebagainya.

5.2.2 Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji F (Uji signifikansi simultan) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen seperti Character, Capacity,

Capital, Collateral, Conditions dan Constrains secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kredit UMKM Agribisnis, maka perlu dilakukan pengujian terhadap F statistik.

Uji F ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

atau dari perbandingan probabilitasnya (Sig dengan α ), dengan ketentuan: Ho : ditolak, jika F hitung >F tabel, derajat bebas tertentu atau sig < α.

H1 : ditolak jika F hitung < F tabel, derajat bebas tertentu atau sig > α

Nilai F statistik (F hitung ) yang lebih besar dari F tabel menyimpulkan tolak

H0 yang berarti secara bersama-sama variabel-variabel independen berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen.

Pada analisis regresi berganda yang dilakukan untuk menentukan faktor - faktor yang dianggap berpengaruh nyata terhadap kredit UMKM Agribisnis ini digunakan tingkat kepercayaan 95 persen dengan tingkat alpha (α) sebesar 5 persen. Berdasarkan hasil regresi tersebut diperoleh Fhitung sebesar 17,290

sedangkan Ftabel pada α = 0,05 adalah 2,92. Dengan demikian, Fhitung > Ftabel

(17,290 > 2,92) maka H0 ditolak.

Hal ini berarti variabel independen dalam penelitian ini secara bersama- sama berpengaruh nyata terhadap kredit UMKM Agribisnis. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut dan untuk lebih jelas serta terperinci hasil output perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 5. Uji Statistik F

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F hitung F tabel Sig.

1 Regression 128,518 6 21,420 17,290 2,92 ,000(a)

Residual 16,105 13 1,239

Total 144,623 19

5.2.3 Uji t (Uji Regresi Parsial)

Berdasarkan hasil regresi berganda dengan menggunakan selang kepercayaan 95% dengan α = 0.05, maka terdapat 2 variabel independen yang memiliki pengaruh nyata terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis yakni variabel Character , Capital , Conditions dan Constrains sedangkan empat variabel independen lain yakni, Capacity, Collateral dan tidak memiliki pengaruh yang nyata.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel (terima H0

jika t hitung < t tabel atau tolak H0 jika t hitung > t tabel) atau dari probabilitasnya (sig < α), yaitu serta masing – masing berdasarkan dua hipotesis yakni:

H0 : tidak terdapat pengaruh variabel independen dengan penyaluran kredit

UMKM Agribisnis

H1 : terdapat pengaruh variabel independen dengan penyaluran kredit UMKM

Agribisnis

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Uji Statistik t

Variabel t hitung Sig Keterangan

Berpengaruh berdasarkan Uji t Character Capacity Capital Collateral Condition Constrains 2,826 4,554 3,468 4,017 2,599 4,349 0,014* 0,001* 0,004* 0,001* 0,022* 0,000* Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Keterangan : *) berpengaruh pada perbandingan Uji t hitung dan t tabel

Berikut penjabaran mengenai pengujian masing - masing variabel independen terhadap variabel dependen yakni:

1. Pengujian character terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Character ini merupakan watak atau sifat debitur (peminjam/pengusaha) UMKM, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaannya untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran, integritas serta itikad debitur dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanijian yang ditetapkan pihak bank.

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,014 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk character

adalah 2,826 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu

0, 014 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig < α), yang berarti bahwa variabel character memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

Hal ini cukup beralasan karena usaha – usaha yang ditempuh untuk memperoleh gambaran dari karakter debitur tersebut dapat melalui BI Checking

yang akan menggambarkan karakter debitur dalam melakukan transaksi perbankan seperti kartu kredit maupun aktivitas peminjaman ke bank lain. Selain itu juga dapat mencari tahu reputasi debitur di lingkungan usahanya seperti kepada pelanggan maupun supplier barang dari usaha debitur.

2. Pengujian capacity terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Kapasitas adalah kemampuan debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaannya untuk mengukur sampai sejauh

mana debitur mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari kegiatan usahanya.

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk capacity

adalah 4,554 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu

0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig < α), yang berarti bahwa variabel capacity memiliki pengaruh nyata dan signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

Pendekatan yang dilakukan dalam menilai kemampuan capacity debitur meliputi pendekatan finansial (analisis neraca, L/R, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas), pendekatan profesional (pendidikan dan pengalaman), pendekatan yuridis, pendekatan manajerial dan aspek teknis.

Pengaruh variabel capacity tidak nyata dalam penyaluran kredit UMKM Agribisnis dikarenakan jika capacity atau dalam hal ini kemampuan debitur dalam mengelola usaha dinilai oleh pihak perbankan cukup bagus dan dianggap mampu mengelola usaha sehingga penyaluran kredit UMKM kepada debitur dikurangi porsi peminjamannya.

Penyaluran kredit UMKM tersebut dialihkan kepada calon – calon debitur yang dinilai masih perlu dibantu dengan tingkat kemampuan mengelola usaha yang masih rendah. Hal ini pun terkait dengan sikap pihak perbankan sendiri yang senantiasa melakukan tindakan preventif kepada setiap debitur yang hendak melakukan pinjaman kredit.

Kekhawatiran penyalahgunaan hasil pinjaman kepada bank yang tidak tepat guna itulah yang mendorong pihak perbankan untuk selalu berjaga – jaga dalam proses pengguliran kredit kepada debitur, khususnya kepada skala UMKM yang memiliki kecenderungan budaya konsumsi yang lebih konsumtif ketika telah menerima pinjaman kredit yang cukup besar nilainya.

3. Pengujian capital terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Upaya penilaian terhadap capital yang dilakukan pihak bank dapat diperoleh dengan menghitung jumlah dana atau modal yang dimiliki debitur yang tercermin dalam laporan keuangan, yaitu semakin besar modal yang dimiliki debitur maka semakin tinggi kesungguhan debitur dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,004 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk capital

adalah 3,468 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari α yaitu

0,004 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig < α), yang berarti bahwa variabel capital memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

Capital dalam penelitian ini berhubungan dengan modal usaha yang

dimiliki oleh debitur baik itu berupa harta bergerak maupun harta tidak bergerak yang ditujukan untuk usaha debitur tersebut. Semakin besar modal usaha yang dimiliki debitur, maka kredit pun dapat segera disalurkan oleh bank. Hal ini pun terkait dengan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur pada saat mengajukan pembiayaan pada bank yaitu modal usaha yang dimiliki debitur (self

financing) adalah minimal sebesar 35 % dari nilai kredit yang diajukan atau lebih dari itu.

4. Pengujian collateral terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Collateral adalah barang-barang yang diserahkan oleh debitur sebagai

agunan terhadap kredit (pinjaman) yang akan diterima. Bentuknya dapat berupa jaminan utama (first way out) berupa usahanya dan jaminan tambahan (second

way out) berupa jaminan kebendaan atau jaminan pihak ketiga. Umumnya nilai

jaminan minimal 120% dari total jaminannya. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari 2 (dua) segi yaitu segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dan segi yuridis yaitu apakah barang tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis sebagai agunan atau tidak.

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk collateral

adalah 4,017 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari α yaitu

0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig < α), yang berarti bahwa variabel collateral memiliki pengaruh nyata dan signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel collateral memang memiliki pengaruh yang nyata terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis dan dibutuhkan sebagai syarat dalam memenuhi penyaluran kredit tersebut.

Pengaruh variabel collateral memang memiliki pengaruh nyata, hal ini dikarenakan jaminan atau agunan tersebut hanya sebagai syarat penyaluran kredit. Begitupun dikarenakan kredit yang diteliti adalah kredit yang digulirkan

pada skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka nilai jaminan atau agunan yang terlalu tinggi dapat memberikan kecurigaan terhadap calon debitur tersebut. Secara rasional bila jaminan yang dimiliki oleh debitur cukup tinggi maka akan memberikan asumsi pantas atau tidaknya calon debitur tersebut masih menerima kredit dikarenakan calon debitur tersebut dianggap mampu.

5. Pengujian conditions terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Kondisi adalah situasi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinannnya dapat mempengaruhi kelancaran usaha debitur. Penilaian terhadap condition ini dapat dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi secara agregat dari kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan oleh debitur.

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,022 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk conditions

adalah 2,599 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu

0,022 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig > α), yang berarti bahwa variabel conditions memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

Hal ini dikarenakan semakin kondusif kondisi politik, semakin stabil iklim ekonomi, dan semakin baik kondisi sosial budaya, pertahanan serta keamanan yang mempengaruhi usaha debitur maka akan meningkatkan penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

6. Pengujian constrains terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis

Konstrain adalah batasan atau hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat di luar kriteria condition (kriteria ke- 5).

Berdasarkan hasil perhitungan olahan SPSS 15.0 pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai signifikansi 0,001 dalam tabel 6. Nilai t hitung untuk constrains

adalah 4,349 > t tabel = 1,792 atau tingkat signifikansinya lebih besar dari α yaitu

0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak H0 (t hitung > t tabel ;

sig < α), yang berarti bahwa variabel constrains memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap penyaluran kredit UMKM Agribisnis.

Hal ini terkait dengan pembatas – pembatas usaha yang ada dalam menjalankan usaha debitur tersebut. Semakin meningkatnya pembatas usaha maka akan semakin meningkatkan penyaluran kredit.

BAB VI

Dokumen terkait