• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu Klasifikasi Migran Non Permanen

INDUSTRI KECIL SEPATU

A. Kesesuaian Model

8. Dummy Jenis Migran (Dmig)

7.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu Klasifikasi Migran Non Permanen

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat diketahui dari 80 responden

pekerja migran industri kecil sepatu yang dijadikan contoh dalam penelitian

terdapat 41 responden pekerja migran yang melakukan migrasi non permanen di

parameter model produktivitas pekerja industri kecil sepatu dan matriks korelasi

antar peubah-peubah penjelas masing-masing disajikan pada Tabel 33 dan 34.

A. Kesesuaian Model

Hasil dugaan parameter model produktivitas pekerja migran non permanen

industri sepatu menunjukkan bahwa semua tanda parameter peubah bebas sesuai

dengan hipotesis yang diharapkan kecuali peubah pendidikan, jumlah tanggungan

keluarga dan dummy pendapatan diluar industri sepatu (lihat Tabel 33). Peubah

penjelas yang digunakan meliputi usia (USIA), pendidikan (PDK), pengalaman

kerja (PK), jumlah tanggungan keluarga (JTK), pendapatan dari industri sepatu

(PDPT), alokasi waktu kerja (AWK) dan dummy pendapatan diluar industri

sepatu. Sementara peubah endogennya adalah produktivitas pekerja migran non

permanen industri kecil sepatu.

Dari hasil regresi model produktivitas pekerja migran non permanen

industri kecil sepatu diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 95.89

persen, yang berarti bahwa 95.81 persen perubahan (naik/turun) tingkat

produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu dapat dijelaskan oleh

variasi peubah-peubah penjelas dalam model yaitu USIA, PDK, PK, JTK, PDPT,

AWK dan Dpdptl. Sedangkan sisanya sebesar 4.11 persen diterangkan oleh

faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Dengan menggunakan uji-F, diperoleh F-hitung sebesar 109.8952 dengan

nilai probability F-hitung sebesar 0.000000 yang nyata pada taraf nyata 5 persen

yang berarti secara bersama-sama semua peubah penjelas dalam model dapat

menjelaskan dengan baik perubahan (naik/turun) produktivitas pekerja migran

Tabel 33. Hasil Dugaan Parameter Dugaan Model Produktivitas Pekerja Migran Klasifikasi Migran Non Permanen

Variabel (pada saat penelitian)

Notasi Parameter Dugaan Prob Elastisitas Intersep Usia Pendidikan Pengalaman kerja

Jumlah tanggungan keluarga Pendapatan dari industri sepatu Alokasi waktu kerja

Dummy pendapatan diluar industri

USIA PDK PK JTK PDPT AWK Dpdptl -25.88489 0.206291 -0.144320 0.059792 -0.467772 0.000192 0.552457 -0.335083 0.0003 0.3827 0.6977 0.8087 0.4849 0.0000 0.0040 0.9220 0.09 -0.02 0.001 -0.01 0.90 0.44 R2 = 0.958867 R2 (adj) = 0.950141 F-hitung = 109.8952 Prof (F-hitung) = 0.000000

Keterangan: a berbeda nyata pada taraf uji α = 15 persen

Tabel 34. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Bebas (rij) pada Model Produktivitas Pekerja Industri Kecil Sepatu Klasifikasi Migran

Non Permanen

Peubah P USIA PDK PK JTK PDPT AWK

USIA 0.080 PDK 0.015 0.037 PK 0.189 0.482 0.020 JTK 0.091 0.591 0.000 0.175 PDPT 0.937 0.045 0.021 0.156 0.077 AWK 0.823 0.097 0.002 0.145 0.096 0.751 Dpdptl 0.029 0.021 0.003 0.032 0.000 0.025 0.020

Untuk mengetahui adanya multikolinieritas, maka dilakukan dengan cara

membandingkan koefisien determinasi R2 dengan koefisien korelasi sederhana

peubah-peubah bebas (rrj) yang dikuadratkan (Tabel 34). Dengan memperhatikan

matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari r2, sehingga dapat

dikatakan tidak ada masalah multikolinieritas yang serius. Berapa besar pengaruh

peubah-peubah penjelas terhadap produktivitas pekerja migran non permanen

1. Usia (USIA)

Usia tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas pekerja migran non

permanen industri sepatu. Sementara itu, parameter yang diduga bertanda positif

sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.09, artinya apabila terjadi

peningkatan usia sebesar satu persen maka akan meningkatkan produktivitas

pekerja migran non permanen industri sepatu sebesar 0.09 persen, cateris paribus.

Nilai elastisitas sebesar 0.09 ini menunjukkan bahwa peubah produktivitas pekerja

non migran permanen industri sepatu tidak responsif (inelastis) terhadap

perubahan pendapatan.

2. Pendidikan (PDK)

Pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas pekerja migran

non permanen industri sepatu. Sementara itu parameter dugaan bertanda negatif

yang tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

Selanjutnya berdasarkan Tabel 34 terlihat bahwa parameter dugaan pada

peubah pendidikan bernilai -0.14, maksudnya adalah jika terjadi peningkatan

pendidikan sebesar satu tahun akan menurunkan produktivitas pekerja migran non

permanen sebesar 0.14 pasang per minggu.

3. Pengalaman Kerja (PK)

Pengalaman kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas pekerja

migran non permanen industri sepatu. Sementara itu parameter dugaan bertanda

positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.001, artinya apabila terjadi peningkatan pengalaman kerja sebesar satu persen maka akan meningkatkan

produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu sebesar 0.001 persen,

cateris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.001 ini menunjukkan bahwa peubah

produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu tidak responsif

(inelastis) terhadap perubahan pengalaman kerja.

4. Jumlah Tanggungan Keluarga (JTK)

Jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas pekerja migran permanen industri sepatu. Sementara itu, parameter

dugaan bertanda negatif yang tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

Selanjutnya berdasarkan Tabel 34 terlihat bahwa parameter dugaan pada peubah jumlah tanggungan keluarga bernilai -0.47, maksudnya adalah jika terjadi

peningkatan jumlah tanggungan keluarga sebanyak satu orang akan menurunkan

produktivitas pekerja migran non permanen sebesar 0.47 pasang per minggu.

5. Pendapatan dari Industri Sepatu (PDPT)

Pendapatan dari industri sepatu berpengaruh nyata pada taraf 15 persen

terhadap produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu. Sementara

itu, parameter yang diduga bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang

diharapkan. Hal ini berarti semakin tinggi pendapatan yang diperoleh pekerja dari

industri sepatu maka akan semakin tinggi pula produktivitas pekerja migran non

permanen industri kecil sepatu.

Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.9, artinya apabila terjadi

peningkatan pendapatan sebesar satu persen maka akan meningkatkan

produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu sebesar 0.9 persen,

produktivitas pekerja migran permanen industri sepatu tidak responsif (inelastis)

terhadap perubahan pendapatan.

5. Alokasi Waktu Kerja

Alokasi waktu kerja berpengaruh nyata pada taraf 15 persen terhadap produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu. Sementara itu,

parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Hal

ini berarti semakin banyak jam kerja yang dicurahkan pekerja pada industri sepatu

maka akan semakin tinggi pula produktivitas pekerja migran non permanen

industri kecil sepatu.

Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 0.44, artinya apabila terjadi

peningkatan alokasi waktu kerja sebesar satu persen maka akan meningkatkan

produktivitas pekerja migran non permanen industri kecil sepatu sebesar 0.44

persen, cateris paribus. Nilai elastisitas sebesar 0.44 ini menunjukkan bahwa

peubah produktivitas pekerja migran non permanen industri kecil sepatu tidak

responsif (inelastis) terhadap perubahan alokasi waktu kerja.

7. Dummy Pendapatan Diluar Industri Sepatu (Dpdptl)

Dummy pendapatan diluar industri sepatu berpengaruh nyata terhadap produktivitas pekerja migran non permanen industri sepatu. Sementara itu,

parameter dugaan bertanda negatif yang tidak sesuai dengan hipotesis yang

diharapkan.

Selanjutnya berdasarkan Tabel 34 terlihat bahwa parameter dugaan pada

peubah dummy pendapatan diluar industri sepatu bernilai -0.33. Hal ini berarti

pada pekerja migran non permanen yang mempunyai pendapatan diluar industri

pekerja migran non permanen yang tidak mempunyai pendapatan diluar industri

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Pekerja migran permanen dan migran non permanen industri kecil sepatu

sebagian besar berada pada usia produktif, namun usia pekerja migran

permanen lebih tinggi daripada pekerja migran non permanen. Pekerja migran

permanen memiliki pendidikan lebih tinggi daripada pekerja migran non

permanen, dimana pekerja migran permanen menempuh pendidikan sampai

tingkat SMA sedangkan migran non permanen tidak sampai tamat SMP.

Pengalaman kerja migran permanen di industri sepatu lebih tinggi daripada

pekerja migran non permanen. Jumlah tanggungan keluarga pekerja migran

permanen lebih banyak daripada migran non permanen. Ketika memutuskan

jenis migrasi, usia pekerja migran permanen lebih tinggi daripada pekerja

migran non permanen, pengalaman kerja migran permanen lebih tinggi

daripada pekerja migran non permanen dan pekerja migran permanen

memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih banyak daripada migran non

permanen.

2. Alokasi waktu kerja migran permanen di industri sepatu lebih tinggi daripada

pekerja migran non permanen. Rata-rata alokasi waktu kerja pada industri

kecil sepatu telah melebihi jam kerja normal (7 jam per hari). Pendapatan

pekerja migran permanen lebih tinggi dan migran non permanen, dimana

pendapatan rata-rata diatas upah minimum yang ditetapkan Provinsi DKI

Jakarta.

3. Keputusan pekerja ketika memilih jenis migrasi dipengaruhi oleh usia,

pendidikan dan daya tarik fasilitas perkotaan.

4. Untuk pekerja migran permanen, semua variabel yang diduga tidak

mempengaruhi pekerja ketika memutuskan jenis migrasi. Namun ketika

memutuskan jenis migrasi, pekerja migran non permanen industri kecil sepatu

dipengaruhi oleh usia dan jumlah tanggungan keluarga.

5. Produktivitas pekerja migran industri kecil sepatu dipengaruhi oleh

pengalaman kerja, pendapatan dari industri kecil sepatu, alokasi waktu kerja

dan jenis migran. Produktivitas pekerja migran industri kecil sepatu tidak

responsif terhadap perubahan peubah pendidikan, pengalaman kerja, jumlah

tanggungan keluarga dan alokasi waktu kerja tetapi responsif terhadap

pendapatan dari industri kecil sepatu.

6. Produktivitas pekerja migran permanen industri kecil sepatu dipengaruhi oleh

pendidikan, pengalaman kerja, pendapatan dari industri kecil sepatu dan

pendapatan diluar industri sepatu, sedangkan produktivitas pekerja migran non

permanen industri kecil sepatu dipengaruhi oleh pendapatan dari industri kecil

sepatu dan alokasi waktu kerja. Produktivitas pekerja migran permanen

industri kecil sepatu tidak responsif terhadap perubahan peubah pendidikan,

pengalaman kerja dan jumlah tanggungan keluarga tetapi responsif terhadap

pendapatan dari industri sepatu, sedangkan produktivitas pekerja migran non

usia, pengalaman kerja, pendapatan dari industri sepatu dan alokasi waktu

kerja.

8.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian dan untuk

penelitian lanjutan adalah sebagai berikut: