• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2.4. Produktivitas Tenaga Kerja

2.4.1. Pengertian Produktivitas

Dewan Produktivitas Nasional merumuskan pengertian produktivitas yaitu

suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan

hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara

umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang

dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (Ravianto, 1986).

Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan

efekivitas sumberdaya yang digunakan selama produksi berlangsung dengan

membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap atau seluruh sumber-

sumber masukan yang digunakan. Efisiensi adalah penghematan penggunaan

sumber-sumber dalam kegiatan produksi atau organisasi. Efisiensi lebih terpusat

pada penggunaan masukan dalam proses produksi, oleh karena itu dikembangkan

alat ukur seperti “Cost-effectiveness”, yaitu dengan hanya melihat pada perbandingan faktor biaya. Efektivitas lebih tertuju pada pencapaian keluaran atau

target. Hasil kegiatan dengan menggunakan sumber-sumber tersebut harus

sebanyak mungkin dengan mutu sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa

pekerjaan telah dilakukan dengan efektivitas yang tinggi. Gabungan antara

efisiensi dan efektivitas membentuk pengertian produktivitas sebagai berikut

Efektivitas Pelaksanaan Tugas

Produktivitas = ...(1) Efisiensi Penggunaan Sumber-sumber

Masukan ke Proses

Efektivitas Menghasilkan Keluaran

Produktivitas = ...(2) Efisiensi Penggunaan Sumber-sumber Masukan

Pada dasarnya konsep produktivitas terbagi ke dalam dua tingkatan, yaitu

makro dan mikro. Konsep produktivitas di tingkat makro bertujuan dalam

pembangunan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat, sedangkan konsep

produktivitas di tingkat mikro mencakup produktivitas tingkat modal, produksi,

organisasi, penjualan dan produk yang bertujuan menghasilkan suatu

perkembangan atau pertumbuhan melalui kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan laba (Sinungan, 1987).

Lingkup pengukuran produktivitas menurut Reksasudharma (1989) dalam

Tresnowati (2004) dibedakan atas empat tingkat yaitu :

1. Lingkup nasional atau tingkat ekonomi makro.

Dalam lingkup ini, faktor tenaga kerja, modal, sumberdaya alam, manajemen

dan input lainnya diperhitungkan dalam menghasilkan output untuk negara

secara keseluruhan.

2. Lingkup atau tingkat sektoral.

Lingkup ini hanya memperhitungkan faktor-faktor yang berkaitan dengan

suatu sektor misalnya sektor pertanian, industri dan jasa.

Dalam tingkat ini banyak kemungkinan untuk memperhitungkan hubungan

timbal balik antara faktor-faktor yang diukur sehingga dapat diperbandingkan

dengan badan usaha atau organisasi yang lain.

4. Lingkup pekerjaan perorangan atau tingkat parsial.

Perhitungan untuk tingkat ini dipengaruhi oleh lingkup pekerjaan dan

ketersediaan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengukuran harus

menjangkau faktor motivasi kerja, walaupun sulit dalam pelaksanaannya.

Pengukuran produktivitas dianggap penting karena produktivitas berkaitan

erat dengan laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat

menciptakan dan memeratakan kesempatan kerja, yang berarti akan

menambah tingkat pendapatan masyarakat yang selanjutnya akan

meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

Ditinjau dari sisi masukannya produktivitas dapat dibedakan atas dua

jenis, yaitu produktivitas parsial dan produktivitas total (Manulang, 1990):

a. Produktivitas parsial

Merupakan rasio dari total output dengan salah satu jenis input.

Produktivitas Parsial n I O = ...(3) dimana : In = Input ke-n

P (O,In) = Produktivitas dari input ke-n

b. Produktivitas total

Merupakan hasil dari total output dengan kumpulan seluruh input yang

menjadi alat diagnostik yang berharga untuk tingkat perusahaan atau unit

operasi, misalnya untuk melihat kontribusi dari faktor modal, tenaga kerja

dan input lainnya pada pertambahan hasil atau pertumbuhan produktivitas.

Produktivitas Total I Total O Total = ………...……...…...(4) dimana : O = Output I = Input

Sampai saat ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur

produktivitas. Hal ini disebabkan karena biaya yang dikorbankan untuk tenaga

kerja sebagai bagian dari biaya terbesar untuk pengadaan produk atau jasa dan

karena masukan pada sumberdaya manusia lebih mudah dihitung daripada

masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1986).

2.4.2. Produktivitas Tenaga Kerja

Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja

mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran

serta tenaga kerja per satuan waktu. Menurut Ravianto (1985), produktivitas

tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan oleh seorang tenaga kerja untuk

menghasilkan produk. Sumberdaya manusia (tenaga kerja) memegang peranan

utama dalam peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi adalah

hasil karya manusia, disamping faktor produksi lain yang digunakan seperti

modal, lahan dan teknologi, sehingga pengukuran tenaga kerja perlu dilakukan

Sinungan (1987) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja merupakan

hal yang sangat menarik karena mengukur hasil kerja manusia dengan segala

masalahnya. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan

fisik perorangan atau per orang per jam kerja diterima secara luas, namun dari

sudut pandang atau pengawasan harian, pengukuran tersebut pada umumnya

tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu digunakan metode

pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun), pengeluaran diubah ke

dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat

dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut

pelaksanaan standar.

Ravianto (1986) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah

jumlah produk atau nilai uang (nilai tambah) terhadap jumlah tenaga kerja yang

digunakan dalam memproduksi suatu produk. Bila jumlah produk dibandingkan

terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan, maka ukuran tersebut dinamakan

physical labor productivity. Jika yang dibandingkan adalh nilai tambah produk terhadap jumlah penggunaan tenaga kerja, maka dinamakan value added (labor) productivity. Bila ingin mengukur hubungan antara pertumbuhan daya produksi dengan tingkat harga atau antara produktivitas tenaga kerja dengan tingkat upah,

maka akan lebih baik bila digunakan physical productivity index.Rumus dasar yang banyak digunakan dalam pengukuran physical labor productivity adalah sebagai berikut :

Keluaran Jumlah keluaran (dalam ton, unit, area, dll)