• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Di DSP unit Citeureup

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Di DSP unit Citeureup

Nasabah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang bergerak dalam sektor Agribisnis di DSP unit Citeureup selama periode Januari sampai dengan Desember 2010. Karakteristik dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit di Dsp unit Citeureup. Karakterstik yang dilihat di penelitian ini adalah merupakan karakteristik individu, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit.

Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kredit di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup dapat dimodelkan kedalam suatu fungsi permintaan. Dalam penelitian ini terdapat delapan faktor yang diduga mempengaruhi realisasi kredit di Dsp, yaitu umur nasabah (X1), tingkat pendidikan (dummy) (X2), Jumlah tanggungan keluarga (X3), lama usaha (X4), Pengalaman kredit (dummy) (X5), Jenis usaha (dummy) (X6), Pendapatan usaha (X7), dan jaminan (X8).

Adapun karakter yang nasabah yang dilihat oleh pihak bank untuk direalisasikan pinjamannya natara lain yaitu :

a. Umur Nasabah

Proses realisasi kredit di DSP unit Citeureup memperhatikan banyak faktor, salah satunya adalah faktor umur nasabah. Kebijakan tersebut dituangkan di dalam aplikasi pengajuan kredit yang setiap calon nasabah wajib menginformasikan umur yang sesuai dengan foto copy KTP dan keadaan yang

sebenar-benarnya. Umur nasabah adalah usia sejak lahir hingga proses pengajuan pinjaman yang terdata dalam form pengajuan pinjaman (aplikasi kredit). Diduga usia nasabah yang tergolong produktif akan mendapatkan nilai realisasi yang lebih besar, usia nasabah yang tergolong masih sangat muda diduga masih belum matang dalam mengelola usaha, sedangkan usia yang terlalu tua dianggap sudah tidak produktif lagi. Rata-rata umur nasabah yang terdapat di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata Realisasi Kredit di DSP menurut Umur Nasabah (2010)

No. Umur Nasabah (Tahun) Jumlah Nasabah (orang)

1. ≤ 30 5

2. 31 - 40 10

3. 41 - 50 12

4. 51 - 60 3

Jumlah 30

Dilihat dari banyaknya populasi yang ada sebagian besar nasabah DSP unit Citeureup kisaran dibawah usia 50 tahun, hal ini menunjukan bahwa nasabah yang direalisasikan kreditnya berada pada usia yang produktif, yang diharapkan mampu mengembangkan usahanya dengan baik, dan memiliki tingkat kematangan dalam kemampuan berfikir dalam menjalankan usahanya. DSP lebih memperhitungkan dalam segi umur batas maksimal jangka waktu kredit sampai dengan kredit lunas adalah usia 60 tahun, hal ini dikarenakan setiap nasabah yang sudah terealisasi pinjamannya akan diberikan asuransi kematian.

Umur nasabah dapat mempengaruhi keberanian pengusaha untuk mengambil keputusan secara rasional, karena peningkatan usia pada umumnya akan meningkatkan kemampuan kematangan berfikir untuk memanfaatkan kredit yang didapat.

b. Tingkat Pendidikan Nasabah

Tingkat pendidikan calon nasabah menjadi faktor yang juga diperhatikan oleh DSP unit Citeureup di dalam proses realisasi kredit. Hal tersebut terlihat di

dalam aplikasi pengajuan kredit yang mewajibkan setiap calon nasabah menginformasikan riwayat pendidikan terakhir mereka (lampiran 2). Realisasi kredit menurut tingkat pendidikan nasabah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Realisasi Kredit menurut Tingkat Pendidikan (2010)

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Nasabah (orang)

1. SD 7

2. SLTP 10

3. SLTA 13

Jumlah 30

Tabel 4 menunjukan tingkat pendidikan nasabah, proporsi terbesar penerima realisasi kredit di DSP unit Citeureup adalah dengan latar belakang terbesar mengenyam pendidikan sampai dengan pendidikan SLTA berjumlah 13 orang. Tingkat pendidikan menggambarkan berapa lama orang mengenyam pendidikan. Hal ini berpengaruh terhadap daya pikir dan pemahaman nasabah dalam menjalankan kewajibannya membayar pinjaman bank. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kredit tingkat pendidikan nasabah diharapkan mampu mengelola usahanya dengan baik, sehingga dapat berkembang dan berkorelasi positif terhadp pengembalian kreditnya. Pada kenyataanya untuk nasabah DSP baik yang tingkat pendidikannya terendah SD maupun tertinggi SLTA mendapat realsasi pinjaman. Apabila terdapat nasabah yang mengalami keterlambatan disebabkan faktor lainnya misalnya usaha yang menurun atau karakter nasabah yang tidak memiliki keinginan untuk membayar angsuran (bad karakter).

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu penentu besarnya realisasi kredit di DSP. Dalam hal ini penting sekali calon nasabah wajib untuk memberikan informasi yang sebenarnya mengenai berapa jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh calon nasabah yang tertulis dalam Form pengajuan pinjaman (Lampran 2). Kebenaran yang tercantum dalam FAP akan di cek kembali di lapangan yang dilakukan dengan survey terhadap tempat usaha

nasabah dan orang-orang yang tinggalnya dekat dengan calon nasabah. Rata-rata jumlah tanggungan nasabah di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Realisasi Kredit di DSP menurut Jumlah Tanggungan Keluarga (2010)

No. Jumlah Tanggungan Keluarga (orang) Jumlah Nasabah (orang)

1. 1 0 2. 2 3 3. 3 5 4. 4 15 5. 5 7 Total 30

Pada tabel 5 terdapat jumlah nasabah terbanyak rata-rata memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang. Dimana nasabah yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak terdiri dari 15 orang sehingga dalam hal ini tidak sesuai dengan prediksi bahwa dengan jumlah tanggungan yang banyak maka akan mempengaruhi jumlah realisasi kredit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi realisasi kredit

d. Lama Usaha

Salah satu syarat untuk dapat memperoleh realisasi kredit adalah minimal lama usaha telah berjalan dua tahun. Persyaratan tersebut ditetapkan untuk melihat karakteristik usaha dari setiap calon nasabah. Setiap calon nasabah wajib mencantumkan lama usaha dengan jujur dan benar karena nantinya akan di rurvey ke lapangan. Lama usaha di DSP unit Citeureup cukup diperhitungkan dan dianggap penting, sehingga apabila terdapat calon nasabah yang mengajukan pinjaman ke DSP memiliki usaha kurang dari dua tahun maka tidak akan disetujui , dalam hal ini DSP konsisten dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.

Tabel 6. Rata-rata realiasi Kredit di DSP Unit Citeureup menurut Lama Usaha (2010)

No. Lama Usaha (Tahun) Jumlah Nasabah (orang)

1. < 2 0

2. ≥2 6

3. 5–10 13

4. ≥ 11 11

Jumlah 30

Berdasarkan tabel 6 menunjukan lama usaha yang telah dijalankan oleh nasabah DSP unit Citeureup, yakni berkisar pada kelompok lama usaha antara 2 sampai dengan 15 tahun, dengan nasabah jumlah terbanyak berada pada lama usaha 5 – 10 tahun sebanyak 13 orang dari total keseluruhan. Dalam hal ini lama usaha minimal 2 tahun terdapat dalam prosedur kebijakan kredit di DSP unit Citeureup.DSP unit Citeureup memperhatikan faktor lama usaha sebagai faktor yang berpengaruh terhadap besarnya realisasi kredit yang disalurkan. Semakin lama usaha nasabah berjalan maka dapat diketahui perkembangan usaha yang sedang dikelola.

e. Jenis usaha

Sektor usaha merupakan salah satu kriteria dari karakteristik usaha yang terpenting, karena dengan mengetahui usaha yang dijalankan maka pihak bank dapat mengetahui kisaran pendapatan yang didapat oleh nasabah, sehingga mampu menilai calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar pinjaman yang telah direalisasikan. Usaha yang dilakukan oleh nasabah DSP unit Cteureup sangat beragam. Dalam hal ini penulis membahas nasabah yang bergerak dalam sektor agribisis. Sektor agribinis di sini meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengusahaan tumbuhan (komoditas pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan), baik dari sub sistem hulu sampai dengan ke hilir.

Nasabah agribisnis DSP unit Citeureup antara lain adalah pedagang sayuran, pedagang daging, pedagang ikan, pedagang buah-buahan, pedagang dan industri tahu dan tempe, peternakan dan pemotongan ayam maupun sapi pedagang kelapa, pedagang bumbu atau rempah-rempah.

Jenis usaha yang dilarang di DSP unit Citeureup adalah yang memiliki usaha di dalam bidang prostitusi, tempat karoke, dan tempat usaha yang berkaitan dengn hiburan malam, hal ini dikarenakan usaha yang berkaitan dengan dunia hiburan biasanya high risk/ beresiko besar. DSP unit Citeureup memiliki target utama dalam merealisasikan pinjamannnya yaitu berorientasi terhadap nasabah yang berada di wilayah pasar dan sekitarnya sehingga rata-rata nasabah DSP unit citeureup memiliki jenis usaha para pedagang di pasar maupun home industry di wilayah sekitar pasar. Jenis usaha yang dibiayai oleh DSP yang bergerak dalam sektor agribisnis dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata jenis Usaha Yang Bergerak dalam sektor Agribisnis di DSP unit Citeureup

No Jenis Usaha Jumlah Nasabah (orang)

1. Pedagang Sayuran 6

2. Pedagang Daging Ayam 5

3. Pedagang Kelapa 2

4. Ternak Sapi dan Jagal 2

5. Pedagang Bumbu 3

6 Industri Tahu dan Tempe 6

7 Pedagang Ikan Basah 1

8 Pedagang buah-buahan 2

9. Pedagang Sapi 3

Jumlah 30

Dalam dunia usaha jenis usaha memiliki tingat resiko berbeda-beda yang akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menghasilkan keuntungan. Usaha yang bergerak di dalam sekktor agribisnis diduga memiliki resiko yang besar. Secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa jenis usaha berpengaruh terhadap realisasi kredit..

f. Pengalaman Kredit

Pengalaman kredit merupakan faktor yang diperhatikan oleh DSP unit Citeureup dalam proses realisasi kredit. Dari pengalaman kredit yang dimiliki oleh seseorang maka akan terlihat karakter seorang calon nasabah tersbut, apakah calon

nasabah memiliki karakter yang positif atau sebaliknya. Pengalaman kredit ini dapat dilihat sejarah melakukan pembayaran di bank lainnya ataupun dengan lembaga keuangan lainnya. Dalam merealiaskan kreditnya DSP biasanya menjadikan pengalaman usaha sebagai referensi perealisasian pinjaman. Pengalaman kredit merupakan karakter yang berhubungan dengan prinsip 5C yang dijadikan pedoman dalam proses realisasi kredit. Rata-rata nasabah di DSP berdasarkan pengalaman kredit dapat dilihaat pada tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata Realisasi Kredit di DSP unit Citeureup berdasarkan Pengalaman Kredit (2010)

No. Pengalaman Kredit Jumlah Nasabah (orang)

1. Memiliki Pengalaman 22

2. Tidak Memiliki Pengalaman 8

Jumlah 30

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah yang terealisasi pinjamannya memiliki pengalaman kredit di bank lain maupun di bank DSP unit Citeureup, dengan jumlah nasabah sebesar 22 orang memiliki pengalaman kredit. Dengan demikian dapat dilihat bahwa DSP unit Citeureup sangat memperhatikan variabel pengalaman kredit untuk mengetahui karakter dari calon nasabah. Dengan mengetahui pengalaman nasabah maka dapat dengan mudah mengetahui sejarah pembayaran atau kemampuan dalam mengelola keuangan calon nasabah.

g. Pendapatan Usaha

Jumlah pendapatan usaha per bulan merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses realisasi kredit. Jumlah pendapatan yang diperoleh dari setiap nasabah dapat menunjukan kapasitas daripada nasabah tersebut untuk dapat melakukan pembayaran angsuran kredit. Semakin tinggi pendapatan nasabah maka semakin besar peluang untuk membayar pinjaman dengan lancar. Jumlah pendapatan nasabah di DSP unit Citeureup pada umumnya beragam. Pendapatan rata-rata nasabah di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Realisasi Kredit di DSP unit Citeureup Menurut Pendapatan usaha per bulan (2010)

No. Besar Pendapatan Per Bulan Jumlah Nasabah (orang)

1. 6.000.000 – 10.000.000 2 2. 10.000.000 – 14.000.000 4 3. 14.000.000 – 18.000.000 7 4. 18.000.000 – 22 .000.000 11 5. 22.000.000 - 26.000.000 2 6. ≥ 26.000.000 4 Jumlah 30

Pendapatan usaha bersih per bulan merupakan jumlah dana yang memungkinkan untuk dialokasikan nasabah dalam membayar angsuran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagai kewajibannya. Pendapatan rata-rata per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin tinggi tingkat penghasilan maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan pihak bank dalam merealisasikan kredit kepada nasabah.

h. Jaminan

Jaminan merupakan suatu hal penting yang disertakan nasabah ketika melakukan pinjaman ke bank. Nasabah wajib menyertakan anggunan minimal 80 persen dari nilai jaminan. Semakin besar nilai jaminan maka akan semakin besar nilai kredit yang direalisasikan.. Rata-rata nilai jaminan yang terdapat di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Rata-Rata Realisasi Kredit Di DSP unit Citeureup Menurut Nilai Jumlah Anggunan (2010).

No. Jumlah Anggunan Jumlah Nasabah (orang)

1. ≤ 25.000.000 6

2. 25.000.000 – 50.000.000 9

3. 50.000.000–100.000.000 13

4. ≥ 100.000.000 2

DSP Citeureup menggunakan jaminan berupa sertifikat tanah, akte jual beli maupun surat kendaraan bermotor minimal tiga tahun terakhir. Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nasabah DSP unit Citeureup rata rata memiliki nilai anggunan tidak lebih dari seratus juta rupiah. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kredit maka dapat diketahui sebagian nasabah agribisnis di Citeureup tidak memiliki jaminan yang cukup tinggi untuk mengajukan pinjaman yang lebih besar, namun dalam hal ini DSP unit Citeureup memperhatikan kebutuhan para pedagang kecil umumnya yang berada dalam wilayah pasar. Penyertaan anggunan bertujuan sebagai alat pengaman apabila nantinya terjadi suatu kredit macet. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa realisasi kredit di DSP unit Citeureup dipengaruhi oleh beberapa karakteristik diantaranya yaitu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pendugaan dan Pengujian Model Linier Berganda Realisasi Kredit Di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor.

Model/ Variabel Koefisien Regresi

T-Hit P-Vaue

(Constanta) 41037 2.22 0.029

X1= Umur nasabah (Tahun) -1149.4 -1,15 0.244 X2= Tingkat Pendidikan (dummy) 2632 -0,48 0.641 X3= Jumlah tanggungan keluarga

(orang)

0.3534* 1.38 0.016

X4= Pengalaman Kredit 0.2152* 2.28 0.013 X5= Lama usaha (Tahun) 0.3786* 3.13 0.003

X6= Jenis usaha (dummy) 5734 0.99 0,325

X7= Pendapatan usaha (rupiah) 0.6202** 5.31 0.000

X8= Jaminan (rupiah) 0.9262** 6.89 0,000

Model df Sum of Squares Mean Square F Sig.

1 Regression 8 2.95E+9 1.98E+8 30,70 0.000

Residual 46 4.218E+8 9.17E+6

Total 54 2.37E+8

Keterangan : ** Sangat signifikan pada taraf nyata 5% * berpengaruh nyata pada taraf 5%

Berdasarkan hasil pengujian model regresi linier berganda pada Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa dengan melihat hasil dari uji F dan uji t, yang pada dasarnya digunakan untuk mengetahui apakah peubah bebas mempengaruhi realisasi kredit di Dsp dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup.

Pada uji t memperoleh (alpha) = diperoleh hasil P-value sebesar 0,000, artinya nilai P-value lebih kecil dari nilai taraf nyata = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa dari keseluruhan peubah bebas mempengaruhi secara nyata perealisasian pinjaman di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup.

Pengujian terhadapsignifikasi masing-masing fariabelindependent secara individu dilakukan dengan uji T, sehingga diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam adalah lama usaha, pendapatan rata-rata perbulan, jumlah tanggungan keluarga, dan nilai jaminan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa semua variabel diduga berpengaruh nyata terhadap besarnya realisasi kredit yang diterima oleh nasabah. Sedangkan variabel lainnya seperti usia, dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependent atau variabel tak bebas adalah jumlah pinjaman atau plafond yang direalisasikan oleh pihak Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Pihak Bank dalam merealisasikan pinjaman kepada nasabahnya ditentukan berdasarkan kebijakan bank dimana besanya plafond pinjaman maksimum sebesar Rp. 500.000.000. Rata-rata nasabah yang direalisasikan di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup sangat beragam, dimana pinjaman yang terkecil adalah Rp. 5.000.000,-

a. Umur Nasabah

Dari hasil analisis model regresi linear, koefisien variabel umur nasabah menunjukan nilai negatif yang artinya variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap besarnya realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Semakin bertambahnya umur nasabah maka realisasi kredit akan semakin berkurang. Pada umumnya yang mengajukan kredit adalah pemilik usaha dari usaha itu sendiri. Dalam hasil analisis regresi linear berganda variabel umur nasabah tidak berpengaruh

signifikan terhadap realisasi kredit, dimana nilaip-valuesebesar 0,244 lebih besar dari tahap nyata (α = 5 persen). Hal ini dikarenakan bahwa berapapun usia nasabah maka tidak akan mempengaruhi besarnya realisasi kredit. Dalam hal ini dikarenakan setiap yang mengajukan kredit apabila umurnya masih berada dalam batasan prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank Danamon Simpan pinjam akan tetap direalisasikan pinjamannya. Dalam pengajuan kredit minimal umur nasabah lebih dari 17 tahun apabila sudah menikah, 22 tahun apabila belum menikah, dan batas maksimal umur 60 tahun sampai dengan masa kredit berakhir.

b. Tingkat Pendidikan

Dari hasil regresi linier dengan koefisien variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif 2632 terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Akan tetapi variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap realisasi kredit dimana nilai p-value hasil analisis lebih besar dari taraf nyata lima persen. tingkat pendidikan memang diperhatikan oleh pihak bank dalam perealisasian kredit, akan tetapi tidak dijadikan sebagai dapat atau tidaknya realisasi kredit nasabah terutama dalam hal nilai realisasi kredit. Hal ini dikarenakan rata–rata nasabah DSP terutama yang bergerak dalam sektor agribisnis mengenyam jenjang hanya sampai dengan SLTP dan SMU. Hasil ini berbeda dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Hutagaol, 2009 dimana tingkat pendidikan berpengaruh positf terhadap realisasi kredit. Dari hasil analisis sebelumnya diperoleh bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin disiplin dan mengetahui tentang realisasi kredit dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya.

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat kepercayaan bank terhadap calon nasabahnya. Dalam hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya realisasi kredit karena terkait dengan kemampuannya dalam mengembalikan kredit. Asumsinya semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar pengeluaran nasabah untuk kebutuhan hidupnya. Koefisien variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 0.3534, dimana semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin kecil realisasi kredit yang akan diberikan. Akan tetapi variabel jumlah tanggungan keluarga ini tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat realisasi kredt di DSP, dimana nilai p-

value lebih besar dari tahap nyata. Hal ini dikarenakan di DSP unit Citeureup selain melihat tanggungan keluarga juga dilihat pendapatan nasabah perbulannya sehingga apabila jumlah tanggungan keluarga besar tetapi masih mencukupi dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari dan dapat membayar pinjaman maka akan tetap terealisasi pinjamannnya dan tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pinjaman yang diberikan.

d. Pengalaman Kredit

Dari hasil regresi linear diperoleh koefisien variabel pengalaman kredit yang bernilai positif yang artinya bahwa variabel pengalaman kredit berpengaruh terhadap realisasi kredit. Variabel pengalaman kredit juga berpengaruh signifikan terhadap besarnya realisasi tersebut, karena nilai p-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Dalam hal ini pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap besarnya realisasi kredit di DSP. Hal ini karena dengan adanya pengalaman kredit yang dimiliki oleh nasabah akan meningkatkan kepercayaan bank sebagai pemberi kredit, pertimbangan lainnya pengalaman kredit ini dapat mengindikasikan nasabah tersebut telah memiliki riwayat pembayaran di bank lainnya dan dapat mengetahui pola pembayaran nasabah tersebut dalam membayar angsuran.

e. Lama Usaha

Dari hasil analisis regresi linear berganda dapat diperoleh nilai koefisien positif untuk variabel lama usaha. Nilai variabel lama usaha adalah 3786, hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian dimana semakin lama usaha nasabah berjalan maka akan akan semakin besar kredit yang akan direalisasikan. Dari hasil analisis juga menunjukan berpengaruh signifikan terhadap besarnya kredit di DSP unit Citeureup. Dimana p-value lebih kecil dari taraf nyata yaitu sebesar 0.003 (tabel 11). Dari hasil kedua analisis dapat disimpulkan bahwa variabel lama usaha berjalan memberikan penaruh yang positif dan signifikan terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Hal ini diakenakan dengan minimal lama usaha dua tahun maka dapat dilihat tingkat kematangan dalam mengelola usahanya dan apabila semakin lama usaha yang telah dijalankan maka akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit nantinya.

f. Jenis Usaha

Berdasarkan hasil regresi linear berganda diketahui koefisien variabel jenis usaha adalah positif 5734, yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaryh positif terhadap realisasi kredit di DSP. Akan tetapi karena variabel dummy jenis usaha tidak berpengaruh nyata pada realisasi kredit maka usaha agribisnis maupun usaha non agribisnis tidak akan berpengaruh nyata terhadap peningkatan atau penurunan realisasi kredit. Dalam analisis ini apapun usaha jenis nasabah apabila dinilai telah layak dan sesuai dengan prinsip 5C (caracter, capasity, capital,collateral,dan condition of economic) maka realisasi kreditnya akan disesuaikan dengan kemampuan membayarnya. Dari hasil wawancara dengan bagian Credit Officer usaha yang dilarang dan tidak diperbolehkan untuk diberi pinjaman adalah usaha prostitusi dan yang sejenisnya.

g. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha merupakan variabel yang paling penting mempengruhi besarnya kredit yang direalisasikan. Pendapatan usaha perbulan adalah jumlah keseluruhan yang telah dicapai oleh suatu usaha. Pendapatan usaha per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit.

Dari hasil analisis regresi linear berganda, variabel pendapatan usaha berpengaruh signifikan dan nyata terhadap realisasi kredit, dimana p-value lebih besar dari tahap nyata. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel pendapatan usaha berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Hal ini dikarenakan dengan semakin besar pendapatan nasabah maka semakin besar kredit yang direalisasikan, pihak bank melakukan hal ini dikarenakan dengan pendapatan yang semakin besar maka nasabah dianggap mampu untuk membayar pinjaman.

h. Jaminan

Dari hasil analisis regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien variabel anggunan adalah positif, yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaruh positif teilihat dari p-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa dengan semakin besarnya nilai jaminan akan meningkat terhadap realisasi yang diberikan oleh DSP unit Citeureup. Variabel jaminan juga berpengaruh yang cukup signifikan terhadap besarnya realisasi

kredit hal ini karena dengan semakin tinggi nilai jaminan maka rasa kepercayaan bank semakin tinggi terhadap nasabah dan jaminan yang disimpan bernilai tinggi. Anggunan atau jaminan merupakan tambahan yang disertakan para pengusaha ketika malakukan pinjaman. Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon nasabah adalah memiliki jumlah anggunan minimal 80 persen dari total kredit yang direalisasikan.

VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait