• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.4 Realisasi Kredit dengan Prinsip 5C

Realisasi kredit dinyatakan dalam jumlah rupiah. Terdapat banyak faktor yang menentukan realisasi kredit. Dalam realisasi kredit dapat saja melebihi nilai dari pengajuan kredit sebelumnya, jika dimungkinkan nasabah tersebut mampu untuk melakukan pembayaran maupun pelunasan kredit. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kapasitas dari calon nasabah tersebut. Pihak perbankan dalam melaksanakan kegiatan perealisasian kredit terlebih dahulu melakukan penilaian dan analisa terhadap calon nasabah.

Menurut Kasmir (2003), penilaian dalam pemberian kredit kepada calon nasabah dilakukan dengan penerapan prinsip 5C atauFive Cs of Credits, yakni :

a) Character(Watak/ kepribadian)

Merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon nasabah dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti, cara hidup, gaya hidup yang dianutnya, keadaan sosial, jiwa, watak yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemauan membayar dari nasabah. Manfaat penilaian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang nasabah.

b) Capacity(Kemampuan membayar)

Analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya”

dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering juga disebut dengan namaCapability.

c) Capital(Modal)

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas

dan ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang sekarang ada saat ini, termasuk persentase modal yang digunakan

untuk membiyayai proyek yang akan dijalankan , beberapa modal sendiri dan ada yang pinjaman.

d) Collateral(Jaminan atau Anggunan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah naik yang bersifat fisik maupun non fisik. Manfaat dari Collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit gagal atau mengalami kemacetan selama masih terikat perjanjian dengan pihak bank. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Oleh karena itu penilaian terhadap jaminan perlu memenuhi syarat- syarat yang digunakan sesuai dengan prosedur yang berlaku di bank.

e) Condition of Ecconomy/Kondisi Ekonomi.

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemunginan kredit tersebut bermasalah kecil. Hal ini mempunyai kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran suatu usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit baik yang bersifat positif maupun negatif. Kondisi ekonomi antara lain yaitu misalnya peraturan dari pemerintah yang berlaku berhubungan dengan skala usaha yang berjalan, dan tingkat suku bunga yang berlaku.

Selain penilaian 5C diatas, menurut Kasmir (2002) banyak aspek yang harus diperhatikan dalam rangka merealisasikan pengajuan kredit, beberapa prioritas dalam menentukan penilaian suatu kredit dapat dilakukan dengan analisis 7P dengan unsur penilaian sebagai berikut:

a) Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari- hari maupun kepribadiaannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan dalam menyelesaikannya.

b) Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

c) Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

d) Prospect

Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini peting mengingat jika suatu fasilitas kredit tanpa mempunyai prospek, bukan hanya pemberi kredit yang rugi akan tetapi juga nasabah.

e) Payment

Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembilian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka maka semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya mengalami kerugian maka akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

f) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitabilitydiukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar- benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Kredit merupakan bisnis yang beresiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak tertagih oleh karena itu bank harus dapat mengendalikan resiko kredit yang diberikannya oleh karena itu wajib adanya proses seleksi untuk menyaring proposal yang masuk dengan dianalisis dan adanya anggunan sebagai jaminan , hal ini berguna sebagai alat apabila usaha yang sedang dijalani oleh nasabah gagal atau tidak dapat melunasi pinjamannya.

Dalam merealisasikan suatu kredit di lembaga keuangan seperti bank perlu diperhatikan faktor atau variabel yang dijadikan suatu acuan dalam merealisasikan kredit. Pada penyaluran kredit perbankan memang tidak terlepas dari unsur 5C. Bank Danamon Divisi Self Employee Mass Market (SEMM) yaitu Danamon Simpan Pinjam yang diperuntukan khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah dalam menilai perealisasian kredit memiliki acuan dalam merealisasikan pengajuan kredit (Basic Training For Credit Officer) yang antara lain yaitu :

1. Umur Nasabah

(pengajuan baru dan penambahan fasilitas) minimum 18 tahun atau 21 tahun bila sudah menikah, maximum 65 tahun pada saat akhir jangka waktu kredit. Hal tersebut menjadi pertimbangan bank karena akan mempengaruhi kemampuan berfikir nasabah dalam memanfaatkan kredit yang diberikan sehingga akan berpengaruh terhadap pengembalian pinjaman. Oleh karena itu umur nasabah diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat menjadi acuan karena dengan pendidikan yang semakin tinggi nasabah akan berfikir lebih realistis dan beresiko tinggi dengan jumlah pinjaman yang cukup besar besar. Dengan pendidikan yang rendah biasanya nasabah lebih takut untuk menjalin kerjasama dengan bank. Untuk itu tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman serta bunganya.

3. Jumlah tanggungan Keluarga

Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga maka semakin besar pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga mengurangi pendapatan keluarga, semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin kecil peluang direalisasikan kreditnya mengingat pengeluarannya semakin besar, dalam hal ini diduga berpengaruh negatif terhadap realisasi kredit.

4. Pengalaman Kredit

Pengalaman kredit diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Yaitu dengan semakin sering orang meminjam maka orang yang bersangkutan lebih memahami pola kredit yang diajukan dan bagaimana cara memanfaatkannya, dalam hal ini DSP unit Citeureup melihat pengalaman kredit dengan melalui proses BI Cheking. Pengalaman kredit ini diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena dengan melalui BI (Bank Indonesia) cheking ini dapat melihat pengalaman kredit atau sejarah perkreditan yang telah dilakukan.

5. Lama Usaha

Lama usaha minimal dua tahun dan berpengalaman di bidangnya. Hal ini untuk melihat trade record suatu usaha dalam menjalankan suatu usahanya, dengan melihat usaha yang telah berjalan minimal dua tahun maka sebuah bank dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha. Apabila calon nasabah menempati suatu lokasi kurang dari dua tahun, maka harus membuat surat keterangan dari tempat usaha yang lama dan menerangkan bahwa calon nasabah sudah memiliki pengalaman usaha/domisili usaha di bidang usaha yang sejenis selama minimum dua tahun. Harus memiliki surat keterangan usaha dari kelurahan setempat. Lama usaha diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit, karena dengan lamanya suatu usaha berjalan maka dapat dikatakan usaha tersebut dapat menjamin keberlangsungan usahanya dan dikatakan layak untuk dibiayai atau dikembangkan.

6. Jenis usaha

Jenis usaha yang dibiayai oleh Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup dalam sektor agribisnis yaitu pedagang sayuran, pedagang bumbu, pedagang daging, pedagang ikan, dan pedagang buah-buahan. Usaha di dalam sektor agribisnis diduga memiliki resiko yang lebih besar karena perputaran uang setiap harinya dan dinilai sebagai usaha yang memiliki prospek yang bagus untuk dibiayai dan dikembangkan karena dapat memberikan keuntungan baik bagi pihak bank maupun nasabahnya. 7. Pendapatan Usaha

Pendapatan ini termasuk penting karena dengan ini pihak bank dapat melihat berapa pengeluaran rumah tangga dan usaha calon debitur, dan menentukan berapa besar jumlah kredit yang akan diberikan serta akan mempengaruhi waktu pengembalian agar melihat kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran, dalam hal ini pendapatan usaha diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit.

8. Jaminan

Anggunan merupakan jaminan yang disertakan ketika melakukan pinjaman di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Nilai anggunan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit, Semakin tinggi nilai anggunan maka rasa memiliki nasabah terhadap anggunan tersebut semakin besar sehingga akan timbul rasa waspada dan membayar angsuran pinjaman tepat pada waktunya. Anggunan dapat berpindah kepemilikan kepada pihak bank apabila jika dalam pengembalian kredit macet atau tidak mampu membayar pinjaman.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Bank Danamon Simpan Pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfokus pada penyediaan kredit bagi usaha kecil dan menengah. Hal ini dibuktikan dengan jaringan kelembagaan yang kuat dengan keberadaan unit-unit Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) hampir di setiap pasar-pasar tradisional wilayah Indonesia. Penyaluran kredit oleh Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup diharapkan mampu membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan

modal baik untuk kelancaran usaha maupun untuk investasi usahanya. Secara umum bantuan kredit yang dimanfaatkan dengan benar dapat meningkatkan kemakmuran di masyarakat.

Visi Danamon adalah Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan, Misi Danamon adalah Danamon bertekad untuk menjadi lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang keberadaannya diperhitungkan dan organisasi yang terpusat pada nasabah yang melayani semua segmen berdasarkan keunggulan dan pelayanan. Berdasrkan visi dan misi dapat dilihat salah satu strategi bisnis unit adalah dengan dikeluarkannya program pemberian pinjaman atau kredit.

Saat ini Bank Danamon Simpan Pinjam dapat memberikan pinjaman dengan plafond minimal lima juta rupiah sampai dengan lima ratus juta rupiah. Dengan adanya Danamon Simpan Pinjam (DSP) berharap dapat membantu dan memajukan usaha mikro, kecil dan menengah. Dalam pemenuhan target yang ditentukan oleh kantor pusat DSP yaitu 1 Milyar perbulan yang saat ini belum tercapai dan untuk untuk melakukan peningkatan jumlah pinjaman dengan meningkatkan realisasi kredit yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penilaian realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam (DSP) disesuaikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang mengacu pada prinsip 5C. Kerangka Pemikiran DSP dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Diagram Kerangka Pemikiran Operasional

Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Citeureup

Peningkatan Realisasi Kredit Nasabah

Permasalahan

1. Bagaimana mekanisme penyaluran kredit di DSP unit Citeureup

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi realisasi kredit khususnya pada sektor agribisnis

Variabel yang Mempengaruhi Realisasi Kredit : Karakreristik Individu • Umur Nasabah • Tingkat Pendidikan • Jumlah Tanggungan Keluarga • Pengalaman Kredit Karakteristik Usaha • Lama Usaha • Jenis Usaha • Pendapatan Usaha Karakteristik Kredit • Jaminan/ anggunan

Analisis Regresi Linier Berganda

Rekomendasi Realisasi Kredit

Mekanisme Penyaluran Kredit di DSP unit Citeureup :

• Permohonan Kredit

• Pengisian FAP dan Kelengkapan Dokumen

• Internal Ceking BI

• Survey Lokasi usaha dan tempat tinggal

• Penilaian Analisa Kredit dengan system CADS untuk Keputusan nilai plafon kredit

• Perjanjian Kredit • Pencairan Kredit

• Pembinaan dan pengawasan nasabah • Pelunasan

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup Bogor, yang berlokasi di Jalan Raya Mayor Oking No 23, Ruko Citeureup Indah, Citeureup-Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan Bank Danamon khususnya divisi Simpan Pinjam diakui fokus bisnisnya pada pengusaha Mikro, kecil dan Menengah. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

purposive (sengaja) karena pertimbangan bahwa realisasi kredit pada tahun 2010 menurun.

4.2 Jenis Dan Sumber Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari data internal ataupun data eksternal perusahaan seperti, pengumpulan data-data yang terkait dengan penelitian yang berasal dari data nasabah yang melakukan kerja sama dengan pihak DSP unit Citeureup, dokumen perusahaan, pedoman kerja Bank Danamon Simpan Pinjam, modul- modul Danamon Simpan Pinjam berupa buku kredit, jurnal-jurnal seperti skripsi dan penelusuran melalui situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun data nasabah yang dipeoleh sebagai bahan analisis yaitu tersiri dari karakteristik individu, nasabah, dan usaha, yang merupakan penerapan dari prinsip 5C yang digunakan sebagai dasar dalam proses penyaluran kredit.

4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Metode penentuan nasabah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu semua jumlah populasi nasabah agribisnis di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Adapun jumlah nasabah yang bergerak dalam sektor agribinis yang masih aktif berjumlah 30 nasabah baik nasabah lama maupun nasabah baru. Nasabah yang bergerak dalam sektor agribisnis yang dimaksud adalah nasabah yang dalam pemasarannya terdapat produk-produk pertanian misalnya pedagang sayur, pedagang buah-buahan,

pedagang bumbu atau rempah-rempah, pedagang ikan atau daging dan alat-alat pertanian.

Pengumpulan data dilakukan secara langsung dari data internal perusahaan yang ada hubungannya dengan tingkat realisasi kredit yang harapannya akan mendapatkan data yang akurat dan informasi yang lebih jelas .

.

4.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Proses yang harus dilakukan dalam pengolahan data, dapat dikategorikan menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis Kuantitatif tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis faktual dan aktual mengenai fakta-fakta yang hubungannya erat dengan fenomena yang diselidiki. Analisis Kualitatif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum Bank Danamon Simpan Pinjam, seperti syarat-syarat penyaluran kredit serta prosedur yang digunakan untuk memperoleh kredit yang dikeluarkan oleh Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeuruep. Maka dengan demikian dapat diketahui mekanisme realisasi pengajuan kredit di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup. Model analisis yang digunakan adalah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit dengan menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda sehingga diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata atau tidak terhadap realisasi kredit.

Model Alat analisis Regresi linear berganda adalah regresi dimana ada lebih dari satu variabel penjelas atau variabel bebas yang digunakan untuk menjelaskan perilaku variabel tak bebas. Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di sektor agribisnis akan menggunakan semua data dari keseluruhan nasabah agribisnis.

Besarnya penyaluran kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor (Xi) yang dapat dirumuskan ke dalam suatu fungsi kredit yang disalurkan (Y), secara matematis fungsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut

Yi = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+B8X8+ei

Dimana :

Y = Kredit yang direalisasikan (rupiah) X1 = Umur nasabah (tahun)

X2 = Tingkat pendidikan

D = 0, jika tingkat pendidikan≤ SLTP

D = 1, jika tingkat pendidikan≥ SLTA

X3 = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X4 = Lama usaha (tahun)

X5 = Pengalaman kredit

D = 0, jika tidak memiliki pengalaman kredit D = 1, jika memiliki pengalaman kredit X6 = Jenis usaha

D = 0, Usaha agribisnis D = 1, Non agribisnis X7 = Pendapatan usaha (rupiah) X8 = Jaminan (rupiah)

a = konstanta

bi = nilai koefisien variabel bebas ke i ei = error term

4.5 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di DSP unit Citeureup dapat dirumuskan hipotesa dalam penelitian ini adalah variabel umur nasabah, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman kredit, lama usaha, jenis usaha, pendapatan usaha, dan jaminan diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit.

Variabel tingkat umur nasabah dan tingkat pendidikan diduga mempengaruhi keberanian para pedagang untuk mengambil keputusan secara rasional, karena dengan peningkatan umur pada umumnya akan mempengaruhi kemampuan berfikir dalam memanfaatkan kredit yang diberikan, oleh karena itu diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin tinggi umur maka diduga akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga mampu dalam melakukan kewajibannya untuk membayar angsuran pinjaman. Begitupun dengan tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola berfikir nasabah dalam menjalankan usahanya.

Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh terhadap realisasi pinjaman, hal ini dikarenakan dengan semakin banyak jumlah tanggungan yang dibiayai maka semakin kecil peluang untuk terealisasi pinjamannya.

Pengalaman kredit dan lama usaha diduga berpengaruh terhadap perealisasian pinjaman, hal ini dikarenakan dengan memiliki pengalaman dan lama usaha maka akan dapat dilihat peluang bisnis yang ada mampu bertahan dan dapat mengelola usahanya dengan baik. Serta apabila memiliki pengalaman kredit di bank lain minimal dapat dilihat riwayat melakukan pembayaran dan dapat melaksanakan kewajibannya untuk membayar angsuran tepat waktunya.

Jenis usaha diduga berpengaruh, hal ini dikarenakan setiap usaha memiliki resiko yang berbeda dengan usaha yang lainnya, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan usaha untuk menghasilkan keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pembayaran angsuran.

Pendapatan usaha diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit, hal ini terkait dengan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran dan bunga setiap bulannya.

Jaminan diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit, hal ini karena dengan semakin besar nilai jaminan maka akan semakin besar pula tingkat kepercayaan bank untuk merealisasikan kreditnya.

V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA

Bank Danamon Indonesia didirikan pada tanggal 30 September 1958 di Jakarta, pada awalnya bank tersebut bernama PT Bank Kopra Inonesia yang selajutnya berubah menjadi Bank Persatuan Nasional pada tahun 1960 dan akhirnya pada tahun 1976 menjadi PT Bank Danamon, yang merupakan singkatan dari ‘dana moneter’. Bank Danamon Indonesia terletak berpusat di jalan Jalan Prof Dr Satrio kav EIV, No 6 Mega Kuningan, Jakarta.

Visi BDI adalah “Menjadibank swasta yang peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan, sedangkan misinya betekad untuk menjadi lembaga yang terpusat pada nasabah yang dapat melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan.

Tata Nilai BDI adalah : a. Peduli

Memiliki perhatian yang tulus terhadap kebaikan dan kemajuan sesama. b. Jujur

Memegang kebenaran terhadap diri kita sendiri dan orang lain tanpa ada yang disembunyikan.

c. Mengupayakan yang terbaik

Mencari data yang lebih baik dalam bekerja dan mempertimbangkan resiko yang ada tanpa mengorbankan ketangguhan perusahaan.

d. Kerjasama

Meraih hasil yang lebih baik sebagai sebuah tim melalui kekuatan dari adanya kebersamaan.

e. Profesionalisme yang disiplin

Bebas bertindak dengan menunjang standar dan etika profesi.

Berdasarkan dari visi dan misi BDI, maka BDI telah memiliki tujuan yang jelas yaitu membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan dengan berbagai segmen.

Secara garis besar, bidang usaha yang dijalankan DSP terbagai atas bidang usaha simpanan, pinjaman, dan usaha jasa bank lainnya.

1. Bidang Simpanan

Meliputi Tabungan Tabunganku, Tabungan Sipintar, dan Deposito 2. Bidang Pinjaman

Meliputi Kredit Kendaraan bermotor, Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Pasar Modal, Kredit Solusi Modal, Kredit Tanpa Anggunan, Kredit profesi, Kredit Karyawan berpenghasilan tetap.

3. Usaha Jasa Bank

Meliputi transfer, inkaso, safe deposit box, automatic teller machine (ATM), kliring, selain itu jasa bank lainnya meliputi penerimaan setoran tagihan telpon dan listrik, pembayaran pajak bumi dan bangunan dan pelayanan Pegadaian.

5.1. Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Citeureup

Divisi yang dikenal dengan DSP (Danamon Simpan Pinjam) merupakan salah satu Divisi SEMM (Self Employee Mass Market), dibentuk sejak tahun 2004 tujuannya untuk mendukung perkembangan usaha skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Dsp Unit Citeureup dibuka pada tahun 2004 yang lokasinya cukup stategis dekat pasar, tepatnya di Jalan Raya Mayor Oking No 23 Citeureup, Kabupaten Bogor. Kegiatan utamanya yakni menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menegah (UMKM).

DSP Unit Citeureup dipimpin oleh seorang Unit Manager (UM) yang membawahi, Credit Officer, Account Officer, Operational Officer danTeller, Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing – masing bagian memiliki tugas dan wewenang yang berbeda antara satu dan yang lainnya, sebagai berikut :

1. Unit Manager/Manajer

Unit Manager bertanggung jawab terhadap perencanaan pemberian kredit dan pengelolaan biaya guna memastikan pencapaian target dan profit unitnya, selain itu Unit Manager harus mampu mengelola Account Officer untuk membantu dalam mencapai target pencairan kredit baik terhadap nasabah baru maupun yang sudah menjadi nasabah dengan menjaga kualitas kredit dan

memastikan disiplin proses kerja baik salam sales ataupun operasional. Dengan kata lain Unit Manager berperan sebagai Traffic Control di Pasar Modal Unit

Dokumen terkait