• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Mempertahankan Kenelayanan

BAB V : STRATEGI MENGHADAPI KEMISKINAN

5.2. Faktor-faktor Mempertahankan Kenelayanan

5.2.1. Alam.

Kedonganan merupakan salah satu kawasan wisata pantai memulai kegiatan kepariwisataann ya p ada tahun 1980-an dan berkembang pesat tahu n 2 000 -an lebih menitikberatkan pada potensi laut dan kehidupan kenelayanannya serta panjang pantai berpasir putihnya yang indah. Terlebih lagi dengan pemandangan mata hari terbenam di sore hari yang menimbulkan kekaguman. Pada kenyataannya, perkembangan wisata pantai Kedonganan sangat berpengaruh terhadap taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan Kedonganan sendiri. Manfaat ekonomi, sosial dan budaya merupakan imbas dari pada kemajuan wisata pantai ini. Dengan adanya pembangunan di bidang pariwisata dan perikanan, turut berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat Kedonganan yang ingin pula turut menikmati berkah tersebut.

Berkaitan dengan kegiatan kenelayanan di Kedonganan, dengan kesadaran sendiri masyarakat nelayan Kedonganan memiliki sikap bahwa laut patut dijaga, dilestarikan keberadaannya, karena ketergantungan masyarakat nelayan Kedonganan terhadap sumber daya laut sangat besar. Selain sikap pasrah atas kehendak alam, tapi mereka memberdayakan juga laut tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor inilah yang membuat masyarakat nelayan Kedonganan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian taut di sekelilingnya. Untuk menjaga kelestarian lingkungan pantai Kedonganan serta untuk mengatur perilaku nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan, maka diberlakukan awig-awig yang mengatur kehidupan masyarakat nelayan. Awig-awig yang berlandaskan filosofi ajaran Agama Hindu dan lekat dengan budaya

38 Bali tersebut tidak hanya berlaku bagi nelayan pribumi tetapi juga berlaku bagi nelayan pendatang.

Awig-awig tersebut diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir agar terjaga dengan baik. Wilayah pesisir yang mempunyai kepemilikan akses terbuka memungkinkan akan terjadinya tragedi kepemilikan bersama. Hal itu terjadi karena tidak ada aturan jelas yang mengatur hak dan kewajiban dalam mengakses dan mengelola sumber daya pesisir. Adanya rasa kepemilikan bersama sumber daya alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, karena masing-masing pihak merasa berhak atas wilayah yang ditempatinya. Untuk menghindari hal tersebut, maka pengelolaan sumber daya pesisir diserahkan kepada masyarakat setempat dan dibentuk kelembagaan lokal yang berisi aturan-aturan adat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Aturan-aturan serta sanksi pelanggaran dibuat berdasarkan nilai, pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat setempat.

5.2.2. Ekonomi.

Perikanan adalah sistem usaha manusia dalam pemanfaatan sumber daya laut, mengolah dan memasarkannya. Misalnya saja pada tahun 2010 komoditi perikanan yang menjadi andalan nelayan Kedonganan adalah ikan tuna yang jumlah produksinya mencapai 9.005,5 ton/tahun, ikan tongkol sebesar 1.478,5 ton/tahun dan ikan sarden 547,1 ton/tahun. Kebutuhan ekonomi merupakan alasan yang penting bagi sebagian nelayan untuk tetap menggeluti pekerjaan di bidang ini. Alasan mereka menggeluti mata pencarian sebagai nelayan adalah kondisi perekonomian yang kurang mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam usaha kenelayanan merupakan salah satu alasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan nelayan adalah pekerjaan pokok. Namun untuk mencukupi kebutuhan hidup harus diimbangi pula oleh pekerjaan sampingan lainnya, misalkan sebagai pedagang, buruh bangunan, pengrajin, pemandu wisata laut, atau lainnya.

Pariwisata turut andil pula dalam mensejahterakan kehidupan nelayan. Adanya sajian khas kuliner di Kedonganan menyebabkan pasokan akan ikan di

39 beberapa hotel, kafe dan restoran juga meningkat. Selain itu bidang pekerjaan lainnya berhasil menciptakan lapangan kerja baru yang memberi peluang untuk menyerap para pencari kerja, khususnya generasi muda Kedonganan. Hal itu dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Kedonganan dengan segala aspek negatif ikutannya.

5.2.3. Sosial-budaya.

Pada dasarnya dalam kehidupan manusia tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia itu hidup, tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh suatu lingkungan, dimana pribadi sebagai potensi yang dimilikinya akan berpengaruh balik terhadap lingkungannya tersebut. Seiring dengan bertambah pesatnya kegiatan kepariwisataan di Kedonganan, semakin kompleks juga sektor penunjang pariwisata ini seperti adanya hotel, kafe pinggir pantai yang menyajikan hidangan khas laut di Kedonganan. Hal tersebut tak lepas pula akan mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Misalnya dari sebelumnya mereka memiliki gaya dan pola hidup tradisional yang sederhana, dan kini mulai menjalani gaya dan pola hidup modern seiring dengan kemajuan jaman. Walaupun demikian orang Kedongan tak lupa kepada jati dirinya sebagai warga masyarakat Bali lainnya. Mereka tetap setia menjalankan kewajiban tradisi yang diturunkan oleh nenek moyangnya.

Bagi orang Kedonganan, air merupakan elemen pokok dari kehidupan nelayan, elemen pokok yang merupakan suatu bagian dari upacara keagamaan, upacara siklus manusia dari lahir sampai mati. Bagi nelayan Kedonganan menjaga keseimbangan ekologis lautan sangatlah penting. Mereka percaya bahwa bila manusia mengeksploitasi hasil laut secara besar-besaran atau dengan cara-cara yang dilarang oleh adat seperti pengeboman, maka mereka akan mendapat kutukan berupa tidak selamat atau kesulitan dalam memperoleh hasil laut. Pengetahuan tentang kenelayanan seperti itu diturunkan oleh para orang tua yang sejak anak-anak mereka masih kecil dan hidup dari hasil laut. Pengetahuan tentang kenelayanan diperoleh karena mereka selalu mengikutsertakan anak-anak mereka dalam kegiatan melaut. Pengikutsertaan anak-anak ini dalam kegiatan melaut merupakan salah satu pengalihan sistem pengetahuan praktis

40 sehingga ketika dewasa kelak anak-anak tersebut sudah siap menghadapi segala tantangan yang muncul. Bisa dikatakan sebagai pembelajaran pendewasaan. Hal itu tidak saja untuk anak laki-laki, namun terhadap anak perempuan juga.

Adanya beberapa potensi yang dimiliki ini, masyarakat nelayan Kedonganan menganggap laut merupakan peninggalan dan warisan nenek moyang yang harus dijaga, dipelihara, dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan hidup. Keadaan seperti itu menurut Suparlan (1980) adalah hubungan manusia dengan alam tidaklah semata-mata terwujud sebagai suatu hubungan manusia d engan hidupnya tetapi ju ga seb agai suatu hubu ngan dimana manusia mempengaruhi dan merubah lingkungannya. Manusia juga turut menciptakan corak dan bentuk lingkungan dengan baik karena lingkungan alam dan fisik tempatnya hidup adalah sebagian dari dirinya. Laut bagi masyarakat nelayan Kedonganan merupakan sumber kehidupan yang dianggap sebagai bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan mereka. Apabila laut rusak atau tercemar berarti kehancuran juga bagi kehidupan mereka. Sejak dulu sampai sekarang, mereka mengeksploitasi hasil laut sesuai dengan yang diajarkan oleh orang-orang tua mereka.

Dokumen terkait