• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil analisis faktor internal dan eksternal yang teridentifikasi mendukung rendahnya penyerapan anggaran belanja pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air seperti dalam tabel evaluasi faktor internal dan eksternal (Lampiran 1) selanjutnya dijadikan acuan atau dasar pengambilan kesimpulan faktor-faktor yang mendukung rendahnya penyerapan anggaran belanja pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dari tiap kategori strength, weaknesses, opportunities, dan threats, masing-masing dipilih 1 FKK yang merupakan faktor strategis. Suatu faktor disebut strategis apabila memiliki nilai lebih dari faktor yang lain. Berdasarkan besarnya TNB tiap faktor, maka dipilih faktor yang memiliki TNB paling besar sebagai faktor kunci keberhasilan (FKK). TNB paling besar dari kategori strength adalah: adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA dengan nilai sebesar 1.54. yang diberi notasi I sebagai urutan paling besar, pada kolom FKK tabel evaluasi faktor internal dan eksternal (Lampiran 1). FKK dari kategori lainnya ditentukan dengan cara yang sama yang hasilnya dicatat dalam kolom FKK tabel evaluasi faktor internal dan eksternal (Lampiran 1). Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor strategis terpilih dari tiap kategori strengths, weaknesses, opportunities, dan threats dapat disimak dalam Tabel 24.

Tabel 24. Faktor-faktor strategis yang mendukung

Faktor Internal

Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

Adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA

Alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai

Faktor Eksternal

Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)

Adanya peraturan perundang-undangan

sebagai payung hukum Kegagalan pembebasan lahan

Berdasarkan Tabel 24, maka disimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang mendukung rendahnya penyerapan anggaran belanja pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, yaitu:

1. Adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA 2. Alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai

3. Adanya peraturan perundang-undangan sebagai payung hukum 4. Kegagalan pembebasan lahan

55

Strategi

Setelah menganalisis faktor strategis internal dan eksternal Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, yang menghasilkan kesimpulan faktor yang mendukung rendahnya penyerapan anggaran belanja pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, dengan pendekatan formulasi strategi matriks SWOT dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi.

Beberapa ahli menganggap, Matrik SWOT adalah alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi para manajer/pimpinan mengembangkan empat jenis strategi, yakni:

1. Strategi SO (Kekuatan-Peluang):

Dalam strategi SO dapat diinteraksikan, dipadukan kekuatan kunci dan peluang kunci sebagai suatu strategi ekspansi atau pengembangan, pertumbuhan, perluasan dalam bidang tertentu, dalam mencapai tujuan atau peluang-peluang yang menjanjikan.

2. Strategi WO (Kelemahan-Peluang):

Dalam strategi WO dapat diinteraksikan kekuatan kunci dan ancaman kunci sebagai suatu strategi untuk melakukan mobilisasi kekuatan kunci, dalam menciptakan diversifikasi, inovasi, pembaharuan, modifikasi di bidang tertentu dalam upaya mengatasi ancaman kunci.

3. Strategi ST (Kekuatan-Ancaman):

Dalam strategi ST dapat diinteraksikan kelemahan kunci dan peluang kunci sebagai suatu strategi untuk menciptakan stabilitas atau rasionalisasi dalam bidang tertentu dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Strategi WT (Kelemahan-Ancaman):

Dalam strategi WT dapat diinteraksikan kelemahan kunci dan ancaman kunci sebagai suatu strategi yang dapat menciptakan suatu keadaan yang defensif atau survival, efisiensi yang menyeluruh atau rasionalisasi kegiatan operasional agar dapat bertahan atau keadaan tidak semakin terpuruk akibat desakan yang kuat dari ancaman kunci.

Alternatif strategi dengan pendekatan formulasi strategi matriks SWOT dirancang dengan teknik menginteraksikan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebagaimana disajikan Tabel 25.

Berdasarkan matriks SWOT pada Tabel 25 tersedia delapan formulasi strategi, yaitu:

1. Tingkatkan capaian kinerja maupun layanan dinas dengan mengoptimalkan sumberdaya

2. Optimalkan sumberdaya untuk mengatasi kegagalan pencapaian target kinerja 3. Optimalkan kewenangan untuk mengatasi ketidakpastian

4. Hindari penyerapan anggaran yang menumpuk di akhir tahun

5. Atasi lemahnya metode penyusunan data dasar kebutuhan pembangunan

6. Hindari alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai dan kegagalan pembebasan lahan

7. Atasi keterbatasan SDM untuk menghindari kegagalan pencapaian target kinerja 8. Atasi rendahnya kualitas data dasar kebutuhan pembangunan untuk menghindari

56 Tabel 25. Formulasi strategi SWOT

1 Saranan prasarana yang memadai 1 2

2 Rendahnya kualitas SDM 3 Hubungan kerja yang kondusif 3 Kurangnya reward & punishment 4 Adanya rencana kerja yang jelas 4

5

5 Keterlambatan pelaksanaan lelang 6 Rendahnya kualitas data dasar

kebutuhan pembangunan Strategi SO Strategi WO 1 1 1 2 2 3 Mekanisme rekrutmen PNS yang berkualitas 4 Adanya pengawasan eksternal

5 Respon positif dari masyarakat mengenai pengembangan sarana & prasarana transportasi 6 Adanya mekanisme perubahan anggaran Strategi ST Strategi WT 1 1 1 2 Penyedia barang/jasa yang tidak kompeten 2 2 3 Regulasi yang berubah-ubah 4 Peningkatan 3

kemacetan lalu lintas

5 Adanya

program/kegiatan yang tidak sesuai dengan usulan dinas

6 Adanya upaya kriminalisasi Adanya diklat dan bimtek PNS

Atasi lemahnya metode penyusunan data dasar kebutuhan pembangunan (W6;O2;O3;O4)

FAKTOR STRENGHTS (KEKUATAN) WEAKNESSES (KELEMAHAN)

INTERNAL

Kurangnya pemahaman terhadap sistem dan prosedur keuangan Alokasi waktu Kegiatan yang kurang memadai

Adanya pengawasan melekat dari pimpinan

Adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA

( S ) ( W ) FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITIES (PELUANG) THREATS ( T ) ( O ) Adanya peraturan perundang-undangan sebagai payung hukum

Tingkatkan capaian kinerja maupun layanan dinas dengan mengoptimalkan sumberdaya (S1;S2;S3;S4;S5; O1;O2;O3;O4;O5;O6)

Hindari penyerapan anggaran yang menumpuk di akhir tahun (W1;W2;W3;W4;W5; O1;O5;O6)

Kegagalan pembebasan lahan

Optimalkan sumberdaya untuk mengatasi kegagalan pencapaian target kinerja (S1;S2;S3;S4;S5;

T1;T2;T4;T5)

Hindari alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai dan kegagalan pembebasan lahan (W1;W4;W5;T1)

Optimalkan kewenangan untuk mengatasi ketidakpastian (S5;T3;T6)

Atasi keterbatasan SDM untuk menghindari kegagalan pencapaian target kinerja

(W2;W3;T2;T3;T4;T6)

Atasi rendahnya kualitas data dasar kebutuhan pembangunan untuk menghindari program/kegiatan yang tidak sesuai dengan usulan dinas (W6; T5)

57

Sebagai langkah terakhir dalam kerangka analitis perumusan strategi, digunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif/ Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-masing faktor strategis internal dan eksternal. Tidak semua strategi yang dihasilkan oleh formulasi SWOT harus dievaluasi dalam QSPM sebagaimana Tabel 26. Untuk memilih strategi yang dimasukkan dalam QSPM harus menggunakan penilaian intuitif yang baik dari penyusun strategi.

Tabel 26. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

NO. KEY FACTOR WEIGHT AS TAS AS TAS

OPPORTUNITIES (PELUANG)

1. Adanya peraturan perundang-undangan sebagai payung

hukum 0.15 2 0.30 3 0.45

2. Adanya diklat dan bimtek PNS 0.03 3 0.09 3 0.09

3. Mekanisme rekrutmen PNS yang berkualitas 0.02 3 0.06 3 0.06

4. Adanya Pengawasan Eksternal 0.09 2 0.18 1 0.09

5. Respon positif dari masyarakat mengenai pengembangan

sarana & prasarana transportasi 0.11 2 0.22 2 0.22

6. Adanya mekanisme perubahan anggaran 0.00 2 0.00 1 0.00

THREATS (ANCAMAN)

1. Kegagalan pembebasan lahan 0.17 4 0.68 4 0.68

2. Penyedia barang/jasa yang tidak kompeten 0.09 2 0.18 2 0.18

3. Regulasi yang berubah-ubah 0.09 2 0.18 1 0.09

4. Peningkatan kemacetan lalu lintas 0.06 1 0.06 1 0.06

5. Adanya program/kegiatan yang tidak sesuai dengan usulan

dinas 0.06 1 0.06 1 0.06

6. Adanya Upaya Kriminalisasi 0.14 2 0.28 1 0.14

STRENGHTS (KEKUATAN)

1. Saranan prasarana yang memadai 0.05 3 0.15 3 0.15

2. Adanya pengawasan melekat dari pimpinan 0.04 3 0.12 3 0.12

3. Hubungan kerja yang kondusif 0.02 3 0.06 3 0.06

4. Adanya rencana kerja yang jelas 0.00 2 0.00 2 0.00

5.

Adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA 0.18 3 0.54 2 0.36

WEAKNESSES (KELEMAHAN)

1. Alokasi waktu Kegiatan yang kurang memadai 0.16 3 0.48 3 0.48

2. Rendahnya kualitas SDM 0.15 3 0.45 3 0.45

3. Kurangnya reward & punishment 0.13 2 0.26 2 0.26

4. Kurangnya pemahaman terhadap sistem dan prosedur

keuangan 0.11 2 0.22 2 0.22

5. Keterlambatan pelaksanaan lelang 0.09 2 0.18 2 0.18

6.

Rendahnya kualitas data dasar kebutuhan pembangunan 0.07 1 0.07 2 0.14

TOTAL 4.82 4.54

QSPM Matrix

Tingkatkan capaian kinerja maupun layanan dinas dengan mengoptimalkan sumberdaya Optimalkan sumberdaya untuk mengatasi kegagalan pencapaian target kinerja

58 Tabel 26. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (lanjutan)

NO. KEY FACTOR WEIGHT AS TAS AS TAS

OPPORTUNITIES (PELUANG)

1. Adanya peraturan perundang-undangan sebagai payung

hukum 0.15 3 0.45 3 0.45

2. Adanya diklat dan bimtek PNS 0.03 1 0.03 1 0.03

3. Mekanisme rekrutmen PNS yang berkualitas 0.02 1 0.02 1 0.02

4. Adanya Pengawasan Eksternal 0.09 1 0.09 1 0.09

5. Respon positif dari masyarakat mengenai pengembangan

sarana & prasarana transportasi 0.11 2 0.22 1 0.11

6. Adanya mekanisme perubahan anggaran 0.00 1 0.00 1 0.00

THREATS (ANCAMAN)

1. Kegagalan pembebasan lahan 0.17 1 0.17 4 0.68

2. Penyedia barang/jasa yang tidak kompeten 0.09 2 0.18 3 0.27

3. Regulasi yang berubah-ubah 0.09 1 0.09 3 0.27

4. Peningkatan kemacetan lalu lintas 0.06 1 0.06 2 0.12

5. Adanya program/kegiatan yang tidak sesuai dengan usulan

dinas 0.06 1 0.06 1 0.06

6. Adanya Upaya Kriminalisasi 0.14 2 0.28 1 0.14

STRENGHTS (KEKUATAN)

1. Saranan prasarana yang memadai 0.05 2 0.10 1 0.05

2. Adanya pengawasan melekat dari pimpinan 0.04 4 0.16 3 0.12

3. Hubungan kerja yang kondusif 0.02 2 0.04 1 0.02

4. Adanya rencana kerja yang jelas 0.00 4 0.00 2 0.00

5.

Adanya kewenangan bidang kebinamargaan dan SDA 0.18 2 0.36 3 0.54

WEAKNESSES (KELEMAHAN)

1. Alokasi waktu Kegiatan yang kurang memadai 0.16 3 0.48 4 0.64

2. Rendahnya kualitas SDM 0.15 3 0.45 3 0.45

3. Kurangnya reward & punishment 0.13 3 0.39 3 0.39

4. Kurangnya pemahaman terhadap sistem dan prosedur

keuangan 0.11 4 0.44 1 0.11

5. Keterlambatan pelaksanaan lelang 0.09 3 0.27 2 0.18

6.

Rendahnya kualitas data dasar kebutuhan pembangunan 0.07 1 0.07 2 0.14

TOTAL 4.41 4.88

Hindari alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai dan kegagalan pembebasan lahan

QSPM Matrix

Hindari penyerapan

anggaran yang menumpuk di akhir tahun

Hasil analisis terhadap skor kemenarikan dari semua faktor strategis yang dijelaskan dalam Tabel 26 menunjukkan bahwa total skor kemenarikan (TAS) pada strategi “Hindari alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai dan kegagalan pembebasan lahan” adalah sebesar 4.88 lebih besar dari TAS strategi-strategi lainya yaitu strategi “Tingkatkan capaian kinerja maupun layanan dinas dengan mengoptimalkan sumberdaya” sebesar 4.82, strategi “Optimalkan sumberdaya untuk mengatasi kegagalan pencapaian target kinerja” sebesar 4.54 dan strategi “Hindari penyerapan anggaran yang menumpuk di akhir tahun” sebesar 4.41.

Berdasarkan hasil analisis data dari matriks perencanaan strategis kuantitatif tersebut, maka dipilih satu strategi yang mendapatkan nilai tertinggi saja yang akan dijalankan di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air yaitu strategi “Hindari alokasi waktu kegiatan yang kurang memadai dan kegagalan pembebasan lahan”.

59

Dokumen terkait