• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Bogor melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan di bidang pekerjaan umum. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air mempunyai fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air; pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air terdiri dari: Kepala Dinas; Sekretariat membawahkan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Perlengkapan; Bidang Perencanaan dan Pengawasan membawahkan: Seksi Perencanaan dan Pengawasan Kebinamargaan, Seksi Perencanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air, Seksi Pengendalian dan Pengujian Laboratorium; Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan membawahkan: Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I, Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah II, Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah III; Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan membawahkan: Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah III; Bidang Sumber Daya Air membawahkan: Seksi Sumber Daya Air Wilayah I, Seksi Sumber Daya Air Wilayah II.

Tabel 7. Keadaan pegawai negeri sipil menurut pendidikan dan pangkat golongan pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor Tahun 2014

IV III II I 1 SD / Sederajat 0 0 3 3 6 2 SMP / Sederajat 0 0 4 4 8 3 SMA / Sederajat 0 1 43 0 44 6 D.3 1 5 6 0 12 7 S.1 / D.4 4 22 0 0 26 8 S.2 1 10 0 0 11 JUMLAH 6 38 56 7 107 Jumlah Golongan No. Pendidikan

23 Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor didukung oleh Sumber Daya Manusia dengan jumlah pegawai seratus tujuh orang sebagaimana Tabel 7.

Keadaan pegawai negeri sipil pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor jika diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan, pendidikan terendahnya adalah SD/sederajat dan merupakan bagian terkecil dengan besaran 6% dari keseluruhan SDM yang tersedia, sedangkan pendidikan tertingginya adalah pasca sarjana (S2) dengan besaran 10% dari keseluruhan SDM yang tersedia. Adapun tingkat pendidikan SDM pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor yang terbanyak adalah pada jenjang SMA/sederajat sebesar 41%.

Keadaan pegawai negeri sipil pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor jika diklasifikasikan menurut golongan kepangkatan, golongan terendahnya adalah golongan I (Juru) sebesar 7% dari keseluruhan SDM yang tersedia, sedangkan golongan tertingginya adalah golongan IV (Pembina) sebesar 6% dari keseluruhan SDM yang tersedia. Adapun golongan kepangkatan PNS pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor yang terbanyak adalah golongan II (Pengatur) sebesar 52%.

6% 8% 41% 11% 24% 10% SD / Sederajat SMP / Sederajat SMA / Sederajat D.3 S.1 / D.4 S.2

Gambar 3. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor Tahun 2014 6% 35% 52% 7% IV III II I

Gambar 4. Keadaan pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor Tahun 2014

24 Guna menghadapi perkembangan kepemerintahan yang makin kompleks, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor dituntut untuk dapat melaksanakan reorientasi, restrukturisasi, dan revitalisasi manajemen kerja, agar lebih efektif, efesien, dan professional. Pada gilirannya diharapkan dinamika kelembagaan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor dapat mengimbangi berbagai tuntutan di masa depan yang semakin berat dengan kondisi masyarakat yang semakin terbuka dan lebih berorientasi kepada pengetahuan sehingga menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam proses pembangunan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor telah memiliki Rencana Strategis (Disbima 2014), yang merupakan serangkaian program dan kegiatan mendasar, sebagai penentu arah bagi seluruh aktifitas organisasi yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor 2015-2019 yang juga merupakan upaya untuk mewujudkan visi Kepala Daerah untuk diimplementasikan oleh seluruh unsur Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dimuat dalam rencana strategisnya.

Keberadaan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor sebagaimana tersebut diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi, dan bukan bagian dari masalah atau beban bagi Pemerintah Kota Bogor ataupun masyarakat Kota Bogor.

Saat ini Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor dihadapkan pada isu-isu nasional, regional maupun lokal yang semakin kompleks, khususnya isu-isu lokal Kota Bogor, yaitu menyangkut kuantitas dan kualitas penyediaan infrastruktur jalan jembatan, ancaman potensi bencana alam banjir dan pengelolaan sumber daya air permukaan serta juga permasalahan regulasi dan penegakan hukum.

Kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air sesuai dengan sasaran strategis, indikator kinerja serta target dari evaluasi kinerja terhadap RPJMD dan Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Tahun 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel 8. Kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Tahun 2010 - 2014

No. Indikator Capaian s/d Tahun 2010 Capaian s/d Tahun 2011 Capaian s/d Tahun 2012 Capaian s/d Tahun 2013 1 2 3 4 5 6

Program Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Drainase

1. Ketersediaan lahan 0.87 Km 1.31 Km 1.94 Km 2.74 Km 2. Panjang jalan

terbangun

0 Km 0.10 Km 1.44 Km 1.44 Km

3. Pembangunan drainase jalan (per tahun kumulatif)

25

Tabel 8. Kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Tahun 2010 - 2014 (lanjutan) No. Indikator Capaian s/d Tahun 2010 Capaian s/d Tahun 2011 Capaian s/d Tahun 2012 Capaian s/d Tahun 2013 1 2 3 4 5 6 4. Pembangunan jembatan (per tahun)

2 unit 0 unit 1 unit 1 unit 5. Pembangunan trotoar

(per tahun)

1514 m2 480 m2 5720 m2 3450 m2 Program Peningkatan Jalan, Jembatan, dan Drainase

1. Ketersediaan lahan (per tahun) 0.49 Km 0.31 Km 0.44 Km 0.24 Km 2. Peningkatan jalan kumulatif 0 Km 0.10 Km 1.44 Km 1.44 Km

Program Pemeliharaan Jalan, Jembatan, dan Drainase 1. Panjang jalan berkondisi baik 249.77 Km 260.40 Km 288.71 Km 321.10 Km 2. Panjang pedestrian/ trotoar berkualitas baik 209.17 Km 218.40 Km 233.31 Km 249.40 Km 3. Perbaikan/pemelihara an jembatan (per tahun)

5 unit 21 unit 25 unit 26 unit

Program Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan, Jembatan, dan Drainase

1. Leger Jalan 28.76% 44.4% 63.31% 63.31%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana KeBina Margaan 1. Penyediaan sarana/

instrument keBina Margaan

40% 50% 60% 65%

Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air lainnya

1. Ketersediaan lahan 6 situ = 16.40 Ha 6 situ = 16.40 Ha 6 situ = 16.40 Ha 6 situ = 16.40 Ha 2. Danau/Situ dan kolam

4 situ 5 situ 6 situ 4 situ 3. Pembangunan

Danau/ situ dan kolam retensi

0 0 0 0

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

26 Tabel 8. Kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Tahun 2010 -

2014 (lanjutan) No. Indikator Capaian s/d Tahun 2010 Capaian s/d Tahun 2011 Capaian s/d Tahun 2012 Capaian s/d Tahun 2013 1 2 3 4 5 6 2. Panjang saluran, sungai dan jaringan irigasi dengan kapasitas memadai (per tahun)

0 5.52 km 2.08 Km 5.90 Km

3. Panjang saluran dan sungai berkondisi baik

242.91 Km 271 Km 197.66 Km 174.54 Km

Program Pengendalian Banjir 1. Penurunan luas

kawasan rawan genangan dan banjir

52 Ha 42 Ha 38.5 Ha 32 Ha

Sumber: Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor

Berdasarkan data statistik yang tersedia, alokasi anggaran belanja langsung yang diberikan kepada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air guna merealisasikan Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air selama periode tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Alokasi anggaran belanja langsung Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor Tahun 2010-2014

Tahun Anggaran (Rp.) Realisasi % Realisasi 2010 134,662,139,364 104,958,626,344 77.94 2011 94,920,780,875 66,675,969,688 70.24 2012 159,887,281,000 122,182,181,779 76.42 2013 209,454,481,577 117,000,421,803 55.86 2014 235,869,541,910 173,384,572,431 73.51

Sumber: Diolah dari BPKAD Kota Bogor

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa anggaran belanja langsung Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2011 sempat turun signifikan sebesar 50.49% atau berkurang sejumlah Rp. 39,741,358,489,- dari

besaran anggaran pada tahun 2010 sejumlah Rp.134,662,139,364,- menjadi Rp. 94,920,780,875,-. Penurunan anggaran pada tahun 2011 terkoreksi dengan

peningkatan anggaran sebesar 68.44% pada tahun 2012 atau bertambah sejumlah Rp. 64,966,500,125,- dari anggaran sejumlah Rp. 94,920,780,875,- pada tahun 2011. Trend kenaikan anggaran belanja langsung Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air berlanjut pada tahun 2013 yang mengalami kenaikan sebesar 31.00% dari besaran anggaran pada tahun 2012. Pada tahun 2014, kenaikan anggaran belanja langsungnya

27 sebesar 12.61% dari besaran anggaran pada tahun 2013. Kenaikan tertinggi terjadi di tahun 2012 (68.44% dari tahun 2011).

Seiring dengan kenaikan belanja langsung, sebagaimana data yang disajikan Tabel 10., alokasi anggaran belanja modal yang merupakan salah satu komponen belanja langsung disamping belanja pegawai (kegiatan) dan belanja barang dan jasa pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air juga mengalami kenaikan dan sempat turun pada tahun 2011 sebesar 37.53% atau berkurang sejumlah Rp. 42,501,996,489,- dari besaran anggaran pada tahun 2010 sejumlah Rp. 113,245,421,364,-. Pada tahun 2012 belanja modal Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air kembali mendapat alokasi anggaran dengan kenaikan sebesar 97.76% atau bertambah sejumlah Rp. 69,162,880,125,- dari anggaran tahun 2011 sejumlah Rp. 70,743,424,875,-. Pada tahun 2013, kenaikan belanja modal sebesar Rp. 45,286,593,537,- atau 32.37% dari alokasi anggaran pada tahun 2012. Pada tahun 2014 kenaikan belanja modal sebesar Rp. 22,667,130,313,- atau 12.24% dari alokasi anggaran pada tahun 2013.

Tabel 10. Alokasi anggaran belanja modal Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor Tahun 2010-2014

% Realisasi 2010 113,245,421,364 85,014,088,939 75.07 2011 70,743,424,875 48,494,440,962 68.55 2012 139,906,305,000 103,201,197,718 73.76 2013 185,192,898,537 93,633,101,428 50.56 2014 207,860,028,850 147,899,754,863 71.15 Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Tahun

Sumber: Diolah dari BPKAD Kota Bogor

Sayangnya trend peningkatan anggaran belanja tersebut tidak diiringi dengan penyerapan anggarannya, dimana persentase realisasi anggaran yang tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan pada tahun-tahun berikutnya unsur Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air tidak pernah mampu mencapai persentase realisasi anggaran yang lebih tinggi dari tahun 2010, bahkan dalam kurun periode 2010-2014, pada tahun 2013 persentase realisasi anggaran belanja langsung mencapai titik terendah dengan besaran 55.86%. Hal yang sama terjadi pada realisasi belanja modal pada tahun 2013 yang hanya dapat terealisasi sebesar 50.56%. Secara keseluruhan pada periode ini persentase realisasi anggaran belanja langsung di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air dinilai kurang optimal.

Terdapat berbagai hambatan dan kendala serta permasalahan yang membuat upaya pencapaian visi dan misi turut terkendala hambatan, kendala dan permasalahan tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Program pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan, saat ini belum sepenuhnya terintegrasi dengan Rencana Penataan Peningkatan dan Pengembangan Sistem Transportasi Kota Bogor;

2. Dinamika perkembangan transportasi yang sangat pesat dan tidak dapat segera terantisipasi serta faktor iklim menyebabkan tingkat kualitas infrastruktur jalan dan jembatan mengalami penurunan yang lebih cepat;

3. Adanya kesemerawutan dalam pemanfaatan ruang milik jalan yang bersifat lintas sektor;

28 4. Adanya mekanisme keperdataan dalam proses pengadaan lahan dan juga untuk

meminimalisir dampak pengadaan lahan pada masyarakat sehingga membutuhkan waktu, dimana hal tersebut turut menyebabkan lambannya kinerja pembangunan jalan dan jembatan;

5. Masih terdapat ketidaksinergian antara rencana pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan sebagai akibat dinamika perkembangan baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan;

6. Keterbatasan sumber daya dan sumber pendanaan;

Keterbatasan sumber daya ini meliputi kurang tersedianya SDM yang memiliki kualifikasi ahli pengadaan barang dan jasa. Dari jumlah 107 PNS yang ada pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, yang pernah mengikuti diklat dan memahami pengelolaan keuangan daerah hanya sejumlah 7 orang atau tidak sampai 7% dari seluruh jumlah PNS yang ada. Hal ini berpengaruh pada manajemen kas untuk menunjang pelaksanaan kegiatan yang terkait belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal di lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. Alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan dalam jumlah yang begitu besar yang harus dilaksanakan dalam satu tahun anggaran menjadi salah satu kelemahan disamping ketersediaan SDM. Hal ini terjadi karena dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air masih menggabungkan seluruh kegiatan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi dalam satu tahun anggaran sehingga jika terjadi keterlambatan pada satu tahap akan mengganggu keseluruhan kegiatan khususnya pada kegiatan-kegiatan yang tingkat ketergantungan pada masyarakatnya sangat tinggi. Kegiatan yang tingkat ketergantungan pada masyarakatnya sangat tinggi yang selama ini dihadapi adalah kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengadaan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah seperti yang terjadi dalam pembangunan jalan R3 yang terbentang dari Bogor Utara sampai dengan Bogor Timur yang sampai saat ini belum tuntas pembayarannya, atau pembebasan lahan untuk peningkatan simpang di beberapa titik Kota Bogor yang penuh dinamika dalam pembebasannya. 7. Masih dibutuhkan pengembangan organisasi yang dapat meningkatkan efisiensi

dan efektifitas

8. Masih terdapat sejumlah persoalan terkait potensi banjir yang belum terselesaikan sebagai akibat belum terealisasinya pembangunan beberapa kolam retensi;

9. Penurunan kualitas saluran/badan air penerima (saluran, sungai dan situ) sebagai akibat belum semua saluran, sungai dan situ dapat terkelola dengan anggaran yang tersedia.

10. Kurangnya kesadaran masyarakat dan penyerobotan sempadan badan air oleh masyarakat.

Menyikapi situasi dan kondisi tersebut, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor di masa mendatang terus mendorong hal-hal berikut:

1. Meningkatkan rasio kecukupan Sumber Daya termasuk sarana dan prasarana kerja terhadap beban pelayanan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air yang semakin meningkat dan semakin kompleks.

2. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.

29 4. Mendorong penerapan SPM dan SOP perencanaan yang terintegrasi terhadap

kebijakan lintas sektor.

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan privat dalam pembangunan maupun pembiayaan.

6. Meningkatkan konsistensi program terhadap perencanaan serta penajaman tolok ukur kinerja.

Dokumen terkait