• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TEORI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

C. Faktor-faktor Penerapan CTL

Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran bahasa Arab dinyatakan berhasil atau tidak ditentukan beberapa faktor, baik dari faktor intern maupun faktor ekstern, linguistik maupun linguistik, dan edukatif maupun non-edukatif. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:56

1. Tenaga pendidik atau guru

Faktor utama dalam penerapan pendekatan CTL adalah faktor guru, yakni cara berfikir, wawasan dan kompetensi guru dalam kajian bahasa Arab sangat mempengaruhi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam pendekatan CTL, sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru terlebih dahulu mengamati kebutuhan peserta didik di lingkungan sosialnya sehingga dalam materi yang akan disampaikan ada keterkaitan dengan peserta didik butuhkan, maka ia akan merasakan betapa pentingnya belajar. Selain dari ketiga tersebut (cara berfikir, wawasan dan kompetensi), seorang guru bahasa Arab juga harus profesional dan memiliki dedikasi, etos kerja serta etos keilmuannya dalam mengembangkan pembelajaran bahasa Arab. Guru bahasa Arab yang professional selalu senantiasa memikirkan kebutuhan peserta didik, yaitu mencocokkan materi yang akan disampaikan

56

Lih. Muhbib abdul Wahhab, Aplikasi Model Contextual and Creative Teaching and Learning (CCTL) dalam Pembelajaran Bahasa Arab; Sebuah Gagasan Awal, Makalah Seminar Nasional, Model Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Pendidikan Islam, (UIN Jakarta; PBA-FITK), 24 Mei 2007, h. 27

dengan menggunakan metode dan media yang sesuai dan desain pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan dengan menggunakan pendekatan CTL. 2. Peserta didik atau siswa

Faktor yang terdapat dalam peserta didik adalah setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari sisi keluarga, intelegensi, minat, motivasi, kebutuhan dalam belajar bahasa Arab. Faktor yang sangat dominan adalah rasa butuh, minat dan motivasi peserta didik dalam belajar bahasa Arab, karena ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Jika peserta didik tidak memiliki minat, rasa butuh dan motivasi dalam belajar bahasa Arab, maka sebaik apapun guru dalam mengelola kelas, pada dasarnya tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. 3. Lembaga Pendidikan

Keberadaan seseorang di lembaga pendidikan pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak dari sebuah institusi. Maka dari itu, sebuah lembaga pendidikan harus mempunyai visi, misi, tujuan yang jelas untuk merubah dan mengembangkan potensi seseorang secara umum dan secara khusus dalam mengembangkan dan memajukan pembelajaran bahasa Arab. Sebuah lembaga harus memiliki kurikulum, media, fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang atau membantu proses pembelajaran bahasa Arab. Karena apabila kesemuanya itu ada, maka kemungkinan besar upaya membelajarkan siswa berbahasa Arab akan tercapai dan dalam mengelola kelas guru merasa mendapat dukungan dari lembaga pendidikan itu.

Dilihat dari perkembangan teknologi saat ini, peserta didik di zaman yang serba canggih selalu berkeinginan memasuki sekolah atau madrasah yang bergengsi, yang sekolahnya memiliki visi, misi dan tujuan yang berkelas yakni mempunyai keterampilan dan kecakapan yang berguna setelah mereka

lulus nantinya, diantaranya keterampilan dan kecakapan berbahasa asing khususnya kecakapan dan keterampilan berbahasa Arab. Dari pernyataan itu, bahwa masyarakat termasuk peserta didik selektif dalam memilih sekolah. 4. Lingkungan

Lingkungan57 juga merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung berhasil tidaknya penerapan pendekatan CTL dalam membelajarkan siswa berbahasa Arab. Lingkungan yang dimaksud dalam faktor penerapan CTL adalah lingkungan yang tidak hanya sekedar terciptanya suasana lingkungan eksternal peserta didik untuk belajar. Melainkan, terwujudnya sebuah tradisi masyarakat umum, keluarga masyarakat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, dan peserta didik itu sendiri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan pembelajaran. Dengan singkat dapat dinyatakan bahwa peserta adalah sebagai manusia pembelajar.

Menciptakan lingkungan belajar di Indonesia sangatlah ribet, karena untuk menunjukkan sikap belajar dimanapun seseorang merasa malu. Ditambah dengan mempraktekkan bahasa Arab yang mayoritas masyarakat Indonesia kurang memperhatikan peningkatan mutu pembelajaran bahasa Arab, dibandingkan dalam peningkatan mutu bahasa Inggris.

5. Politik

Politik juga merupakan hambatan dalam penerapan pendekatan CTL, yaitu bahwa dukungan dari lembaga pemerintah, baik dukungan moril maupun materi dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab dapat membantu terlaksananya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan dukungan tersebut, peserta didik diupayakan untuk melibatkan diri dalam proses

57

Lingkungan adalah keberadaan peserta didik di berbagai tempat, yang berupa lingkungan dengar, pandang, lingkungan dengar-pandang, pergaulan di madrasah/sekolah, suasana kelas, lingkungan sosial dan lain sebagainya.

pembelajaran karena mereka merasa butuh untuk belajar bahasa Arab dengan alasan bahwa pemerintah juga mendorong untuk dapat menguasai bahasa asing.

Politik dan pendidikan58 termasuk didalamnya pembelajaran merupakan dua komponen penting dalam unsur sosial politik di setiap Negara, baik Negara maju maupun Negara yang berkembang. Meskipun antara pendidikan dan politik terlihat dua hal yang terpisah-pisah, namun merupakan proses pembentukan karakteristik masyarakat di sebuah Negara dan keduanya saling menunjang dan saling mengisi satu sama lain. Padahal keduanya terdapat hubungan yang erat dan dinamis. Hubungan tersebut telah terlihat sejak pertama kali peradaban manusia berkembang dan menjadi perhatian para ilmuan.

6. Linguistik

Hambatan dalam penerapan pendekatan CTL selanjutnya adalah faktor linguistik yakni, bahwa penelitian bahasa dan sastra di Indonesia sangat sedikit dikarenakan orang yang memiliki bahasa Arab seperti Negara timur tengah lebih mendominasi dalam pembangunan masjid, pesantren dan yang berkaitan dengan keagamaan, dengan melupakan sumber daya manusia. Sebenarnya dengan memperhatikan sumber daya manusia –dalam hal ini penelitian bahasa Arab- akan merasa diperlukan karena bahasa akan selalu berkembang dengan mengikuti perkembangan zaman.

7. Sosial dan Budaya

Dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab, faktor sosial dan budaya juga termasuk hambatan karena sosial budaya Indonesia berbeda dengan sosial dan budaya yang terdapat di Negara timur tengah.

58

M. Sirazi, Dinamika Hubungan antara Kepentingan Kekuasaan dan Praktik Penyelenggaraan Pendidikan; Politik Pendidikan, (Jakarta; Raja Grafindo Persada), h. 1

Negara selain Negara Indonesia masyarakatnya mempunyai kedisiplinan dalam belajar, waktu, beribadah dan berkarya. Oleh karena itu, ketika ada pendekatan baru yang peserta didiknya harus aktif sangat mudah diterapkan, karena mereka (peserta didik) mempunyai keinginan untuk belajar dan merasakan haus akan ilmu. Berbeda dengan peserta didik masyarakat Indonesia yang lebih senang apabila dalam proses belajar mengajar hanya mendengar, dapat nilai bagus tanpa memikirkan apa yang akan diperoleh dan dapat bermanfaat di lingkungan sekitar dan dalam dunia kerja. Oleh karena, dalam upaya membelajarkan siswa berbahasa Arab di Indonesia kurang ada perhatian yang lebih untuk mengembangkannya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa CTL merupakan salah satu model pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar dapat mengaktifkan peserta didik di kelas sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan dapat memahami materi yang disampaikan guru karena mereka merasakan pentingnya belajar meskipun dalam proses pembelajaran terdapat hambatan-hambatan yang dihadapinya.

Dokumen terkait