• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Sense of Place pada Fasilitas Perumahan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lokasi Kawasan Penelitian

5.3. Faktor-Faktor Sense of Place

5.3.3 Faktor-Faktor Sense of Place pada Fasilitas Perumahan

Jumlah fasilitas perumahan pada perumahan kecil sangat sedikit sehingga penghuni perumahan tidak bisa menikmati atau mengisi waktu libur apabila sedang berada di dalam perumahan. Sedangkan pada perumahan besar terdapat banyak fasilitas perumahan, seperti kolam renang, lapangan olahraga, tempat beribadah, tempat berbelanja, sehingga penghuni perumahan besar merasa tidak bosan apabila mengisi waktu libur hanya dengan berada di dalam perumahan. Apabila pihak perumahan menyediakan fasilitas perumahan dengan fungsi yang jelas dan terstruktur dengan baik, maka fasilitas di perumahan kecil akan lebih sering dikunjungi oleh penghuni dan akan memiliki identitas yang jelas di pikiran penghuni perumahan kecil.

Berikut adalah tabel rangkuman dari analisa data yang didapatkan pada saat melakukan survey dengan metoda penyebaran kuesioner. Rangkuman dilakukan berdasarkan tiga faktor sense of place dan tiga ruang publik yang terdapat di perumahan- perumahan terencana di kota Medan.

Tabel 5.1. Tabel Rangkuman Analisa Data

Place Identity Place Dependence Place Attachment

Ruang Terbuka

(+)Place identity di ruang terbuka pada perumahan kecil adalah yang paling tinggi dikarenakan ruang terbuka di perumahan kecil adalah yang paling diketahui oleh penghuni perumahan serta nyaman dan mudah diakses.

(-)Place dependence di ruang terbuka secara keseluruhan masih rendah, dikarenkan adanya ruang terbuka di perumahan yang masih belum memiliki kemampuan untuk medukung aktivitas penghuni. Dugaan peneliti mengenai hal ini dikarenakan ukuran ruang terbuka yang kecil.

(+)Adanya kegiatan bersama di ruang terbuka pada perumahan kecil menjadi salah satu alasan tingginya place attachment pada jenis perumahan tersebut. Selain itu, tingkat kriminalitas dan gangguan di ruang terbuka sangat rendah sehingga penghuni perumahan merasa nyaman untuk beraktivitas di ruang terbuka sehingga menimbulkan rasa terikat dengan ruang terbuka tersebut.

Jalan Primer

(+)Identitas dari jalan primer perumahan sudah jelas dari tiap- tiap perumahan terencana di kota Medan, dikarenakan jalan primer tersebut adalah jalan yang selalu dilalui oleh penghuni perumahan untuk beraktivitas di luar perumahan.

(+)Sirkulasi menjadi faktor yang mempengaruhi place dependence pada suatu perumahan, dikarenakan apabila sirkulasi dari jalan primer di suatu perumahan itu baik, maka akan banyak penghuni perumahan yang selalu melewati dan bergantung dengan jalan tersebut. Dilihat dari hasil survey, tingkat place dependence tinggi pada setiap perumahan .

(-)Penggunaan jalan primer untuk acara pribadi menjadi salah satu kendala bagi penghuni lainnya di perumahan karena apabila jalan primer digunakan untuk acara pribadi maka akses untuk penggunaan jalan primer menjadi terbatas sehingga penghuni perumahan akan mencari jalan lain selain jalan primer untuk beraktivitas. Adapun gangguan yang muncul seperti kerusakan jalan ataupun macet sehingga penghuni perumahan merasa tidak nyaman dan lebih memilih menggunakan jalan sekunder atau lainnya.

Tabel 5.1, sambungan

Place Identity Place Dependence Place Attachment

Fasilitas Perumahan

(+)Fasilitas perumahan terutama yang berada di perumahan besar memiliki identitas yang paling jelas, dimana fungsi dari tiap- tiap fasilitas berbeda dan terstruktur sehingga penghuni perumahan tidak merasa bingung dengan identitas dan fungsi dari fasilitas tersebut. Selain itu, posisi fasilitas yang berada di pusat perumahan memudahkan akses penghuni menuju fasilitas tersebut untuk beraktivitas.

(+)Fasilitas perumahan pada perumahan terencana yang diteliti dinilai telah memiliki kemampuan untuk dapat mendukung aktivitas penghuni perumahan sehingga banyak penghuni yang bergantung pada fasilitas perumahan untuk dapat melakukan aktivitasnya seperti berenang, beribadah, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan place dependence penghuni terhadap fasilitas pada perumahan yang dihuni.

(-) Place attachment terhadap fasilitas perumahan terencana tergolong rendah, dikarenakan pernah terjadinya peristiwa kriminal serta gangguan pada saat penghuni perumahan beraktivitas sehingga timbul rasa ketidakamanan yang membuat penghuni perumahan takut untuk beraktivitas di fasilitas pada perumahan yang dihuni.

perumahan terencana memiliki nilai yang tinggi. Hal ini dikarenakan memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi serta mudah diakses, dan khususnya pada perumahan besar memiliki ruang terbuka dengan fungsi yang jelas.

Place Dependence. Ruang publik yang memiliki place dependence yang paling rendah adalah ruang terbuka pada perumahan terencana di kota Medan. Ini dikarenakan kurangnya kemampuan ruang terbuka dalam mendukung aktivitas penghuni perumahan yang memilih ruang terbuka sebagai wadah beraktivitasnya. Dugaan peneliti, selain kemampuan, kualitas dari ruang terbuka sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan penghuni di perumahan terencana. Menurut Stokols dan Shumaker (1981, p. 457) place dependence didefinisikan sebagai kekuatan yang dirasakan oleh pengguna antara diri sendiri dengan tempat-tempat yang spesifik. Di dalam penelitian ini, kekuatan yang dimaksud belum dimunculkan di ruang terbuka pada perumahan terencana, khususnya perumahan menengah dan besar.

Place Attachment. Menurut Altman dan Low (1992), place attachment diartikan sebagai suatu ikatan yang positif antara individu dengan ruang. Pada penelitian ini, dirangkumkan bahwan place attachment pada ruang terbuka adalah yang paling tinggi, dibandingkan dengan ruang publik lainnya seperti jalan primer dan fasilitas perumahan. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang didapatkan dimana tingkat kriminal dan gangguan pada ruang terbuka lebih rendah dibandingkan dengan ruang publik lainnya, sehingga penghuni perumahan merasa

pada perumahan yang dihuni. Sedangkan untuk jalan primer dan fasilitas perumahan yang terdapat pada perumahan terencana di kota Medan masih belum memiliki place attachment yang tinggi. Dugaan peneliti adalah rendahnya tingkat place attachment pada jalan primer dikarenakan kondisi jalan yang rusak dan tidak dirawat dan diperbaiki oleh pihak perumahan sehingga menimbulkan rasa malas di diri penghuni apabila ingin melewati jalan primer tersebut. Sedangkan untuk fasilitas perumahan, masih terdapat peristiwa kriminal serta gangguan yang terjadi pada penghuni perumahan pada saat beraktivitas di fasilitas perumahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait