• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lokasi Kawasan Penelitian

5.2.1. Place identity pada ruang terbuka

1. Tahu akan Ruang Terbuka

Gambar 5.1 Diagram Batang Tahu akan Ruang Terbuka

Berdasarkan hasil survei, responden pada perumahan kecil dan menengah tahu akan ruang terbuka yang ada di dalam perumahan. Namun pada perumahan besar, masih terdapat sebagian kecil penghuni perumahan yang belum mengetahui adanya ruang terbuka di dalam perumahan dikarenakan tidak terdapat ruang terbuka pada perumahan yang dihuni, yaitu Perumnas Simalingkar dan Perumnas Helvetia.

2. Kemudahan akses terhadap Ruang Terbuka

Gambar 5.2 Diagram Batang Kemudahan Akses menuju Ruang Terbuka

Seperti yang dilihat pada gambar 5.2, pada perumahan kecil sebanyak 100% responden menjawab bahwa akses menuju ruang terbuka perumahan sangat mudah. Hal ini bisa dikarenakan posisi ruang terbuka yang berada di pusat perumahan. Pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden menjawab akses menuju fasilitas perumahan mudah, dengan alasan dekat dengan rumah ataupun lokasi yang berada di pusat perumahan. Sedangkan sisanya sebanyak 28,57% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan. Contohnya ruang terbuka terletak di sebelah pusat perbelanjaan di Perumahan Citra Garden yang letaknya cukup jauh dari rumah-rumah penghuni sehingga terkadang penghuni perumahan merasa malas untuk menikmati fasilitas tersebut. Hasil survei pada perumahan besar didapatkan bahwa sebanyak 90,48%

sisanya 9,52% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses dikarenakan jauh dari rumah.

3. Kepuasan terhadap Ruang Terbuka

Gambar 5.3 Diagram Batang Kepuasan terhadap Ruang Terbuka

Hasil survei pada tiga jenis perumahan mengenai kepuasan penghuni perumahan terhadap ruang terbuka yang tersedia di perumahan menunjukkan hasil bahwa semua penghuni pada perumahan kecil merasa puas terhadap ruang terbuka yang tersedia. Untuk perumahan menengah, sebanyak 14,29% dari responden memilih tidak puas terhadap ruang terbuka yang ada di perumahan. Sama seperti perumahan menengah, pada perumahan besar sebagian besar responden menjawab tidak puas dengan ruang terbuka yang tersedia di dalam

perumahan (Gambar 5.3). Studi mengatakan bahwa identifikasi tempat suatu perumahan mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni terhadap lingkungan perumahan, terutama dengan aspek-aspek sosial dari lingkungan perumahan. (Fleury-Bahi, F_eloneau, & Marchand, 2008). Sehingga perumahan yang ruang terbukanya dengan tingkat kepuasan rendah bisa terbilang tidak memiliki nilai sosial yang tinggi.

4. Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka

Gambar 5.4 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka

Pengizinan untuk memakai ruang terbuka memang berlakuk untuk beberapa perumahan terencana. Seperti pada perumahan besar, terdapat sebagian kecil responden yang mengatakan perlunya pengizinan untuk memakai ruang terbuka; untuk acara pribadi. Namun pada perumahan kecil seperti Perumahan Taman Anggrek Setia Budi, tidak perlu dilakukan pengizinan untuk memakai

perumahan menengah, dimana tidak perlu meminta izin kepada pihak perumahan untuk dapat menggunakan ruang terbuka di dalam perumahan ( Gambar 5.4).

5. Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka

Gambar 5.5 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka

Frekuensi pemakain ruang terbuka pada tiap-tiap perumahan berbeda. Seperti pada gambar 4.5., pada perumahan kecil sebanyak 25% responden memilih pilihan sering , 25% responden memilih kadang-kadang, dan 50% responden memilih jarang menggunakan ruang terbuka di perumahan. pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih kadang-kadang menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan jarang. Pada perumahan besar, sebanyak 19,05% responden memilih tidak pernah sama sekali

memakai ruang terbuka, dikarenakan akses yang cukup jauh dari rumah ( Gambar 5.5).

6. Kenyamanan di Ruang Terbuka

Gambar 5.6 Diagram Batang kenyamanan Terhadap Ruang Terbuka

Kenyamanan merupakan faktor penting bagi penghuni dalam menggunakan ruang publik yang tersedia di perumahan. Pada perumahan kecil, semua responden menjawab nyaman selama beraktivitas di ruang terbuka. Hal yang sama juga terjadi di perumahan menengah. Semua responden menjawab sudah nyaman selama menggunakan ruang terbuka sebagai wadah beraktivitas. Sedangkan pada perumahan besar, terdapat respon yang masih belum nyaman selama beraktivitas di ruang terbuka (Gambar 5.6).

1. Kemampuan Ruang Terbuka Mendukung Aktivitas Penghuni

Gambar 5.7 Diagram Batang Kemampuan Ruang Terbuka

Kemampuan suatu ruang terbuka dilihat dari apakah ruang terbuka tersebut bisa memenuhi kebutuhan dari penghuni perumahan dan mencakup jumlah penggunanya. Berdasarkan hasil survei, ruang terbuka pada perumahan diakui responden sudah memiliki kemampuang tersebut. Sedangkan pada perumahan menengah, sebanyak 14,29% responden menjawab masih belum memiliki kemampuan tersebut. Sama seperti perumahan menengah, perumahan besar juga masih belum diakui memiliki kemampuan tersebut oleh sebagian kecil responden (Gambar 5.7).

5 .2.3. Place Attachment pada ruang terbuka

1. Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka

Gambar 5.8 Diagram Batang Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka

Ikatan batin dengan suatu tempat biasanya terjadi pada tingkat individu ataupun komunitas (Hummon D,in Altman & Low, 1992). Sehingga acara bersama seperti komunitas sangat berpengaruh terhadap keterikatan seseorang dengan suatu tempat. Hasil survei menunjukkan tidak semua jenis perumahan memiliki kegiatan bersama. Pada perumahan kecil, sebanyak 75% responden menjawab terdapat kegiatan bersama di ruang terbuka, seperti senam, acara perumahan, dan anak-anak bermain bersama. Sisanya menjawab tidak ada kegiatan bersama di perumahan kecil. Berbeda dengan perumahan kecil, responden yang menjawab tidak terdapat kegiatan ruang terbuka lebih tinggi,

sehingga terdapat penghuni perumahan jarang melakukan kegiatan di ruang terbuka. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% menjawab ada kegiatan bersama di ruang terbuka. Contohnya adalaha Perumahan Cemara Asri, dimana memiliki ruang terbuka berupa taman besar di pusat perumahan dan banyak penghuni maupun pengunjung dari luar yang sering melakukan kegiatan disana, seperti olahraga bersama (Gambar 5.8).

2. Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka

Gambar 5.9 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka

Peristiwa kriminal adalah hal paling dihindari oleh para penghuni perumahan baik yang sedang berada di dalam rumah ataupun beraktivitas di luar

rumah, seperti di ruang terbuka. Berdasarkan hasil survei, responden pada perumahan kecil menjawab tidak pernah terjadi peristiwa kriminal di ruang terbuka pada perumahan tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada perumahan menengah. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 38,10% responden menjawab pernah terjadi peristiwa kriminal, seperti pencurian motor di Perumahan Cemara Asri (Gambar 5.9).

3. Gangguan saat Beraktivitas di Ruang Terbuka

Gambar 5.10 Diagram Batang Gangguan di Ruang Terbuka

Seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.10, penghuni pada perumahan kecil tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di ruang terbuka perumahan, dikarenkan Sama halnya dengan di perumahan kecil, penghuni pada

beraktivitas di ruang terbuka perumahan. Namun hal yang berbeda dengan perumahan besar, dimana sebanyak 9,52% responden menjawab adanya gangguan saat beraktivitas di ruang terbuka perumahan. sedangkan sisanya 90,48% responden menjawab tidak mengalami gangguan saat beraktivitas di ruang terbuka.

Dokumen terkait