3.4 Analisis Data
3.4.8 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan perikanan tangkap
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SEM (structural equation model). Data yang dimasukan dalam analisis ini adalah data primer yang dikumpulkan dari responden dan diolah secara kuantitatif, ditabulasi, dan selanjutnya diolah menggunakan model persamaan SEM. Persamaan SEM, variabel endogen laten (Y) dipengaruhi oleh variabel eksogen laten (X).
Penggunaan analisis SEM bukan untuk menghasilkan teori, tetapi menguji model yang mempunyai pijakan-pijakan teori yang benar dan baik. Berdasarkan pemikiran ini, maka interpretasi dari model dapat diterima atau ditolak. Apabila
model tersebut belum baik, perlu diadakan modifikasi. Dalam penggunaan indeks modifikasi model, syaratnya adalah terdapat justifikasi teoritis yang kuat untuk memodifikasi model.
Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam pengembangan perikanan tangkap sebagai berikut; variabel Y terdiri atas pengembangan unit penangkapan ikan (Y1) dan sasaran pengembangan (Y2). Sedangkan variabel X terdiri dari:
produksi ikan (X1), unit alat tangkap (X2), sarana dan prasarana (X3), aspek sosial
(X4), keamanan, kepastian hukun dan pengawasan (X5) aspek ekonomi (X6).
Setiap variabel dipengaruhi oleh interaksi dengan komponen lain yang secara rinci dapat dijelaskan: produksi ikan X1 dipengaruhi oleh : musim (X1.1),
jarak antara daerah fishing ground dan fishing base (X1.2) zona penangkapan ikan
(X1.3), unit penangkapan ikan X2, dipengaruhi oleh : efektifitas menangkap ikan
(X2.1), kemudahan pengoperasian alat tangkap (X2.2), kemudahan perbaikan alat
tangkap (X2.3), ramah lingkungan (X2.4), keamanan hasil tangkapan (X2.5), sarana
dan prasarana X3 dipengaruhi oleh: TPI dan pelabuhan perikanan (X3.1),
penyediaan es (X3.2), tempat penampungan ikan (X3.3), sarana informasi (X3.4),
tempat pengolah ikan (X3.5), bengkel (X3.6), BBM (X3.7), kedai nelayan (X3.8),
aspek sosial nelayan X4 dipengaruhi oleh : tingkat kepercayaan (X4.1), kemampuan
berkelompok/berorganisasi (X4.2), kecintaan terhadap pekerjaan (X4.3), tenaga
kerja (X4.4), keamanan, kepastian hukum dan pengawasan X5 dipengaruhi oleh:
kepastian hukum (X5.1), keamanan(X5.2), pengawasan (X5.3), aspek ekonomi X6
dipengaruhi oleh: pasar (X6.1), kemitraan (X6.2), dukungan modal (X6.3), kestabilan
harga ikan (X6.4), kemudahan perizinan (X6.5), pengembangan unit penangkapan
ikan (Y1) dipengaruhi oleh: purse seine (Y1.1), pancing ikan tuna (Y1.2), bagan
perahu (Y1.3), bubu (Y1.4), pancing ulur (Y1.5), payang (Y1.6) sero, (Y1.7) gillnet
(Y1.8), Sasaran pengembangan Y2 dipengaruhi oleh: menciptakan pertumbuhan
ekonomi di daerah (Y2.1), peningkatan produksi hasil tangkapan (Y2.2), menjamin
mutu hasil tangkapan ikan (Y2.3).
Analisis ditujukan untuk melihat terjadinya interaksi antara komponen dan mengetahui interaksi mana yang berpengaruh dalam pengembangan perikanan tangkap. Gambaran interaksi antara komponen-komponen tersebut diilustrasikan pada Gambar 3.
Produksi Ikan (X1)
1. Musim 2.Jarak antara FB ke FG
3. Zona penangkapan
Unit Penangkapan Ikan (X2)
1. Efektifitas menangkap ikan 2. Kemudahan pengoperasian 3. Kemudahan Perbaikan
4. Ramah lingkungan
5. Keamanan hasil tangkapan untuk dikonsumsi Pengembangan Unit Perikanan Tangkap (Y1)
1. Purse seine
2. Pancing ikan tuna 3.Bagan perahu 4. Bubu 5. Pancing ulur 6. Payang 7. Sero 8.Gillnet Sasaran Pengembangan (Y2)
1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah 2. Meningkatkan produksi hasil tangkapan
3. Menjamin mutu hasil tangkapan
Aspek Ekonomi (X6) 1. Pasar 2. Kemitraan 3.Dukugan modal 4. Kestabilan harga 5. Kemudahan perizinan Aspek Sosial (X4) 1. Tingkat kepercayaan 2. Kemampuan berkelompok 3. Pencintaan terhadap pekerjaan
4. Tenaga kerja
Keamanan, Kepastian Hukum dan Pengawasan
(X5)
1. Kepastian hukum 2. Keamanan 3. Pengawasan
Sarana dan Prasarana (X3)
1. TPI dan Pelabuhan perikanan 2. ES
3. Tempat penampungan 4. Sarana informasi 5. Tempat pengolah ikan
6. Bengkel 7. BBM 8. Kedai nelayan PROSES INPUT Keterangan:
Pengaruh tidak langsung Pengaruh langsung
Berdasarkan penjelasan alur hubungan antar variabel pada pengembangan perikanan tangkap, maka data yang dikumpulkan sebagai berikut:
1) Produksi ikan X1 meliputi
(i) Musim (X1.1) diukur berdasarkan pengaruh musim terhadap produksi.
(ii) Jarak, (X1.2), diukur berdasarkan pengaruh jarak antara fishing ground
dan fishing base terhadap produksi,
(iii) Zona penangkapan ikan (X1.3), diukur berdasarkan pengaruh adanya zona
penangkapan ikan terhadap produksi. 2) Unit alat tangkap X2 meliputi;
(i) Efektifitas menangkap ikan (X2.1), diukur berdasarkan efektifitas alat
tangkap dalam menangkap ikan target,
(ii)Kemudahan pengoperasian (X2.2), diukur berdasarkan kemudahan dalam
pengoperasian alat tangkap,
(iii) Kemudahan perbaikan (X2.3), diukur berdasarkan kemudahan dalam
memperbaiki alat tangkap,
(iv) Ramah lingkungan (X2.4), diukur berdasarkan tingkat keramahan alat
tangkap terhadap lingkungan,
(v)Keamanan hasil tangkapan (X2.5), diukur berdasarkan tingkat keamanan
ikan yang akan di konsumsi terhadap penggunaan alat tangkap. 3) Sarana dan prasarana X3 meliputi;
(i) TPI dan pelabuhan perikanan (X3.1), diukur berdasarkan adanya TPI dan
pelabuhan perikanan di kawasan pengembangan perikanan tangkap, (ii)Es (X3.2), diukur berdasarkan adanya ketersediaan es di kawasan
pengembangan perikanan tangkap,
(iii) Tempat penampungan ikan (X3.3), diukur berdasarkan adanya tempat
penampungan ikan di kawasan pengembangan perikanan tangkap,
(iv) Sarana informasi (X3.4), diukur berdasarkan adanya sarana informasi di
kawasan pengembangan perikanan tangkap,
(v)Tempat pengolah ikan (X3.5), diukur berdasarkan adanya pelabuhan
perikanan di kawasan pengembangan perikanan tangkap,
(vi) Bengkel (X3.6), diukur berdasarkan adanya bengkel di kawasan
(vii) BBM (X3.7), diukur berdasarkan adanya ketersediaan BBM di kawasan
pengembangan perikanan tangkap,
(viii) Kedai nelayan (X3.8), diukur berdasarkan adanya kedai nelayan di
kawasan pengembangan perikanan tangkap. 4) Aspek sosial nelayan X4 yang meliputi;
(i) Tingkat kepercayaan (X4.1), diukur dari besarnya tingkat kepercayaan
sesama nelayan maupun nelayan kepada pemerintah,
(ii) Kemampuan berkelompok/berorganisasi (X4.2), diukur berdasarkan
kemampuan dalam memahami peran sebagai anggota atau nelayan dalam komunitas atau berkelompok,
(iii) Kecintaan terhadap pekerjaan (X4.3), diukur berdasarkan tingkat
keinginan menekuni pekerjaan sebagai nelayan,
(iv) Tenaga kerja (X4.4), diukur berdasarkan apakah dalam pengembangan
perikanan tangkap dapat menyerap tenaga kerja. 5) Keamanan, kepastian hukum dan pengawasan X5 meliputi;
(i) Kepastian hukum (X5.1), diukur berdasarkan tingkat adanya kepastian
hukum di kawasan pengembangan perikanan tangkap.
(ii)Keamanan (X5.2), diukur berdasarkan tingkat keamanan di kawasan
pengembangan perikanan tangkap,
(iii) Pengawasan (X5.3), diukur adanya pengawasan terhadap pengelolaan
perikanan di kawasan pengembangan perikanan tangkap, 6) Aspek ekonomi X6 meliputi ;
(i) Pasar (X6.1) diukur berdasarkan tersedianya pasar yang menampung
produksi, baik pasar lokal maupun pasar eksport,
(ii)Kemitraan (X6.2), diukur berdasarkan adanya kemitraan nelayan dengan
pelaku ekonomi perikanan,
(iii) Dukungan modal (X6.3), diukur dari adanya dukungan modal oleh
pemerintah maupun swasta dalam mengembangkan usaha perikanan, (iv) Kestabilan harga ikan (X6.4), diukur berdasarkan jaminan harga dan harga
dasar ikan,
(v)Kemudahan perizinan (X6.5), diukur berdasarkan kemudahan dalam
7) Pengembangan unit penangkapan ikan (Y1), meliputi ;
(i) Purse seine (Y1.1), diukur berdasarkan bahwa purse seine merupakan unit
penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(ii)Pancing ikan tuna (Y1.2), diukur berdasarkan bahwa pancing ikan tuna
merupakan unit penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(iii) Bagan perahu (Y1.3), diukur berdasarkan bahwa bagan perahu merupakan
unit penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(iv) Bubu (Y1.4), diukur berdasarkan bahwa bubu merupakan unit
penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(v)Pancing ulur (Y1.5), diukur berdasarkan bahwa pancing ulur merupakan
unit penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(vi) Payang (Y1.6), diukur berdasarkan bahwa payang merupakan unit
penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(vii) Sero (Y1.7), diukur berdasarkan bahwa sero merupakan unit penangkapan
ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
(viii) Gillnet (Y1.8), diukur berdasarkan bahwa gillnet merupakan unit
penangkapan ikan yang layak dikembangkan dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap,
8) Sasaran pengembangan Y2 meliputi ;
(i) Menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah (Y2.1), diukur berdasarkan
adanya kemampuan menjadikan pusat pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Gorontalo Utara melalui pengembangan perikanan tangkap, (ii) Peningkatan produksi hasil tangkapan (Y2.2), diukur berdasarkan adanya
kemampuan dalam meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan melalui pengembangan perikanan tangkap,
(iii) Menjamin mutu hasil tangkapan (Y2.3), diukur berdasarkan adanya
kemampuan menjamin mutu hasil tangkapan ikan sesuai dengan permintaan konsumen melalui pengembangan perikanan tangkap.
Setelah data tentang analisis faktor-faktor pengembangan perikanan tangkap diperoleh, maka proses selanjutnya adalah menyusun kontruksi persamaan eksegen peubah laten dan persamaan model struktural sebagai berikut :
1) Kontruksi persamaan eksogen peubah laten meliputi:
Pengukuran peubah produksi ikan terdiri dari:
Musim : X1.1 = λ1X1 + 1
Jarak : X1.2 = λ2X1 + 2
Zona penangkapan : X1.3 = λ3X1 + 3 Pegukuran peubah unit alat tangkap terdiri dari :
Efektifitas menangkap ikan : X2.1 = λ4X2 + 4
Kemudahan pengoperasian : X2.2 = λ5X2 + 5
Kemudahan perbaikan : X2.3 = λ6X2 + 6
Ramah lingkungan : X2.4 = λ7X2 + 7
Keamanan hasil tangkapan : X2.5 = λ8X2 + 8 Pengukuran peubah sarana dan prasarana terdiri dari :
TPI dan Pelabuhan perikanan : X3.1 = λ9X3 + 9
Tempat penampungan ikan : X3.2 = λ10X3 + 10
Es : X3.3 = λ11X3 + 11
Sarana informasi : X3.4 = λ12X3+ 12
Tempat pengolah ikan : X3.5 = λ13X3 + 13
Bengkel : X3.6 = λ14X3 + 14
BBM : X3.7 = λ15 X3+ 15
Kedai nelayan : X3.8 = λ16X3 + 16 Pengukuran peubah aspek sosial terdiri dari :
Tingkat kepercayaan : X4.1 = λ17X4 + 17
Berkelompok/berorganisasi : X4.2 = λ18X4 + 18
Kecintaan pada pekerjaan : X4.3 = λ19X4 + 19
Pengukuran peubah keamanan, kepastian hukum dan pengawasan : Kepastian hukum : X5.1 = λ21X5 + 21
Keamanan : X5.2 = λ22X5 + 22
Pengawasan : X5.3 = λ23X5 + 23 Pengukuran peubah ekonomi terdiri dari:
Pasar : X6.1 = λ24X6 + 24
Kemitraan : X6.2 = λ24X6 + 25
Dukungan modal : X6.3 = λ24X6 + 26
Kestabilan harga ikan : X6.4 = λ24X6 + 27
Kemudahan perizinan : X6.5 = λ24X6 + 28 Pengukuran peubah pengembangan unit penangkapan ikan :
Purse seine : Y1.1 = λ25Y1 + 1
Pancing ikan tuna : Y1.2 = λ26Y1 + 2
Bagan perahu : Y1.3 = λ27Y1 + 3 Bubu : Y1.4 = λ28Y1 + 4 Pancing ulur : Y1.5 = λ29Y1 + 5 Payang : Y1.6 = λ30Y1 + 6 Sero : Y1.7 = λ31Y1 + 7 Gillnet : Y1.8 = λ32Y1 + 8 Pengukuran peubah sasaran pengembangan terdiri dari :
Pertumbuhan ekonomi : Y2.1 = λ33Y2 + 9
Peningkatan produksi : Y2.2 = λ34Y2 + 10
Mutu hasil tangkapan : Y2.3 = λ35Y2 + 11
2). Persamaan model struktural
(i)Model pengembangan unit penangkapan ikan
Y1= 1 X1 + 2 X2+ 2 X2 + 3 X3 + 4 X4+ 5 X5+ 6 X6+ 1
(ii) Model sasaran pengembangan
Untuk menguji model pengembangan perikanan yang dianalisis, jika hipotesis H0: matriks kovariansi data sampel tidak berbeda dengan matriks
kovariansi populasi yang diestimasi dan H1: matriks kovariansi data sampel
berbeda dengan maktriks kovariansi populasi yang diestimasi. Selanjutnya model dikatakan fit jika nilai ρ-hitung ≥ 0,05 ; nilai RMSEA < 0,08 dan nilai CFI > 0,90. Selanjutnya adalah melihat faktor yang paling signifikan, yaitu bila nilai dari variabel (t-hitung > 1,96) pada α=0,05 (Kusnendi, 2008).