• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar.

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2011: 23-25):

a) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari Faktor-faktor nonsosial dan Faktor-faktor sosial.

27 1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya. 2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersufat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan mesyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.

b) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

28

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Kedaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna

29

terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor yang berasal dari luar individa yang berupa faktor nonsosial dan faktor sosial serta faktor yang berasal dari dalam individu yang berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis.

B. Pembelajaran IPA 1. IPA

a) Definisi IPA

IPA merupakan rumpun ilmu yang, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan

30

hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

Menurut Kemendiknas IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (dalam Wisudawati & Sulistyowati: 2014). Berikut ini adalah beberapa definisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014):

1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.

2) Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik. 3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan

klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.

31

Carin dan Sund (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 24) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:

1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.

2) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4) Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa IPA adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang memiliki empat unsur utama yaitu, sikap, proses, produk, dan aplikasi.

32 b) Fungsi dan Tujuan

Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan selanjutnya, serta bertujuan (Departemen Agama RI, 2004: 206):

1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan Alam dan teknologi.

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah Swt.

33 c) Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Alam meliputi dua aspek (Departemen Agama RI, 2004: 206):

1) Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.

2) Pemahaman konsep dan penerapannya, yang mencakup:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

e) Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan konsep Pengetahuan Alam dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.

34 d) Cara Berpikir IPA

Cara berpikir IPA meliputi (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 24- 25):

1) Percaya (Believe)

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2) Rasa ingin tahu (Curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.

3) Imajinasi (Imagination)

Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

4) Panalaran (Reasoning)

Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan juga mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.

5) Koreksi diri (Self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami dirinya, untuk

35

melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.

e) Cara Penyelidikan IPA

Cara penyelidikan IPA meliputi (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 25):

1) Observasi (Observation)

Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan hukum alam harus mempelajari objek-objek dan kejadian-kejadian melalui observasi. Dari observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta merupakan data, yang selanjutnya diolah menjadi hasil observasi.

2) Eksperimen (Experimentation)

Eksperimen merupakan hal sangat penting dalam metode ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam. Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh data yang akurat.

3) Matematika (Mathematic)

Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan antar variabel dalam hukum dan teori. Matematika juga penting untuk membangun suatu model.

f) Objek atau Bidang Kajian IPA

Batang tubuh IPA (science body of knowledge) yang dihasilkan dari disiplin keilmuan menunjukkan hasil-hasil kreatif

36

penemuan umat manusia selama berabad-abad. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta), pengetahuan konseptual (konsep), pengetahuan prosedural (prinsip, hukum, hipotesis, teori, dan model). Saat ini, ada dimensi pengetahuan IPA keempat, yaitu pengetahuan metakognitif (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 25-26).

Dokumen terkait