• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Melalui teknik Mind Map pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Melalui teknik Mind Map pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI LINGKUNGAN

MELALUI TEKNIK MIND MAP PADA SISWA KELAS III

MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

SYNTHIA WULAN SARI

NIM: 11512060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI LINGKUNGAN

MELALUI TEKNIK MIND MAP PADA SISWA KELAS III

MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

SYNTHIA WULAN SARI

NIM: 11512060

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan ”

(QS. Al-Insyirah: 5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua yang sangat saya cintai Bapak Sugiyono dan Ibu Surati dan keluarga yang selalu memberi arahan, bimbingan dan doa.

Embah ku tercinta Mbah Wagiyem yang selalu memberikan doa terbaiknya.

Kedua adikku tersayang Yogi Dwi Prasetyo dan Puthut Novitasari yang selalu memberi semangat.

Sahabat-sahabatku terkasih PGMI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

Para pembaca yang budiman.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang dinantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

Lingkungan Melalui Teknik Mind Map pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(9)

ix

4. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, arahan dan bimbingannya.

6. Bapak Sidik, S.PdI selaku kepala MI Tamrinul Ulum Jetis yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Nur Hani Salamah, S.PdI selaku wali kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis yang turut membantu dalam penelitian.

8. Kedua orang tua yang selalu memberi doa dan dukungan baik secara moral maupun material.

9. Siswa siswi kelas III MI Tarinul Ulum Jetis yang telah memberi dukungan.

10.Sahabat-sahabat yang selalu memberi motivasi.

11.Teman-teman PGMI 2012 yang senantiasa selalu berjuang bersama dan saling memberi dukungan.

Selanjutnya peneliti hanya dapat berdoa semoga mereka senantiasa mendapat balasan terbaik dari sisi Allah SWT.

(10)

x

Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi peneliti sendiri.

Salatiga, 13 September 2016 Peneliti

(11)

xi

ABSTRAK

Sari, Synthia Wulan. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Melalui teknik Mind Map pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Teknik Mind Map

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI Tamrinul Ulum Jetis memiliki hasil belajar yang rendah, dimana hal ini tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini berkaitan dengan masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah teknik Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi lingkungan pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Tahun Pelajaran 2016/2017?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklusnya terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, observasi, dan dokumentasi.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

(13)

xiii

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

1. Hipotesis Tindakan... 7

2. Indikator Keberhasilan ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

F. Definisi Operasional... 9

1. Hasil Belajar ... 9

2. IPA ... 10

3. Materi Lingkungan ... 10

4. Teknik Mind Map ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

1. Rancangan Penelitian ... 12

2. Subjek Penelitian ... 13

3. Langkah-langkah Penelitian ... 14

4. Instrumen Penelitian... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Analisis Data ... 19

H. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 22

1. Definisi Hasil Belajar ... 22

(14)

xiv

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

B. Pembelajaran IPA... 29

1. IPA ... 29

a. Definisi IPA ... 29

b. Fungsi dan Tujuan ... 32

c. Ruang Lingkup ... 32

d. Cara Berpikir IPA ... 33

e. Cara Penyelidikan IPA ... 35

f. Objek atau Bidang Kajian IPA ... 35

2. Pembelajaran IPA ... 36

a. Definisi Pembelajaran IPA ... 36

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III Semester I ... 36

c. IPA Materi Lingkungan ... 38

C. Mind Map ... 40

1. Definisi ... 40

2. Langkah–langkah ... 44

3. Kegunaan ... 48

4. Kelebihan dan Kelemahan ... 50

5. Implikasi Teknik Mind Map dalam Proses Pembelajaran .. 51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tamrinul Ulum Jetis ... 53

(15)

xv

2. Sarana dan Prasarana... 54

3. Visi dan Misi Madrasah ... 54

4. Tenaga Pendidik ... 55

B. Subjek Penelitian ... 56

C. Waktu Penelitian ... 57

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Deskripsi Pra Siklus ... 59

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 60

a. Perencanaan Tindakan ... 60

b. Pelaksanaan Tindakan ... 61

c. Pengamatan/Observasi ... 62

d. Refleksi ... 66

3. Dekripsi Pelaksanaan Siklus II... 67

a. Perencanaan Tindakan ... 67

b. Pelaksanaan Tindakan ... 68

c. Pengamatan/Observasi ... 69

d. Refleksi ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 75

1. Deskripsi Pra Siklus ... 75

2. Deskripsi Siklus I ... 76

3. Deskripsi Siklus II ... 78

(16)

xvi

1. Siklus I ... 81

2. Siklus II ... 83

3. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis ... 13

Tabel 1.2 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ... 16

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 36

Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana ... 54

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru MI Tamrinul Ulum Jetis ... 55

Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis ... 57

Tabel 3.4 Nilai Pra Siklus ... 59

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 62

Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I ... 65

Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 70

Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II ... 73

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ... 75

Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I... 77

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 78

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ... 80

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 12

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 92

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 99

Lampiran 3 Dokumentasi ... 107

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 109

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 111

Lampiran 6 Daftar Nilai Siklus I ... 113

Lampiran 7 Daftar Nilai Siklus II ... 114

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 115

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 118

Lampiran 10 Profil MI Tamrinul Ulum ... 121

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup ... 123

Lampiran 12 Lembar Jawab Siswa Evaluasi Siklus I ... 124

Lampiran 13 Lembar Jawab Siswa Evaluasi Siklus II ... 126

Lampiran 14 Hasil Mind Map siswa ... 128

Lampiran 15 Surat Pengantar Lembaga ... 129

(20)

xx

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi ... 131

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan. Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar. Karena itu tidak heran bila anak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang kurang mendukung. Sebaliknya banyak ditemukan anak-anak dari keluarga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi yang didukung oleh guru-guru yang profesional (Sriyanti, 2011: 17).

(22)

2

اوُنَماَء َنيِذَّلا ُالله ِعَف ْرَي

تاَج َرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلا َو ْمُكنِم

.

..

Artinya: “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Selain ayat diatas, masih terdapat ayat al Quran yang menyebutkan tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan yaitu QS. Al-‘Alaq ayat 1-5 seperti berikut ini:

{ َقَلَخ يِذَّلا َكِ بَر ِمْساِب ْأ َرْقا (manusia) dengan perantaraan kalam, 5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(23)

3

Proses belajar pada umumnya dilakukan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lainnya walaupun tidak bersifat mutlak, artinya pendidikan sebenarnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Proses belajar yang dilakukan di sekolah membahas tentang banyak hal, diantaranya mengenai ilmu pengetahuan alam yang banyak mengkaji tentang gejala-gejala alam dan pengaruhnya pada kehidupan.

IPA merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang alam dan sekitarnya. Menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014: 22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

Salah satu materi IPA SD/MI adalah tentang lingkungan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua (2) yaitu lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang belum tercemar, sedangkan lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang sudah tercemar. Selain itu, materi ini akan membahas tentang perbedaan antara lingkungan sehat dan tidak sehat, ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat, serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

(24)

4

anak didik beserta aspek lain yang menyertainya, seperti cara belajarnya, bakat minat dan karakteristiknya. Menguasai materi tanpa mengetahui bagaimana karakter dari audien (dalam hal ini anak didik) merupakan kemampuan yang belum lengkap. Guru perlu memahami kondisi anak didik, ada harapan dan kebutuhan, bagaimana proses belajar terjadi serta bagaimana menyesuaikan materi dengan daya tangkap anak. Tanpa pemahaman yang tepat tentang anak didik, guru hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga tanpa hasil yang maksimal. Keringat guru yang bercucuran bisa tidak ada artinya tanpa pemahaman yang mendalam tentang diri anak didik. Demikian juga guru yang genius dan sangat ahli di bidang keilmuannya menjadi terasa hambar dan sia-sia tanpa dibekali strategi bagaimana memasukkan ilmu pengetahuan ke dalam jiwa anak.

(25)

5

menyebabkan siswa sulit untuk mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan permasalahan atau problematika yang terjadi maka peneliti bermaksud memberikan solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan menggunakan teknik Mind Map dalam proses pembelajaran. Mind map atau peta pikiran adalah salah satu teknik yang digunakan untuk

membantu seseorang dalam pembelajaran utamanya kegiatan mencatat dan mengingat. Dengan Mind Map siswa diajak untuk memetakan pengetahuannya ke dalam bentuk gambar dan tulisan, sehingga materi akan lebih mudah dipelajari dan diingat.

Penemu Mind Map, Buzan (2006: 6) mengemukakan bahwa Mind Map merupakan cara paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam membuat catatan. Mind Map juga merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan, dengan memberikan kemudahan dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak kita libatkan dari awal. Ini berarti bahwa upaya untuk mengingat (remembering) dan menarik kembali (recalling) informasi di kemudian hari akan lebih mudah, serta lebih dapat diandalkan daripada bila menggunakan cara pencatatan tradisional.

Mind Map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual

(26)

6

merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat memudahkan dalam mengingat informasi Mind Map (Buzan, 2009: 9).

Sriyanti (2011: 152) juga mengungkapkan bahwa Mind Map dapat digunakan sebagai salah satu cara yang tepat untuk menguasai pelajaran. Merangkum materi pelajaran, membuat catatan dengan Mind Map pada dasarnya memanfaatkan potensi otak agar bekerja, karena otak dituntut membuat asosiasi atau hubungan antara satu konsep dengan konsep lain, membuat kaitan antara fakta dengan fakta lainnya. Melalui Mind Map pemahaman siswa terhadap materi dapat lebih komprehensif, siswa tidak hanya mengetahui bagian-bagian dari isi materi namun menyusun secara holistik materi yang dipelajari. Menyusun Mind Map diawali dengan menemukan kata kunci dari materi atau konsep yang dipelajari, kemudian menentukan sub kata tersebut masuk pada kelompok apa serta membuat hubungan satu sama lain.

(27)

7 B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan teknik Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Lingkungan pada siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui teknik Mind Map materi Lingkungan pada siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013: 96). Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Penggunaan Teknik Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Lingkungan pada siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan, Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Indikator Keberhasilan

(28)

8

siklus I, siklus II, berhenti apabila kelulusan sudah mencapai 85% siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar lebih dari 67.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu bagi perkembangan pendidikan khususnya Ilmu Pengetahuan Alam materi Lingkungan.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA materi Lingkungan.

2) Meningkatkan ketertarikan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b) Bagi Guru

1) Sebagai masukan atau saran bagi guru untuk dapat memilih teknik pembelajaran yang tepat bagi pembelajaran agar berjalan maksimal.

(29)

9 c) Bagi Sekolah

Memberikan bahan pertimbangan dalam menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan teknik pembelajaran khususnya teknik Mind Map.

d) Bagi Institusi (IAIN Salatiga)

1) Memberikan koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa.

2) Sebagai referensi yang relevan bagi mahasiswa dalam membuat tulisan ilmiah.

F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

(30)

10

dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran (Hosnan, 2014: 158).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui pengertian hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

2. IPA

Menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014: 22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa pengertian IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam.

3. Materi Lingkungan

a) Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

1) Lingkungan sehat, yaitu lingkungan yang belum tercemar. 2) Lingkungan tidak sehat, yaitu lingkungan yang sudah tercemar. b) Ciri-ciri

1) Ciri-ciri lingkungan sehat, yaitu: a) Udara bersih

(31)

11 d) Ada tumbuhan hijau

2) Ciri-ciri lingkungan tidak sehat, yaitu: a) Udara kotor

b) Tidak ada tempat sampah c) Tidak ada saluran air d) Tidak ada tumbuhan hijau c) Pengaruh terhadap kehidupan, yaitu:

1) Asap menyebabkan sesak napas.

2) Air kotor meyebabkan gatal-gatal dan diare.

3) Tanah tercemar menyebabkan tanah menjadi tidak subur. d) Cara memelihara kesehatan lingkungan, yaitu:

1) Menanam tanaman

2) Membuang sampah ke tempat sampah 3) Mengolah limbah

4) Membersihkan lingkungan 4. Teknik Mind Map

Menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2009) Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. (Mind Map) menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari

(32)

12 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroon Action Research (CAR). Menurut Arikunto (2014: 3) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penggunaan Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini dengan pertimbangan perlunya perbaikan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi Lingkungan kelas III MI Tamrinul Ulum Gentan kecamatan Susukan kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui kegiatan penelitian reflektif.

(33)

13 2. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di MI Tamrinul Ulum yang beralamat di Jln Raya Susukan Jetis, Dusun Jetis, Desa Gentan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Tamrinul Ulum yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswi perempuan. Penelitian ini dilakukan selama enam (6) bulan terhitung sejak April-September 2016.

Berikut ini merupakan data siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis: Tabel 1.1 Daftar nama siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis

No. Nama Jenis Kelamin

1 Ahmad Zidan Mukhollad L

2 Heru Siswanto Khafid Mustofa L

3 Siti Faridayanti P

4 Puspita Layla Rahma P

5 Winda Ulia Rahma P

6 Nayla Alfi Nasicha P

7 Ahmad Maulana Safri L

8 Ahmad Masyhud Shodiq Khoiri L

9 Septriana Putri Ramadhani P

10 Siti Rafida Aulia P

11 Abdi Gusti Suro Wijoyo L

(34)

14

13 Natijatun Naja P

14 Alif Maulana Mubarok L

15 Zulfa Musdalifah P

16 Siti Mutiara Nur Hidayah P

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2014: 17-19) langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Hubungan keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.

a) Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:

1) Merancang desain pembelajaran dengan penggunaan Mind

Map, yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

(35)

15

3) Mempersiapkan instrumen pengambilan data berupa tes, lembar observasi, dan dokumentasi.

b) Tindakan (acting)

Tindakan (acting) adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas (Arikunto, 2014: 18). Pada tahap ini guru mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c) Pengamatan (observing)

Menurut Arikunto (2014: 19) pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan ini digunakan untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati guru pada prose pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan teknik Mind Map.

d) Refleksi (reflecting)

(36)

16 4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Lembar tes mata pelajaran IPA materi Lingkungan.

b) Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan teknik Mind Map.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati, diantaranya (Rusman, 2011: 99-100):

Tabel 1.2 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi

No Aspek yang Diamati

Kemampuan Membuka Pelajaran 1. Memeriksa kesiapan siswa

2. Memberikan motivasi awal

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan

Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran 6. Kejelasan artikulasi suara

7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa 8. Antusiasme dalam penampilan

9. Mobilitas posisi mengajar

(37)

17

10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP

11. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) 12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan

belajar

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran) 13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan/indikator

yang telah ditetapkan

14. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespons pertanyaan siswa

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan

Kemampuan Menerapkan Teknik Pembelajaran 16. Menerapkan teknik Mind Map dengan baik dan benar 17. Melibatkan siswa dalam penerapan teknik Mind Map

Evaluasi Pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

(38)

18

22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut/Follow Up

23. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

24. Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya

25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar c) Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Map. 5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a) Tes Tertulis

(39)

19

diajarkan oleh guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan teknik Mind Map berlangsung. Tes ini terdiri dari tes objektif dan subjektif

b) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Map.

c) Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa gambar atau foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPA dengan teknik Mind Map akan terekan dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. 6. Analisis Data

(40)

20

dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 67. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau

belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≤ 67, selanjutnya

suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat 85 % yang telah mencapai daya serap (Daryanto, 2011: 192).

Untuk membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus persentase (Daryanto, 2011: 192):

P=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑋100% H.Sistematika Penulisan

Dalam rangka umtuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti penyajian data peneliti maka penulis paparkan sistematika penulisan sabagai berikut:

BAB I, Pendahuluan, terdiri dari: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(41)

21

membuat Mind Map, manfaat menggunakan Mind Map, implikasi teknik Mind Map dalam proses pembelajaran.

BAB III, Pelaksanaan penelitian, terdiri dari: Subjek penelitian, waktu penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: Deskripsi paparan per siklus meliputi; deskripsi paparan siklus I dan II.

(42)

22 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Pengertian hasil menurut W. J. S Poerwadarminta (2006: 408) adalah sesuatu yang dia’dakan (dibuat dijadikan, dsb) oleh usaha (pikiran, tanam-tanaman, tanah, sawah, ladang, hutan, dsb).

Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2011: 16) belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Belajar menurut B. F Skinner (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 31) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar maka responsnya baik dan sebaliknya. Jadi belajar merupakan perubahan dalam peluang terjadinya respons.

(43)

23

remedial bagi siswa yang belum berhasil. Maka dari itu, suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.

Berikut ini adalah indikator keberhasilan yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar telah dianggap berhasil (Djamarah & Zain, 2006: 105-106):

a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari hasil belajar adalah capaian dari suatu aktivitas atau interaksi yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap.

2. Manifestasi Hasil Belajar

(44)

24 a) Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

b) Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu.

c) Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.

d) Berpikir asosiatif dan daya ingat

(45)

25

asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

e) Berpikir rasional dan kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

f) Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya. g) Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan sebagai kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.

h) Apresiasi

(46)

26 i) Tingkah laku efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar.

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2011: 23-25):

a) Faktor eksternal

(47)

27 1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya. 2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersufat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan mesyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.

b) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

(48)

28

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Kedaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

(49)

29

terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor yang berasal dari luar individa yang berupa faktor nonsosial dan faktor sosial serta faktor yang berasal dari dalam individu yang berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis.

B. Pembelajaran IPA 1. IPA

a) Definisi IPA

(50)

30

hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

Menurut Kemendiknas IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (dalam Wisudawati & Sulistyowati: 2014). Berikut ini adalah beberapa definisi IPA menurut Subiyanto (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014):

1) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.

2) Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik. 3) Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan

(51)

31

Carin dan Sund (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 24) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan

tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada

definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:

1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.

2) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4) Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

(52)

32 b) Fungsi dan Tujuan

Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan selanjutnya, serta bertujuan (Departemen Agama RI, 2004: 206):

1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan Alam dan teknologi.

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

(53)

33 c) Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Alam meliputi dua aspek (Departemen Agama RI, 2004: 206):

1) Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.

2) Pemahaman konsep dan penerapannya, yang mencakup:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

(54)

34 d) Cara Berpikir IPA

Cara berpikir IPA meliputi (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 24- 25):

1) Percaya (Believe)

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2) Rasa ingin tahu (Curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.

3) Imajinasi (Imagination)

Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

4) Panalaran (Reasoning)

Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan juga mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.

5) Koreksi diri (Self examination)

(55)

35

melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.

e) Cara Penyelidikan IPA

Cara penyelidikan IPA meliputi (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 25):

1) Observasi (Observation)

Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan hukum alam harus mempelajari objek-objek dan kejadian-kejadian melalui observasi. Dari observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta merupakan data, yang selanjutnya diolah menjadi hasil observasi.

2) Eksperimen (Experimentation)

Eksperimen merupakan hal sangat penting dalam metode ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam. Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh data yang akurat.

3) Matematika (Mathematic)

Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan antar variabel dalam hukum dan teori. Matematika juga penting untuk membangun suatu model.

f) Objek atau Bidang Kajian IPA

(56)

36

penemuan umat manusia selama berabad-abad. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta), pengetahuan konseptual (konsep), pengetahuan prosedural (prinsip, hukum, hipotesis, teori, dan model). Saat ini, ada dimensi pengetahuan IPA keempat, yaitu pengetahuan metakognitif (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 25-26).

2. Pembelajaran IPA

a) Definisi Pembelajaran IPA

Menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014: 26) pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III Semester I

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III Semester I

(57)

37 pada makhluk hidup dan hal-hal yang

2.3Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan 3. Memahami sifat-sifat,

perubahan sifat benda

(58)

38 dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari

pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas 3.2Mendeskripsikan

perubahan sifat-sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran dan

diletakkan di udara terbuka

3.3Menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca, dan kertas

c) IPA Materi Lingkungan (Hayati Purnama Setia, Kusnin dan Nunuk Siti Rahayu, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 3, 2008: 35-44):

1) Pengertian Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat

a) Lingkungan sehat adalah lingkungan yang belum tercemar. b) Lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang sudah

tercemar.

2) Ciri-ciri Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat a) Ciri-ciri lingkungan sehat:

(59)

39

2) Ada tempat sampah dan keadannya bersih. 3) Terdapat saluran air yang bersih dan lancar.

4) Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi.

b) Ciri-ciri lingkungan tidak sehat: 1) Udara kotor dan berbau.

2) Tidak tersedianya tempat sampah. 3) Tidak ada saluran air.

4) Tidak terdapat tumbuhan sehingga terlihat gersang. 5) Terdapat banyak hewan liar yang kelihatan kotor. 3) Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan

a) lingkungan yang banyak pepohonan akan menjadikan udara segar dan bersih.

b) Sampah yang di buang pada tempatnya akan menjadikan lingkungan lebih bersih.

c) Air yang bersih akan menjadikan badan menjadi lebih segar.

4) Pengaruh kondisi lingkungan yang tidak sehat terhadap kesehatan:

a) Asap yang bertebaran dimana-mana akan menyebabkan napas menjadi sesak.

(60)

40

c) Tanah yang tercemar akan menyebabkan tanah menjadi tidak subur

5) Cara Menjaga Kesehatan Lingkungan

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan lingkungan:

a) Memelihara kebersihan lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar.

b) Menanam tumbuhan di lingkungan sekitar rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar.

c) Membersihkan saluran air secara teratur.

d) Membuang sampah ke tempatnya dan tidak membakar sampah di lingkungan yang padat penduduk.

C. Mind Map 1. Definisi

Penggagas Mind Map, Tony Buzan mengemukakan bahwa definisi Mind Map adalah cara paling mudah untuk memasukkan informasi ke

dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari otak. Cara ini adalah cara kreatif dan efektif dalam membuat catatan, sehingga boleh dikatakan Mind Map benar-benar memetakan pikiran seseorang. Mind Map adalah alat pilihan untuk membantu menajamkan ingatan. Mind Map dapat bekerja dengan baik karena ia menggunakan kedua pemain

(61)

41

Selain itu, definisi Mind Map adalah bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras dengan otak untuk memudahkan dalam mengingat. Mind Map menggunakan warna dan gambar-gambar untuk membantu membangunkan imajinasi dan cara menggambar Mind Map-dengan kata-kata atau gambar-gambar yang bertengger di

garis-garis melengkung atau “cabang-cabang” akan membantu ingatan membuat asosiasi.

Mind Map boleh dibandingkan dengan peta kota. Bagian tengah

Mind Map adalah tak bedanya dengan pusat kota, dan mewakili

gagasan terpenting; jalan-jalan protokol yang memencar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan pikiran-pikiran sekunder seseorang. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk istimewa bisa diibaratkan sebagai landmark kota atau ide-ide yang sangat menarik (Buzan, 2006: 7).

Sebagaimana peta jalan, maka sebuah Mind Map juga akan (Buzan, 2006: 9):

a) Memberi ringkasan atas suatu subjek atau area yang luas.

b) Memudahkan kita membuat rencana perjalanan atau suatu pilihan, dan membantu kita mengetahui tujuan kita dan posisi kita sekarang.

(62)

42

d) Memberi dorongan atas upaya pemecahan masalah dengan memberi kesempatan untuk melihat jalan-jalan keluar kreatif yang baru.

e) Merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat.

Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,

memungkinkan seseorang menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2009: 5).

Buzan juga berpendapat bahwa semua Mind Map memiliki beberapa kesamaan. Mind Map selalu menggunakan warna. Struktur alamiah Mind Map berupa radial yang memancar keluar dari gambar sentral. Mind Map menggunakan garis, lambang, kata-kata, serta gambar, berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan Mind Map, daftar informasi yang panjang dan menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan cara kerja alami otak (Buzan, 2006: 7).

Mind Map merupakan suatu cara mencatat yang menggunakan

(63)

43

yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, Mind Map lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat membantu kita mengingat informasi Mind Map.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa Mind Map bertujuan untuk membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Map merupakan teknik mencatat yang memadukan dan melibatkan kinerja kedua belah otak untuk memudahkan seseorang dalam mengingat dan mengeluarkan kembali informasi yang ada dalam otak.

(64)

44 2. Langkah-langkah

Sebelum membuat Mind Map, terlebih dahulu harus dipersiapkan bahan-bahannya, diantaranya (Buzan, 2006: 10):

a) Kertas kosong tak bergaris b) Pena dan pensil warna c) Otak

d) Imajinasi

Setelah semua bahan siap maka berikut ini 7 langkah dalam membuat Mind Map menurut Buzan dalam bukunya How to Mind Map (2006: 21-23):

a) Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam posisi memanjang. Kenapa begitu? Karena memulai dari bagian tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memencar ke luar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami.

(65)

45

c) Gunakan warna pada seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena bagi otak, warna-warna tidak kalah menariknya dari gambar. Warna membuat Mind Map tampak lebih cerah dan hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif, dan ini juga adalah hal yang menyenangkan.

d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya. Kenapa begitu? Karena, seperti yang telah kita ketahui, otak bekerja dengan menggunakan asosiasi. Jika kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan jauh lebih mudah dalam memahami dan mengingat.

e) Buatlah cabang-cabang Mind Map berbentuk melengkung bukannya garis lurus. Kenapa begitu? Karena jika semuanya garis lurus, ini akan membosankan otak Anda. Cabang-cabang yang melengkung dan hidup seperti cabang-cabang sebuah pohon jauh lebih menarik dan indah bagi mata anda.

(66)

46

kalimat-kalimat cenderung akan mengurangi efek pemicuan tersebut. Mind Map yang mempunyai banyak kata-kata kunci di dalamnya adalah seperti tangan yang memiliki jemari yang semuanya bebas bergerak dengan lincah. Mind Map yang berisi ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat adalah seperti tangan yang semua jemarinya diikat.

g) Gunakan gambar di seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena setiap gambar, seperti gambar sentral, juga bernilai seribu kata. Jadi, apabila kita hanya memiliki 10 gambar saja pada Mind Map, ini sudah sama dengan 10.000 kata yang terdapat dalam suatu catatan.

Buzan (2005: 20-22) juga memaparkan cara menggambar Mind Map yang cenderung lebih ringkas seperti berikut ini:

a) Ambillah selembar kertas putih polos (jangan menggunakan kertas bergaris karena akan menghentikan aliran idemu). Putarlah kertas agar sisi panjangnya terletak mendatar.

b) Ambil beberapa spidol berwarna cerah. Pilih warna kesukaanmu. c) Gambar sebuah gambar di tengah halaman yang berhubungan

dengan apa yang telah kamu lakukan.

(67)

47

e) Sekarang biarkan otakmu berpikir tentang gagasan-gagasan untuk mengembangkan cabang-cabang utama. Gambarlah cabang-cabang yang lebih tipis untuk gagasan-gagasan yang memancar dari cabang utama tulislah kata-kata dalam huruf lebih kecil sepanjang cabang tersebut.

f) Dengan semakin banyaknya gagasan yang muncul, tambahkan lebih banyak cabang ke subtopik.

Menurut DePorter et al (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 173), kiat-kiat dalam membuat peta pikiran adalah sebagai berikut: a) Membuat lingkaran ditengah kertas untuk menuliskan gagasan

utama.

b) Menambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin kunci, menggunakan pensil warna.

c) Menuliskan kata kunci/frase pada tiap-tiap cabang, lalu kembangkan untuk menambah detai-detail.

d) Tambahkan simbol dan ilustrasi. e) Menggunakan huruf kapital.

f) Menulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar. g) Membuat kreasi pada peta pikiran yang dibuat.

h) Memberikan garis bawah kata-kata yang dianggap penting dan menggunakan huruf tebal.

i) Bersikap kreatif dan berani dalam membuat peta pikiran.

(68)

48

k) Membuat peta pikiran secara horizontal.

Kiat-kiat dalam membuat peta pikiran sangat dipengaruhi oleh asosiasi masing-masing peserta didik. Perbedaan asosiasi setiap peserta didik akan menyebabkan peta pikiran yang dibuat berbeda-beda. Meskipun berbeda, teknik ini tebukti efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta didik.

Efektifitas peta pikiran sebagai sebagai suatu teknik pencatatan dapat dilihat dari kemudahan peserta didik dalam mengingat dan mengulang kembali suatu materi IPA yang telah didapatkan. Kemudahan dalam mengingat dan mengulang kembali materi ini sebagai hasil dari kombinasi fungsi otak kiri dan otak kanan, terlihat dalam penggunaan kata-kata, angka-angka, logika, analisis, dan bahasa (kerja otak kiri) dengan irama, warna, mimpi, imajinasi, musik, perasaan, emosi kreativitas, dan bentuk atau simbol (kerja otak kanan). 3. Kegunaan

Mind Map memiliki banyak sekali kegunaan, seperti yang

diungkapkan oleh Buzan (2006: 10) berikut ini: a) Menjadi lebih kreatif

b) Menghemat waktu c) Memecahkan masalah d) Berkonsentrasi

(69)

49 g) Mengingat dengan lebih baik h) Belajar lebih cepat dan efisien i) Belajar dengan lebih mudah j) Melihat “gambaran keseluruhan” k) Membuat rencana

l) Berkomunikasi

m) Bisa tetap bertahan hidup n) Menyelamatkan pohon

Menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2009: 6-7) kegunaan Mind Map diantaranya:

a) Mengaktifkan seluruh otak

b) Membereskan akal dari kekusutan mental

c) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

d) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

e) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian f) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya

(70)

50 4. Kelebihan dan Kelemahan

Berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan Mind Map

(https://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/): a) Kelebihan

1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas 2) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya 3) Catatan lebih padat dan jelas

4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan 5) Catatan lebih terfokus pada inti materi

Selain kelebihan yang telah dipaparkan di atas, berikut ini juga merupakan kelebihan Mind Map (http://model-

pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-dan-kelebihan-pembelajaran-mind.html):

1) Mudah melihat gambaran keseluruhan

2) Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan

3) Memudahkan penambahan informasi baru 4) Pengkajian ulang bisa lebih cepat

b) Kelemahan

(71)

51

3) Mind Map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan

memeriksa Mind Map siswa

4) Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan

5) Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu

6) Waktu terbuang untuk cari kata kunci pengingat

7) Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan

8) Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak

5. Implikasi Teknik Mind Map dalam Proses Pembelajaran

(72)

52

Efektifitas peta pikiran (Mind Map) sebagai suatu teknik pencatatan dapat dilihat dari kemudahan peserta didik dalam mengingat dan mengulang kembali suatu materi pembelajaran yang telah didapatkan. Kemudahan dalam mengingat dan mengulang kembali materi ini sebagai hasil dari kombinasi fungsi otak kanan dan otak kiri peserta didik. Peta pikiran mengkombinasikan fungsi otak kiri dan otak kanan, terlihat dalam pola penggunaan kata-kata, angka-angka, logika, dan bahasa (kerja otak kiri) dengan irama, warna, mimpi, imajinasi, musik, perasaan, emosi, kreativitas, dan bentuk atau simbol (kerja otak kanan) (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 173-174).

Melalui pengamatan pada situasi yang konkret, dampak positif dari diterapkannya teknik Mind Map yaitu siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Selain itu, penerapan teknik ini juga akan menajamkan ingatan siswa dan memudahkan siswa dalam belajar.

(73)

53 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Tamrinul Ulum Jetis 1. Profil MI Tamrinul Ulum Jetis

Adapun profil MI Tamrinul Ulum adalah sebagai berikut: a) Identitas

Nama Madrasah : MI Tamrinul Ulum Jetis Nomor Statistik Madrasah : 111233220031

Telepon : (0298) 341997

Hp : 081390506764

b) Alamat Lembaga

Jalan : Sruwen-Karanggede

Propinsi : Jawa Tengah

Kabupaten : Semarang

Kecamatan : Susukan

Desa : Gentan

Kode Pos : 50777

Lokasi Madrasah : Pedesaan c) Informasi dokumen dan perijinan

Status Madrasah : Swasta

Akreditasi/Tahun : Terakreditasi A/2009 Surat Keputusan/SK : Dd 012709

(74)

54 2. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di MI Tamrinul Ulum Jetis adalah sebagai berikut:

a) Luas bangunan dan bangunan madrasah Luas bangunan : 2100 𝑚2

Bangunan madrasah : hak pakai/Bengkok kades b) Sarana pendukung kegiatan belajar mengajar

Tabel 3.1 Data sarana dan prasarana MI Tamrinul Ulum Jetis

Nama ruang Jumlah Kondisi

Baik Rusak Rusak

3. Visi dan Misi Madrasah a) Visi

Beriman, bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan, dan terampil b) Misi

1) Memberikan pendidikan optimal dibidang keagamaan dengan cara pendekatan kesadaran

(75)

55

3) Mendidik siswa tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan sebagai cermin anak didik islam

4) Menciptakan suasana ilmiah dengan kewajiban membaca setiap hari

5) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna bagi masyarakat

6) Mendidik siswa kreatif dalam berfikir dan bekerja untuk masa depannya

7) Memberikan pengetahuan dasar agama Islam yang berguna sebagai bekal kehidupan kelak

4. Tenaga Pendidik

Berikut ini adalah data guru yang menjadi tenaga pendidik di MI Tamrinul Ulum Jetis:

Tabel 3.2 Daftar nama guru MI Tamrinul Ulum Jetis

No. Nama/NIP Golongan Jabatan/

(76)

56 6. Mulyaningsih, S.PdI

NIP.-

10. Nur Ulayatun Nida, S.PdI NIP.-

- GTY Guru Mapel

B. Subjek Penelitian

(77)

57

Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Tahun 2016

No. Nama Jenis Kelamin

1. Ahmad Zidan Mukhollad L

2. Heru Siswanto Khafid Mustofa L

3. Siti Faridayanti P

9. Septriana Putri Ramadhani P

10. Siti Rafida Aulia P

(78)

58 D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi madrasah tempat penelitian dilaksanakan. MI Tamrinul Ulum Jetis ini merupakan tempat yang dipilih untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah 16 siswa dengan fokus penelitian pada pembelajaran IPA semester I dengan menggunakan kurikulum KTSP pada materi lingkungan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus ini merancang pembelajaran dengan teknik yang berbeda dari pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa serta masih kurang mengena (bermakna) pada diri siswa yang pada akhirnya hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.

(79)

59 1. Deskripsi Pra Siklus

Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran IPA sebelum menggunakan teknik Mind Map untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2016. Berikut ini nilai hasil belajar siswa sebelum menggunakan teknik Mind Map:

Tabel 3.4 Nilai Pra Siklus

No. Nama Nilai Keterangan

1. Ahmad Zidan Mukhollad 60 Tidak Tuntas 2. Heru Siswanto Khafid Mustofa 60 Tidak Tuntas 3. Siti Faridayanti 50 Tidak Tuntas

4. Puspita Layla Rahma 80 Tuntas

5. Winda Ulia Rahma 60 Tidak Tuntas

6. Nayla Alfi Nasicha 80 Tuntas

7. Ahmad Maulana Safri 75 Tuntas

8. Ahmad Masyhud Shodiq Khoiri 50 Tidak Tuntas 9. Septriana Putri Ramadhani 60 Tidak Tuntas 10. Siti Rafida Aulia 6 Tidak Tuntas 11. Abdi Gusti Suro Wijoyo 60 Tidak Tuntas 12. Nur Saidatu Syafira 40 Tidak Tuntas

13. Natijatun Naja 60 Tidak Tuntas

14. Alif Maulana Mubarok 70 Tuntas 15. Zulfa Musdalifah 50 Tidak Tuntas 16. Siti Mutiara Nur Hidayah 50 Tidak Tuntas

(80)

60 Keterangan:

Tuntas : 4 siswa Tidak tuntas : 12 siswa

Hasil data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu berada pada presentase sebesar 25% yang masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan teknik pembelajaran Mind Map pada mata pelajaran IPA materi lingkungan di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan teknik Mind Map. Adapun materi yang dibahas adalah lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.

(81)

61

lingkungan, dan buku paket IPA untuk Kelas III) untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA menggunakan teknik Mind Map.

3) Menyiapkan materi ajar tentang materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.

4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran menggunakan teknik Mind Map.

5) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.

6) Peneliti berkoordinasi dengan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teknik Mind Map.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa

bersama.

3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5) Guru menjelaskan tentang materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.

6) Guru mengajari siswa cara membuat Mind Map.

(82)

62

8) Guru membagikan kertas HVS dan gambar lingkungan kepada siswa.

9) Siswa diminta membuat Mind Map tentang materi lingkungan sehat dan tidak sehat sesuai dengan kreativitas siswa sendiri. 10) Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal untuk

dikerjakan oleh siswa.

11) Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

12) Guru menyampaikan pesan dan motivasi kepada siswa. 13) Guru menyampaikan materi yang akan datang.

14) Guru menutup pembelajaran dengan doa bersama dan salam. c. Pengamatan/Observasi

Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar. Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut:

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I

No Aspek yang Diamati Skor

A B C D

Kemampuan Membuka Pelajaran

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014: 16)
Tabel 1.1 Daftar nama siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis
Tabel 1.2 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyerahkan surat pernyataan sebagai Perusahaan Dalam Negeri atau Penyedia Barang/Jasa Afiliasi BUMN Kegiatan Usaha Hulu Migas yang menyatakan bahwa akta atau surat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kompetensi dasar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

Dalam memahami kebutuhan dan keberadaan konsumen atau pelanggan tersebut, maka perusahaan dapat melakukan pendekatan kepada pelanggan dan juga mempengaruhi konsumen atau

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Sampai saat ini tak ada sifat atau kepribadian tunggal yang secara unik mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat dan memang menjadi depresi

Adapun perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah bagaimana penegakan hukum pidana oleh pihak Kepolisian dalam kasus tindak pidana illegal logging di wilayah Polres

Boga Rasa Paradarma, perusahaan yang bergerak dalam bidang bakery melihat peluang yang masih besar dalam industri roti yang ada di Indonesia.. Sebagai salah satu