• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Kawasan ASEAN

BAB III Pengaturan Tentang Pencemaran Kabut Asap Dalam Hukum Internasional

DAMPAK YANG DITIMBULKAN PENCEMARAN KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Kawasan ASEAN

Kebakaran hutan bisa terjadi karena tiga hal yaitu : a. Kedatangan musim kemarau

b. Karena ada sumber api buatan manusia c. Karena ada bahan bakar.35

a. Kedatangan Musim Kemarau

Cuaca yang cukup panas akan menyulut reaksi oksidasi reranting pohon kering yang saling bergesekan, akibat gesekan inilah yang akan menimbulkan percikan api dan terjadilah kebakaran tersebut dan terdapat juga perubahan musim kemarau dan musim hujan yang kadang tidak teratur kadang datang lebih cepat dan berakhir lebih lama, hal ini berkaitan dengan gejala El Nino-Southern

Oscillation atau ENSO.

b. Karena ada Sumber Api Buatan Manusia

Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, tetapi kemungkinan manusia mempunyai peran dalam memulai kebakaran di milenium terakhir ini, pertama untuk memudahkan perburuan dan selanjutnya untuk membuka petak-petak pertanian di dalam hutan. Meskipun kebakaran telah menjadi suatu ciri hutan-hutan di Indonesia selama beribu-ribu tahun, kebakaran

35

yang terjadi mula-mula pasti lebih kecil dan lebih tersebar dari segi frekuensi dan waktunya dibandingkan dua dekade belakangan ini.36

c. Karena ada Bahan Bakar

Faktor-faktor terjadinya suatu kebakaran hutan dan lahan adalah karena adanya unsur panas, bahan bakar dan udara/oksigen. Penyebaran api bergantung kepada bahan bakar dan cuaca. Bahan bakar berat seperti log, tonggak dan cabang-cabang kayu dalam keadaan kering bisa terbakar, meski lambat tetapi menghasilkan panas yang tinggi. Bahan bakar ringan seperti rumput dan resam kering, daun-daun pinus dan serasah, mudah terbakar dan cepat menyebar, yang selanjutnya dapat menyebabkan kebakaran hutan.37

Pembakaran pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi yang cepat dari suatu bahan. Dibanding dengan proses oksidasi yang lain misalnya penguraian, pemabakaran berlangsung jauh lebih cepat. Untuk itu setiap proses kebakaran, faktor-faktor bahan bakar, oksigen (udara) dan panas merupakan prasyarat yang harus ada dalam kondisi dan perbandingan yang tepat.38

Kebakaran hutan pada dasarnya merupakan penyalaan bahan-bahan organik kering yang ada didalam hutan, namun demikian tipe kebakaran yang terjadi sangat bervariasi. Jumlah, kondisi dan penyebaran bahan-bahan yang

36

Annas,Sebab Kebakaran Hutan,

37

Rioardi,Faktor Ketersedian dan jenis Bahan Bakar Terhadap Terjadinya Kebakaran

Hutan,

38

Sumardi dan SM Widyastuti, Dasar-Dasar Perlindungan Hutan, (Jakarta : Gajah Mada University Press,2004) hal 2

potensial dapat terbakar, kondisi cuaca, kondisi topografi, sangat menentukan tipe kebakaran dan akibat kerusakan yang terjadi.

Apabila kondisi bahan bakar dan cuaca memungkinkan terjadinya penyalaan api dan kebakaran hutan terjadi, dikenal tiga tipe kebakaran hutan yaitu api permukaan, api tajuk dan api dalam tanah.39

1. Kebakaran Permukaan (surface fire)

Kebakaran permukaan membakar bahan-bahan yang tersebar pada permukaan lantai hutan, misalnya serasah, cabang dan ranting mati yang gugur, dan tumbuhan bawah. Dengan keberadaan O2 (air) Sangat melimpah, terlebih

dibantu adanya angin, kebakaran permukaan bergerak relatif cepat sehingga tidak membakar semua bahan yang ada terutama humus.

2. Kebakaran Dalam Tanah (ground fire)

Kebakaran dalam tanah terjadi pada jenis tanah yang mempunyai lapisan bahan organik tebal, misalnya gambut. Bahan bakar berupa tumpukan bahan organik yang tebal ini pada musim kemarau dapat menurun kadar airnya sehingga mudah terbakar bila ada api. Kebakaran yang terjadi tidak disertai adanya nyala api, sehingga yang tampak hanya asap mengepul pada permukaan lapisan gambut. 3. Kebakaran Tajuk (crown fire)

Kebakaran dapat terjadi pada lantai hutan dengan lapisan tumbuhan bawah yang tebal dan kering. Seringkali ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau bahan mati lainnya. Kebakaran hutan ini akan sangat dengan cepat membakar bagian-bagian atas hutan, yang mengakibatkan kebakaran tajuk.

39

Sebab-sebab timbulnya kebakaran hutan sangat penting untuk diketahui guna merencanakan dan menentukan cara pencegahan serta pengendalian kebakaran hutan. Tiap-tiap daerah hutan mempunyai penyebab terjadinya kebakaran yang berbeda, tetapi pada umumnya secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :40

1. Kegiatan Manusia (a) Sengaja dibakar

Seringkali kebakaran hutan disebabkan oleh ulah dan kelalaian manusia seperti penebangan hutan secara liar, membuka lahan dengan cara membakar yang dilakukan oleh perusahaan pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dalam Hutan Tanaman Industri (HTI), dan masyarakat pendatang yang tidak tahu cara penanganan lahan.

(b) Sisa Pembakaran

Api berasal dari suatu pembakaran yang biasa dilakukan petani pada ladangnya yang terletak berdekatan dengan hutan.

(c) Api Rokok

Api dari korek api dan puntung rokok orang-orang yang lewat di dekat hutan, biasanya terjadi sepanjang jalan kaki orang atau mobil.

(d) Api dari Kendaraan

40

Dodik Ridho Nurrochmat, Strategi Pengelolaan Hutan, (Jakarta :Pustaka Pelajar,2005) hal.45

Misalnya api yang berasal dari kereta api yang menggunakan bahan bakar batu bara, dapat menyebabkan keluarnya api atau batu bara dari cerobong asap.

(e) Perladangan berpindah

Di dalam perladangan berpindah, para peladang dengan sengaja menebangi pohon secara sporadis sebagai cara untuk menyiapkan lahan ladang. Pohon-pohon yang ditebangi ini setelah kering akan menjadi sumber bahan bakar yang siap untuk disulut api dan akan membakar seluruh areal yang akan dijadikan ladang, bahkan areal diluar bakal ladang pun ikut terbakar apabila tidak ada usaha pengendalian api.

(f) Reboisasi Padang Alang-alang

Di kawasan reboisasi padang alang-alang, penyiapan jalur ilar atau sekat bakar merupakan prasarana penting apalagi pada kawsan ini dijumpai masyarakat peladang berpindah atau kegiatan perburuan. Perburuan tidak legal sering memanfaatkan api untuk menjebak satwa- satwa yang berlarian menghindari api.

(g) Rekreasi, Berkemah dan Pembalakan

Kegiatan rekreasi dan berkemah maupun pembalakn sering membuat perapian untuk keperluan memasak atau acara api unggun. Karena keteledoran atau belum dipahaminya sadar bahaya api-api yang mereka buat tidak dimatikan pada saat mereka meninggalkan lokasi tersebut. Pada musim kemarau disaat lantai hutan penuh dengan

serasah kering akan sangat berbahaya bila meninggalkan api yang masih menyala.

(h) Penggembalaan

Demikian pula dengan pengembalaan, keteledoran atau tangan usil penggembala sering membuat api didalam hutan tempat mereka menggembala ternaknya. Ada juga pemikiran membuat kebakaran dengan maksud mempermudahkan rumput hijauan ternak.

2. Faktor Alam (a) Petir

Kebakaran hutan dapat terjadi secara langsung karena ada pohon yang terbakar karena sambaran petir, atau secara tak langsung karena pohon mati yang tersambar petir menyediakan bahan bakar yang mudah terbakar.

(b) Aktivitas Gunung Berapi

Di daerah khatulistiwa, kebakaran hutan yang disebabkan oleh letusan gunung berapi sangat terbatas, kecuali pada daerah-daerah yang mempunyai aktivitas vulkanis yang aktif dan itu terbatas di sekitar puncak gunung.

(c) Faktor Perubahan Alam

Secara umum kita memiliki musim kemarau dan musim hujan yang datangnya relatif teratur. Siklus ini kadang-kadang mengalami gangguan karena datang lebih cepat dan berakhir lebih lama dari biasaya. Hal in berkaitan dengan gejala El Nino-Southern Oscillation

atau ENSO yang datang secara tidak beraturan dan dengan intensitas

yang tidak sama pula.

D. Dampak yang ditimbulkan dari Kebakaran Hutan di Kawasan