• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Soenjono Dardjowidjojo (2005: 300) kemampuan anak untuk memahami akan adanya keteraturan bentuk huruf mempunyai prasyarat yang sifatnya psikologis dan neruologis. Prasyarat yang sifatnya psikologis meliputi atensi, motivasi dan kemampuan asosiatif. Sedangkan dari segi neurologis, anak tidak akan mungkin dapat mulai membaca sebelum neuro-biologinya memungkinkannya.

Wulan (dalam Amitya Kumara, dkk. 2014: 54-55) mengatakan bahwa ada tiga faktor yang memengaruhi kemampuan kelancaran membaca. Faktor- faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Inteligensi

Agar anak dapat membaca dengan lancar dan memahami isi bacaan, anak harus berada pada tingkat perkembangan kognitif yang setara dengan

24

usianya. Dengan kata lain, inteligensi seorang anak harus normal agar ia dapat membaca dan memahami isi bacaan dengan baik. Namun demikian, inteligensi yang tinggi belum tentu diikuti kemampuan membaca yang lebih baik..

2. Kondisi Fisiologis

Faktor fisiologis, antara lain, ialah apabila terdapat gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan yang dapat memperlambat kemajuan belajar membaca anak (Rahim, dalam Amitya Kumara, dkk. 2014: 55).

3. Faktor Eksternal

Bannatyne, Burns, Roe dan Ross dalam Wulan (dalam Amitya Kumara, dkk. 2014: 55) menyebutkan bahwa faktor eksternal, seperti pengajaran, fasilitas yang tersedia, dan keterampilan sosial akan memengarui kemampuan dan kelancaran membaca, termasuk metode atau program yang diberikan kepada siswa dalam membaca.

Sementara itu, pendapat lain menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi membaca meliputi faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis, Lamb dan Arnold (dalam Farida Rahim, 2008: 16). Adapun faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.

2. Faktor Intelektual

Penelitian Ehansky (1968) dan Muehl dan Forrell (1973) yang dikutip oleh Harris dan Sipay (1980) (dalam Farida Rahim, 2008: 17) menunjukkan bahwa secara umum ada hubungan positif (tetapi rendah) antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan anak dalam membaca permulaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh inteligensi anak.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Latar belakang dan pengalaman anak di rumah

Farida Rahim (2008: 18) mengemukakan bahwa lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa anak. Suasana di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak di masyarakat. Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap belajar membaca anak, baik dapat membantu atau justru menghalangi. Anak yang tinggal dalam keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca.

Rumah juga berpengaruh terhadap sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, mengoleksi buku, menghargai membaca, dan senang membacakan cerita untuk anak-anak mereka, umumnya menghasilkan anak-anak yang gemar membaca. Minat orang tua yang tinggi terhadap kegiatan sekolah anaknya, akan memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca.

26 b. Faktor sosial ekonomi

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak, Farida Rahim (2008: 19).

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Motivasi

Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) berpendapat bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Selanjutnya, Farida Rahim (2008: 19) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca.

Kunci motivasi adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswa praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan. Berikutnya, Soenjono Dardjowidjojo (2005: 300) mengungkapkan bahwa atensi dan motivasi merupakan bekal kognitif yang perlu sudah tumbuh untuk dapat mengembangkan kemampuan membaca. Sementara itu, Sugihartono, dkk. (2012: 78) mengemukakan beberapa ciri perilaku

siswa yang memiliki motivasi tinggi, yaitu sebagai berikut.

1) Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi;

2) Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar;

3) Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi. Agar siswa termotivasi dalam belajar, penyampaian materi dalam pembelajaran hendaknya terstruktur sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa (Farida Rahim, 2008: 22). Eanes dalam Farida Rahim (2008: 24) menyarankan berbagai kegiatan yang bisa memotivasi siswa membaca. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menekankan kebersamaan dan kebaruan (novelty)

2) Membuat isi pelajaran relevan dan bermakna melalui kontroversi

3) Mengajar dengan fokus antarmata pelajaran

4) Membantu siswa memprediksi dan melatih mereka membuat sendiri pertanyaan tentang bahan bacaan yang dibacanya 5) Memberikan wewenang kepada siswa dengan memberikan

pilihan-pilihan

6) Memberikan pengalaman belajar yang sukses dan menyenangkan

7) Memberikan umpan balik yang positif sesegera mungkin 8) Memberikan kesempatan belajar mandiri

9) Meningkatkan tingkat perhatian

10) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. b. Minat

Farida Rahim (2008: 28) mendefinisikan minat baca sebagai keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaanya

28

untuk mendapat bahan bacaan, kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan minat anak, yaitu sebagai berikut.

1) Pengalaman sebelumnya 2) Konsepsinya tentang diri 3) Nilai-nilai

4) Mata pelajaran yang bermakna 5) Tingkat keterlibatan tekanan

6) Kekompleksitasan materi pelajaran (Frymeir dalam Crawley dan Mountain dalam Farida Rahim, 2008: 28).

c. Kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri

Terdapat tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu stabilitas emosi, kepercayaan diri dan kemampuan berpartisipasi dalam kelompok. Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, atau bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan diantaranya meliputi faktor fisiologis, intelektual, psikologis dan faktor eksternal. Penelitian ini lebih memfokuskan faktor psikologis yang mencakupi motivasi dan minat membaca; dan faktor eksternal meliputi media dan proses pembelajaran.

Dokumen terkait