BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Minat Belajar
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat belajar
Minat menjadi salah satu pendorong keberhasilan dalam belajar. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi munculnya minat. Dengan minat yang tinggi tentunya akan menghasilkan hasil belajar yang tinggi pula. Hal ini juga dapat dilihat apabila hasil belajar siswa tersebut tinggi tentunya siswa tersebut mempunyai minat yang tinggi pula.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang antara lain: 19
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis (Jasmaniah)
Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam melakukan kegiatan pembelajaran, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya agar tetap sehat dan bisa beraktivitas dengan baik.
2) Faktor Psikologis
Ada beberapa macam yang tergolong ke dalam faktor psikologis. Faktor-faktor tersebut adalah:
a) Bakat Siswa
Menurut Syah “bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang”.20 Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan sebuah ketertarikan dengan kata lain yaitu minat. Dengan demikian diharapkan akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.
19
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 175
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), cet. 19, h. 133
Menurut Siregar bahwa “bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar
bidang-bidang studi tertentu”.21
Sehingga melalui bakat seseorang akan memiliki minat, ini dapat dibuktikan dengan contoh apabila seseorang sejak kecil memiliki bakat dalam bidang bernyanyi secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia tidak akan menyukainya dan menjadi suatu beban bagi dirinya, oleh karena itu dalam memberikan pilihan baik bagi sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat yang dimilikinya.
b) Intelegensi
Menurut Siregar, “intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan”.22
Sehingga kemampuan yang tinggi akan memungkinkan anak bisa menggunakan pikirannya untuk belajar serta memecahkan persoalan yang ada, sedangkan tingkat kemampuan yang rendah akan mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar.
c) Motivasi Siswa
Menurut Syah motivasi adalah “keadaan internal yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, maksudnya motivasi merupakan pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah”.23
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai dengan adanya motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Motivasi sangat erat kaitannya dengan minat.
21
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 176
22
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 176
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2008), cet. 14, h. 136
Minat dapat timbul dengan adanya motivasi yang kuat. Seseorang yang mempunyai keinginan terhadap sesuatu maka akan merangsang timbulnya ketertarikan atau minat untuk melakukan kegiatan tersebut sehingga motivasinya dapat terwujud.
Sedangkan definisi motivasi menurut Djamarah dalam psikologi belajar bahwa “motivasi merupakan suatu
perubahan energi didalam pribasi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan”.24
Sehingga minat seseorang akan semakin tinggi apabila didampingi oleh motivasi, baik itu motivasi internal atau eksternal. Dengan adanya motivasi yang tinggi maka siswa akan lebih tekun dalam belajar dan akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan Sosialnya tentang tokoh-tokoh dalam kemerdekaan Indonesia, tentu siswa tersebut akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang sejarah kemerdekaan Indonesia lalu mendisusikannya kepada teman atau guru dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan Keluarga
a) Orang Tua
Menurut Siregar, dalam kegiatan belajar seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua, orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak disekolah.25
24
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Ed rev, cet 3, h. 148
25
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 177
Berkaitan dengan minat orang tua menjadi penentu untuk terbentuknya minat pada anak, karena keluargalah proses pendidikan yang pertama. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua. Sebab minat itu sendiri bukanlah sesuatu yang dimiliki anak begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan sehingga orang tua harus mampu memotivator bagi anak.
b) Suasana Rumah
Terkait dengan orang tua suasana rumah juga berpengaruh terhadap kondisi siswa dalam belajar yaitu suasana rumah. Menurut Jamaludin “hubungan antar anggota
keluarga yang kurang harmonis, akan menimbulkan suasana kaku dan tegang dalam keluarga yang menyebabkan anak
kurang bersemangat untuk belajar”.26
Suasana rumah merupakan kejadian-kejadian yang terjadi didalam keluarga yang akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Misalnya suasana rumah yang menyenangkan dan penuh kasih sayang akan memberikan sebuah dorongan belajar yang kuat bagi anak tersebut.
c) Kemampuan Ekonomi Keluarga
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Jamaludin bahwa:
Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara memuaskan. Apabila keadaan ini terjadi pada orang tua murid, maka murid yang bersangkutan akan menanggung risiko yang tidak diharapkan.27
26
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 177
27
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 178
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar siswa. Siswa yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makan, pakaian, perlindungan, kesehatan, dll juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, peralatan tulis, dll. Fasilitas tersebut hanya dapat terpenuhi kebutuhan jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika semua itu terpenuhi maka siswa bisa belajar dengan baik.
2) Faktor Sekolah
a) Strategi dan Metode Pembelajaran
Menurut Sanjaya “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.28
Jadi strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan, metode atau cara mengajar dan aktivitas yang dilakukan oleh guru guna membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan pelajaran bagaimana metode mengajar yang dapat menarik siswa dalam belajar. Dengan demikian apabila siswa tidak berminat kepada bahan pelajaran dan metode mengajar yang dipakai oleh guru maka dipastikan siswa tidak akan memberikan perhatiannya dalam belajar. Menurut Sanjaya “media pembelajaran adalah seluruh
alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya”.29
Menggunakan media belajar yang baik dan lengkap adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik
28
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 186
29
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 204
dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif kepada bahan pelajaran melalui metode pengajaran yang menarik agar siswa tertarik perhatiannya untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan.
b) Kurikulum
Menurut Djamarah, “kurikulum diakui dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik
disekolah”.30
Kurikulum bisa dikatakan sebagai perencanaan dalam sebuah pembelajaran yang akan menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jadi, kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan sekolah kepada siswa. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi minat belajar siswa.
c) Interaksi Guru dan Murid
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa, proses tersebut juga dipengaruhi oleh interaksi yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri. Sejalan dengan yang dikutip oleh Siregar, yaitu:
Guru yang kurang interaksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada jarak dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.31
Maka jika didalam kelas guru kurang dalam berinteraksi maka akan terjadi jarak yang akan menyebabkan anak murid sulit untuk aktif dalam pembelajaran.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), cet. 3, h. 181
31
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 178
d) Hubungan Antar Murid
Menciptakan hubungan yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa dengan cara memberikan pembinaan agar didalam kelas tidak terjadi persaingan yang kurang sehat antar siswa. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Siregar
“guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan mengetahui bahwa didalam kelas
ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat”.32
Seharusnya guru harus mampu membina kelas agar dapat bergotong-royong dalam belajar bersama.
e) Waktu Belajar
Waktu belajar adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu belajar mempengaruhi minat siswa dalam belajar IPS-Sejarah. Jika ada siswa yang harus terpaksa sekolah disiang hingga sore hari sedangkan waktu tersebut seharusnya digunakan untuk beristirahat, tetapi harus masuk sekolah. Sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar dipagi hari, pikiran dan jasmani mereka masih segar dalam kondisi kuat.
f) Keadaan Gedung atau Tata Ruang Kelas
Menurut Djamarah “gedung sekolah sebagai tempat yang
strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
sekolah”.33
Salah satu untuk membuat sekolah adaah adanya pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang tata usaha, dan halaman sekolah yang memadai. Dengan jumlah siswa yang banyak serta karakteristik yang bervariasi
32
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 178
33
keadaan gedung dan tata ruang kelas haruslah memadai. Sehingga mereka dapat belajar dengan baik.
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
a) Teman Bergaul
Menurut Siregar “teman pergaulan sangat dibutuhkan
dalam membuat dan membentuk kepribadian dan sosialisasi
anak”.34
Jadi melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Apabila seseorang bergaul dengan orang yang berkepribadian baik tentunya orang tersebut akan terpengaruh menjadi baik pula. Begitu pula dalam hal minat orang yang bergaul dengan orang mempunyai minat yang besar dalam belajar tentu orang tersebut akan dapat terpengaruh. Karena teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap kepribadian siswa.
b) Kegiatan Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Akan tetapi perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai menggangu belajarnya. Hal serupa didukung oleh Jamaludin “bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan
tentu akan menghambat kegiatan belajarnya”.35
34
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 179
35
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 179