• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Kasar Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Hidayat (2005), yaitu faktor herediter dan lingkungan.

Faktor herediter meliputi genetik atau bawaan, jenis kelamin, ras atau etnik dan umur. Sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.

Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologinya, tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi beberapa faktor yang saling berkaitan (Soetjiningsih, 1995).

1. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam memcapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain bergabai faktor bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin suku bangsa dan bangsa.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-psiko-sosial dan perilaku. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.

a. Lingkunagan Prenatal

Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir yang meliputi:

i. Gizi pada waktu ibu hamil

Gizi ibu yang jelek sbelum kehamilan maupun saat kehamilan sering kali menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR) cacat bawaan bahkan kematian.

ii. Lingkungan mekanis (posisi janin dalam uterus zat kimia atau toksin)

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

iii. Radiasi

Radiasipada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan kerusakan otak, mikrosefali, cacat bawaan atau kematian pada janin.

iv. Infeksi dalam kandungan

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubela, Cytomegalovirus, Herfes Simplex)

v. Stress

Stress yang dialami ibu saat mengandung dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin

vi. Faktor imunitas

Rhesus atau ABO Inkomtabilitas sering menebabkan abortus, hidroft fetalis, dan lahir mati.

vii. kekurangan oksigen pada janin

menurunnya suplai oksigen ke janin akibat gangguan tali pusar dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah.

b. Lingkungan Postnatal

Lingkungan postnatal merupakan lingkungan setelah lahir yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti:

i. Budaya atau Adat Istiadat

Adat istiadat pada masing masing daerah akan mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti larangan untuk makan jenis makan tertentu atau larangan untuk melakukan hal tertentu ii. Pendapatan Keluarga

Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Biasanya pendapatan keluarga diukur dengan pendapatan Upah Minimum Provinsi (UMP).

iii. Gizi

Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karna makanan dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dimana dipengaruhi ketahanan pangan keluarga.

iv. Iklim, cuaca, geografis suatu daerah

Musim panas yang panjang atau bencan alam lainnya dapat berdampak pada ketersediaan pangan, seperti gagal panen. Hal ini dapat mempengaruhi gizi anak dan mempengaruhi perkembangan anak

v. Posisi anak dalam keluarga (Jumlah Saudara)

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang mempunyai status ekonomi yang cukup akan mengurangi kasih saying dan perhatian pada anak. Sedangkan jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan status ekonomi yang kurang tidak hanya mengurangi perhatian dan kasih sayang juga kebutuhan primer sandang, pangan, pun tak terpenuhi.

vi. Penyakit Kronis

Anak yang menderita penakit menahun akan mengalami stress akibat penyakitnya tersebut hal ini dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

3. Faktor Hormonal

Faktor hormonal merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor hormonal antara lain insulin (IGFs), tiroid, hormone sex dan samatotrofin.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995) Faktor-Faktor yang mempengaruhi moroik kasar anak antara lain:

1. Berat Bayi Lahir Rendah

Bayi dengan berat badannya saat lahir kurang dari 2500. Gizi ibu yang jelek sebelum maupun pada saat kehamilan lebih sering menghasilkan berat bayi lahir rendah (BBLR). Disamping itu dapat menghambat perkembangan otak janin yang dapat mempengaruhi perkembangn kecerdasan dan emosi.

2. Status Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa. Status gizi yang kurang akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik kasar anak.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa status gizi anak sebagian besar baik sebanyak 32 anak (78,0%), perkembangan motorik kasar anak sebagian besar normal sebanyak 30 anak (73,2%), dan ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p sebesar 0,000 (Ulya, Maslachatul. 2012).

3. Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang kadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlau dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan social ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. 4. Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya agar menjadi anak yang tidak sombong dan dapat memberi kasih sayangnya pula kepada sesamanya

5. Ganjaran dan Hukuman

Anak yang berbuat benar maka semestinya kita memberi ganjaran, misalnya ciuman, pujian, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya

6. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya proses bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan

memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambat.

7. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teraturakan lebih cepat berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar anak, seperti berjalan, menyanyi, melompat dan naik turun tangga. dapat dikatakan stimulus merupakan cara orang tua mengasuh mendidik dan membesarkan anak yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, seperti yang ditunjukan jawaban responden pada angket.

Pengukuran stimulasi psikososial yang diberikan kepada anak salah satunya dapat dilakukan dengan alat bantu berupa kuesioner yaitu Home Observaation for Measurement of the Enviroment (HOME) Inventory (Caldwel and Bradley dalam Lathifah, M, 2007) dimana kualitas lingkungan anak dapat dilihat dari apakah orang tua memberikan reaksi emosional yang tepat, apakah orang tua mampu memperikan dorongan positif pada anak, apakah orang tua memberikan suasana yang nyaman pada anak, menunjukan kasih sayang, menyediakan sarana tumbuh kembang bagi anak, turut berpartisipasi dan ikut serta dalam kegiatan positif bersama anak, terlibat aktif dalam kegiatan bersama anak.

Untuk menilai jawaban responden, digunakan Skala Guttman

dengan memberi skor 1 pada jawaban yang benar, skor 0 pada jawaban yang salah, stimulus yang pengasuh berikan kepada anak dikatakan cukup apabila responden memperoleh skor ≥ 75.00% dan diatakan kurang apabila responden memperoleh skor < 75.00%.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan baduta yang perkembangan motorik kasarnya lambat pada periode tertentu sebanyak 34 anak (77,3 %). Sedangkan jumlah baduta yang motorik kasarnya normal dari awal periode perkembangan hanya 10 anak (22,7 %). Sebagian besar status gizi anak baduta di Puskesmas Kampung Sawah baik, yaitu 90,9 %, hanya 9,1 % saja yang kurang baik. Sedangkan untuk pola asuh juga cukup baik, yaitu 54,5 %, dan kurang baik sebesar 45,5 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan perkembangan motorik kasar (Rokhani, Yeti. 2008).

8. Status ekonomi keluarga

Pendapatan keluarga yang memadahi akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. Sedangkan menurut Al-Hassan dan Lanford (2009) status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ayah dan tingkat

pendidikan ibu serta pekerjaan orang tua. Penghasilan keluarga biasanya diukur dengan pendapatan Upah Minimum Provinsi (UMP)

Berdasarkan penelitian terdahulu tingkat pendidikan ibu, terdapat 18 orang (77%) berpendidikan SD dan 5 orang (23%) ibu sampel keluarga miskin yang tidak sekolah, sedangkan pada keluarga tidak miskin sebagian besar ibu (80%) berpendidikan SMU dan lainnya berpendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan hasil uji stiatistik temyata terdapat perbedaan yang bemlakna (p< 0.05) antara tingkat pendidikan orangtua (ayah dan ibu) sampel di keluarga miskin dan tidak miskin.

9. Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku ibu dalam tumbuh kembang anak. Dengan terbatasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan terhambatnya kemampuan anak. Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan motorik anak pada periode tertentu. Dari hasil penelitian terdahulu didapatkan data bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 72,5 % perkembangan anaknya baik, sedangkan ibu dengan pengetahuan rendah perkembangan anaknya kurang yaitu 50,0 %. Hal ini menunjukan bahwa ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang

stimulasi kinetik semakin baik pula tingkat perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah (Aprilina, Marisa. 2006)

Dokumen terkait