• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka .1 Konsep Anggaran .1 Konsep Anggaran

2.1.3 Pelatihan dan Pengembangan

2.1.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan

Tabel 2.1

Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan Pengembangan

Fokus

Mempelajari perilaku dan tindakan tertentu;

mendemonstrasikan teknik-teknik dan proses-proses

Memahami konsep dan konteks informasi;

mengembangkan penilaian; memperluas kapasitas untuk tugas-tugas Kerangka

Waktu Jangka waktu lebih pendek Jangka waktu lebih panjang

Ukuran-Ukuran Efektivitas

Penilaian kinerja; analisis biaya manfaat; tes-tes kelulusan; atau diploma

Tersedia orang-orang yang memenuhi syarat ketika dibutuhkan; promosi dari dalam bila memungkinkan; keunggulan kompetitif berbasis sumber daya manusia

2.1.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

pelatihan dan pengembangan. Menurut Mondy (2010:212) ada lima, yaitu:

1. Dukungan manajemen puncak

Agar program-program pelatihan dan pengembangan berhasil, dibutuhkan

dukungan kepemimpinan dari atas. Contoh seperti Goldman-Nelson Group di

California, akibat dari tidak adanya dukungan dari Vice President, perusahaan

tersebut tidak dapat melakukan perubahan. Tanpa dukungan dari manajemen

puncak, program pelatihan dan pengembanngan tidak akan berhasil. Cara

paling efektif untuk mencapai kesuksesan adalah para eksekutif harus aktif

mengambil bagian dalam pelatihan dan memberikan sumber-sumber daya yang

dibutuhkan

2. Komitmen para spesialis dan generalis

Disamping manajemen puncak, seluruh manajer apakah spesialis ataupun

generalis, harus berkomitmen pada dan terlibat dalam proses pelatihan dan

pengembangan. Tanggung jawab utama untuk pelatihan dan pengembangan

melekat pada manajer lini, dari mulai presiden dan chairman of the board ke

bawah. Para professional pelatihan dan pengembangan semata-mata hanya

memberikan keahlian teknis.

3. Kemajuan teknologi

Teknologi adalah faktor paling utama yang mempengaruhi pelatihan dan

pengembangan. Komputer dan internet khususnya, secara dramatis

mempengaruhi berjalannya fungsi-fungsi bisnis. Teknologi telah memainkan

peran besar dalam mengubah cara pengetahuan yang disampaikan kepada

karyawan, dan perubahan ini terus berlanjut.

4. Kompleksitas organisasi

Struktur organisasi yang lebih datar karena lebih sedikitnya level manajerial

tampaknya membuat lebih sederhana pengaturan orang-orang dan tugas-tugas.

Rantai komando tradisional, yang memberikan rasa stabil dengan

28

modern. Banyak organisasi telah berubah secara dramatis sebagai akibat

perampingan, inovasi teknologi, dan permintaan pelanggan akan

produk-produk dan jasa-jasa baru yang lebih baik. Hasilnya sering kali adalah

bahwa lebih sedikit orang yang harus menjalankan lebih banyak pekerjaan

pada level yang lebih kompleks.

2.1.4 Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang

berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari

suatu proses. Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah

kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh

seseorang yang melakukan pekerjaan.

Menurut Mondy (2010:257) dengan sistem penilaian kinerja, pelatihan dan

pengembangan memiliki keterkaitan langsung dalam mencapai efektifitas

organisasi. Disamping itu, bayaran dan kinerja terkait secara langsung untuk

pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, yaitu laba perusahaan. Menurut laporan

yang disusun oleh Development Dimensions International, organisasi-organisasi

dengan sistem penilaian kinerja yang kuat hampir 50 persen lebih berpeluang

untuk melampaui para pesaingnya.

Untuk memotivasi karyawan meningkatkan kinerjanya dan mencapai

target sasaran, supervisor dapat menggunakan penilaian kinerja untuk menentukan

upah, seperti upah berdasarkan jasa, insentif, dan bonus. Apabila karyawan

memiliki peluang untuk memperoleh penghargaan bagi kinerjanya yang bagus

secara adil, maka akan memotivasi karyawan untuk berkinerja lebih baik lagi.

Informasi penilaian kinerja juga dapat digunakan oleh supervisor untuk mengelola

kinerja karyawannya. Data penilaian kinerja yang menunjukkan kelemahan

kinerja seseorang karyawan misalnya dapat digunakan sebagai acuan manajemen

pada saat mengeset sasaran atau level target pengembangan.

Informasi penilaian kinerja juga digunakan untuk membuat keputusan

penstafan yang mencakup keputusan pencarian karyawan untuk mengisi posisi

tertentu misalnya untuk promosi dan mutasi atau mengurangi jumlah karyawan

pada posisi tertentu. Disamping itu penilaian kinerja berguna untuk menentukan

kebutuhan akan pelatihan pengembangan yang diperlukan karyawan.

Ada beberapa hal yang dievaluasi dalam penilaian kinerja, yaitu:

1. Perencanaan sumber daya manusia. Dalam menilai sumber daya manusia

30

potensi untuk dipromosikan. Melalui penilaian kinerja bisa ditemukan bahwa

terdapat kekurangan jumlah karyawan yang siap untuk memasuki manajemen.

2. Perekrutan dan seleksi. Nilai-nilai hasil evaluasi kinerja bisa membantu dalam

memprediksi kinerja para pelamar kerja. Contoh, bahwa bisa ditentukan para

manajer perusahaan yang sukses menampilkan perilaku-perilaku tertentu ketika

menjalankan tugas-tugas pokok. Data-data tersebut kemudian bisa menjadi

tolak ukur untuk mengevaluasi respon-respon yang diberikan pelamar melalui

wawancara keperilakuan.

3. Pelatihan dan pengembangan. Penilaian kinerja harus mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan spesifik seorang karyawan akan pelatihan dan

pengembangan. contoh sebuah perusahaan membutuhkan ketrampilan menulis

dan evaluasinya mengungkapkan kekurangan pada faktor tersebut, maka ia

membutuhkan pelatihan tambahan dalam komunikasi tertulis. Dengan

mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang secara negatif mempengaruhi

kinerja, program pelatihan dan pengembangan dapat dikembangkan sehingga

memungkinkan orang-orang untuk membangun kekuatan dan meminimalkan

kekurangan mereka.

4. Perencanaan dan pengembangan karir. Perencanaan dan pengembangan karir

bisa dilihat dari sudut pandang organisasional. Dalam keduanya, data penilaian

kinerja penting dalam menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

karyawan serta dalam menentukan posisi seseorang. Para manajer bisa

menggunakan informasi tersebut untuk memberikan konsultasi kepada para

bawahan dan membantu mereka dalam mengembangkan dan

mengimplementasikan rencana karir mereka.

5. Program kompensasi. Hasil-hasil penilaian kinerja memberikan sebuah dasar

untuk keputusan-keputusan rasional yang berkenaan dengan penyesuaian

bayaran. Sebagian besar manajer yakin bahwa anda harus memberi imbalan

atas kinerja pekerjaan yang luar biasa secara nyata dengan kenaikan bayaran.

Untuk mendorong kinerja yang baik, perusahaan harus merancang dan

mengimplementasikan sistem penilaian kinerja yang handal dan kemudian

memberi imbalan yang layak bagi para karyawan dan tim yang paling

produktif.

6. Hubungan karayawan internal. Data penilaian kinerja juga sering digunakan

untuk membuat keputusan-keputusan di beberapa bidang hubungan

kekeryawanan internal, mencakup promosi, demosi, pemberhentian, pemutusan

hubungan kerja dan transfer. Kinerja karyawan dalam suatu pekerjaan mungkin

berguna dalam menentukan kemampuannya untuk menjalankan pekerjaan

lainnya pada level yang sama, sebagaimana diperlukan pertimbangan transfer.

Ketika level kinerja tidak dapat diterima demosi atau pemberhentian mungkin

32

7. Penilaian potensi karyawan. Sejumlah perusahaan mencoba menilai potensi

karyawannya sembari menilai kinerja karyawannya. Meskipun masa lalu

mungkin merupakan prediksi terbatas atas perilaku masa yang akan datang,

kinerja karyawan masa lalu dalam suatu pekerjaan tidak dapat dipakai sebagai

indikator yang akurat mengenai kinerja masa yang akan datang pada level

tinggi atau posisi berbeda. Pengenalan atau masalah ini membuat beberapa

perusahaan membedakan penilaian kinerja yang berfokus pada perilaku masa

lalu dan penilaian potensi yang berorientasi pada perilaku masa yang akan

datang.

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam, yaitu :

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,

uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil

dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat

menjalankan fungsi kerja. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana

karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab

karyawan terhadap kantor.

2.1.5 Laba

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba sebesar-besarnya.

Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

pada laporan keuangan, tepatnya pada laporan laba rugi. Wild, Subramanyam, dan

Halsey (2005:25) mendefenisikan laba atau laba bersih mengindikasikan

profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang

ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci

bagaimana laba didapat. Pendapat lain tentang defenisi laba oleh Harahap

(2011:267) adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari

transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan untuk mendapat penghasilan itu.

34

(expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen

laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam

Stice, Stice, dan Skousen (2004:230)

1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan laindari aktiva suatu

entitas atau pelunasan kewajibannya atau kombinasi dari keduanya dari

penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang

merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas

tersebut.

2. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan dari aktiva atau timbulnya

kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau

pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama

yang sedang dilakukan entitas tersebut.

3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari

transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan

dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas

tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan investasi pemilik.

4. Kerugian (loss) adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua

transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut,

kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Ada 4 jenis laba perusahaan :

1. Laba Kotor menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) merupakan

“pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang

dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan

jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan

tersebut untuk bertahan.

2. Laba Operasi menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:243) berguna untuk

mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi

menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas

operasinya.

3. Laba Sebelum Pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25)

merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak

penghasilan.

4. Laba Bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan

laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.

Pada dasarnya, perusahaan beroperasi adalah dengan harapan agar

memperoleh laba pada tingkat tertentu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang

harus dicapai. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa

36

suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,

mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila

rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.

Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan

operasionalnya. Laba yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah laba

operasional. Angka laba operasional adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya

operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi

perusahaan. Jadi, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah

penting untuk dapat menginterpetasikan keadaan keuangan suatu perusahaan.

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen

dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan

komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga

pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan

pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain.

Dokumen terkait