• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Uji Asumsi Klasik .1 Uji normalitas .1 Uji normalitas

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan. Di

bawah ini merupakan hasil dari pengujian heteroskedasitas dengan melihat grafik

plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu Xadalah residual (Y predksi – Y sesungguhnya) yang telah di –

studentized. Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas adalah dengan

melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan SPSS.

Pengambilan keputusan adalah dengan melihat pola tertentu, seperti titik-titik

yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas dan jika tidak

ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah

terjadi gejala heteroskedasitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran

68 Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedasitas dengan Scatter Plot Sebelum Moderasi

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas.

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Setelah Moderasi

Dari grafik Scatterplot setelah moderasi yang tersaji pada gambar 4.4

dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dn tidak membentuk suatu

pola tertentu serta terebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,

jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

70 4.3.4 Uji autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya masalah dalam autokorelasi

diantaranya dengan menggunkan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.6

Hasil Uji Durbin-Watson Sebelum Moderasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .741a .549 .516 244253521.62730 1.497

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian Durbin-Watson diperoleh bahwa tidak

terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari

nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1.497. Angka tersebut berada diantara -2 dan

+2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 <

1,497 > +2). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun

negative.

Tabel 4.7

Hasil Uji Durbin-Watson Setelah Moderasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .823a .678 .641 210333788.97888 1.676

a. Predictors: (Constant), Z, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Setelah dimasukkan variabel moderasi berdasarkan tabel 4.6 hasil pengujian

Durbin-Watson diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan

pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar

1.676. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih

besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < 1.676 > +2). Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negative.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi seberapa jauh

perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi

(Sugiyono, 2011:260). Dalam penelitian ini terdapat dua model regresi yang akan

72

moderasi. Variabel yang dipakai adalah laba sebagai variabel dependen dan

anggaran pelatihan dan anggaran pengembangan sebagai variabel independen

serta kinerja sebagai variabel moderasi. Hasil dari analisis regresi dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -96000966.435 124357960.115 -.772 .447 X1 -22.009 14.837 -.415 -1.483 .150 X2 59.239 15.282 1.083 3.876 .001 a. Dependent Variable: Y

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar -96000966.435. Nilai

koefisien variabel X1 (anggaran pelatihan) adalah -22.009 dan variabel X2

(anggaran pengembangan) adalah 59.239. Berdasarkan hasil uji regresi linear

berganda di atas diperoleh persamaan regresi : Y = -96000966.435+ -22.009X1 +

59.239X2 + e

Tabel 4.9 Uji Regresi Moderasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -50927080.455 107995581.053 -.472 .641 X1 -34.895 13.386 -.657 -2.607 .015 X2 49.603 13.494 .907 3.676 .001 Z .013 .004 .543 3.227 .003 a. Dependent Variable: Y

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar -50927080.455. nilai koefisien untuk variabel X1 adalah sebesar -34.895. nilai koefisien untuk X2 49.603. nilai koefisien untuk variabel moderasi adalah sebesar 0.013. berdasarkan hasil uji regresi maka diperoleh persamaan regresi :

Y = 50927080.455 + -34.895X1 + 49.603X2 + 0.013 X1X3 + e

4.5 Uji hipotesis

4.5.1 Uji R2 atau Koefisien Determinasi

Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi

yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi Best Linear

Unbiased Estimated (BLUE) sehingga layak dilakukan analisis regresi, untuk

mengetahui seberapa baik model regresi yang digunakan dalam penelitian, dapat

dilihaat melalui tabel Goodness of Fit. Koefisien korelasi (R Square)

menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel

74

1. Semakin tinggi nilai R Square maka akan semakin baik model regresi. Nilai R

Square yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen menerangkan

variasi variabel dependen sangat terbatas atau sebaliknya. Namun, R Square

memiliki kelemahan mendasar apabila setiap penambahan variabel independen ke

dalam model, maka R Square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen

(Ghozali,2013). Sedangkan angka koefisien korelasi (Adjusted R Square)

menunjukkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variasi yang terjadi pada variabel independen. Tidak seperti nilai R Square, nilai

Adjusted R Square dapat turun maupun naik meskipun ada penambahan variabel.

Standar Error of Estimate, apabila semakin kecil maka akan membuat model

regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Berikut ini disajikan

tabel Goodness of Fit.

Tabel 4.10 Sebelum Moderasi

Goodness of Fit

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .741a

.549 .516 244253521.62730

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Pada tabel 4.6 nilai R Square adalah sebesar 0.741 yang berarti bahwa

74,1% variabel dependen (laba perusahaan yang diproksi ke Tobins Q) dapat

dijelaskan oleh anggaran pelatihan dan anggaran pengembangan, sedangkan

sebesar 25,9% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.11 Setelah Moderasi

Goodness of Fit

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .823a

.678 .641 210333788.97888

a. Predictors: (Constant), Z, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Setelah dimasukan variabel moderasi yaitu kinerja, R Square meningkat

menjadi 0.678 yang berarti 67.8% laba dapat dijelaskan dari kedua variabel

tersebut. Begitu juga dengan Adjusted R Square pada persamaan 2 adalah sebesar

0.641 yang berarti 64.1% variasi variabel dependen (laba) dapat dijelaskan oleh

anggaran pelatihan dan anggaran pengembangan. Nilai Standar Error of Estimate

persamaan 1 sebesar 244253521.62730, kemudian menjadi turun pada persamaan

76

menunjukkan model regresi berarti semakin baik.

Dokumen terkait