• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Muhibbin Syah (2005) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terbagi dalam tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis (inteligensi, sikap, minat, bakat, motivasi). Faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat, teman) dan linkungan non sosial (rumah, sekolah, peralatan, alam).

Slameto (2003) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh); psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan); serta faktor kelelahan. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (tingkat pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga, penyediaan fasilitas belajar, keadaan ekonomi keluarga); faktor sekolah; dan faktor masyarakat.

Nana Syaodih Sukmadinata (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor dalam diri individu dan faktor lingkungan. Faktor dalam individu menyangkut aspek jasmaniah (mencakup kondisi dan kesehatan jasmaniah dari individu) maupun rohaniah (menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif) dari individu. Sedangkan faktor lingkungan menyangkut segala faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas maka penulis menitik beratkan pada pendapat Muhibbin Syah. Pembatasan tentang macam-macam faktor tersebut didasarkan pada tinjauan pustaka yang penulis jadikan referensi kemudian faktor-faktor itu penulis sesuaikan dengan fokus penulis, yaitu terfokus pada hal-hal atau situasi yang berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Tata Niaga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah : a. Fisiologis

Tidak dipungkiri lagi bahwa kondisi fisiologis mahasiswa memang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut Muhibbin Syah (2005: 133) menyatakan ”Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas”. Lebih lanjut Muhibbin Syah menjelaskan ”Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas”.

Menurut Slameto (2003: 54) ”Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya”.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi fisiologis mahasiswa dapat mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang dikatakan mempunyai fisik yang baik jika badannya kuat, lengkap panca inderanya, tidak terganggu (sakit). Jika mahasiswa mempunyai fisik yang tidak baik dalam arti sedang sakit, kondisi fisiknya lemah, panca inderanya tidak lengkap atau terganggu, maka mahasiswa tersebut tidak akan maksimal menerima materi kuliah dari dosen dan tentu saja memperoleh prestasi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang mempunyai kondisi fisiologis baik.

b. Inteligensi

”Inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat” Slameto (2003: 56). Sehingga inteligensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibbin syah yang menulis:

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses (Muhibbin Syah, 2005: 134)

Sedangkan menurut Slameto (2003: 132) ”terdapat banyak banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual seseorang, meliputi aspek-aspek fisik, emosional latar belakang sosial, ekonomi, keturunan dan lingkungan”.

c. Sikap

”Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan” (Slameto, 2003: 188). ”Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif” (Muhibbin Syah, 2005: 135). Dari uraian tersebut pada intinya mempunyai persamaan tentang sikap, yaitu adanya kesediaan untuk merespon terhadap suatu situasi baik secara positif maupun negatif. Sikap mahasiswa yang positif, terutama kepada dosen dan mata kuliah yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar mahasiswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif mahasiswa terhadap dosen dan mata kuliah yang ada, apalagi jika diiringi kebencian kepada dosen dan mata kuliah yang ada dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

d. Minat

Menurut Slameto (2003: 57), ”minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Menurut Muhibbin Syach (2005: 136), ”minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.

Seorang mahasiswa yang mempelajari suatu bahan kuliah dengan penuh minat akan memperoleh hasil yang lebih optimal dibandingkan mereka yang tidak atau kurang mempunyai minat dalam mempelajari bahan kuliah yang sama. Kegiatan itu diminati, maka akan diperhatikan terus-menerus dengan disertai rasa senang sehingga diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat mahasiswa, mahasiswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Mahasiswa akan segan untuk belajar sehingga prestasinya tidak memuaskan. Sebaliknya jika bahan pelajaran menarik minat mahasiswa, akan lebih mudah dipelajari dan disimpan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu diiringi dengan usaha sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa mahasiswa masuk Pendidikan Tata Niaga bukan sebagai pilihan yang pertama. Dengan minat yang kurang, mahasiswa cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari dosen, malas masuk kuliah, sehingga prestasi belajarnya tidak optimal.

e. Bakat

Setiap orang pasti mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Menurut Muhibbin Syah (2005: 135) ”bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan”. Menurut Slameto (2003: 57) ” bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih”.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang dan dapat mempengaruhi belajar. Jika bahan kuliah yang dipelajari mahasiswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajaranya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

f. Motivasi

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendifinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. (Martinis Yamin, 2008:92)

”Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorong” (Slameto, 2003: 58). Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar bila siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak yang kurang baik terhadap prestasi belajarnya. Sedangkan menurut Muhibbin Syach (2005: 137), ”motivasi ialah keadaan internal organisme-baik manusia ataupun hewan-yang mendorong untuk berbuat sesuatu”. Dengan adanya motivasi mahasiswa dapat mempunyai pendorong untuk belajar sehingga dapat memiliki prestasi yang lebih baik. Motivasi belajar dibedakan menjadi:

a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong baik dari dalam maupun dari luar diri individu dalam melakukan sesuatu untuk memperoleh keberhasilan. Sesuatu yang dapat dijadikan motivasi itu adalah tujuan yang ingin dicapai, kesadaran untuk lebih maju dan peluang kerja lulusan Pendidikan Tata Niaga. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi balajar di Pendidikan Tata Niaga cenderung tidak menyenangi materi perkuliahan dan kesulitan untuk menguasai mata kuliah yang diberikan, sehingga prestasinya rendah.

g. Keluarga

Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

prestasi seseorang. Jika keluarga harmonis, hubungan orang tua dengan anak, antara anak dengan anak dapat berjalan dengan lancar, kondisi yang baik itu cenderung memberi stimulus dan respons yang baik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semua dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa (Muhibbin Syah, 2005: 138)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan tempat seseorang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Dalam keluarga seseorang untuk pertama kalinya belajar dan membentuk kepribadian dirinya. Keluarga yang harmonis dapat membimbing pendidikan anaknya sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sesuatu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di keluarga adalah cara mendidik orang tua, keharmonisan keluarga dan kondisi ekonomi keluarga.

h. Dosen

Dalam proses belajar mengajar, dosen mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan. Menurut Slameto (2003: 97) tugas guru atau dosen berpusat pada:

(1)mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang;

(2)memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai;

(3)membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses belajar-mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan “Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa” (Muhibbin Syah, 2005: 137)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dosen dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa melalui dorongan, bimbingan dan fasilitas belajar. Setiap dosen mempunyai sikap, pembawaan, gaya bicara, dan penampilan masing-masing. Mahasiswa sebaiknya mengetahui kepribadian dosen tersebut. Pengetahuan itu dapat dimanfaatkan untuk menyusun taktik belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa yang tidak mau tahu dengan gaya-gaya mengajar dosen akan sulit menyerap bahan kuliah.

i. Masyarakat

Lingkungan masyarakat tidak kecil pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Ada pengaruh yang positif dan ada pengaruh yang negatif, tergantung dari bagaimana cara menghadapinya. Siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, menghindarkan diri dari pengaruh yang dianggap kurang baik. Hal ini sesuai dengan Slameto (2003: 71)

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.

Pengaruh masyarakat ini, juga dijelaskan oleh Muhibbin Syah (2003: 152):

Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh (slum area) yang serba kekurangan dan anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di mana seseorang tinggal (menetap). Lingkungan masyarakat yang dapat memberi pengaruh negatif misalnya teman bergaul yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

senang merokok, hura-hura, memakai obat-obat terlarang, terlalu banyak bermain dapat merusak perilaku mahasiswa dan mengganggu aktivitas belajarnya.

j. Teman

”Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga” (Slameto, 2003: 71).Teman yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan pergaulan mahasiswa baik di kampus maupun di masyarakat. Lingkungan pergaulan dalam sosiologi disebut sebagai kelompok sebaya.

Di kalangan mahasiswa juga terdapat kelompok–kelompok sebaya. Kelompok sebaya ini mempunyai peranan penting terhadap aktivitas, minat, dan prestasi akademik mereka. Kelompok-kelompok sebaya inilah yang juga mempengaruhi perilaku seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikannya di perguruan tinggi. Perilaku belajar mereka juga dipengaruhi oleh kelompok ini apakah mereka termasuk mahasiswa yang bersungguh-sungguh mencari ilmu pengetahuan atau hanya mengejar status.

k. Rumah/ kos

Rumah atau kos yang menjadi tempat tinggal, sedikit banyak dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto (2003: 63) ”Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar”. Kondisi rumah atau kos mahasiswa yang gaduh/ ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada mahasiswa untuk belajar. Agar mahasiswa dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah/ kos yang tenang dan tenteram, sehingga mahasiswa dapat belajar dengan baik.

l. Kampus

Kampus yang dimaksud di sini adalah kondisi gedung dan letaknya. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung yang memadai di setiap ruang kuliah. Dalam Slameto (2003: 69) mempertanyakan ”Bagaimana mungkin mereka dapat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi siswa?”. Dalam pertanyaan itu menjelaskan bahwa kondisi kampus dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

m. Peralatan

Peralatan pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar mahasiswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh dosen pada waktu mengajar dipakai pula oleh mahasiswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan kuliah yang diberikan kepada mahasiswa. Jika mahasiswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Mengusahakan peralatan pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar dosen dapat mengajar dengan baik sehingga mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula, yang termasuk peralatan pelajaran adalah buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau-atau media-media lain.

n. Alam

Alam disini adalah kondisi iklim, cuaca dan suhu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

o. Faktor pendekatan belajar siswa

Di samping faktor-faktor internal dan eksternal mahasiswa sebagaimana yang telah di paparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. ”Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran” (Muhibbin Syah, 2005: 132). Pengertian strategi dan metode dalam pembelajaran menurut Sri Jutmini (2001, 2) ”Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara kerja yang relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”. Penjelasan yang lain, ”strategi sendiri memiliki korelasi yang signifikan dengan kegiatan ranah cipta guru dan siswa dalam kegiatan PBM” (Muhibbin Syah, 2005: 213). ”Metode secara harfiah berarti ”cara”. Dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis” (Muhibbin Syah, 2005: 201).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan belajar yang harus dikerjakan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan belajar.

Dokumen terkait