• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG (O)

1. Dana perbantuan bagi percepatan pembangunan ekonomi daerah besar

2. Tingginya minat wisatawan manca dan domestic untuk berkunjung di destinasi Sulawesi Utara Utara.

3. Adanya komitmen pemerintah pusat dan propinsi menjadikan pariwisata Sulawesi Utara sebagai tujuan wisata dunia.

4. Adanya komitmen pemerintah pusat dan

propinsi untuk mengembangkan agrobisnis yang berbasis komoditas unggulan local

5. Adanya peran aktif swasta dalam pembangunan daerah.

6. Terbukanya industri dalam skala menengah dan besar yang sesuai dengan SDA yang ada

ANCAMAN (T)

1. Bencana alam yang sulit di prediksi

2. Merebaknya NAPZA, HIV/AIDS dan budaya hidup bebas dikalangan generasi muda

3. Krisis ekonomi global yang mengancam pertumbuhan Ekonomi daerah

4. Eksploitasi potensi sumber daya alam oleh masyarakat tidak memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan generasi yang akan datang

5. Era perdagangan bebas yang menuntut keunggulan kompetetitif dan keunggulan komparatif

6. Krisis energi yang dapat mengancam stabilitas ekonomi daerah

7. Perubahan iklim global yang memperngaruhi produktivitas pertanian

57 7. Rencana Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung

dan Jalur Kereta Api Sulawesi

8. Potensi alam dan geografis pertanian, perikanan dan pariwisata yang terbuka luas untuk dikelola

KEKUATAN (S)

12. Adanya potensi pariwisata;

13. Adanya potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.

14. Posisi geografis yang berada kawasan perkotaan Manado Bitung;

15. Memiliki wilayah kepulauan;

16. Adanya komitmen Pemda Kabupaten Minahasa Utara dalam mempercepat pembangunan Infrastruktur terpencil, tertinggal dan terluar.

STRATEGI SO

1. Pembangunan dan pembenahan sarana prasarana wisata

2. Penyiapan sarana pusat informasi pariwisata 3. Meningkatkan kerjasama promosi wisata dengan

daerah lain

4. Pengembangan Wisata Pantai, wisata berbasis agro, wisata pertualangan arung jeram sungai Tondano, Wisata Budaya waruga

STRATEGI ST

1. Menyediakan sarana dan prasarana pelatihan kualitas produksi

2. Peningkatan Aksebilitas Permodalan dan pemasaran bagi industri kecil dan Industri RT 3. Mewujudkan Peningkatan dan pengoptimalan

pengembangan agribisnis dan agroindustri khususnya komoditas unggulan lebih khusus sektor SDM dan permodalan

58 17. Adanya aparatur pemerintah daerah yang

potensial mendukung penyelenggaran pelayanan publik

18. Tersedianya lahan perkantoran yang cukup memadai dan repsentatif.

19. Adanya komitmen eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan penyelenggaran pemerintahan yang baik.

20. Memiliki tradisi adat budaya adat mapalus. 21. Sistim dan phylosophi mapalus sebagai sistem

ekonomi kerakyatan. 22. Keamanan yang kondusif.

5. Pengembangan pelestarian budaya mapalus dalam aspek kehidupan masyarakat minahasa utara

6. Pengembangan dan pelestarian nilai-nilai leluhur dan tradisi budaya adat.

4. Menciptakan stabilitas keamanan guna percepatan pertumbuhan investasi

KELEMAHAN (W)

1. Masih terbatas kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang agrowisata dan agriindustri.

2. Masih adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah kecamatan dan antar desa.

STRATEGI WO

1. Pelaksanaan Wajib Belajar pendidikan menengah 12 Tahun

2. Pengembangan Teknologi Informasi Pendidikan

STRATEGI WT

1. Pembangunan dan peningkatan fasilitas pelayanan air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi 2. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas

59 3. Masih rendahnya derajat kesehatan dan kualitas

pendidikan masyarakat.

4. Rendah kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah.

5. Belum optimalnya kualitas tata kelola pemerintahan.

6. Tingginya angka kemiskinan;

7. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masih rendah. 8. Faktor Kelembagaan Masyarakat yang masih

belum berkembang.

9. Lemahnya akses pasar atas hasil produksi komoditi unggulan.

3. Peningkatan kemampuan berbahasa inggris dan asing lainnya sejak SD,SMP,SMU

4. Penambahan dan pemeliharaan serta peningkatan fasilitas / sarana dan prasarana kesehatan

5. Optimalisasi pelaksanaan pelatihan bagi tenaga kerja

6. Pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi 7. Pemberian Beasiswa (S2 dan S3 ) bagi pegawai

dan masyarakat yang berprestasi

8. Keikut sertaan dalam pelatihan, bimtek dan diklat penjenjangan struktural

9. Adanya koordinasi yang baik antar SKPD dalam menghasilkan laporan yang baik

10. Pengembangan sistem informasi online

3. Pembangunan dan peningkatan jalan perkotaan dan perdesaan

4. Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang pengembangan kawasan strategis kabupaten

5. Menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban lingkungan

6. Mengoptimalkan pelastarian, perlindungan dan perbaikan kerusakan kawasan hutan

60

➢ Arah Kebijakan

Kebijakan pembangunan Minahasa Utara tidak terlepas dari kebijakan yang bersifat regional yang melingkupinya, kebijakan tersebut yakni :

• Konsep KESR (Kawasan Ekonomi Sub Regional) BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Phlippines– East ASEAN Growth Area), dimana Kabupaten Minahasa Utara sangat berpotensi menjadi pusat pelayanan khususnya dalam bidang maritim, menjadi service center terhadap keberadaan international hub port di Bitung. Hal ini menjadi pertimbangan utama dikarenakan potensi sumberdaya alam seperti air bersih dan ”sistem ekologi” penyediaan air bersih khususnya masih banyak ditemui di Kab. Minahasa Utara. Dalam konteks keterkaitan konsep BIMP-EAGA, Minahasa Utara diharapkan menjadi salah satu kawasan cepat tumbuh di utara Indonesia maupun dalam rangka pengembangan orientasi dan daya tarik dari dan kepada kawasan Pasifik. Kawasan cepat tumbuh di Minahasa Utara khususnya sangat membantu penegakan wawasan nusantara yang diwujudkan melalui kestabilan bidang politik-ekonomi-sosial-budaya-pertahanan dan keamanan,

• Konsep Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Manado

–Bitung, dimana Minahasa Utara berperan sebagai ”backyard” dari kedua pusat pertumbuhan tersebut, maka Minahasa Utara mempunyai peranan penting dalam berbagai hal diantaranya :

- Penyeimbangan keberadaan ”sistem ekologi” yang mulai dalam situasi kritis bagi Minahasa Utara sendiri serta bagi Manado dan Bitung, khususnya berkaitan dengan penyediaan sumber daya air, air bersih dan produksi pangan,

- Keterkaitan dengan penyediaan infrastruktur kewilayahan sebagai pendukung Konsep KAPET Manado-Bitung,

- Penyedia energi bagi Manado-Bitung dan sekitarnya dikarenakan banyaknya potensi energi yang dapat dimanfatkan misalnya sumber daya alam maupun sumber daya manusia,

Wacana dan Konsep Awal pada Pengembangan ”Area Metropolitan Bitung –Minahasa –

Manado (Bimindo) – Bimindo Metropolitant Area – BMA sebagai bagian dan

pengembangan dari Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Manado – Bitung, dimana Minahasa Utara berperan sebagai media penyangga secara ekologis bagi kawasan ”Metropolitan” tersebut, sehingga sangatlah perlu ditekankan karakter dan spesifikasi khusus dari wacana tersebut untuk diarahkan kepada pengembangan ”Konsep Metropolitan-Hijau” (Rural-Urban Metropolitant Concept). Konsep Metropolitan Hijau adalah suatu konsep metropolitan yang relatif baru (reformasi atas konsep ’metropolitan’

61 yang konvensional), yang menekankan kepada pencadangan (conservation) sumber-sumber alam, daya dukung lingkungan hidup dan peningkatan mutu kehidupan secara berkelanjutan dan berkeseimbangan, dengan tetap mengembangkan intensifikasi fungsi dan peran metropolitan secara efektif dan efisien namun terkendali, berkeseimbangan dan sinergis, secara ekologis, secara lintas sektoral dan lintas administratif pengelola (otoritas – manajemen/ pemerintah wilayah / kota dari masing-masing pembentuk metropolitan).

62 3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.2.1 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPI2-JM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

➢ Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Minahasa Utara

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

63

a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman ban

infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada;

b. sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang

Cipta Karya di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;

d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan penyusunan RPI2-JM adalah: a. Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur;

b. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten/Kota; dan

c. Penetapan kawasan permukiman prioritas.

3.2.2 Pengembangan Kawasan (RPKPP)

Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana

operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan.

64

Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara dan Sektor

Strategi Pembangunan Kabupaten / Kota

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi:

a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan pembangunan; c. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multi-sektor; d. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; e. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi. Strategi Pembangunan Kawasan

Beberapa dokumen perencanaan seperti RTBL dan RPKPP memiliki lingkup yang lebih kecil, yaitu berskala kawasan. Dokumen tersebut disusun untuk memberikan arahan pembangunan lingkungan permukiman di suatu kawasan prioritas. Oleh sebab itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen perencanaan kawasan yang ada di kabupaten/kota berdasarkan fungsi kawasan dan arahan pengembangan termasuk Kawasan Strategis Kabupaten yang diidentifikasi dalam RTRW.

3.2.3 Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten Minahasa Utara

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama system beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air. Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari:

a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah; b. Rencana Sistem Pelayanan;

c. Rencana Pengembangan SPAM; dan

65 3.2.4 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Pembangunan di kabupaten Minahasa Utara khususnya dalam bidang sanitasi bertujuan untuk memberikan arahan yang jelas tentang penanganan masalah sanitasi yang terdiri dari masalah perilaku hidup bersih dan sehat, drainase lingkungan, persampahan dan air limbah domestik di kawasan permukiman perumahan, kawasan perdagangan, kawasan pusat pemerintahan dan kawasan strategis lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah kabupaten Minahasa Utara dalam pelaksanaan pembangunan telah memprogramkan arah kebijakan pembangunan sanitasi permukiman sebagai berikut :

 Sasaran pembangunan sanitasi Permukiman yaitu Terwujudnya peningkatan sarana

dan prasarana transportasi, air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi yang memadai (dari 24 sasaran RPJMD Kab. Minahasa Utara Tahun 2010-2015)

 Strategi yang dilakukan yaitu pembangunan dan peningkatan fasilitas pelayanan transportasi, air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi

 Kebijakan yang ditempuh yaitu mendorong dan bekerjasama dengan pemerintah pusat, provinsi dan pihak swasta untuk penyediaan dan peningkatan fasilitas pelayanan transportasi, air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi

Kerangka Pengembangan Sanitasi Visi dan Misi

Visi dan misi merupakan jiwa yang menggerakkan arah pembangunan suatu badan. Visi dan misi memberikan arah yang jelas untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Minahasa Utara dirumuskan dari hasil pemikiran berbagai stakeholder yang tergabung dalam pokja dimana visi misi sanitasi tersebut berkaitan dengan visi dan misi kabupaten MinahasaUtara.

Tabel 3.5 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Minahasa Utara

Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi

Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten KABUPATEN TUJUAN WISATA TAHUN 2015 1. Mengoptimalkan Potensi Pariwisata 2. Mewujudkan Kualitas ”TERWUJUDNYA

Dokumen terkait