• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Jaringan Evakuasi Bencana

A. RENCANA PUSAT-PUSAT KEGIATAN WILAYAH PROVINSI

4. Sistem Jaringan Evakuasi Bencana

Sistem jaringan jalur evakuasi bencana berupa jalur dan ruang evakuasi bencana pada kawasan rawan bencana alam, yang tersebar di seluruh wilayah provinsi sesuai dengan jenis bencana yang akan diatur lebih lanjut didalam peraturan Gubernur.

Arahan RTRW Kawasan Strategis Nasional

RTRKSN merupakan penjabaran RTRWNyang disusun sesuai dengan tujuan penetapan masing-masing KSN.MuatanRTRKSNditentukan olehnilai strategis yang menjadi kepentingan nasionaldan berisi aturan terkait dengan hal-hal spesifik di luar kewenangan pemerintah provinsi danpemerintah kabupaten/kota. Kepentingan nasional pada KSNmerupakan dasar pertimbangan utama dalam penyusunan dan

38 penetapan RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota.RTRKSNjuga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalampenyelenggaraan penataan ruang.

Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

Delineasi Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, terdiri atas:

a. Kawasan Perbatasan Nasional RI

Kawasan Pulau Mantehage sebagai salah satu dari delapan belas pulau kecil terluar kawasan perbatasan yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan keamanan;

b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET Manado – Bitung) yang

merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pengembangan ekonomi; c. Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan Lingkungan Hidup.

Arahan kepentingan penetapan KSN

a. Ekonomi

1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh

2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional

3) memiliki potensi ekspor

4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi 5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi

6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional

7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energy nasional

8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal

9) memiliki intensitas keterkaitan kegiatan ekonomi yang makin tinggi dengan daerah di sekitarnya*)

b. Lingkungan Hidup

1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati

2) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan

39 3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun

berpeluang menimbulkan kerugian negara

4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

6) rawan bencana alam nasional

7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan

c. Sosial Budaya

1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya

nasional

2) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa

3) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan

4) melestarikan situs warisan budaya dan menjaga keasliannya untuk generasi yang akan datang *)

d. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi

1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi berdasarkan lokasi SDA strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

2) memiliki SDA strategis nasional

3) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa 4) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir 5) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis

6) melindungi kegiatan utama, kegiatan penunjang, dan kegiatan turunan dalam pendayagunaanteknologi tinggi *

e. Pertahanan dan Keamanan

1) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan

negara berdasarkan geostrategi nasional

2) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan

3) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan/ataulaut lepas

40 ➢ Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

a. Arahan pengembangan pola ruang

1. Arahan pengembangan kawasan lindung dan Budidaya

Rencana Kawasan Lindung di wilayah Provinsi Sulawesi Utara seluas 701.855 Ha meliputi:

a. Kawasan hutan lindung;

b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, berupa kawasan resapan air;

c. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air; d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam laut, suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman wisata alam darat dan taman wisata alam laut, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

e. Kawasan rawan bencana alam, meliputi: rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang, kawasan rawan gerakan tanah dan rawan banjir;

f. Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi dan kawasan rawan bencana alam geologi.

g. Kawasan perubahan peruntukan yang berdampak penting atau cakupan yang luas (DPCLS).

Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan baik bagi kepentingan produksi (kegiatan usaha) maupun pemenuhan kebutuhan permukiman. Oleh karena itu, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 2014-2034, penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya.

2. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

b. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

41 a. Rencana pengelolaan persampahan yang dimaksudkan untuk mengelola timbulan sampah padat yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan bukan rumah tangga dengan prinsip mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang;

b. Rencana pengelolaan persampahan dilaksanakan melalui kegiatan pewadahan, pengumpulan pengangkutan dan pembuangan dan pengolahan akhir serta sistem 3R (Reduce, Reuse dan Recycle);

c. persyaratan dan kriteria teknis lokasi;

d. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional yang melayani Kota Manado, Kota Bitung dan Kota Airmadidi diarahkan di Kecamatan Likupang Timur dengan luas minimal 30 Ha yang memenuhi persyaratan dan kriteria teknis lokasi;

e. Tempat Pemrosesan Akhir sampah kabupaten berada di Kecamatan Airmadidi dengan luas kurang lebih 52.290 m²; dan

f. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Persampahan di Minahasa Utara, meliputi :

(1) Rencana Pengembangan Alat Pengangkutan Sampah/Dump Truck pada Kota Airmadidi dan Likupang berjumlah 26 unit kendaraan + Amrol Truk berjumlah 5 unit kendaraan + Motor Sampah berjumlah 24 unit kendaraan + Kontener berjumlah 19 unit;

(2) Rencana Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah untuk perkotaan Airmadidi dengan sistem kapasitas 450 m3/hari;

(3) Rencana Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang berada di Airmadidi Bawah dengan kapasitas 502 m3/hari; dan

(4) Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah daerah

kabupaten/kota disekitarnya dan dengan dunia usaha serta melibatkan masyarakat dalam sistem pengolahan persampahan. b) Sistem Jaringan Air Minum

a. Rencana jaringan penyediaan air minum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, usaha, sosial, pemerintahan dan industri melalui sistem perpipaan dan non perpipaan;

b. Kebutuhan air minum kabupaten diproyeksikan sebesar 975 liter/detik; c. Air baku dalam sistem jaringan penyediaan air minum bersumber dari

42 d. Sungai yang berfungsi sebagai sumber air baku yaitu : Sungai Talawaan, Sungai Madidir, Sungai Kaweruan/Likupang, Sungai Araren, Sungai Lilang, Sungai Kema, Sungai Maen dan Sungai Tondano; dan

e. Mata air yang berfungsi sebagai sumber air baku yaitu : Mata Air Talawaan I, Mata Air Tunan, Mata Air Warat, Mata Air Malupu, Mata Air Tumbohon, Mata Air Pinakiwe, Mata Air Kumersot, Mata Air Huluatikup, Mata Air Doud Tewasen, Mata Air Doud Minawanua, Mata Air Papi, Mata Air Tamblang, Mata Air Talise, Mata Air Malimbukan, Mata Air Keluarga, Mata Air Pancoran Lima, Mata Air Alam Suwaan, Mata Air Makelen, Mata Air Keluarga Wenas, Mata Air Keluarga Menanga, Mata Air Tontalete, Mata Air Tumatenden, Mata Air Tambu Terang, Mata Air Kema I, Mata Air Tinaan, Mata Air Tumaraktak, Mata Air Doud Waidan, Mata Air Doud Poopo, Mata Air Keluarga Derek, Mata Air Kinorkor, Mata Air Tep, Mata Air Waltang, Mata Air Tuang, Mata Air Kaima, Mata Air Wawa, Mata Air Kayubesi, Mata Air Marinsow, Mata Air Kapoyos, Mata Air Lumowa, Mata Air Makelentuaim, Mata Air Reko dan Mata Air Walinow.

c) Sistem Jaringan Drainase

a) Jaringan drainase primer/makro terdapat pada sungai di dalam daerah aliran sungai dan sub daerah aliran sungai, meliputi: Tondano, Talawaan, Likupang, Maen, Matikup, Kuala Sawangan, Kuala Araren, Kuala Batu, Kuala Mansilong, Kuala Palaes, Kuala Lansa.

b) Jaringan drainase sekunder meliputi:

(1) di Kecamatan Kauditan, Desa Watudambo, Desa Watudambo II, Desa Kawiley, Desa Treman, Desa Kaima, Desa Karegesan, Desa Kaasar, Desa Lembean, Desa Paslaten, dan Desa Tumaluntung;

(2) di Kecamatan Airmadidi, Desa Tanggari, Desa Sampiri, Desa Sawangan, Kelurahan Airmadidi Bawah, Kelurahan Rap – Rap, Kelurahan Saronsong I, Kelurahan Saronsong II, Kelurahan Airmadidi Atas, dan Kelurahan Sukur;

(3) di Kecamatan Dimembe, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Dimembe, Desa Tetey, Desa Warukapas, Desa Tatelu, Desa Wasian, Desa Tatelu Rondor, Desa Lumpias, dan Desa Klabat;

(4) di Kecamatan Likupang Timur, Desa Likupang I, Desa Likupang II, Desa Serawet, Desa Kampung Ambong dan Desa Wineru; dan

43 (5) di Kecamatan Likupang Barat, Desa Serei, Desa Mubune dan Desa

Munte.

c) Rencana sistem jaringan drainase tersier/mikro difungsikan sebagai penampung aliran air permukaan di kawasan permukiman dan jalan dalam sistem daerah aliran sungai.

d) Sistem Jaringan Sanitasi

(1) Sistem jaringan sanitasi meliputi :

(a) Sanitasi untuk air buangan kegiatan rumah tangga; dan (b) Sanitasi untuk air buangan kegiatan industri.

(2) Sanitasi untuk air buangan kegiatan rumah tangga terdiri atas : (a) Sistem sanitasi off site untuk pengelolaan air buangan di kawasan

perkotaan yaitu dengan menggunakan instalasi pengolahan sebelum dibuang ke badan air penerima/sungai; dan

(b) Sistem sanitasi on site untuk pengelolaan air buangan di kawasan perdesaan.

(3) Untuk mendukung sanitasi off site dibangun instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dibanguna di Kecamatan Kalawat;

(4) Sanitasi untuk air buangan kegiatan industri dikembangkan di kawasan industri Kauditan dan Kema dengan sistem off site melalui instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri;

(5) Khusus untuk kawasan perkotaan Airmadidi dikembangkan sistem jaringan prasarana sanitasi yang meliputi :

(a) Rencana Pengembangan Sistem Perpipaan Air Limbah pada Kota Airmadidi, sepanjang 4.000 m;

(b) Rencana Pengembangan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) untuk perkotaan Airmadidi kapasitas 76,00 m3/hari;

(c) Rencana Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk perkotaan Airmadidi 750,00 m3/hari; dan

(6) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sanitasi diseluruh kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara.

e) Sistem Prasarana Lainnya 1. Prasarana perdagangan;

2. Prasarana pendidikan dan olahraga; 3. Prasarana kesehatan;

44 5. Prasarana perikanan; dan

6. Jalur dan ruang evakuasi bencana.

c. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

1) Kawasan pertahanan dan keamanan (kawasan perbatasan negara dan wilayah

pertahanan

2) KAPET. Indikasi program utama KAPET disusun dengan memperhatikan paling

sedikit:

a) indikasi program utama perwujudan struktur ruang, meliputi:

1) indikasi program utama perwujudan system pusat pelayanan kegiatan ekonomi kawasan

2) indikasi program utama perwujudan prasarana utama dan prasarana pendukung kawasan; dan

3) indikasi program utama perwujudan sarana penelitian, pelatihan, pendidikan, informasi, dan teknologi.

b) indikasi program utama perwujudan pola ruang, meliputi:

1) indikasi program utama perwujudan usaha-usaha inti kawasan; dan 2) indikasi program utama perwujudan pelestarian lingkungan kawasan. c) indikasi program utama lain terkait dengan perwujudan pengembangan

klaster ekonomi kawasan.

3) Kawasan ekosistem termasuk kawasan kritis lingkungan

a) indikasi program utama perwujudan struktur ruang, meliputi: 1) indikasi program utama perwujudan kawasan inti; dan 2) indikasi program utama perwujudan kawasanpenyangga; b) indikasi program utama perwujudan pola ruang, meliputi:

1) indikasi program utama perwujudan kawasan inti; dan 2) indikasi program utama perwujudan kawasan penyangga.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

45 1. acuan bagi menteri dan pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian untuk menetapkan kebijakan sektoral dalam rangka pelaksanaan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia di bidang tugas masing-masing, yang

dituangkan dalam dokumen rencana strategis masing-masing

kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian sebagai bagian dari dokumen perencanaan pembangunan; dan

2. acuan untuk penyusunan kebijakan percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi Indonesia pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait ➢ Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, KawasanEkonomi Khusus atau KEK adalah

kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :

a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung;

b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;

46 3.1.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Visi

Visi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 - 2015 dirumuskan dengan

memperhatikan Visi dan Misi pembangunan Nasional serta Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Utara. Hal ini karena Kabupaten Minahasa Utara adalah bagian dari Provinsi Sulawesi Utara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Daerah Kabupaten Minahasa Utara adalah :

MINAHASA UTARA MENJADI KABUPATEN AGROBISNIS, INDUSTRI, DAN PARIWISATA SECARA TERPADU SERTA BERKELANJUTAN DI TAHUN 2021 ’’.

Visi tersebut merupakan suatu gambaran tentang keadaan dan upaya masa mendatang yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara. Visi tersebut mengandung pengertian, keinginan pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai daerah agrobisni, industry, dan tujuan wisata Tahun 2021 dengan mengembangkan keanekaragaman objek wisata yang dimiliki Kabupaten Minahasa Utara.

Misi

Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Minahasa Utara, maka ditetapkan Misi : 1. Mengembangkan agrobisnis secara efisien dan efektif

2. Mewujudkan kawasan industry yang berwawasan lingkungan mendukung Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) di Kauditan, Kema, dan Likupang Raya. 3. Meningkatkan daya Tarik pariwisata

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 5. Menyediakan infrastruktur yang memadai

6. Menciptakan birokrasi pemerintahan yang baik, bersihm dan melayani

7. Mempersiapkan kabupaten yang berdaya saing menghadapi Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA) dan menuju Indonesia sebagai poros maritime dunia.

Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016 2021, perlu dirumuskan kedalam program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. 8 (delapan) prioritas pembangunan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016 - 2021 dibawah ini merupakan tantangan yang akan dihadapi dimasa mendatang. Adapun prioritas pembangunan sebagai berikut :

1. Melanjutkan pencapaian sasaran sebagai daerah destinasi wisata

(ekowisata dan agrowisata)

2. Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber perikanan dengan pola

47

3. Sumber daya alama dan lingkungan hidup

4. Pembangunan keamanan, politik, hukam dan aparatur

5. Pembangunan ekonomi melalui revitalisasi pertanian, kedaulatan pangan

dan kemaritiman

6. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasi pendidikan dan

riset

7. Pembangunan wilayah dan tata ruang serta penyediaan sarana dan

prasarana

8. Pengarusutamaan dan pembangunan lintas bidang.

Isu Strategis Kabupaten Minahasa Utara

1. Dampak pembangunan jalan Tol Manado-Bitung dan Waduk Multifungsi

Kuwil, Jalur kereta api Bitung-Kema-Gorontalo

2. Reformasi birokrasi (implementasi UU ASN) berbasis TIK 3. Revitalisasi pertanian, peternakan, dan perikanan

4. Reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan klabat dan kawasan hutan lainnya

5. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

6. Dampak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

7. Global economic effect

8. Techno Park

9. Tanggap Bencana

10.Implementasi UU 23 Tahun 2014 menyangkut kewenangan dan OPD

Arah Kebijakan Kabupaten Minahasa Utara

1. Membangun Minahasa Utara dari pinggiran dengan memperkuat desa-desa

disektor pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan mengembangkan kota-kota kecamatan maupun kota kabupaten sebagai pusat pemerintahan di bidang industry, perdagangan, dan jasa secara optimal.

2. Mengembangkan kawasan industry perikanan, pertanian, dan peternakan

serta manufaktur di Kaudiatan, Kema, dan Likupang Raya untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus.

3. Meningkatka daya tarik wisata alam, wisata budaya, wisata rohani, dan wisata agro di seluruh kecamatan yang potensial.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan beasiswa

untuk studi S1, S2, dan S3 pada bidang ilmu pendidikan yang dibutuhkan di dalam negeri maupun luar negeri; membangun perguran tinggi negeri

48 maupun swasta dan memberikan keterampilan bagi yang putus sekolah (tuntas belajar).

5. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat,

melalui pemberian bantuan pelayanan kesehatan dan membangun rumah sakit umum daerah sebagai pelayanan rujukan regional serta puskesmas terakreditasi, poliklinik dan pos kesehatan yang terstandar sampai ke desa-desa terpencil.

6. Meningkatkan infrastruktur jalan, drainase, jembatan, pelabuhan perikanan maupun pelabuhan umum, kesehatan dan pendidikan mulai dari desa-desa ke kota.

7. Menerapkan pemerintahan yang baik, bersih dan melayani, melalui

penempatan pejabat maupun staf birokrat yang handal sesuai dengan kempetensinya pada posisi yang tepat. (Good and Clean Government)

8. Meningkatkan kerjasama antar kabupaten dengan pemerintah provinsi dan

pusat serta bilateral.

9. Meningkatkan produk unggulan yang berdaya saing dari sumber daya

perikanan, pertanian dan peternakan menjadi produk ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) dan menyiapkan tenaga kerja terampil yang berstandarisasi.

49 ➢ Arahan Kebijakan Bidang Cipta Karya

54 ➢ Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah

➢ Perumusan Strategi

Analisis yang digunakan dalam perumusan strategi RPJMD Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010 - 2015 ini digunakan Metode Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT). Pemilihan metode ini didasarkan kepada relevansi dari pendekatan yang dilakukan melalui metode tersebut, yang akan menghasilkan Analisis dan Pilihan Strategis (Strategic Analysis and Choices) yang merupakan asumsi-asumsi hasil analisis dan kemudian dapat digunakan untuk menentukan Faktor Penentu Keberhasilan dan Faktor Ancaman Kegagalan. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Kabupaten Minahasa Utara dapat disajikan pada Tabel 6.1. sebagai berikut:

Tabel 3.3 Identifikasi SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

1. Adanya potensi pariwisata;

2. Adanya potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.

3. Posisi geografis yang berada kawasan perkotaan Manado Bitung;

4. Memiliki wilayah kepulauan;

5. Adanya komitmen Pemda Kabupaten Minahasa Utara dalam mempercepat pembangunan Infrastruktur terpencil, tertinggal dan terluar.

6. Adanya aparatur pemerintah daerah yang potensial mendukung penyelenggaran pelayanan publik

7. Tersedianya lahan perkantoran yang cukup memadai dan repsentatif.

8. Adanya komitmen eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan penyelenggaran pemerintahan yang baik.

9. Memiliki tradisi adat budaya adat mapalus. 10. Sistim dan phylosophi mapalus sebagai sistem ekonomi kerakyatan.

11. Keamanan yang kondusif.

1. Masih terbatas kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang agrowisata dan agriindustri.

2. Masih adanya kesenjangan

pembangunan antar wilayah kecamatan dan antar desa.

3. Masih rendahnya derajat kesehatan dan kualitas pendidikan masyarakat. 4. Rendah kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah.

5. Belum optimalnya kualitas tata kelola pemerintahan.

6. Tingginya angka kemiskinan; 7. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masih rendah.

8. Faktor Kelembagaan Masyarakat yang masih belum berkembang.

9. Lemahnya akses pasar atas hasil produksi komoditi unggulan.

55

PELUANG ANCAMAN

1. Dana perbantuan bagi percepatan pembangunan ekonomi daerah besar 2. Tingginya minat wisatawan manca dan domestic untuk berkunjung di destinasi Sulawesi Utara Utara.

3. Adanya komitmen pemerintah pusat dan propinsi menjadikan pariwisata Sulawesi Utara sebagai tujuan wisata dunia.

4. Adanya komitmen pemerintah pusat dan propinsi untuk mengembangkan agrobisnis yang berbasis komoditas unggulan local 5. Adanya peran aktif swasta dalam pembangunan daerah.

6. Terbukanya industri dalam skala

menengah dan besar yang sesuai dengan SDA yang ada

7. Rencana Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung dan Jalur Kereta Api Sulawesi

8. Potensi alam dan geografis pertanian, perikanan dan pariwisata yang terbuka luas untuk dikelola

1. Bencana alam yang sulit di prediksi 2. Merebaknya NAPZA, HIV/AIDS dan budaya hidup bebas dikalangan generasi muda

3. Krisis ekonomi global yang mengancam pertumbuhan Ekonomi daerah

4. Eksploitasi potensi sumber daya alam oleh masyarakat tidak memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan generasi yang akan datang

5. Era perdagangan bebas yang menuntut keunggulan kompetetitif dan keunggulan komparatif

6. Krisis energi yang dapat mengancam stabilitas ekonomi daerah

7. Perubahan iklim global yang

56

Tabel 3.4 Matriks SWOT FAKTOR EKTERNAL

Dokumen terkait