• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI. 2. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan

Dalam sub bab ini berisi uraian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Izin Mendirikan Bangunan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu implementasi kebijakan sehingga kebijakan tersebut dapat dilihat berjalan dengan baik atau tidak, terkait implementasi izin mendirikan bangunan di kota medan maka peneliti menggunakan teori George C. Edward III dengan membahas empat variabel yang dikaitkan dengan hasil penelitian yang di dapatkan dilapangan. Dengan indikator komunikasi , sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi indicator ini nantinya menjadi pengukur faktor faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan dalam Perspektif Pelayanan Publik.

a. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan dari sebuah implementasi kebijakan pubik. Implementasi yang efktif terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang mereka keerjakan. Kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, jelas, akurat dan konsisten agar para pembuat keputusan dan para implementor tidak melakukan kesalahan dalam menerapkan setiap kebijakan di dalam masyarakat.Dalam menjalankan kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan Kepala Dinas sebagai pembuat keputusan melakukan kominukasi kepada setiap pegawai untuk menjalankan kebijakan yang telah di buat. Komunikasi yang dilakukan di dasarkan pada pencapaian tujuan kebijakan tersebut.Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang ada di Dinas TRTB Kota Medan maka peneliti menanyakan kepada Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan. MT, beliau mengatakan:

“ komunikasi yang yang dilakukan bisa secara lisan dan tulisan dan komunikasi tersebut dilakukan setiap saat. Komunikasi lisan biasanya menjorok kepada kelengkapan berkas dalam menurus IMB di dinasTRTB dan juga untuk menjelaskan kepada pemohon cara cara dalam melakukan pengurusan izin mendirikan bangunan karena ada tenggang waktu yang di berikan dalam mengurus IMB yaitu 14 hari dan dalam waktu 14 hari tersebut proses IMB harus segera selesai karena ada tim audit oleh ISO yang rutin datang ke TRTB dan ada dilakukan survey kepuasan masyarakat terhadap kinerja dinas TRTB .ada pula pelayanan masyarakat oleh ombudsman mengenai prasarana dan saranan yang ada di TRTB dalam mengurus izin mendirikan bangunan. Komunikasi antar bidang juga dapat dilakukan melalui telepon untuk menayakan kesiapan dan kendala apa saja yang di temui dalam pengurusan IMB.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Selanjutnya untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi oleh Dinas TRTB menyangkut komunikasi antar pegawai di dinas TRTB dalam mengimplementasi kebijakan IMB maka peneliti malakukan pertayaan kepada Kepala Dinas TRTB

Kota Medan, Bapak Ir, Samporno Pohan. MT selaku kepala Dinas di TRTB ,beliau mengatakan :

“ kendala hampir tidak ada karena ruangan cukup kecil sehingga komunikasi dapat langsung secara face to face atau lewat telepon langsung sehingga komunikasi dapat berjalan dengan cepat, pegawai menjalankan perintah dengan baik sehingga sama sekali tidak pernah terjadi miskomunikasi di dinas ini, antara atasan dan bawahan juga semua biasa saja tidak ada rasa takut atau segan ketika menjalankan perintah yang diberikan karena semua dilakukan untuk pelayanan publik.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat komunikasi antar pegawai di Dinas TRTB sudah cukup baik dikarenakan kominikasi dilakukan dalam bentuk lisan ataupun tulisan dan dapat dilakukan secara langsung face to face ataupun lewat telepon dengan cara tersebutkomunikasi dapat berjalan dengan cepat dan pegawai DTRTB pun melaksanakan printah dengan baik sehingga tidak terjadi miscomunikasi di dinas TRTB.

dalam menjalankan kebikan IMB di Kota Medan, Partisipasi Masyarakat merupakan hal yang penting di perhatikan untuk mencapai sasaran dari kebijakan IMB tersebut yang mana sasaran dari kebijakan IMB itu sendiri ialah masyarakat, swasta dan pemerintah sendiri. Dinas TRTB selaku Dinas yang bertanggung jawab dalam pengurusan Izin Mendirkan Bangunan oleh masyarakat harus mampu menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat yang memiliki bangunan untuk mau mengurus IMB mereka masing masing. Untuk itu peneliti menanyakan kepada Kepala Dinas TRTB Kota Medan Bapak Ir. Samporno Pohan MT, beliau mengatakan:

“ sosialisasi pernah dilakukan contoh nya dalam bentuk plang yang menghimbau kepada masyarakat untuk mengurus IMB sendiri tanpa menggunakan calo, selanjutnya ada juga IMB keliling dulunya ,petugas pergi ke kantor camat untuk membantu masyarakat yang ingin mengurus IMB, IMB keliling pernah dilakukan selama tiga bulan berturut turut. Sosialisasi tentang perda terdahulu no 5 tahun 2012 juga pernah dilakukan dikantor camat dengan melibatkan organisasi propesi (REI) juga persatuan himpunan dari pada pengembang dan sejauh ini sudah cukup efektif tampak dari masyarakat yang sudah tau akan perda no 5 tahun 2012 dan masyarakat menerima dengan baik, tidak terjadi penolakan terhadap perda no 5 tahun 2012 mengenai hambatan Dinas TRTB masih kurang dalam jumlah pegawai yang melakukan sosialisasi mengenai prosedur semua sudah sesuai mulai dari surat ke camat dan selanjutnya masyarakat di kumpulkan di kantor camat untuk mendengar penyuluhan proses IMB yang dilakukan oleh dinas TRTB sendiri.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang mengurus IMB, mereka mengatakan bahwa pihak TRTB memang pernah melakukan sosialisasi di kecamatan mereka tentang pengurusan IMB namun sosialisasi tersebut sangat jarang dilakukan sehingga masyarakat tetap saja tidak mengerti akan prosedur dan persyaratan akan pengurusan IMB yang membuat masyarakat menjadi malas mengurus IMB dan berpikir mengurus IMB hanya membuang uang saja, sekarang masyarakat kebayakan mengurus IMB dikarenakan hal tersedak saja seperti untuk keperluan Kredit dari bank yang memerlukan foto copy SIMB.

berdasarkan hasil wawancara diatas, Dinas TRTB selaku dinas yang mengurus IMB belum melaksanakan sosialisasi dengan baik kepada masyarakat sehingga masyarakat kekurangan informasi dalam pengurusan IMB. Dinas TRTB dalam hal ini memang sudah melakukan sosialissi, namun dikarenakan keterbatasan jumlah pegawai sehingga tidak dapat melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat

scara efektif, sosialisasi yang kurang efektif menjadikan masyarakat menjadi kurang kepedulian dalam mengurus IMB mereka.

b. Sumber Daya

Sumber daya merupakan hal yang penting dalam implementasi kebijakan, sumber daya menyangkut alat penggerak dalam melaksanakan suatu kebijakan.Indikator indikator yang digunakan untuk melihat sejauh mana sumber daya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari staf, yang merupakan seseorang atau pegawai yang menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Kekurangan staf atau pegawai dapat mempengaruhi jalanya kebijakan yang telah di buat, kemampuan dan keterampilan yang di miliki masing masing staf juga dapat mempengaruhi implementasi kebijakan, jika sesorang ditempatkan tidak sesuai dengan kemapuannya kemungkinan besar suatu kebijakan tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan seseorang tersebut tidak akan mengerti apa yang akan dia kerjakan .Dalam mengimplementasikan kebijakan IMB, Dinas TRTB di dukung oleh pegawai yang bekerja di masing masing bidang bagian. Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT. menyangkut staf yang dimiliki TRTB beliau mengatakan:

“ Staf saat ini diakui kurang dari segi jumlah dalam panambahan staf itu atas persetujuan walikota karena mengenai pegawai di TRTB seluruhnya diatur oleh walikota sendiri jika ingin menambah jumlah staf dinas TRTB harus ada permohonan terlebih dahulu ke pejabat walikota terkait untuk selanjutnya walikota akan menpertimbangkanya, Dinas TRTB sendiri telah melayangkan permohonan kepada walikota namun sampai saat ini belum ada penambahan jumlah pegawai di TRTB ini. Mengenai kemampuan dan keterampilan pegawai di dinas TRTB ini sudah sesuai dengan kemampuan dan keterampilanya di bidangnya masing masing karena pegawai disini berlatar belakang disiplin ilmu teknik sipil,ekonomi , keuangan, hukum ,

fisip dan seluruhnya mengerti akan IMB.”( wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Dalam menjalankan tugas setiap pegawai memiliki wewenang masing masing dan dituntut untuk patuh terhadap aturan dan peraturan yang berlaku agar setiap tugas yang dijalankan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang di inginkan, penggunaan sanksi juga dapat dilakukan dalam memberikan kedisplinan kepada setiap pegawai, terkait hal tersebut peneliti bertaya kepada Kepala Dinas TRTB Kota Medan Bapak Ir. Samporno Pohan MT, beliau mengatakan:

Pelanggaran disiplin pasti ada seperti sering terjadi pelanggaran disiplin tidak ikut apel, sanksi yang diberikan t egoran baik lisan atupun tertulis dalam hukuman disiplin juga dapat diberi sangsi berat dan dengan adanya sangsi tersebut memberi dampak positif dan efek jerah sehingga setiap pegawai menjalankan aturan peraturan semakin lebih baik dan tidak ada penyalahgunaan wewenang karena setiap pegawai bekerja berdasarkan tugas dan fungsinya masing masing itu tugas

mereka tidak ada yanga lain.” (wawancara dengan Kepala Dinas

TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Fasilitas pendukung merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu kegiatan dengan adanya kekurangan fasilitas akan berakibat terhambatnya suatu kebijakan. Untuk mengetahui akan fasilitas di Dinas TRTB maka peneliti bertaya kepada Bapak Ir.Samporno Pohan MT. dan beliau mengatakan.

saat ini fasilitas di kantor mencukupi, alat cukup karena adanya computer sehingga memudahkan pengurusan imb di buat dengan auto cate. Saat ini sudah lengkap namum kedepanya jika ada penambahan pegawai otomatis sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga harus bertambah. Untuk fasilitas bidang yang ada di TRTB ini memang masih ada kekurangan seperti di bidang pengendalian dan pemanfaatan yang masih kekurangan mobil dinas dalam melakukan patroli di seluruh kecamatan kota medan untuk mengawasi bangunan yang tidak memiliki IMB.”(

wawancara dengan Kepala Dinas TRTB Bapak Ir. Samporno Pohan MT, kamis 7 januari 2016)

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa Dinas TRTB masih mengalami kendala di sumber daya yang ada baik dalam segi staf atau pegawai maupun sarana dan prasarana yang masih belum mencukupi sehingga di beberapa kegiatan masih belum berjalan secara efektif.

c. Disposisi

Sikap yang baik dan positif para pelaksana terhadap suatu kebijakan menandakan suatu dukungan yang mendorong mereka menunaikan kewajiban sebagaimana yang di inginkan para pembuat kebijakan, demikian sebaliknya bila tingkah laku para pelaksana berbeda dengan para pembuat keputusan maka proses pelaksanaan suatu kebijakan akan menjadi sulit. untuk mngetahui sikap pegawai di Dinas TRTB Kota Medan maka peneliti menanyakan kepada Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa Simatupang .beliau mengatakan:

“ pegawai pasti memiliki dedikasi yang tinggi karena kepala dinas sendiri merupakan orang yang disiplin, jika ada pegawai yang malas atau sering menyalahi aturan maka akan dikembalikan ke dewan kepegawaian daerah( DKD) yang ada di walikota. insentif juga diberlakukan di dinas ini ada namanya uang makan,ada tunjangan penghasilan,sesuai dengan pangkat dan jabatan masing masing dan berjalan dengan efektif setiap pegawai semakin terdorong untuk melaksanakan tugas nya dengan semakin lebih baik. ( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan pegawai TRTB melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak ada tampak tindakan pencaloan Di dinas TRTB Kota Medan sekarang ini, hal serupa dikatakan oleh masyarakat yang mengurus IMB, kalau dulu calo masih banyak di Dinas TRTB ini untuk sekarang sudah tidak tampak lagi ada calo dalam mengurus IMB

d. Struktur Birokrasi

Salah satu dari aspek struktural paling mendasar dari suatu organisasi adalah satndart operasional procedure (SOP). Sebagian kalangan menganggap SOP cenderung menghambat pelaksanaan implementasi kebijakan karena mendorong pelestarian status quo namun SOP juga beranfaat karena tindakan yang di seragamkan meenimbulkan fleksibilitas. Untuk mengetahui SPO pada Dinas TRTB maka peneliti menanyakan kepada Kepala Sub Bagian Umum Bapak Drs. Massa simatupang ,beliau mengatakan:

“ SOP sudah efektif seperti tampak pada meja saya surat” yang begitu banyak harus saya selesaikan dalam waktu satu hari karena jika tidak akan menumpuk dan akan memakan waktu lama lagi sedangkan dalam mengurus IMB hanya dilakukan dengan tenggang waktu 14 hari kerja” ( wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum ,Bapak Drs. Massa simatupang, kamis 18 februari 2016)

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat mengenai waktu pengurusan IMB terkadang sering meleset dan lebih dari 14 hari dikarenakan persyaratan yang belum lengkap dan harus melengkapi persyaratan itu kembali.

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tentang ( Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Kota Medan Dalam Perspektif Pelayanan Publik ) maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem dan Prosedur pengurusan IMB di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sudah dapat dikatakan baik. Pemohon diminta mengisi formulir selanjutnya melengkapi persyaratan sampai dengan membayar retribusi IMB yang telah ditetapkan.Prosedur pengurusan IMB juga dapat dikatakan tidak berbeli belit hanya saja masyarakat diminta harus tau dan mengerti akan semua persyaratan pengurusan IMB baik persyaratan teknis maupun administratif yang diminta dan melengkapi persyaratan tersebut.

2. Komunikasi antar pegawai Dinas TRTB dapat dikatakan sudah cukup baik namun komunikasi Dinas TRTB kepada masyarakat di kecamatan masih dirasa kurangdalam memberi pengarahan mengenai persyaratan,prosedur dan retribusi IMB.

3. Lamanya waktu pengurusan IMB tergantung kepada masayarakat yang ingin mengurus IMB, kurangnya pengetahuan akan kelengkapan syarat dan kurangnya waktu luang pemohon dalam mengurus IMB menjadikan

4. Ketersediaan sumber daya manusia di Dinas TRTB secara kualitas telah memadahi, namun secara kuantitas (jumlah) belum memadahi, dengan jumlah pegawai 148 yang terdiri dari pns berjumlah 127 dan horror berjumlah 21 masih dirasa belum mencukupi dalam menjalankan kebijakan IzinMendirikan Bangunan di Kota Medan

5. Sarana dan prasarana dapat dikatakan belum memadahi seperti mobil patroli yang hanya berjumlah 7 buah yang masih dirasa kurang dalam melakukan pengawasan terhadap bangunan illegal yang tidak memiliki IMB di 21 Kecamatan di Kota Medan

6. Masalah persyaratan teknis seperti menggambar bagian rumah atau gedung yang masih dirasa memberatkan masyarakat karena di rasa cukup sulit sedangkan jika meminta bantuan jasa arsitek atau lulusan teknik SMA membutuhkan biaya tambah lagi.

V.2. saran

1. Dinas TRTB sebaiknya melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat mengenai prosedur , persyaratan IMB dan manfaat dari kebijakan IMB di kota medan dengan sosialisasi secara rutin diharapkan dapat memberi kesadaran kepada masyarakat untuk mengurus IMB mereka ke Dinas TRTB. Pemerintah dalam hal ini Dinas TRTB juga dituntut untuk menggunakan media yang memadahi agara isi dari kebijakan IMB bisa tersampaikan secara utuh kepada semua pihak. 2. Dinas TRTB sebaiknya menyediakan tempat khusus di kantor Dinas

teknis menggambar bangunan agar mempermudah masyarakat yang terkendala pada masalah teknis.

3. Dinas TRTB sebaiknya terus melakukan permohonan kepada Walikota Medan untuk penambahan jumlah pegawai di TRTB dan meminta kepada Pemerintah Kota Medan untuk penambahan jumlah sarana dan prasarana di Dinas TRTB yang masih dirasa kurang.

BAB II

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait