• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Teori Permintaan

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan terhadap Pelayanan

dan kebiasaan merawat gigi seseorang mempunyai hubungan yang bermakna dengan permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi.

2.1.2.2Faktor yang Mempengaruhi Permintaan terhadap Pelayanan Kesehatan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penggunaan (permintaan) pelayanan kesehatan, telah digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, yaitu:

1. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model)

Apabila individu bertindak untuk mencari pengobatan atas penyakitnya, ada empat variable kunci yang terlihat di dalam tindakan tersebut, yaitu : (1) kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, (2) keseriusan yang dirasakan,

(3) manfaat yang diterima atau rintangan yang dialami dalam melawan penyakitnya dan (4) hal yang memotivasi tindakan tersebut (Wolinsky FD, 2000).

a. Kerentanan yang dirasakan (Perceived susceptibility)

Seseorang akan bertindak untuk mencari pencegahan atau pengobatan terhadap suatu penyakit bila dia telah merasakan rentan terhadap penyakit tersebut. Seorang ibu hamil berpikir untuk mencari pertolongan dalam melakukan persalinan karena ibu tersebut merasa rentan terhadap proses persalinan yang akan dialaminya.

b. Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness)

Seseorang bertindak untuk mencari pengobatan karena didorong oleh keseriusan penyakit yang dideritanya. Seorang ibu hamil merencanakan untuk melakukan persalinan dengan pertolongan bidan karena ibu tersebut merasa bahwa dia akan dapat melakukan persalinan dengan lancar tanpa ada faktor penyulit yang berarti.

Ibu hamil yang lain mungkin telah merencanakan untuk melakukan persalinan dengan pertolongan dokter spesialis kandungan karena selama hamil ibu tersebut mengalami perdarahan dan letak bayi dalam kandungannya diketahui melintang.

c. Manfaat atau rintangan yang dirasakan (Perceived benefit and barriers) Seseorang akan beertindak mencari pengobatan untuk mendapatkan manfaat (sembuh dari penyakitnya) atau menghindari rintangan yang dirasakan (terhindar dari akibat penyakit yang dideritanya). Sesorang ibu hamil mungkin mencari pertolongan persalinan di Puskesmas karena ibu tersebut merasa mendapatkan manfaat (bisa melahirkan dengan selamat) dan tetap sehat setelah melalui proses persalinan tersebut.

d. Isyarat atau tanda-tanda (Cuse)

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan keuntungan dari tindakan yang dilakukan oleh seseorang, diperlukan isyarat berupa faktor dari luar, misalnya pesan-pesan yang ada di media massa, nasihat atau anjuran para ahli, teman, anggota keluarga dan lain-lain. Seorang ibu hamil dapat mengetahui

kerentanan, keseriusan atau bahkan manfaat tindakannya dari pesan-pesan yang ada pada media massa, nasihat dokter, bidan atau keluarga. 2. Model Penggunaan Pelayanan Kesehatan (Health Service Utilization

Model)

Andersen dan Anderson (2003), telah menggolongkannya menjadi beberapa model berdasarkan tipe variabel yang digunakan sebagai faktor penentu, yaitu: (Wolinsky FD, 2000).

a. Model Demografi (Demographic Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah: umur, seks, status perkawinan dan besarnya keluarga. Perbedaan akan derajat kesehatan, derajat kesakitan dan tingkat penggunaan pelayanan kesehatan diasumsikan akan berhubungan dengan seluruh variabel diatas.

Apabila kita perhatikan, variabel yang digunakan dalam model ini adalah variable yang berasal dari dalam individu sendiri (intrinsik), yang secara langsung akan mempengaruhi kebutuhan seseorang dan apabila direalisasi dalam perbuatan akan menjadi permintaan.

b. Model Struktur Sosial (Social Structural Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah: pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa atau etnis. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek gaya hidup (life style) seseorang, yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial psikologisnya.

Variabel di atas juga merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi kebutuhan seseorang.

Seseorang yang sedang sakit perut (diare), langsung mencari pengobatan dengan cara tradisional (memakan daun jambu yang masih muda dan arang) karena kebiasaan yang ada di desa tersebut sedangkan orang lain yang memiliki latar pendidikan SLTA, juga menderita diare, dia merasa membutuhkan pertolongan dokter dan langsung pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan. Sehingga dapat dikatakan bahwa latar belakag social seseorang akan sangat berpengaruh pada kebutuhan seseorang dan pada akhirnya akan mempengaruhi juga tingkat penggunaan pelayanan kesehatan.

c. Model Sosial-psikologis (Social Psycological Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah sikap dan keyakinan (belief) individu. Variabel sosial psikologis pada umumnya terdiri dari empat kategori, yaitu (1) Kerentanan terhadap penyakit atau sakit yang dirasakan, (2) Keseriusan penyakit atau sakit yang dirasakan, (3) Keuntungan yang diharapkan dalam mengambil tindakan untuk mengatasi penyakit (4) Kesiapan tindakan individu.

Seorang suami mengetahui istrinya akan melahirkan dia membawa istrinya ke Rumah Sakit bersalin yang berdekatan karena (1) suami tersebut merasa istrinya rentan terhadap persalinan yang akan dihadapinya, (2) proses persalinan dianggap sebagai sesuatu yang serius berkenaan dengan kesehatan, (3) dengan membawa ke rumah sakit bersalin akan mendapatkan pertolongan yang memadai untuk mengatasi proses persalinan tersebut, (4) tindakan suami tersebut didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya.

d. Model Sumber Daya Keluarga (Family Resouce Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan, ekanggotaan dalam asuransi kesehatan. Variabel ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bayar (daya beli atau tingkat ekonomi) individu atau keluarga untuk pelayanan kesehatan keluarga mereka.

Seorang ibu hamil merencakan untuk bersalin di rumah dengan pertolongan bidan, karena biayanya yang cukup murah.

e. Model Sumber Daya Masyarakat (Community Resource Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat dan ketercapaian (accessibility) pelayanan kesehatan yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat.

Masyarakat di desa “A”, akan pergi ke Puskesma desa “A” tersebut pada saat ada yag sakit, karena pemerintah telah menyediakan Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan yang keberadaannya dapat terjangkau oleh masyarakat di desa “A” tersebut.

f. Model Organisasi (organization Model)

Variabel yang digunakan dalam model ini adalah pencerminan perbedaan bentuk system pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Gaya (Style praktek pengobatan (sendiri, rekanan atau kelompok) 2. Sifat (nature) dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau

tidak)

3. Letak pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit atau klinik) 4. Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter,

perawat, dukun dan sebagainya).

Seorang ibu hamil memutuskan untuk bersalin di rumah dengan pertolongan bidan karena (1) gaya (style) prakteknya secara rekanan artinya apablia terjadi penyulit pada pasien bidan tersebut sudah mempunyai tempat rujukan, (2) sifat pembayarannya secara langsung, (3) letak pelayanannya merupakan tempat pribadi, dan (4) petugas pertama kali yang kontak dengannya adalah bidan.

g. Model Sistem Kesehatan

Keenam model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut di atas tidak berbeda secara nyata, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature). Model system kesehatan menggabungkan keenam model tersebut di atas ke dalam model yang lebih sempurna.

3. Model Perilaku Kesehatan Lawrence Green

Menurut Lawrence Green (2004), perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor yang memudahkan dan faktor yang memperkuat.

a. Faktor predisposisi (predisposing factors), terwujud dalam pengatahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan persepsi dari seseorang.

b. Faktor yang memudahkan (enabling factors), terwujud dalam lingkungan fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan).

c. Faktor yang memperkuat (reinforcing factores), terwujud dalam sikap dan perilaku petugas pelayanan kesehatan.

4. Model Penggunaan Pelayanan Kesehatan Alan Dever

Menurut Alan Dever (2004), faktor yang mempengaruhi penggunaan (permintaan) pelayanan kesehatan adalah:

1. Faktor Sosiokultural, yaitu:

a. Norma dan nilai yang ada di masyarakat.

Norma, nilai sosial dan keyakinan yang ada di masyarakat akan mempengaruhi seseonag dalam bertindak, termasuk dalam menggunakan pelayanan kesehatan.

b. Tekhnologi yang digunakan dalamn pelayanan kesehatan.

Kemajuan di bidang tekhnologi dapat mengurangi atau menurunkan angka kesakitan sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi pula penggunaan pelayanan kesehatan. Tetapi kemajuan tekhnologi juga dapat meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan, seperti pada kasus tehnologi penyinaran.

2. Faktor Organisasional, yaitu: a. Ketersediaan sumber daya.

Sumber daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan.

b. Keterjangkauan Lokasi.

Keterjangkauan lokasi (geografis), berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan. Sedangkan keterjangkauan waktu, dilihat dari keterbatasan waktu pelayanan kesehatan yang disediakan. Seseorang yang akan menggunakan pelayanan kesehatan, akan mempertimbangkan keterjangkauan lokasi ini.

c. Keterjangkauan sosial.

Konsumen memperhitungkan “sikap provider terhadap konsumen” misalnya atribut petugas seperti etnis dan jenis kelamin, serta kemampuan membayar.

d. Karakteristik dari struktur organisasi formal dan dari cara pemberian pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai struktur organisasi yang formal misalnya Rumah Sakit dan ada yang tidak misalnya praktek perorangan.

3. Faktor Interaksi Konsumer-Provider

a. Faktor yang berhubungan dengan konsumen:

Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan kesehatan. Kebutuhan, terdiri atas kebutuhan yang dirasakan (perceived need) dan evaluated need (clinical diagnosis).

Perceived need dipengaruhi oleh:

a.1. Faktor sosiodemografi: umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga, status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan).

a.2. Faktor sosiopsikologis: persepsi sakit, gejala sakit, keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter.

a.3. Faktor epidemiologis: mortalitas, morbiditas, disabilitas dan factor risiko.

b. Faktor yang berhubungan dengan provider:

b.1. Faktor ekonomi: adanya barang substitusi, adanya keterbatasan pengetahuan konsumen tentang penyakit yang diderita.

b.2. Karakteristik dari provider: tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian petugas, fasilitas yang dipuyai oleh pelayanan kesehatan tersebut.

Hasil penelitian Indriati Basong (2007), membuktikan bahwa felt need ibu terhadap posyandu mempunyai hubungan yang bermakna dengan penggunaan atau permintaan posyandu oleh ibu

Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas, maka dapat dibuatkan model yang merupakan modifikasi dari model penggunaan pelayanan kesehatan Alan Dever. Modifikasi model ini dianggap lebih lengkap, karena dapat merangkum seluruh teori yang telah disebutkan diatas. Model yang telah dimodifikasi, dapat dilihat pada skema 1 berikut ini.

Gambar 2.1 : MODIFIKASI MODEL PENGGUNAAN PELAYANAN KESEHATAN

Sumber : Model Determinan of health services utilization dari G. E. Alan Dever (2004), yang telah dimodifikasi.

Modifikasi ini dianggap lebih cocok karena kebutuhan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor pada individu itu sendiri dan faktor sosial dimana individu tersebut berada. Sedangkan faktor organisasional yang dalam hal ini berkaitan dengan sistim pelayanan kesehatan serta birokrasi untuk mendapatkan pelayanan, lebih mempengaruhi penggunaan atau permintaan pelayanan kesehatan itu sendiri.

2.1.3 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

Dokumen terkait