• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang menghambat eksistensi pergerakan UKMI As-Siyasah: 1.Kepemimpinan Otoriter

NAMA KETUA UMUM UKMI 1999-2016

C) Training Siaga II

2. Berbagi Nasehat

4.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Eksistensi Pergerakan UKMI As- Siyasah FISIP USU

4.2.2 Faktor yang menghambat eksistensi pergerakan UKMI As-Siyasah: 1.Kepemimpinan Otoriter

Ketika kepengurusan UKMI dibawah kepemimpinan otoriter, maka akan terjadi kepengurusan yang bekerja didalam organisasi atas dasar tekanan berupa perintah yang memaksa. Kasus ini sudah pernah terjadi yang dilakukan oleh seorang Ketua dari departemen Kaderisasi yang menggerakkan anggota yang baru saja dilantik sebagai ADS diperintahkan untuk melakukan sosialisasi Mentoring tanpa adanya ikatan dan kepedulian dari masing-masing kemampuan dari ADS tersebut sehingga hasil kerja organisasi tersebut tidak maksimal dan banyak yang mengeluh akan kepemimpinan seperti kasus tersebut. Mereka yang mengalami tekanan kerja didalam kepengurusan UKMI mengadukan hal tersebut dan akhirnya disampaikan oleh pengurus inti UKMI kemudian diklarifikasi dan di berikan nasehat dan tatacara kepemimpinan Rasulullah dalam bentuk kajian Islam yang dilakukan oleh Murabbinya.

“Ini kak, ada seseorang kemarin itu pernah kejadiannya dari ketua kaderisasi mengajak mahasiswa baru yang sudah mentoring sejak SMA, mereka itu dikatakan sebagai Aktivis dakwah sekolah dan mereka sudah duluan mengenal mentoring ketimbang teman-teman mereka yang masuk kuliah dulu baru mengenal mentoring aktivis sekolah ini dianggap sudah mampu dan kuat untuk mengajak teman-teman lainnya untuk ikut mentoring agama Islam, jadi dari seorang ketua kaderisasi memberi mereka tugas dan tanggung jawab berupa mengajak dan mendata seluruh mahasiswa Islam untuk ikut mentoring sesuai waktu dan sasaran yang sudah ditentukan oleh ketua tersebut. Namun hal ini bukan membuat mereka semangat mengerjakan perintah dari ketua kaderisasi terebut. Namun sebaliknya membuat beban bagi mereka untuk menjalankan perintah tersebut dan mereka tidak suka atas kepemimpinan seperti ini dan mengadukan hal

itu kepada pengurus ukmi lainnya dan pada akhirnya ketua kaderisasi tersebut mendapat teguran dan menyadari atas perbuatannya dan insya Allah ia tidak berbuat seperti itu lagi kak”(wawancara dengan Farida). 2. Persaingan kader

Maksudnya adalah adanya rasa ingin memiliki tinggi terhadap beberapa pengurus yang memiliki keaktifan organisasi di luar UKMI As-Siyasah, karena melihat adanya kader pengurus UKMI As-Siyasah lebih aktif diluar organisasi ketimbang di UKMI sementara kader tersebut terkadang kurang mendapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan UKMI sehingga dia memilih ikut organisasi lain sesuai kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Persaingan kader ini menjadi penghambat geraknya organisasi UKMI sebab adanya kader pengurus UKMI yang memiliki banyak/multy organisasi sehingga dalam menjalani kerja-kerja di UKMI tidak fokus dan tidak memperoleh hasil yang maksimal. Upaya ini sudah dilakukan oleh pengurus UKMI dalam membagi spesialisasi kemampuan masing-masing pengurus kedalam ranah organisasi Dakwah juga bekerjasama dengan SGC (organisasi dakwah lebih ke Ilmu belajar belajar bahasa Inggris), KAMMI/ KAM RABBANI (ranah politik/ partai) disesuaikan minatnya.

“Sebenarnya maksud dari pada kader ini kak antara pengurus ukmi Assiyasah dengan organisasin lainnya saling tarik menarik pengurus untuk menjalani roda organisasi didunia kampus. Pengurus yang sudah terdaftar di ukmi dan sudah diberikan kepercayaan untuk memegang satu bidang didalam kegiatan UKMI, namun di organisasi luar UKMI dia juga ditempatkan juga sebagai pengurus UKMI, jadi kan kak jika banyak pengurus UKMI ini memiliki banyak organisasi lainnya dan kebetulan acaranya bersamaan, sementara ia lebih memilih untuk aktif organisasi lain sehingga terjadi kesalahpahaman dengan organisasi lain itu kita

anggap mereka menarik kader-kader UKMI tanpa adanya kejelasan/pengklarifikasian dari pengurus UKMI sebelumnya”(wawancara dengan Farida).

Dari pengurus UKMI upaya persaingan kader ini sudah dicari solusinya. Jadi bagi kader-kader UKMI sebelum ditempatkan menjadi pengurus UKMI, terlebih dahulu dilihat bakat dan kemampuannya disesuaikan dengan organisasi yang menjadi fokus ia kedepannya lebih baik. Saat ini upaya yang dilakukan dari departemen kaderisasi mengenai permasalahan persaingan kader ini dengan membagi tiga kelompok kategori organisasi mahasiswa Islam yang menyalurkan minat/bakat sesuai kebutuhan mahasiswa Islam, namun tetap berpedoman dengan ajaran-ajaran Islam yaitu: pertama fokus tarbiyah (kategori pembinaan yang dilakukan oleh organisasi UKMI dalam hal gerakan dakwah dikampus FISIP USU). Mahasiswa yang memiliki kemampuan kreatif dalam mengajak orang untuk kebaikan dan mencegah kemungkaran melalui mentoring, kader tersebut akan ditempatkan dikepengurusan inti UKMI As-Siyasah. Kedua fokus politik/pemerintahan (kategori pembinaan mahasiswa yang gerakannya lebih kepada pemerintahan). Biasa didalamnya mahasiswa yang lebih menyukai aksi-aksi dalam hal mengingatkan pemimpin untuk berlaku adil kepada rakyat. Kader tersebut nantinya diarahkan untuk fokus pada organisasi KAMMI Merah Putih. Ketiga yaitu fokus Ilmi/Ilmu Pengetahuan (kategori pembinaan yang dilakukan untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang lebih menyukai dalam mengasah kemampuan berpikir melalui cerdas berbahasa Inggris dan mereka yang fokus organisasi ini tetap mengikuti mentoring dan mereka nantinya diarahkan kepada organisasi SGC (Smart Generation Club). Organisasi ini sudah bekerja

sama dengan pengurus UKMI As-Siyasah dan apabila ada pengurus UKMI yang berkeinginan fokus tentang melatih potensi berbahasa Inggris kader UKMI tersebut diperbolehkan untuk aktif di SGC, namun jika suatu saat pengurus UKMI membutuhkan kembali yang posisinya agenda SGC tidak ada pengurus tersebut bisa dipanggil untuk membantu kegiatan UKMI As-Siyasah.

“Kami kak dari kaderisasi sudah memikirkan solusi tentang tarik menarik kader ini, kami membagi tiga kategori yaitu tarbiyah, politik, dan ilmi. Tarbiyah ini nantinya diarahkan untuk berkomitmen aktif di UKMI, kalau politik itu nanti kader tersebut diarahkan untuk fokus organisasi KAMMI, sedangkan Ilmi nanti bagi kader yang ingin melatih potensi berbahasa Inggrisnya, kami arahkan ke SGC, namun kita tetap saling berkomunikasi dengan elemen organisasi yang ada itu dan tetap menjadikan mentoring sebagai budaya kita kak”(wawancara dengan Faridah).

3. Pengurus UKMI yang ekslusif

Ekslusif dimana kurang pandainya bergaul dengan lingkungan sekitarnya, artinya menutup diri untuk bergaul dengan orang baru dikenal, karena merasa nyaman dengan kondisi yang ada sekarang. Ini juga faktor penghambat pergerakan UKMI karena jika sifat ini masih dipelihara dan mengakar, maka ditakutkan tidak adanya perkembangan dan kemajuan UKMI As-Siyasah FISIP USU untuk memperkenalkan diri kepada Masyarakat Umum. Biasanya yang sering dijumpai dalam kepengurusan UKMI yang sering Ekslusif tersebut adalah pengurus perempuan. Pengurus perempuan lebih sering menutup diri untuk bergaul dengan orang-orang baru yang tidak memiliki pemahaman yang sama dengannya. Saya menemukan sebuah contoh kasus yang terjadi berkenaan dengan sifat ekslusif yang dimiliki pengurus perempuan UKMI dilapangan.

Pengurus perempuan lebih cenderung bergaul dengan sesama jilbab panjang saja dan saling bertukar pikiran diantara sesama mereka. Ini sering saya jumpai ketika di Mesjid FISIP USU mereka berkumpul dan berbicara sesama pengurus yang berpakaian tertutup rapi saja tanpa merangkul dan mengajak orang lain sekitar mereka yang berpakaian biasa saja. Meskipun tidak semua yang memiliki sifat seperti ini, namun dengan sifat ekslusif yang ada pada masing-masing pengurus perempuannya, menjadikan para perempuan ruang gerak dalam organisasi dibatasi. Dari sifat ekslusif yang dimiliki pengurus perempuan UKMI, memiliki dampak kepada kegiatan keputrian yang dilakukan setiap hari Jum‟at yang hadir dan datang selalu orang yang sama dan bahkan rata-rata yang meramaikan kegiatan tersebut sebgagian mereka adalah pengurs UKMI itu sendiri, karena untuk bergaul dengan mahasiswa lainnya kurang terbuka dan mengakibatkan menjadi kaku. Selain itu juga saya jumpai di setiap kegiatan UKMI pengurus perempuan lebih fokusnya kepada bagian konsumsi saja, surat-menyurat sedangkan yang lebih mengambil peran teknis dilakukan oleh pengurus Laki-laki, sementara pengurus laki-laki dalam organisasi UKMI sedikit dari pengurus perempuannya. Sehingga banyak kerja-kerja organisasi menjadi lama terselesaikan dan terhambat untuk dalam pergerakannya. Dampak dari sifat eklusif ini menjadikan pengurus perempuan UKMI tidak terlalu banyak di segi strategi organisasi lainnya yang terbuka untuk semua kalangan sehingga pengurus perempuan UKMI tidak terlalu nampak pengaruhnya didalam UKMI sehingga berdampak kepada organisasi UKMI itu sendiri. Namun tidak kemungkinan untuk pengurus UKMI perempuan saja, ini bisa terjadi juga kepada pengurus yang lelaki

4. Renggangnya persahabatan/ ikatan merasa bagian keluarga dalam Islam yang memudar.

Persahabatan dalam bentuk ikatan yang kuat sangatlah berpengaruh untuk menghasilkan kerja-kerja yang efektif, jika antar sesama pengurus tidak terjalin ikatan persahabatan dan tidak merasa bagian dari keluarga UKMI As-Siyasah maka akan menjadikan UKMI kehilangan eksistensinya. Rusaknya persahabatan mampu melemahnya gerakan dalam organisasi. Sebuah kasus pernah terjadi ketika adanya hubungan yang tidak baik antara seorang kader pengurus UKMI yang laki-laki dengan pengurus UKMI lainnya terjadi perbedaan pendapat yang pada akhirnya terjadi kericuhan saat terjadinya musyawarah besar yang dilakukan UKMI. Sehingga membuat suasana menjadi menakutkan karena adanya perbuatan dari seseorang pengurus UKMI yang laki-laki tidak terima atas kritikan pengurus lainnya sehingga sejak itu terjadi pertikaian yang ditandai aksi mengangkat kursi dan suara yang kuat diantara pengurus satu dengan yang lainnya. Sejak kejadian itu, karena sudah terjadinya pertikaian, akhirnya satu diantara mereka keluar memilih keluar dari UKMI karena terjadinya hubungan persahabatan yang tidak baik. Apabila peristiwa ini terjadi, maka akan memperlambat gerkan UKMI As-Siyasah dalam pencapaian organisasi untuk menjadi baik. Renggang atau kurang terjalinnya hubungan persahabatan UKMI terutama sesama pengurus laki-laki yang memiliki pemikiran dan prinsip yang berbeda sehingga saat ini pengurus laki-laki UKMI itu terpencar dan kelihatan sedikit dikarena kurang terjalinnya ikatan persahabatan yang baik.

Budaya Organisasi merupakan nilai-nilai yang sudah tertanam dalam yang diwariskan didalam suatu organisasi sebagai penggerak majunya suatu organisasi. Jika nilai organisasi ini diabaikan bahkan dihilangkan, maka eksistensi organisasi itu kehilangan jati dirinya. Budaya organisasi UKMI sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah. Apabila nilai ini memudar, maka UKMI kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya. Didalam UKMI sangat dijaga Hubungan antara laki-laki dengan perempuan itu ada batasannya, maka pergaulan laki-laki dengan perempuan dibatasi dengan Hijab30. Didalam melakukan rapat organisasi pengurus UKMI memiliki hijab/ pembatasnya berupa tirai untuk sholat yanga ada di mesjid, jika tidak ada hijab, maka diberi jarak antara laki-laki dengan perempuan dalam artian tidak berbaur namun terpisah. Namun didalam UKMI tidak terlalu kaku dalam menjalani interaksi, karena bisa saja sesekali ada senda gurau dengan tujuan untuk menghidupkan suasana supaya tidak kaku. Jika Budaya organisasi rapat kegiatan pernah terjadi ketidak seriusan pengurus membahas agenda kegiatan, itu juga disebabkan sebagian pengurus saat itu kelelahan setelah keluar dari kelas dan terkadang didalam rapat ada yang tidak serius.

30

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya organisasi UKMI As-Siyasah serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan organisasi UKMI As-Siyasah (Studi Etnografi tentang Eksistensi UKMI As-Siyasah FISIP USU). Dalam hal ini lebih mengkaji tentang sejarah keberadaan UKMI As-siysah hingga sekarang masih bertahan dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU tersebut. Berdasarkan hasil analisis data melalui wawancara, observasi partisipasi, dokumentasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Eksistensi organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU sudah ada sejak tahun 1999 ditandai sebagai Ketua Umum UKMI pertama yaitu Taufiq Ramadhan jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP USU angkatan 1999, namun masa kepemimpinan beliau saat itu belum ada dibentuknya sistem, budaya, aturan organisasi dan sebagainya, karena fokus saat itu hanya untuk mengisi kekosongan kegiatan mahasiswa Islam yang saat itu ditandai dengan kondisi pengelolaan Musholla belum efektif yang pada akhirnya dibentuklah terlebih dahulu BKM (Badan kenaziran Musholla) dengan tujuan untuk menjaga dan menelola kegiatan yang ada di Musholla FISIP USU.

2. Bahwa Eksistensi UKMI As-Siyasah FISIP USU secara de facto dibentuk oleh kader-kader HMI komisariat FISIP USU, sebab saat itu untuk menjadi pengurus inti HMI membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga ada kekosongan waktu maupun kegiatan dari kader HMI yang sudah mengikuti Latihan Kepemimpinan tingkat 1 untuk membuat kegiatan yang bersekret di musholla FISIP USU.

3. UKMI As-Siyasah FISIP USU sudah ada sejak tahun 1999 dibawah kepemimpinan Dekan FISIP yaitu Pak Subhilhar untuk mengusulkan dibentuknya satu unit kegiatan intra fakultas yang mampu menaungi seluruh kegiatan mahasiswa Islam di kampus FISIP USU sehingga di usulkanlah oleh pak Prof. Hamdani Harahap selaku Pembantu Dekan 3 untuk membuat nama unit kegiatan tersebut yaitu UKMI As-Siyasah yang ditandai peresmian organisasi UKMI saat itu di dukung oleh Gubernur FISIP USU yang pertama yaitu Nazir Alwi sekaligus pemberian nama musholla FISIP USU yaitu As-Siyasah. Sejak itulah menjadi sebuah organisasi bernama UKMI As-Siyasah FISIP.

4. Budaya organisasi UKMI As-Siyasah yaitu bersumber dari Al-Qur‟an (Qs. Muhammad 47 ayat 7 dan Qs. Ali- Imran 03 ayat 104) sebagai nilai penguat organisasi UKMI dan nilai kedua yang bersumber dari hadist yaitu Hadist Riwayat Ahmad yang dijadikan sebagai nilai yang membuat gerakan UKMI itu ada dan tetap eksis hingga saat ini.

5. Eksistensi UKMI As-Siyasah di FISIP USU dapat diketahui melalui faktor pendorong berupa mentoring sebagai ciri khas UKMI yang

membedakannya dengan organisasi lain di kampus FISIP USU, selain itu juga terjalinnya persahabatan yang menyeluruh kepada siapapun tanpa memandang dari segi ras, budaya, ekonomi, maupun agama sehingga kehadiran organisasi UKMI itu sendiri tetap ada hingga saat ini. Selain itu UKMI juga memiliki faktor penghambat gerakan organisasi UKMI disebabkan oleh adanya pemimpin yang otoriter, persaingan kader, renggangnya ukhuwah/persahabatan sesama pengurus, mulai memudarnya budaya organisasi. Saat ini sudah adanya upaya dari pengurus UKMI untuk membuat strategis pengelolaan organisasi dengan menempatkan kader-kader militan UKMI diranah kampus FISIP USU baik itu sebagai Ketua Umum di Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun sebagai gubernur FISIP USU serta diletakkan diposisi sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU untuk mengelola PEMIRA di tingkat Fakultas maupun tingkat universitas .

6. Sudah cukup banyak kegiatan yang dilaksanakan UKMI As-Siyasah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam upaya menghidupkan nilai-nilai agama Islam di dunia kampus berupa pengembangan kreatifitas mahasiswa muslim di FISIP USU dengan mengadakan Event Akbar seperti perayaan tahun baru Islam yang didalamnya ada perlombaan reasi mading terbaik masing-masing jurusan, pembuatan puisi tentang ibu yang dilakukan oleh departemen keputrian tahun 2014, UKMI berbagi dengan penyapu jalanan sekitar USU sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan departemen Komunikasi Dakwah, bakti

sosial untuk korban gunung sinabung serta peduli asap yang menimpa warga di Riau dan lain sebagainya.

7. Sudah adanya alumni kader UKMI As-Siyasah duduk di dunia politik diranah publik dan diberbagai sektor pekerjaan.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan, sekiranya penulis berharap adanya saran dan kritikan yang dapat membangun agar kedepannya pengelolaan organisasi UKMI As-Siyasah tidak hanya dikenal didunia kampus FISIP USU saja melainkan juga go Internasional. Serta perlu bagi pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU saat ini dalam upaya peningkatan kualitas dalam pengelolaan organisasi UKMI menjadi terbuka dengan berbagai kalangan sampai nantinya mampu tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Terakhir berdasarkan pengamatan dilapangan, ternyata pada masyarakat awam menganggap organisasi UKMI saat yaitu kurang melibatkan kerjasama dengan organisasi ektra kampus FISIP USU sehingga pandangan orang awam terhadap UKMI itu sebuah organisasi yang ekslusif yaitu tidak terbuka dengan masyarakat umum lainnya, inilah upaya yang ingin dibenahi dari pengurus sehingga nantinya tersampaikan dakwah Islam kepada masyarakat secara menyeluruh.

BAB II