• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

4.4.1. Faktor Nilai-nilai Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan juga disebut budaya kerja, karena tidak dapat dipisahkan dengan kinerja (performance) SDM. Budaya perusahaan yang kuat akan membantu perusahaan memberikan kepastian bagi karyawan untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan. Sedangkan budaya perusahaan yang lemah tidak akan memberikan dorongan kepada karyawan untuk mempunyai keinginan maju bersama perusahaan (Susanto, 1997).

Soetjipto (1997), menyatakan bahwasanya bagi perusahaan budaya merupakan “harta” yang sangat berharga karena kemampuannya untuk mengarahkan perilaku para anggotanya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Perusahaan yang memiliki budaya yang tertanam kuat/dalam, dapat dipastikan beranggotakan para individu yang bermotivasi dan berkomitmen tinggi untuk senantiasa meningkatkan kinerja mereka dan akan berusaha sebaik mungkin demi tercapainya tujuan perusahaan.

Terdapat delapan nilai-nilai budaya perusahaan pada PT. Pos Indonesia (Persero), yaitu 1). selalu berusaha mencapai yang terbaik, 2). senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman, 3). bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan, 4). menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok, 5). menghargai kreativitas pribadi, 6). ikatan lestari diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia beserta keluarga, 7). perhatian yang tulus dan 8). bangga sebagai insan Pos Indonesia.

Berikut adalah persepsi responden (karyawan Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero).

1) Selalu berusaha mencapai yang terbaik.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), selalu berusaha mencapai yang terbaik adalah dengan ketekunan, kerja keras, disiplin yang tinggi, karyawan memberikan pelayanan yang terbaik serta dengan komitmen, dedikasi dan loyalitas karyawan berupaya mencapai hasil yang optimal untuk kepentingan seluruh jajaran Pos Indonesia.

Tabel 11 menunjukkan persepsi responden bahwa mereka sudah sangat baik dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai target dan secara tuntas. Target pekerjaan yang diberikan perusahaan tiap bulannya selalu berusaha dicapai dengan baik oleh karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,46. Bobot nilai sebesar 3,74 menunjukkan persepsi responden bahwa mereka tidak pernah menunda pekerjaan yang diberikan. Karyawan senantiasa memanfaatkan waktu yang tersedia secara efisien untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya dan menciptakan kinerja yang tinggi.

Berdasarkan bobot nilai sebesar 4,10, menunjukkan secara keseluruhan responden menilai pelaksanaan nilai budaya “selalu berusaha mencapai yang terbaik“ sudah dilaksanakan dengan baik oleh karyawan.

Tabel 11. Persepsi responden terhadap nilai budaya “selalu berusaha mencapai yang terbaik”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Menyelesaikan pekerjaan sesuai target dan secara tuntas

19 13 3 0 0 (Sangat 4,46 Baik) 2 Tidak pernah menunda

pekerjaan 10 9 13 3 0 3,74 ( Baik)

Total 29 22 16 3 0 4,10

(Baik)

2) Senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), yang dimaksud dengan budaya senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman

adalah karyawan senantiasa menyambut dan berupaya menemukan gagasan serta teknologi baru yang mampu meningkatkan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang bermutu, meningkatkan efisiensi dan menjadikan pekerjaan karyawan menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan responden menilai bahwa pelaksanaan nilai budaya “senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman” sudah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan dan karyawannya. Hal ini terlihat dari bobot nilai sebesar 3,89. Karyawan merasakan adanya tanggapan yang baik dari atasan jika mereka memberikan sumbang saran dan pemikiran untuk perbaikan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Semakin banyaknya pesaing yang ada, menuntut perusahaan dan karyawan untuk senantiasa mengantisipasi segala masalah yang akan dihadapi kedepannya serta harus selalu tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, tanggapan yang baik dari atasan terhadap setiap saran dari para karyawannya untuk kemajuan perusahaan sangat penting dilakukan.

Tabel 12. Persepsi responden terhadap nilai budaya “senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan 1 Adanya tanggapan atasan terhadap karyawan yang memberikan sumbangan saran dan pemikiran untuk masa yang akan datang

10 15 7 2 1 3,89

(Baik)

Total 10 15 7 2 1 3,89

(Baik)

3) Bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan. PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan adalah senantiasa

memperlakukan pemakai jasa sebagai mitra usaha jangka panjang dalam hubungan kerja yang saling menguntungkan.

Berdasarkan Tabel 13, dengan bobot nilai sebesar 4,03 responden menilai bahwa perusahaan sudah baik dalam membebankan biaya kepada pemakai jasa sesuai aturan yang berlaku. Menurut pihak manajemen di divisi ini, biaya yang dikenakan kepada pemakai jasa disesuaikan dengan layanan yang diminta dan bersifat negoisable (masih dapat dibicarakan). Responden juga menilai bahwa perusahaan dan karyawan sudah sangat baik dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan standar mutu PT. Pos Indonesia (Persero). Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,37.

Bobot nilai sebesar 4,54 menunjukkan persepsi responden bahwa perusahaan dan karyawan sangat baik dalam menjaga dan memelihara kejujuran dan komitmennya kepada pemakai jasa. Kejujuran dan komitmen karyawan salah satunya dapat dilihat saat melakukan perjanjian kerja sama dengan pemakai jasa atau pelanggan, dimana karyawan senantiasa berusaha menjalankan perjanjian tersebut dengan kejujuran dan komitmen yang tinggi.

Secara keseluruhan responden menilai bahwa nilai budaya “bertanggung jawab kepada pihak–pihak yang berkepentingan“ telah mampu dilaksanakan dengan sangat baik oleh mereka, hal ini dapat dilihat dari bobot nilai sebesar 4,31. Perusahaan dan karyawan menyadari adanya tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan.

4) Menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok adalah karyawan selalu bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.

Karyawan berkeyakinan bahwa dengan bekerja sama dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik.

Berdasarkan Tabel 14, responden menilai bahwa budaya untuk saling membantu dan memberikan saran kepada rekan kerja sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,06. Bobot nilai sebesar 3,80 menunjukkan persepsi responden bahwasanya perusahaan dan karyawan sudah baik dalam melakukan kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah yang ada secara bersama-sama untuk mencapai kesepakatan. Kegiatan diskusi ini dilakukan setiap dua minggu sekali, yaitu untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dua minggu sebelumnya dan merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan dua minggu kedepan. Diskusi seperti ini dikenal dengan metode

internal marketing.

Atasan juga senantiasa memberikan bantuan kepada karyawan yang sedang menghadapi masalah. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,97. Atasan tidak begitu saja meninggalkan karyawannya yang sedang menghadapi masalah dalam pekerjannya. Responden menilai bahwa perusahaan dan karyawan sudah baik dalam menciptakan hubungan kerja yang baik, tidak kaku dan penuh kebersamaan dalam kegiatannya (bobot nilai sebesar 4,03). Responden menilai bahwa atasan sudah baik dalam melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,46.

Secara keseluruhan, responden menilai bahwa perusahaan dan karyawan sudah baik dalam melaksanakan nilai budaya “menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok” .Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,86. Karyawan menyadari dengan kerja sama yang baik, maka setiap pekerjaan yang ada dapat lebih mudah dikerjakan dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Tabel 13. Persepsi responden terhadap nilai budaya “bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai standar mutu PT. Pos Indonesia (Persero) 18 12 5 0 0 (Sangat 4,37 Baik) 2 Membebankan biaya kepada pemakai jasa sesuai aturan yang berlaku

14 10 10 0 1 4,03 (Baik)

3 Jujur dan komit terhadap pemakai jasa 21 12 2 0 0 (Sangat 4,54 Baik) Total 53 34 17 0 1 (Sangat 4,31 Baik)

Tabel 14. Persepsi responden terhadap nilai budaya “menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Memberikan bantuan dan saran kepada rekan kerja 11 15 9 0 0 4,06 (Baik) 2 Memecahkan masalah secara bersama melalui sebuah diskusi 14 7 8 5 1 3,80 (Baik) 3 Atasan memberikan bantuan dalam mengatasi kendala yang dihadapi 11 15 7 1 1 3,97 (Baik)

4 Hubungan kerja yang baik, tidak kaku dan terdapat kebersamaan 13 11 10 1 0 4,03 (Baik) 5 Atasan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan 8 8 12 6 1 3,46 (Baik) Total 57 56 2 13 3 3,86 (Baik)

5) Menghargai kreativitas pribadi.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), menghargai kreativitas pribadi adalah perusahaan senantiasa mendorong kreativitas dari setiap pribadi dan menghargai keanekaragaman gagasan dan pandangan masing-masing karyawannya.

Berdasarkan Tabel 15, bobot nilai sebesar 4,06 menunjukkan persepsi responden bahwa perusahaan sudah baik untuk mendengar usulan dan ide karyawannya. Karyawan merasa lebih dihargai jika usulan dan ide yang diberikan didengar oleh atasan atau perusahaan, sehingga karyawan merasa dirinya memiliki arti bagi kemajuan perusahaan. Responden juga menilai bahwa perusahaan sudah baik dalam melibatkan karyawan tidak hanya pada pelaksanaan tugas, tetapi juga pada tahap perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,40. Keterlibatan tinggi seorang karyawan dalam penyelesaian tugasnya, akan meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan.

Responden memberikan bobot nilai sebesar 3,77, dimana responden menilai bahwa perusahaan sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendalami bidang yang selama ini ditekuninya. Selain itu, responden menilai bahwa perusahaan sangat baik dalam memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diadakan perusahaan, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,29. Salah satu bentuk diklat yang pernah diadakan, yaitu pelatihan presentasi bagi karyawan PLP (Penata Layanan Pos) yang dikelola oleh bagian SDM.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa responden menilai perusahaan sudah baik dalam melaksanakan nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi”. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,88.

6) Ikatan lestari diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia beserta seluruh keluarga.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), ikatan lestari yang dimaksud disini adalah ikatan yang terjalin diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia baik yang baru masuk, sedang menjabat dan bekerja, maupun dengan yang purnabakti, beserta seluruh keluarganya, dimana hubungan yang erat dan terjalinnya rasa solidaritas sesama insan Pos Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dalam bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan Tabel 16, dengan bobot nilai sebesar 3,65 responden menilai perusahaan sudah baik dalam melaksanakan nilai budaya “ikatan lestari diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia beserta seluruh keluarga”. Hal ini ditunjukkan dengan indikator adanya rasa kekeluargaan (bobot 3,86) dan rasa solidaritas (bobot 3,43) yang terjalin erat diantara sesama insan Pos Indonesia. Rasa kekeluargaan dan solidaritas yang tejalin erat diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan semangat karyawan dalam bekerja.

7)Perhatian yang tulus.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), perhatian yang tulus adalah menyadari bahwa setiap pemakai jasa adalah pribadi yang berbeda dengan kebutuhan yang berbeda pula, dimana karyawan selalu menyelesaikan pola pelayanannya sehingga setiap pemakai jasa memperoleh manfaat yang tertinggi.

Berdasarkan Tabel 17, responden menilai bahwa mereka sudah sangat baik dalam memberikan manfaat yang tinggi kepada pemakai jasa yang ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,40. Karyawan sangat menyadari arti pentingnya pemakai jasa bagi kelangsungan hidup perusahaan. Responden menilai bahwa mereka sudah sangat baik untuk menciptakan hubungan kerja yang

dilandasi dengan sifat jujur, tulus dan saling menghormati. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,49. Sifat jujur, tulus dan saling menghormati yang dimaksud adalah dimana karyawan selalu bertindak sesuai dengan perkataan dan hati nurani, bekerja sepenuh hati dan ikhlas dalam memberikan bantuan kepada karyawan lain yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya serta saling menghargai hasil karya karyawan lain dan mengkritik karyawan lain dengan cara yang sopan.

Responden juga menilai bahwa mereka sudah sangat baik dalam melayani pemakai jasa dengan sikap sopan, ramah dan rendah hati. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,77. Sopan disini tidak hanya dalam bersikap, tapi juga dalam berpakaian dan berbicara. Sikap ramah menunjukkan sikap karyawan yang senantiasa bersahabat dan penuh senyuman dalam melayani kebutuhan pemakai jasa, sedangkan rendah hati yang dimaksud adalah tidak memperlihatkan sikap sombong dalam melayani pemakai jasa.

Secara keseluruhan dengan bobot nilai sebesar 4,55 responden menilai bahwa mereka sudah sangat baik dalam melaksanakan budaya “perhatian yang tulus“ kepada para pemakai jasa. Perhatian yang tulus kepada pemakai jasa diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada para pemakai jasa.

Tabel 15. Persepsi responden terhadap nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi ”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Atasan mendengar usulan dan ide karyawan 14 11 8 2 0 4,06 (Baik) 2 Atasan melibatkan bawahan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengevaluaian tugas 5 11 13 5 1 3,40 (Baik) 3 Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memperdalam bidang yang ditekuninya 9 14 8 3 1 (Baik) 3,77 4 Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti program diklat 16 15 3 0 1 (Sangat 4,29 Baik) Total 44 51 32 10 3 3,88 (Baik)

Tabel 16. Persepsi responden terhadap nilai budaya “ikatan lestari diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia beserta seluruh keluarga”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Rasa kekeluargaan yang erat sesama insan Pos Indonesia

13 6 14 2 0 3,86 (Baik) 2 Tingkat solidaritas yang

tinggi sesama insan Pos Indonesia

6 9 15 4 1 3,43 (Baik)

Total 19 15 29 6 1 3,65

Tabel 17. Persepsi responden terhadap nilai budaya “perhatian yang tulus”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Memberikan manfaat yang tinggi kepada pemakai jasa

20 10 4 1 0 (Sangat 4,40 Baik) 2 Hubungan kerja

dilandasi dengan sifat jujur, tulus dan saling menghormati

21 10 4 0 0 (Sangat 4,49 Baik) 3 Melayani pamakai

jasa dengan sopan, ramah dan rendah hati

27 8 0 0 0 (Sangat 4,77 Baik)

Total 68 28 8 1 0 (Sangat 4,55

Baik)

8)Bangga sebagai insan Pos Indonesia.

PT. Pos Indonesia (Persero) (1995), bangga sebagai insan Pos Indonesia adalah karyawan lebih bangga dikenal sebagai pegawai Pos Indonesia daripada dikenal karena jabatan atau pangkat yang disandangnya.

Tabel 18 bobot nilai sebesar 4,29 menunjukkan persepsi responden bahwa mereka selama ini sangat bangga sebagai insan Pos Indonesia dan tetap loyal bekerja di PT. Pos Indonesia untuk memberikan pengabdian diri yang tinggi kepada PT. Pos Indonesia. Bobot nilai sebesar 3,71 menunjukkan persepi responden bahwa mereka menyukai pekerjaan yang mereka tekuni saat ini.

Secara keseluruhan dengan bobot nilai sebesar 4,00 responden menilai bahwa mereka bangga sebagai insan Pos Indonesia dan rasa bangga tersebut hidup dalam setiap kelompok kerja secara menyeluruh di lingkungan Pos Indonesia.

Tabel 18. Persepsi responden terhadap nilai budaya “bangga sebagai insan Pos Indonesia”

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Bangga dan loyal bekerja di PT. Pos Indonesia (Persero)

17 12 5 1 0 (Sangat 4,29 Baik) 2 Menyukai pekerjaan

yang ditekuni saat ini 12 7 12 2 2 3,71 (Baik)

Total 29 19 17 3 2 4,00

(Baik)

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dibuat rekapitulasi mengenai persepsi responden terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. Tabel 19 menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi responden terhadap pelaksanaan nilai–nilai budaya perusahaan di Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 4,41. Karyawan pada Divisi Pemasaran dan BMS ini sudah sangat baik dalam melaksanakan nilai budaya “bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang bekepentingan“ dan budaya “perhatian yang tulus“. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi pemakai jasa, mengingat keberadaan dan kepuasan pemakai jasa atau pelanggan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan merupakan tujuan utama bagi perusahaan. Persepsi terendah terdapat pada nilai budaya “ikatan lestari diantara seluruh jajaran insan Pos Indonesia beserta seluruh keluarga”.

Tabel 19. Rekapitulasi persepsi responden terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan

No Indikator Rataan Penilaian

1 Selalu berusaha mencapai yang

terbaik 4,10 Baik

2 Senantiasa melihat kedepan dan

belajar dari pengalaman 3,89 Baik 3 Bertanggung jawab kepada pihak-

pihak yang berkepentingan 4,31

Sangat Baik 4 Menjunjung tinggi semangat kerja

sama dalam kelompok 3,86 Baik

5 Menghargai kreativitas pribadi 3,88 Baik 6 Ikatan lestari diantara seluruh jajaran

insan Pos Indonesia, beserta seluruh keluarga

3,65 Baik

7 Perhatian yang tulus 4,55 Sangat Baik 8 Bangga sebagai insan Pos Indonesia 4,00 Baik

Kesimpulan 4,41 Sangat

Baik

Dokumen terkait