• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

4.4.2. Faktor Stressors Kerja

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya, yang disebabkan oleh berbagai

stressosrs yang datang dari lingkungan kerja (Ie, 2004). Tinggi rendahnya tingkat stres kerja tergantung dari manajemen stres yang dilakukan oleh individu dalam mengendalikan stressors pekerjaan tersebut. Stres kerja adalah salah satu faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan . Oleh karena itu penting untuk mengetahui sumber- sumber stres (stressors) kerja apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Gibson, et al. (1996), terdapat berbagai stressors kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, beberapa diantaranya yaitu konflik kerja, beban dan waktu kerja, karakteristik tugas serta pengaruh dukungan dan kepemimpinan. Berikut uraian bagaimana persepsi responden (karyawan Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) terhadap keempat variabel stressors kerja tersebut.

1) Konflik kerja.

Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya secara bersama-sama atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang dipersepsikan ada diantara dua pihak atau lebih dimana merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan dan peluang untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Gibson et al., 1996).

Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat dengan bobot sebesar 2,80 responden menilai bahwa terdapat hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan dengan tingkatan yang cukup tinggi. Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, didapatkan bahwa terkadang terjadi perselisihan pendapat antara karyawan dengan atasan dimana hal ini cukup memicu timbulnya stres pada karyawan. Bobot nilai sebesar 2,69 menunjukkan persepsi responden bahwa atasan terkadang kurang adil dalam pembagian order pekerjaan kepada karyawannya. Karyawan merasa bahwa karyawan yang tidak memiliki hubungan baik dengan atasan atau mereka yang seringkali berselisih pendapat dengan atasan kurang mendapat perhatian atasan dalam pembagian pekerjaan. Atasan biasanya lebih memilih untuk menyerahkan pekerjaan yang ada kepada karyawan yang memiliki kedekatan atau hubungan baik dengan dirinya.

Bobot nilai sebesar 2,71 menunjukkan persepsi responden bahwa terkadang pekerjaan yang ada kurang dikoordinasikan dengan baik sehingga sedikit menghambat pencapaian target yang diharapkan. Karyawan terkadang merasakan adanya kekurangan pada diri sendiri, terlebih jika melihat keberhasilan yang dicapai oleh orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,94. Jika melihat kesuksesan orang lain dalam pekerjaannya,

terkadang karyawan merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik yang dilakukan oleh orang lain.

Bobot nilai sebesar 2,29 menunjukkan persepsi responden bahwa gaji yang tidak mencukupi kebutuhan cukup dapat membuat mereka malas untuk bekerja. Responden menilai tingkat keresahan yang terjadi akibat persaingan yang tidak sehat diantara rekan kerja cukup tinggi. Beberapa karyawan mengakui walaupun mereka berusaha untuk membina kerja sama sebaik mungkin namun persaingan untuk menjadi yang terbaik pun terkadang menjadi pemicu timbulnya stres dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,20.

Secara keseluruhan, responden menilai bahwa konflik kerja merupakan salah satu faktor penyebab stres (stressor) yang cukup tinggi dirasakan oleh karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,77.

2) Beban dan waktu kerja.

Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan beban pekerjaan. Karyawan merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu tinggi. Waktu kerja adalah karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan. Ketika melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar oleh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (Gibson et al., 1996).

Berdasarkan Tabel 21, dengan bobot nilai sebesar 2,11 responden menilai bahwa tuntutan tugas yang memberatkan dapat membuat mereka frustasi dan dapat menimbulkan stres kerja. Namun, tuntutan tugas yang berat ini kurang tinggi dirasakan oleh

mereka. Melalui wawancara yang dilakukan, beberapa karyawan mengakui sudah terbiasa dengan tuntutan tugas yang diberikan kepada mereka. Tekanan dari berbagai macam peraturan pun dirasakan karyawan kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,06.

Bobot nilai 2,94 menunjukkan persepsi responden bahwa keuntungan yang tidak sebanding dengan kerja keras yang telah dilakukan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Target waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dirasakan responden kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,51. Karyawan mengaku sudah terbiasa dengan pekerjaan mereka yang dikejar oleh waktu. Secara keseluruhan, responden menilai bahwa stressor beban dan waktu kerja kurang berpotensi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini dapat terlihat dengan bobot nilai sebesar 2,41.

Tabel 20. Persepsi responden terhadap konflik kerja

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan

2 12 6 7 8 (Cukup 2,80 Tinggi) 2 Pembagian order

pekerjaan yang kurang adil kepada para karyawan 1 8 13 5 8 (Cukup 2,69 Tinggi) 3 Pengkoordinasian pekerjaan yang kurang baik 3 5 11 11 5 (Cukup 2,71 Tinggi) 4 Menemukan

kekurangan pada diri sendiri.

5 7 11 5 7 (Cukup 2,94 Tinggi) 5 Gaji yang tidak

mencukupi kebutuhan 3 3 8 8 13 2,29 (Kurang

Tinggi) 6 Persaingan tidak sehat

diantara rekan kerja

4 13 11 0 7 3,20 (Cukup Tinggi) Total 18 48 60 36 48 2,77 (Cukup Tinggi)

Tabel 21. Persepsi responden terhadap beban dan waktu kerja

No Indikator SS S CS KS TS Rataan

1 Tuntutan tugas yang

berat 0 5 6 12 12

2,11 (Kurang

Tinggi) 2 Tekanan dari banyak

peraturan 0 1 10 14 10 2,06 (Kurang Tinggi) 3 Keuntungan tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan

3 8 11 10 3 (Cukup 2,94 Tinggi) 4 Target waktu dalam

bekerja yang tinggi 3 2 14 7 9 2,51 (Kurang Tinggi) Total 6 16 41 43 34 (Kurang 2,41 Tinggi) 3) Karakteristik tugas.

Karakteristik tugas adalah berbagai atribut yang melekat pada tugas pekerjaan dan dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Contoh berbagai atribut tugas, yaitu: keragaman, otonomi, identitas tugas dan umpan balik (Gibson et al., 1996).

Pekerjaan yang terasa membosankan dinilai responden kurang tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,26. Karyawan merasakan pekerjaan yang ada cenderung tidak membosankan, karena dalam bekerja mereka sering bertemu dengan banyak orang yang menjadi pelanggan mereka. Informasi yang kurang jelas dinilai responden dengan bobot sebesar 2,57. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang kurang jelas mengenai peran masing-masing karyawan dalam bekerja dirasakan kurang tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Begitu juga dengan tugas yang menantang yang dirasakan responden kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,03. Karyawan yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari 15 tahun, mengaku sudah

terbiasa dengan pekerjaan mereka sehingga pekerjaan yang ada dirasakan tidak lagi memberikan tantangan bagi mereka.

Bobot nilai sebesar 2,63 menunjukkan persepsi responden bahwa prosedur kerja yang menghambat pencapaian target karyawan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini menunjukkan prosedur kerja yang ada dalam perusahaan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. Peningkatan posisi yang sulit dicapai karyawan dinilai dengan bobot sebesar 2,97. Hal ini menunjukkan persepsi responden bahwa peningkatan posisi yang sulit dicapai dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Beberapa karyawan mengakui peningkatan posisi dalam perusahaan yang sulit dicapai terkadang menurunkan semangat kerja mereka.

Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan responden menilai stressor karakteristik tugas dirasakan kurang tinggi dalam menimbulkan stres kerja bagi karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,49.

Tabel 22. Persepsi responden terhadap karakteristik tugas

No Indikator SS S CS KS TS Rataan 1 Pekerjaan membosankan 1 4 4 19 7 2,26 (Kurang Tinggi) 2 Infomasi kurang jelas

4 5 4 16 6 Kurang 2,57 Tinggi) 3 Peningkatan posisi sulit dicapai 1 10 15 5 4 2,97 (Cukup Tinggi) 4 Prosedur kerja menghambat pencapaian target 2 7 9 10 7 (Cukup 2,63 Tinggi) 5 Tugas yang menantang 0 2 7 16 10 2,03 (Kurang Tinggi) Total 8 28 39 66 34 (Kurang 2,49 Tinggi)

4) Dukungan dan kepemimpinan.

Dukungan kelompok adalah menunjuk pada keadaan dimana terdapat perasaan senasib diantara para anggota kelompok yang mengalami stres. Dukungan kelompok yang rendah dapat menyebabkan timbulnya stres dan sebaliknya jika dukungan kelompok tinggi akan dapat mengurangi stres. Seorang pemimpin melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti terhadap aktivitas kerja karyawan. Para karyawan bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih besar dalam memberikan pengarahan, khususnya dalam pekerjaan yang bersifat stressfull (Gibson et al., 1996).

Berdasarkan Tabel 23, responden menilai bahwa lingkungan kerja yang tidak nyaman dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,69. Lingkungan kerja yang tidak nyaman cenderung membuat karyawan kurang semangat dalam bekerja. Tidak adanya peranan karyawan dalam pengambilan keputusan dirasakan responden cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini dapat dilihat dari bobot nilai sebesar 2,80.

Responden memberikan bobot nilai sebesar 3,11 untuk tidak diketahuinya penilaian atasan terhadap hasil kerja karyawan sebagai faktor yang dapat menimbulkan stres kerja. Karyawan yang tidak mengetahui bagaimana atasan menilai hasil kerjanya akan mengalami kesulitan untuk mengukur apakah pekerjaan yang telah diselesaikannya sudah mencapai hasil maksimal. Bobot nilai sebesar 3,08 menunjukkan persepsi responden bahwa tidak adanya kesempatan partisipasi bagi mereka dalam pencapaian tujuan perusahaan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja.

Secara keseluruhan, responden memberikan bobot nilai sebesar 2,92 untuk stressor dukungan dan kepemimpinan. Hal ini menunjukkan faktor dukungan dan kepemimpinan dirasakan responden cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Oleh

karena itu, dukungan dari rekan kerja dan kepemimpinan dari atasan menjadi hal yang cukup penting untuk diperhatikan dalam mengendalikan dan mengurangi stres kerja karyawan.

Tabel 23. Persepsi responden terhadap dukungan dan kepemimpinan No Indikator SS S CS KS TS Rataan 1 Lingkungan kerja tidak nyaman 1 5 16 8 5 2,69 (Cukup Tinggi) 2 Tidak mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan 1 8 14 7 5 Cukup 2,80 Tinggi) 3 Tidak mengetahui penilaian atasan terhadap hasil kerja

4 11 8 9 3 (Cukup 3,11 Tinggi) 4 Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pencapaian tujuan perusahaan 4 7 14 8 2 (Cukup 3,08 Tinggi) Total 10 31 52 32 15 (Cukup 2,92 Tinggi)

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dibuat rekapitulasi mengenai persepsi responden terhadap berbagai stressors kerja yang berpotensi menimbulkan stres kerja (Tabel 24). Berdasarkan Tabel 24, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan persepsi responden terhadap keempat stressors kerja yang dikaji adalah cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja pada karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,65. Adapun stressor yang dirasakan karyawan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja adalah faktor tidak adanya dukungan dari rekan kerja maupun kepemimpinan yang baik dari atasan. Sehingga dapat dikatakan, rendahnya dukungan dari rekan kerja maupun rendahnya kepemimpinan yang baik dari atasan, cenderung dapat menimbulkan stres kerja pada karyawan.

Tabel 24. Rekapitulasi persepsi responden terhadap stressors

kerja

No Indikator Rataan Penilaian

1 Konflik Kerja 2,77 Cukup Tinggi

2 Beban dan Waktu Kerja 2,41 Kurang Tinggi 3 Karakteristik Tugas 2,49 Kurang Tinggi 4 Dukungan dan Kepemimpinan 2,92 Cukup Tinggi

Kesimpulan 2,65 Cukup Tinggi

4.5. Hubungan antara Nilai-nilai Budaya Perusahaan dan Stressors Kerja

Dokumen terkait