• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN EFEKTIVITAS MEDIASI DI PENGADILAN

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan medias

Dari banyaknya perkara yang masuk di Pengadilan Agama Salatiga, di dominasi oleh perkara perceraian, dilihat dari kurun waktu 3 tahun terakhir, yaitu tahun 2016, 2017, dan 2018, faktor penyebab tingginya angka perceraian dari tahun ke tahun lebih karena faktor ekonomi, tidak adanya tanggung jawab, dan sudah tidak adanya keharmonisan dalam berumah tangga karena sering terjadinya konflik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa hakim mediator yangmerupakan hakim Pengadilan Agama Salatiga, dapat dijelaskanbahwa faktor-faktor yang mendukung keberhasilan mediasi adalah sebgai berikut:

1. Adanya itikad baik dari para pihak dan adanya sikap yang kooperatif dari para pihak yang memang mempunyai keinginan untuk berdamai. Itikad baik para pihak akan memudahkan mediasi, karena mereka akan mudah menerima masukan-masukan dari mediator, tapi sekeras apapun mediator berusaha untuk mendamaikan para pihak sedangkan para pihak memang tidak memiliki itikad untuk rukun maka bediasi itu tidak akan berhasil. Menurut salah satu hakim, Bapak Salim, beliau mengatakan bahwa:

” Dasar utama atau inti keberhasilan mediasi itu adalah kedua belah pihak punya etikat untuk berdamai, itu intinya, kalau salah satu pihak tetap bersikeras bahwa apapun yang terjadi dia tetap ingin bercerai, maka ya sudah, mediasi pasti gagal. Kita hanya memberika masukan, memberikan nasehat dan sebagainya tetap tidakakan berhasil, tapi kalau kedua belah pihak masih punya itikat baik, artinya masih membuka ruang untuk berdialok, itu masih mungkin berhasil.

2. Adanya bantuan dari pihak keluarga dekat yang bisa mengarahkan agar terciptanya perdamaian. Artinya pihak keluarga juga ikut berperan mencari

jalan keluar atau solusi agar kedua belah pihak yang perperkara supaya bisa berdamai.

3. Adanya tempat untuk mediasi yang nyaman dan kondusif untuk para pihak yang sedang dimediasi agar para pihak bias lebih tenang dan tidak tegang. 4. Tentunya hakim mediator dengan kemampuan, keahlian dan kepiawaianya

dalam menyelesaikan masalah dan hakim mediator bisa dengan sabar memberikan nasehat dan waktu yang cukup untuk para pihak dalam menguraikan masalahnya. Kemampuan mediator mengelola konflik dan berkomunikasi sehingga dapat mengupayakan adanya titik temu antara para pihak akan mudah mendorong terjadinya perdamaian. Oleh karena itu, kemampuan seorang mediator berpengaruh akan keberhasilan mediasi.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat keberhasilan mediasi perceraiadi pengadilan adalah sebagai berikut:

1. Keinginan kuat para pihak untuk bercerai dan tidak ada niatan untuk berdamai, para pihak menganggap bahwa Pengadilan Agama adalah tempat untuk bercerai dan merupakan upaya terakhir, bukan tempat untuk mecari solusi atau nasehat kepada orang yang memiki pengetahuan dan pemahaman dibidang perkawinan. Kedatangan para pihak ke pengadilan Agama biasanya terjadi setelah adanya upaya perdamaian terlebih dahulu dari pihak keluarga, karena di Indonesia sendiri masih berpegang teguh pada adat. Berbeda dengan negara yang hanya berpedoman pada hukum negaranya

2. Sudah terjadi konflik berkepanjangan dan sangat rumit, konflik yang terjadi antara para pihak sudah terjadi terlalu lama sehingga menjadi sangat rumit. Sehingga saat mediasi para pihak tidak dapat meredam emosinya, sehingga para pihak tidak dapat lagi menerima masukan-masukan dari mediator dan merasa paling benar. Bahkan ada saat dimana pihak Penggugat sudah tidak bisa lagi memaafkan tergugat ataupu sebaliknya.

Karena masalah kelurga adalah masalah hati, sedangkan hati adalah tempat yang paling tidak menentu dalam diri manusia. Apabila hati ini disakiti, maka sebaik apapun mediasi yang dilaksanakan tidak akan menuju pada kerukunan rumah tangga kembali, apalagi sebelum bercerai, biasanya para pihak sudah menemukan pengganti, sehingga keinginan untuk bercerai sangat besar.

3. Rendahnya tingkat kesadaran dan komunikasi di antara para pihak untuk menyelesaiakan sengketanya melalui mediasi, mereka menganggapbahwa penyelesaian melalui persidangan (litigasi) merupakan solusi terbaik yang harus diambil untuk menyelesaiakan perkara yang dihadapi.

4. Kekecewaan yang mendalam salah satu pihak, kondisi ini sering kali menjadi hambatan bagi mediator untuk mendamaikan kedua belah pihak, kekecewaan yang sangan mendalam menyebabkan penggugat menjadi tidak ingin melanjutkan ikatan perkawinannya. Sehingga tidak ada pilihan lain selain mengakhiri perkawinannya. Dan tidak bisa memaafkan salah satu pihak

5. Para pihak sering menunjukkan iktikad tidak baik dimana ketika jadwal mediasi sudah ditetapkan ada salah satu pihak yang tidak menghadiri mediasi dengan berbagai alasan dan diwakilkan kepada kuasa hukumnya, sehingga untuk tercapainya keberhasilan mediasi kemungkinannya kecil karena salah satu pihak tidak menghadiri mediasi secara langsung yang menjadi faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Salatiga. Banyak juga pihak yang kooperatif akan tetapi sifatnya hanya formalitas saja guna mempercepat proses persidangan

6. Para pihak tidak kunjung menemukan kesepakatan, maksudnya selama pertemuan para pihak tidak bisa mencari solusi bisa membuat para pihak berdamai walaupun sudah dibantu oleh mediator, alhasil mediasi berakhir dengan kegagalan karena tidak adanya solusi yang menguntungkan dan disetujui kedua belah pihak.

7. Kemampuan mediator itu sendiri, mediator harus memiliki kemampuan mengelola konflik dan berkomunikasi sehingga dapat mengupayakan adanya titik temu antara para pihak akan mendorong terjadinya perdamaian. Oleh karena itu, kemampuan seorang mediator berpengaruh akan keberhasilan mediasi. Diperlukan pula ketelitian mediator untuk mengungkap masalah diantara para pihak dan kebijaksanaan dari mediator, sehingga para pihakberhasil menyelesaiakan masalah dengan baik dan damai. Dalam fakta di lapangan bahwa hanya ada satu hakim mediator di Pengadilan Agama Salatiga yang bersertifikat, oleh karena itulah dibutuhkan adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung RI agar para

hakim mediator dapat mengikuti pelatihan mediasi agar memiliki kemampuan sesuai dengan fungsi dan peran mediator serta mengetahui tehnik-tehnik memediasi yang hanya dapat diperoleh melalui pelatihan, dengan kemampuan yang lebih baik serta tehnik yang benar diharapkan nantinya mediator dapat mengefektifkan mediasi

D.Upaya yang Dilakukan Hakim Mediator Pengadilan Agama Salatiga

Dokumen terkait